Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PATOFISIOLOGI

“ADAPTASI SEL (PROSES CEDERA FISIK, PENYEMBUHAN DAN


PEMULIHAN SERTA KEMATIAN JARINGAN.”

Dosen Mata Kuliah : Ns. Andro Runtu, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :

MILLITIA E.E. LASUT

2018066

AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai sumber, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Ns. Andro Runtu, S.Kep., M.Kep
yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para
pembaca agar bisa mendapatkan inspirasi lewat makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan yang
sangat fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit ditegakkan dengan
patologi (histopatologi). Sedakanangkan pengertian Patologi dalam arti yang luas
adalah bagian dari ilmu kedokteranng yang mengamati sebab dan akibat dari
terjadinya penyakit atau kelainan pada tubuh.
Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan
lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan
dengan hidup.dan selalu berbuhungan dengan karakterristik makhluk hidup yaitu :
bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan
internal dan eksternal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sel

Sel merupakan unit kehidupan terkecil yang ada, dalam kehidupannya sel
mampu melakukan berbagai aktivitas metabolisme yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Di dalam sel terdapat membran plasma, nukleus, sitoplasma, dan organel-
organel yang melakukan peranannya masing-masing. Setiap sel menjalin suatu
hubungan satu sama lain melalui berbagai cara membentuk suatu jaringan, kemudian,
organ, sistem organ, dan pada akhirnya orgenisme. Patologi sebagai ilmu mengenai
penyakit mempelajari sel sebagai unit kehidupan terkecil yang menjadi proses awal
mula terjandinya patogenesis.

Sel melakukan perubahan fungsi dan struktur dalam usahanya


mempertahankan kondisi keseimbangan tubuh normal. Apabila tubuh mengalami
stres fisiologis ataupun adanya proses yang abnormal, maka sel akan melakukan
adaptasi. Kegagalan adaptasi sel berakibat pada cedera sel yang bisa bersifat
reversible (dapat kembali normal) ataupun irreversible (tidak kembali normal).
Apabila cedera sel sangat berat sehingga tidak dapat kembali normal maka sel akan
mati melalui 2 cara yaitu apoptosis (bunuh diri, sebagai kematian sel yang alami) atau
nekrosis (rusak, sehingga mati). Adaptasi sel merupakan respons sel terhadap cedera
yang tidak mematikan dan bersifat menetap (persistent). Ada 4 cara yang dilakukan
yaitu atrofi, hipertrofi, hiperplasia, dan metaplasia.

B. Respon Adaptasi Sel terhadap Rangsang Patologis

Bentuk reaksi sel jaringan organ / system tubuh terhadap jejas :

1. retrogresif, jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/ kembali kearah yang


kurang kompleks).
2. Progresif, berkelanjutan berjaklan terus kearah yang lebih buruk untuk
penyakit)
3. Adaptasi (penyesuaian) : atropi, hipertropi, hiperplasi, metaplasi
Sel-sel menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan mikronya.

1. Atrofi

Penyusutan ukuran sel akibat berkurangnya substansi sel sehingga jaringan dan
organ yang tersusun atas sel tersebut menjadi lebih kecil. Sel yang mengalami atrofi
akan mengalami penurunan fungsi sel tetapi sel tersebut tidak mati. Atrofi dapat
disebabkan oleh penurunan load kerja (misalimobilisasi), kehilanganinervasi,
penurunansuplaidarah, nutrisi tidak adequat, kehilangan stimulasi endokrin, penuaan
(senile atrophy).

2. Hipertrofi

Pertambahan ukuran sel sehingga jaringan atau organ yang tersusun atas sel
tersebut menjadi lebih besar pula. Pada organ yang mengalami hipertrofi, tidak
dijumpai sel baru melainkan hanya selnya saja yang bertambah besar. Sel tersebut
menjadi lebih besar karena sintesis komponen dan struktur sel yang bertambah.
Contoh hipertrofi patologis adalah pembesaran jantung pada penderita hipertensi. Hal
ini terjadi karena hormone adrenal diproduksi berlebih sehingga memacu jantung
untuk memompa darah lebih cepat. Kerja jantung menjadi lebih berat sehingga
terjadilah hipertrofi pada jantung.
3. Iskemia

Iskemia adalah kekurangan suplai darah ke jaringan atau organ tubuh karena
permasalahan pada pembuluh darah. Tanpa pasokan darah yang cukup, jaringan
atau organ juga tidak mendapat cukup oksigen. Akibatnya, kondisi yang
membahayakan dapat terjadi, seperti serangan jantung dan stroke.

Iskemia pada jantung

Iskemia jantung terjadi pada pembuluh darah arteri jantung yang terhambat separuh
atau seluruhnya, dan dapat mengakibatkan gangguan irama jantung atau bahkan
serangan jantung. Gejala yang muncul adalah:

 Nyeri dada seperti tertekan.


 Nyeri pada leher, rahang, bahu, atau lengan.
 Detak jantung menjadi lebih cepat.
 Sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik.
 Mual dan muntah.
 Mengeluarkan keringat yang banyak.
 Lemas

1) Iskemia pada usus

Iskemia pada usus terjadi saat arteri pada usus tidak mendapat pasokan oksigen yang
cukup untuk proses pencernaan. Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau
berjalan lambat (kronis). Gejala iskemia usus kronis ditandai dengan perut
kembung, konstipasi, muntah, dan nyeri perut selama sekitar 15-60 menit setelah
makan, lalu menghilang. Sementara iskemia usus akut ditunjukkan dengan nyeri
perut secara tiba-tiba, mual, serta muntah.

2) Iskemia pada otak

Iskemia pada otak merupakan salah satu jenis stroke, di mana pasokan darah pada
arteri otak terhambat, sehingga mengakibatkan sel otak kekurangan oksigen dan dapat
berkembang menjadi kerusakan atau kematian sel otak. Gejala pada iskemia otak,
antara lain:

 Setengah bagian badan menjadi lemah atau lumpuh.


 Wajah yang tidak simetris.
 Bicara pelo.
 Gangguan penglihatan, yang meliputi kebutaan pada satu mata atau
penglihatan ganda.
 Pusing dan vertigo.
 Penurunan kesadaran.
 Kehilangan koodinasi tubuh.

3) Iskemia pada tungkai

Iskemia pada tungkai terjadi akibat penyakit arteri perifer, di mana terdapat timbunan
plak pada arteri tungkai. Gejalanya meliputi:

 Rasa nyeri hebat pada tungkai, meski sedang beristirahat.


 Kaki menjadi dingin dan lemah.
 Kulit tungkai tampak halus dan mengkilat.
 Ujung jari menghitam.
 Luka yang tidak kunjung sembuh.

4. Thrombosis

Trombosis adalah terbentuknya masa dari unsur darah didalam pembuluh darah
vena atau arteri pada makluk hidup. Trombosis merupakan istilah yang umum
dipakai untuk sumbatan pembuluh darah, baik arteri maupun vena. Trombosis
hemostatis yang bersifat self-limited dan terlokalisir untuk mencegah hilangnya
darah yang berlebihan merupakan respon normal tubuh terhadap trauma akut
vaskuler, sedangkan trombosis patologis seperti trombosis vena dalam (TVD),
emboli paru, trombosis arteri koroner yang menimbulkan infark miokard, dan
oklusi trombotik pada serebro vaskular merupakan respon tubuh yang tidak
diharapkan terhadap gangguan akut dan kronik pada pembuluh darah dan darah.

5. Embolism

Emboli adalah suatu kondisi di mana aliran darah terhambat akibat benda asing
(embolus), seperti bekuan darah atau udara. Benda asing yang berada di dalam
akliran darah akan ikut bersirkulasi sampai terhambat pada salah satu pembuluh darah.
Hambatan ini menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar dan jaringan tubuh
kekurangan oksigen sehingga menyebabkan kegagalan fungsi organ..

Beberapa jenis dari emboli, yaitu:


a. Emboli paru
Embolus yang terbentuk akan bersirkulasi dan menyumbat arteri di paru-paru.
Emboli paru dapat menyebabkan kematian.
b. Emboli otak
Embolus yang menyumbat di otak, dapat menyebabkan stroke.
c. Emboli retina (lapisan saraf mata)
Adanya emboli pada pembuluh darah retina menyebabkan kebutaan yang
mendadak.
d. Emboli septic
Emboli jenis ini disebabkan oleh benda asing yang terbentuk akibat infeksi
e. Emboli amniotic
Emboli yang disebabkan oleh cairan amnion (ketuban) yang masuk ke aliran
darah ibu.
f. Emboli udara
Aliran darah arteri terhambat oleh udara yang masuk ke pembuluh darah.
Sering disebabkan saat berselam, dimana penyelam naik ke permukaan terlalu
cepat
g. Emboli lemak
Emboli disebabkan karena partikel lemak yang masuk ke peredaran darah,
seperti pada kasus patah tulang
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan,
kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang
berhubungan dengan hidup.dan selalu berhubungan dengan karakterristik
makhluk hidup yaitu : bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan
beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.
B. Saran
Mekanisme adaptasi sel memiliki pembahasan yang luas, oleh ssebab itu
maka perlu di pelajari dan di mengerti, sebagai dasar untuk mempelajari mata
kuliah Patofisiologi.

Anda mungkin juga menyukai