PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana respon adaptasi sel ?
2. Apa faktor penyebab sel di tubuh mengalami kerusakan ?
3. Bagaimana respon sel terhadap kerusakan ?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui respon adaptasi sel.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab sel di tubuh mengalami kerusakan.
3. Untuk mengetahui respon sel terhadap kerusakan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bertambah besar. Sel tersebut menjadi lebih besar karena sintesis
komponen dan struktur sel yang bertambah. Contoh hipertrofi patologis
adalah pembesaran jantung pada penderita hipertensi. Hal ini terjadi
karena hormone adrenal diproduksi berlebih sehingga memacu jantung
untuk memompa darah lebih cepat. Kerja jantung menjadi lebih berat
sehingga terjadilah hipertrofi pada jantung.
4
merugikan. Misal pada perokok : sel epitel silindris bersilia pada trakea
dan bronchi diganti dengan epitel pipih berlapis.
5. Induksi
Merupakan hipertrofi pada reticulum endoplasmic, tempat
kemampuan adaptasi sel pada bagian sub seluler. Misalnya pada waktu
individu yang menggunakan obat tidur dalam waktu lama, reticulum
endoplasmic sel hepatosit akan melakukan hipertrofi terhadap obat tidur
ini. Hal ini disebabkan oleh barbiturate akan didetoksifikasi di hepar
sehingga untuk dapat tidur memerlukan dosis obat yang semakin besar.
3. Pencemaran air
5
Pencemaran air bisa menyebabkan makhluk hidup tidak mampu untuk
bertahan hidup. Sebab air yang tercemar jika dikonsumsi langsung bisa
menimbulkan berbagai macam penyakit bahkan hingga kematian. Untuk
manusia sendiri penyakit tersebut berupa rusaknya sel tubuh, sedangkan
bagi hewan bisa menyebabkan kematian.
4. Alami stres berlebih
Stres adalah salah satu penyakit yang kerapkali menyerang tubuh manusia.
Jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama tanpa ada pengobatan, tentu akan
menimbulkan masalah yang cukup serius, misalnya dapat membuat sel-sel
dalam tubuh rusak.
5. Menjalani pola hidup tidak sehat
Selain dapat menurunkan fungsi organ tubuh, menjalani pola hidup dengan
banyak mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh ataupun
tidak pernah berolahraga dapat membuat sel-sel pada tubuh Anda semakin
rusak parah akibat dari lemak jahat menumpuk di dalam tubuh. Oleh sebab
itu, tinggalkanlah pola hidup tidak sehat ini.
6
berbagai komponen sel. Oleh karena itu, tanpa oksigen berbagai aktivitas
pemeliharaan dan penyintesis sel berhenti dengan cepat. Mekanisme umum
yang terjadi akibat dari kerusakan sel melibatkan deplesi (penipisan) ATP
(sering disebabkan oleh hipoksia), kerusakan membran (disebabkan oleh
banyak faktor diantaranya radikal bebas), gangguan metabolisme sel dan
kerusakan genetik.
Efek pertama yang terjadi apabila stimulasi mengakibatkan kerusakan
atau cidera pada sel yaitu lesi biokimiawi. Proses ini meliputi perubahan
kimia pada salah satu atau lebih reaksi metabolik di dalam sel. Pada tingkat
awal ini hanya sedikit tipe kerusakan yang benar-benar dipahami. Apabila
kerusakan biokimiawi telah terjadi, sel dapat memiliki manifestasi atau tanpa
manifestasi kelainan fungsional. Pada kasus cidera pada sel, sel memiliki
cukup cadangan tanpa menimbulkan gangguan fungsional, tetapi dapat juga
menimbulkan gangguan fungsional berupa kegagalan kontraksi, sekresi atau
aktivitas-aktivitas sel lainnya. Terjadinya gangguan fungsional pada sel yang
cidera tergantung dari luasnya gangguan produksi energi (disertai deplesi
ATP) dan luasnya gangguan fungsi membran sel. Selain itu, respon sel
terhadap kerusakan tergantung dari banyak faktor diantaranya tipe agen,
luasnya kerusakan terjadi, lamanya kerusakan terjadi dan tipe sel yang
dipengaruhi.
Sel memiliki mekanisme adaptasi seluler terhadap berbagai macam
gangguan yang terjadi. Sebagai contoh, suatu reaksi pada sel otot yang sering
terjadi apabila berada di bawah tekanan abnormal adalah meningkatkan
kekuatan dengan pembesaran (hipertrofi). Melalui mekanisme ini sel-sel otot
jantung pada individu yang mengalami tekanan darah tinggi mengalami
pembesaran untuk menanggulangi tekanan memompa pada saat menghadapi
tahanan yang meningkat. Contoh lainnya yaitu barbiturat dan zat-zat tertentu
lainnya biasanya dimetabolisme di dalam sel-sel hati di bawah pengaruh
sistem enzim yang ditemukan di dalam sel ini (dalam kaitannya dengan
retikulum endoplasma). Individu yang mengkonsumsi barbiturat sering
mengalami peningkatan mencolok jumlah retikulum endoplasma di dalam sel
7
hati, yang berkaitan dengan peningkatan kandungan enzim dalam sel hati dan
peningkatan kemampuan untuk memetabolisme barbiturat.
Kerusakan di dalam sel dapat bersifat sementara (subletal) ataupun
permanen (menetap). Pada kerusakan yang bersifat sementara, sel mengalami
perubahan untuk beradaptasi agar tetap hidup. Sedangkan pada kerusakan
yang bersifat permanen, maka sel akan mengalami kematian. Sel yang
mengalami perubahan bersifat sementara dinamakan dengan sel yang
mengalami degenerasi, sedangkan sel yang mengalami kematian disebut
dengan nekrosa. Perubahan-perubahan degenerasi biasanya cenderung
melibatkan sitoplasma sel, sedangkan nukleus mempertahankan integritas
selama sel tidak mengalami kerusakan permanen. Ciri-ciri sel mengalami
degenerasi yaitu pembengkakan umum dari sel dan organelnya, blebbing
pada membaran plasma, pelepasan ribososm dari retikulum endoplasma dan
terjadi penggumpalan kromatin nukleus. Sel yang mengalami degenerasi
meliputi daudy swelling, degenerasi hidropis, degenerasi lemak, degenerasi
hialin, degenerasi mukoid dan degenerasi amiloid atau amiloidosis.
Kerusakan sel yang berkelanjutan akan mencapai suatu titik, dimana
kerusakan sel menjadi bersifat permanen dan sel akan mengalami kematian.
Ciri-ciri dari kerusakan sel yang bersifat permanen diantaranya yaitu terjadi
kerusakan membran plasma, kalsium masuk ke dalam sel, pembengkakan
mitokondria dan vakuolisasi, pengendapan kalsium di dalam mitokondria
serta pembengkakan lisosom.
BAB III
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Adapun harapan penulis dengan di kritiknya
makalah ini, dapat di jadikan sumber rujukan sebagai penunjang penulisan
makalah penulis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
9
Price SA, Wilson L M. 2006. Patofisiologi. Edisi VI. Volume I. Jakarta: EGC
10