Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan yang
sangat fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit ditegakkan dengan
patologi (histopatologi). Sedangkan pengertian Patologi dalam arti yang luas adalah
bagian dari ilmu kedokteran yang mengamati sebab dan akibat dari terjadinya penyakit
atau kelainan pada tubuh. Namun pengertian patofisiologi sendiri adalah reaksi fungsi
tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan
lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan
dengan hidup.dan selalu berhubungan dengan karakteristik makhluk hidup yaitu :
bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan
internal dan eksternal. Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel
yang bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian
yang rusak.
Nekrosis adalah kematian yang utama. Sel yang mengalami kematian secara
nekrosis umumnya disebabkan oleh factor dari luar secara langsung,misalnya : kematian
sel di karenakan kecelakaan, infeksi virus, radiasi sinar radio aktif atau keracunanzat
kimia. Tanpa adanya tekanan dari luar, sel tidak akan dapat mati secara nekrosis.
Atrofi merupakan simtoma penyusutan jaringan atau organ. Atrofi kemungkinan
terjadi akibat tindak balas adaptasi terhadap tekanan sehingga isi padu sel mengerut dan
seterusnya syarat tenaga diturunkan ke tahap yang minimum. penyebab lain yang
mungkin adalah kurang digunakan seperti pada otot rangka. selain penurunan keperluan
sesuatu fungsi, kekurangan bekalan oksigen atau nutrisin , inflamasi kronis dan proses
penuaan juga mematikan pada fenomena atropi . Begitu juga dengan gangguan isyarat
dalam tindakan hormon berakibat fungsi sesuatu organ berkurang.
Atrofi adalah pengecilan dari jaringan tubuh yang telah mencapai ukuran
normal. Mengecilnya alat tubuh tersebut terjadi karena sel spesifik yaitu sel parenkim sel
yang menjalankan fungsi alat tubuh tersebut mengecil. Atrofi yang terjadi pada suatu
alat tubuh menyebabkan alat tubuh mengecil. Dengan kata lain alat tubuh tersebut
melisut. Mengecilnya alat tubuh tersebut terjadi karena sel sel spesifik, yaitu sel sel
parenkim yang menjalankan fungsi alat tubuh tersebut mengecil. Jadi, bukan mengenai
sel jaringan ikat atau stroma alat tubuh tersebut. Stroma tampaknya bertambah; yang
sebenarnya hanya relatif, karena stroma tetap. Kadang kadang dapat terjadi atrofi akibat
jumlah sel parenkim berkurang, yaitu atrofi numerik.
Meskipun atrofi biasanya merupakan proses patologik juga dikenal dengan atrofi
fisiologik. Beberapa alat tubuh dapt mengecil atu menghilang sama sekali selama masa
perkembangan/kehidupan, dan jika alat tubuh tersebut setelah masa usia tertentu tidak
menghilang, malah dianggap patologik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Atropi Patologik
Atropi patologik dapat dibagi beberapa kelompok :
1. Atrofi senilis
Atrofi Sinilis terjadi pada semua alat tubuh secara umum, karena atrofi senilis
termasuk dalam atofi umum (general atrophy). Atropi senilis tidak sepenuhnya
merupakan atropi patologis karena proses aging pun masuk ke dalam kelompok
atrofi senilis padahal proses aging merupakan atropi fisiologis. Contoh atropi senilis
yang merupakan proses patologik yaitu starvation (kelaparan). Starvation atrophy
terjadi bila tubuh tidak mendapat makanan/nutrisi untuk waktu yang lama. Atropi ini
dapat terjadi pada orang yang sengaja berpuasa dalam jangka waktu yang lama
(tanpa berbuka puasa), orang yang memang tidak mendapat makanan sama sekali
(karena terdampar di laut atau di padang pasir). Orang yang menderita gangguan
pada saluran pencernaan misaln ya karena penyempitan (striktura) esophagus. Pada
penderita stiktura esophagus tersebut mungkin mendapatkan suplai makanan yang
cukup, namun makanan tersebut tidak dapat mencapai lambung dan usus karena
makanan akan di semprotkan keluar kembali. Karena itu, makanan tidak akan
sampai ke jaringan-jaringan tubuh sehingga terjadilah emasiasi, inanisi, dan badan
menjadi kurus kering.
2. Atropi disuse adalah atropi yang terjadi pada organ yang tidak beraktifitas dalam
jangka waktu lama.
Disuse atrofi otot menunjukkan adanya penciutan ukuran sel akibat kurang aktif,
terputusnya saraf, pengurangan aliran darah, kekurangan nutrisi, atau hilangnya
rangsangan hormonal (Tambayong, 2000) Disuse atrofi otot merupakan tidak
berkontraksinya serabut-serabut otot dalam waktu yang cukup lama sehingga
perlahan-lahan akan mengecil (atrofi), dimana terjadi perubahan perbandingan antara
serabut otot dan jaringan fibrosa (Guyton, 2007) Stroke non hemoragik adalah
adanya proses pembekuan darah yang dapat menghambat aliran pembuluh darah
sehingga bekuan tersebut memperlambat hingga menghentikan aliran darah, yang
disebut dengan iskemik (National Stroke Association).
3. Atropi desakan terjadi pada suatu organ tubuh yang terdesak dalam waktu lama.
Atrofi ini terjadi akibat desakan yang terus-menerus atau desakan dalam waktu yang
lama dan yang mengenai suatu alat tubuh atau jaringan. Atrofi desakan fisiologik
terjadi pada gusi akibat desakan gigi yang mau tumbuh dan dan yang mengenai gigi
(pada nak-anak). Atroi desakan patologik misalnya terjadi pada sternum akibat
aneurisma aorta. Pelebaran aorta di daerah substernal biasanya terjadi akibat sifilis.
Karena desakan yang tinggi dan terus menerus mengakibatkan sternum menipis.
Atrofi desakan ini pun dapat terjadi pada ginjal. Parenkim ginjal dapat menipis
akibat desakan terus-menerus. Ginjal seluruhnya berubah menjadi kantung berisi air,
yang biasanya terjadi akibat obstruksi ureter, yang biasanya disebabkan oleh batu.
Atrofi dapat terjadi pada suatu alat tubuh kerena menerima desakan suatu tumor
didekatnya yang makin lama makin membesar ( Saleh, 1973).
4. Atropi endokrin terjadi pada organ tubuh yang aktivitasnya tergantung pada
rangsang hormon tertentu.
Terjadi pada alat tubuh yang aktivitasnya bergantung pada rangsangan hoemon
tertentu. Atrofi akan terjadi jika suplai hormon yang dibutuhkan oleh suatu organ
tertentu berkurang atau terhenti sama sekali. Hal ini misalnya dapat terjadi pada
penyakit Simmonds. Pada penyakit ini, hipofisis tidak aktif sehingga mrngakibatkan
atrofi pada kelenjar gondok, adrenal, dan ovarium.
5. Atropi vaskuler terjadi pada organ yang mengalami penurunan aliran darah hingga
dibawah nilai krisis. Vaskular yang dimaksud adalah pembuluh darah diluar
pembuluh koroner meliputi adalah pembuluh arteri, vena, dan juga limfe. Di dalam
tubuh manusia terdapat pembuluh darah yang tersebar ke seluruh bagian tubuh.
Secara garis besar, pembuluh darah dalam sistem sirkulasi tubuh terbagi menjadi dua
yaitu arteri dan vena.
6. Atropi payah (exhaustion atrophy) terjadi karena kelenjar endokrin yang terus
menghasilkan hormone yang berlebihan akan mengalami atropi payah.
7. Atropi serosa dari lemak terjadi pada malnutrisi berat atau pada kakheksia. Jaringan
lemak yang mengalami atropi akan menjadi encer seperti air atau lender.
8. Atropi coklat juga memiliki hubungan dengan malnutrisi berat atau kakheksia dan
organ yang mengalami atropi adalah jantung dan hati.
Atropi adalah perubahan ukuran sel dari normal menjadi lebih kecil akibat
berkurangnya substansi sel sehingga jaringan yang disusun oleh sel tersebut menjadi
lebih kecil. Mengecilnya alat tubuh tersebut karena sel-sel yang menjalankan fungsi alat
tubuh tersebut mengecil. Jadi bukan mengenai sei-sel jaringan ikat atau stroma alat
tubuh tersebut. Stroma tampaknya bertambah yang sebenarnya relative karena stroma
tetap.
Beberapa penyakit yang disebabkan karena atrofi, antara lain:
1. Atrofi senilis Atrofi Sinilis terjadi pada semua alat tubuh secara umum, karena atrofi
senilis termasuk dalam atofi umum (general atrophy). Contoh atropi senilis yang
merupakan proses patologik yaitu starvation (kelaparan). Orang yang menderita
gangguan pada saluran pencernaan misalnya karena penyempitan (striktura)
esophagus.
2. Atropi disuse adalah atropi yang terjadi pada organ yang tidak beraktifitas dalam
jangka waktu lama. Atrofi ini memicu terjadinya kelemahan otot bahkan tidak jarang
pasien mengalami disabilitas. Kondisi ini terbagi 2 jenis, yaitu atrofi otot karena
tidak digunakan (disuse atrophy) dan atrofi neurogenetik (Neurogenetik atrophy).
3. Atrofi desakan fisiologik terjadi pada gusi akibat desakan gigi yang mau tumbuh dan
dan yang mengenai gigi (pada nak-anak). Atrofi desakan patologik misalnya terjadi
pada sternum akibat aneurisma aorta. Parenkim ginjal dapat menipis akibat desakan
terus-menerus. Ginjal seluruhnya berubah menjadi kantung berisi air, yang biasanya
terjadi akibat obstruksi ureter, yang biasanya disebabkan oleh batu.
4. Atropi endokrin terjadi pada organ tubuh yang aktivitasnya tergantung pada
rangsang hormon tertentu. Pada penyakit ini, hipofisis tidak aktif sehingga
mrngakibatkan atrofi pada kelenjar gondok, adrenal, dan ovarium.
5. Atropi vaskuler terjadi pada organ yang mengalami penurunan aliran darah hingga
dibawah nilai krisis. Vaskular yang dimaksud adalah pembuluh darah diluar
pembuluh koroner meliputi adalah pembuluh arteri, vena, dan juga limfe.
DAFTAR PUSTAKA
Sagung Seto.Robbins & Cotran., 2009. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit (ed.7).
mitchell,RN,