Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha esa atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ATROPI”
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dalam pembuatan makalah
ini, terutama pada dosen yang telah membimbing mahasiswa.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan banyak kritikan dan saran yang membangun
dari
pembaca untuk perbaikan di masa datang.
Atropi
Atropi adalah perubahan ukuran sel dari normal menjadi lebih kecil akibat berkurangnya
substansi sel sehingga jaringan yang disusun oleh sel tersebut menjadi lebih kecil. Mengecilnya
alat tubuh tersebut karena sel-sel yang menjalankan fungsi alat tubuh tersebut mengecil. Jadi
bukan mengenai sei-sel jaringan ikat atau stroma alat tubuh tersebut. Stroma
tampaknya
bertambah yang sebenarnya relative karena stroma tetap.
Atropi dibedakan menjadi :
a. Atropi fisiologik
Atropi fisiologik adalah atropi yang merupakan proses normal pada manusia. Beberapa alat
tubuh dapat mengecil atau menghilang sama sekali selama masa perkembangan kehidupan, dan
jika alat tubuh tersebut tidak menghilang pada usia tertentu malah dianggap patologik. Contoh :
kelenjar thymus, ductus thyroglosus. Misalnya pada atropi senilis, organ tubuh pada usia lanjut
akan mengalami pengecilan. Atropi senilis juga dapat disebut atropi menyeluruh(general) karena
terjadi pada seluruh organ tubuh. Atropi menyeluruh juga terjadi pada keadaan kelaparan
(Starvation).
Penyebab atropi senilis adalah :
1. Involusi akibat menghilangnya rangsang tumbuh (growth stimuli),
2. berkurangnya perbekalan darah akibat arteriosklerosis
3.berkurangnya rangsang endokrin
Vaskularisasi berkurang karena arteriosklerosis akan menyebabkan kemunduran pada otak
sehingga menimbulkan kemunduran kejiwaan yang disebut demensia senilis. Begitu
pula
rangsang endokrin yang berkurang pada masa menopause menyebabkan payudara menjadi kecil,
ovarium dan uterus menjadi tipis dan keriput.
Starvation atropi terjadi bila tubuh tidak mendapat makanan untuk waktu yang lama misainya
pada yang tidak mendapatkan asupan makanan seperti orang terdampar dilaut, padang pasir, atau
pada orang yang mengalami gangguan saluran pencernaan seperti pada striktura oesofagus.
Karena itu alat-alat tubuh tidak mendapat makanan cukup dan mengecil.
b. Atropi patologik
Atropi patologik dapat dibagi beberapa kelompok :
1. Atropi disuse adalah atropi yang terjadi pada organ yang tidak beraktifitas dalam jangka
waktu
lama.
2. Atropi desakan terjadi pada suatu organ tubuh yang terdesak dalam waktu lama.
3. Atropi endokrin terjadi pada organ tubuh yang aktivitasnya tergantung pada rangsang
hormon
tertentu.
4. Atropi vaskuler terjadi pada organ yang mengalami penurunan aliran darah hingga dibawah
nilai
krisis.
5. Atropi payah (exhaustion atrophy) terjadi karena kelenjar endokrin yang terus menghasilkan
hormone yang berlebihan akan mengalami atropi payah.
6. Atropi serosa dari lemak terjadi pada malnutrisi berat atau pada kakheksia. Jaringan lemak
yang
mengalami atropi akan menjadi encer seperti air atau lender.
7. Atropi coklat juga memiliki hubungan dengan malnutrisi berat atau kakheksia dan organ
yang
mengalami atropi adalah jantung dan hati.
1.1.1 Atrofi
Atrofi merupakan pengurangan ukuran yang disebabkan oleh mengecilnya ukuran sel atau
mengecilnya/berkurangnya (kadang-kadang dan biasa disebut atrofi numerik) sel parenkim
dalam organ tubuh (Syhrin, 2008).
Atrofi dapat disebabkan oleh berbagai faktor tergantung pada jenis atrofi tersebut. Sebelum
membahas mengenai penyebab terjadinya, maka harus diketahui terlebih dahulu jenis-jenis atrofi
agar pembahsannya lebih spesifik. Secara umum, terdapat dua jenis atrofi, yaitu atrofi fisiologis
dan atrofi patologis.
Atrofi fisiologis merupakan atrofi yang bersifat normal atau alami. Beberapa organ tubuh dapat
mengecil atau menghilang sama sekali selama masa perkembangan atau pertumbuhan, dan jika
alat tubuh tersebut organ tubuh tersebut tidak menghilang ketika sudah mencapai usia tertentu,
malah akan dianggap sebagai patologik ( Saleh, 1973). Contoh dari atrofi fisiologis ini yaitu
proses penuaan (aging process) dimana glandula mammae mengecil setelah laktasi, penurunan
fungsi/produktivitas ovarium dan uterus, kulit menjadi tipis dan keriput, tulang-tulang menipis
dan ringan akaibat resorpsi. Penyebab proses atrofi ini bervariasi, diantaranya yaitu
berkurangnya/hilangnya stimulus endokrin, involusi akibat menghilangnya rangsan-rangsang
tumbuh (growth stimuli), berkurangnya rangsangan saraf, berkurangnya perbekalan darah, dan
akibat sklerosis arteri. Penyebab-penyebab tersebut terjadi karena peoses normal penuaan (Saleh,
1973). Berbeda dengan atrofi fisiologis, atrofi patologis merupakan atrofi yang terjadi di luar
proses normal/alami.
Secara umum, atrofi patologis dan fisiologis terbagi menjadi lima jenis, yaitu atrofi senilis, atrofi
local, atrofi inaktivas, atrofi desakan, dan atrofi endokrin.
1. Atrofi senilis
Atrofi senilis terjadi pada semua alat tubuh secara umum, karena atrofi senilis termasuk dalam
atofi umum (general atrophy). Atropi senilis tidak sepenuhnya merupakan atropi patologis
karena proses aging pun masuk ke dalam kelompok atrofi senilis padahal proses aging
merupakan atropi fisiologis. Contoh atropi senilis yang merupakan proses patologik yaitu
starvation (kelaparan). Starvation atrophy terjadi bila tubuh tidak mendapat makanan/nutrisi
untuk waktu yang lama. Atropi ini dapat terjadi pada orang yang sengaja berpuasa dalam jangka
waktu yang lama (tanpa berbuka puasa), orang yang memang tidak mendapat makanan sama
sekali (karena terdampar di laut atau di padang pasir). Orang yang menderita gangguan pada
saluran pencernaan misalnya karena penyempitan (striktura) esophagus. Pada penderita stiktura
esophagus tersebut mungkin mendapatkan suplai makanan yang cukup, namun makanan tersebut
tidak dapat mencapai lambung dan usus karena makanan akan di semprotkan keluar kembali.
Karena itu, makanan tidak akan sampai ke jaringan-jaringan tubuh sehingga terjadilah emasiasi,
inanisi, dan badan menjadi kurus kering.
2. Atrofi Lokal
Atrofi local dapat terjadi akibat keadaan-keadaan tertentu.
3. Atropi inaktivitas
Terjadi akibat inaktivitas organ tubuh atau jaringan. Misalnya inaktivitas otot-otot
mengakibatkan otot-otot tersebut mengecil. Atropi otot yang paling nyata yaitu bila terjadi
kelumpuhan otot akibat hilangnya persarafan seperti yang terjadi pada poliomyelitis.
Atrofi inaktivitas disebut juga sebagi atrofi neurotrofik karena disebabkan oleh hilangnya impuls
trofik. Tulang-tulang pada orang yang karena suatu keadaan terpaksa harus berbaring lama
mengalami atrofi inaktivitas. Akibatnya, tulang-tulang menjadi berlubang-lubang karena
kehilangan kalsiumnya sehingga tidak dapat menunjang tubuh dengan baik. Sel-sel kelenjar akan
rusak apabila saluran keluarnya tersumbat untuk waktu yang lama. Ini misalnya terjadi pada
pankreas. Jika terjadi sumbatan (occlusion) pada saluran keluar pancreas, sel-sel asinus pancreas
(eksokrin) menjadi atrofik. Namun, pulau-pulau Langerhans (endokrin) yang membentuk
hormon dan disalurkan ke dalam darah tidak mengalami atrofi.
4. Atrofi desakan
Atrofi ini terjadi akibat desakan yang terus-menerus atau desakan dalam waktu yang lama dan
yang mengenai suatu alat tubuh atau jaringan. Atrofi desakan fisiologik terjadi pada gusi akibat
desakan gigi yang mau tumbuh dan dan yang mengenai gigi (pada nak-anak). Atroi desakan
patologik misalnya terjadi pada sternum akibat aneurisma aorta. Pelebaran aorta di daerah
substernal biasanya terjadi akibat sifilis. Karena desakan yang tinggi dan terus menerus
mengakibatkan sternum menipis.
Atrofi desakan ini pun dapat terjadi pada ginjal. Parenkim ginjal dapat menipis akibat desakan
terus-menerus. Ginjal seluruhnya berubah menjadi kantung berisi air, yang biasanya terjadi
akibat obstruksi ureter, yang biasanya disebabkan oleh batu. Atrofi dapat terjadi pada suatu alat
tubuh kerena menerima desakan suatu tumor didekatnya yang makin lama makin membesar
( Saleh, 1973).
5. Atrofi endokrin
Terjadi pada alat tubuh yang aktivitasnya bergantung pada rangsangan hoemon tertentu. Atrofi
akan terjadi jika suplai hormon yang dibutuhkan oleh suatu organ tertentu berkurang atau
terhenti sama sekali. Hal ini misalnya dapat terjadi pada penyakit Simmonds. Pada penyakit ini,
hipofisis tidak aktif sehingga mrngakibatkan atrofi pada kelenjar gondok, adrenal, dan ovarium.
Secara umum, atrofi dapat terjadi karena hal-hal/kondisi berikut.
1. Kurangnya suplai Oksigen pada klien/seseorang
2. Hilangnya stimulus/rangsangan saraf
3. Hilangnya stimulus/rangsangan endokrin
4. Kekurangan nutrisi
5. Disuse/inaktivitas (organ tidak sering digunakan, maka akan mengakibatkan pengecilan organ
tersebut).
Mekanisme atropi secara singkat adalah sebagai berikut.
Secara umum, seluruh perubahan dasar seluler (dalam hal ini merupakan perubahan ke arah
atropi) memiliki proses yang sama, yaitu menunjukkan proses kemunduran ukuran sel menjadi
lebih kecil. Namun, sel tersebut masih memungkinkan untuk tetap bertahan hidup. Walupun sel
yang atropi mengalami kemunduran fungsi, sel tersebut tidak mati.
Atropi menunjukkan pengurangan komponen-komponen stutural sel. Sel yang mengalami atropi
hanya memiliki mitokondria dengan jumlah yang sedikit, begitu pula dengan komponen yang
lain seperti miofilamen dan reticulum endoplasma. Akan tetapi ada peningkatan jumlah vakuola
autofagi yang dapat memakan/merusak sel itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai