Anda di halaman 1dari 5

Modalitas tubuh terhadap cedera sel

A.Definisi Mobilitas
Mobilitas adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas mudah, teratur dan
mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat (hal penting untuk
kemandirian ).
1. Status mobilitas berkaitan dengan kesehatan mental dan efektif fisik tubuh:
Meningkatkan harga diri dan body image.
2. Mengatur sistem tubuh / aktivitas yang teratur.
3. Meningkatkan kesehatan .
4. Mencegah ketidakmampuan.
5. Memperlambat serangan penyakit.
Organ tubuh yang berperan dalam mobilitas/aktifitas :
1. Tulang
2. Otot dan Tendon
3. Ligamen
4. Sistem Saraf     
5. Sendi

B. Jenis- Jenis Mobilitas


1.Mobilitas penuh
Kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehigga dapat melakukan
interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
2.Mobilitas sebagian
Kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak
secara bebas karena dipengauhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuh.
Mobalitas sebagian di bagi menjadi 2:
1.Mobilitas sebagian temporer.
2.Mobilitas sebagian permanen.

1|Page
C.MODALITAS CEDERA SEL
Jejas sel ( cedera sel ) terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap
rangsangan. Sel mengandung struktur fisik yang terorganisasi yang dinamakan organel.
Sel terdiri dari dua bagian utama : inti dan sitoplasma yang keduanya dipisahkan oleh
membrane inti. Sitoplasma dipisahkan dengan cairan sekitarnya oleh membrane sel.
Berbagai zat yang membentuk sel secara keseluruhan disebut protoplasma.

Sel selalu terpajang terhadap kondisi yang selalu berubah dan potensial terhadap
rangsangan yang merusak sel akan bereaksi :
a.       Beradaptasi.
b.       Jejas / cidera reversible.
c.       Kematian
Sebab-sebab Jelas, Kematian dan Adaptasi sel : 
1.    Hipoksia, akibat dari :
a)      Hilangnya perbekalan darah karena gangguan aliran darah serta.
b)      Gangguan kardiorespirasi.
c)      Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen : anemia dan keracunan. Respon
sel terhadap hipoksia tergantung pada tingkat keparahan hipoksia: sel-sel dapat
menyesuaikan, terkena jejas, kematian.
2. Bahan Kimia (obat – obatan ) Bahan kimia menyebabkan perubahan pada beberapa sel :
permeabilitas selaput, homeostatis osmosa, keutuhan enzim kofaktor. Racun menyebabkan
kerusakan hebat pada sel dan kematian individu.

3.    Agen Fisik
Dapat merusak sel. Trauma mekanik, yang menyebabkan pergeseran organisasi intra sel.
a.       Suhu rendah.
 Gangguan suplai darah ( vasokontriksi ) suhu rendah membakar jaringan  suhu tinggi.
b.      Perubahan mendadak tekanan atsmofir, menyebabkan gangguan perbekalan darah untuk
sel – sel individu. Tingginya gas – gas atsmofir terlarut dalam yang di bawah tekanan
atsmofir darah. Jika mendadak kembali ke tekanan normal zat- zat akan terjebak keluar dari
larutan secara cepat dan membentuk gelembung – gelembung jenis hipoksia. Menyumbat
aliran darah dalam sirkulasi mikro.

2|Page
c.       Tenaga radiasi, jejas akibat ionisasi langsung senyawa kimia yang ada di dalam sel atau
karena ionisasi sel yang menghasilkan radikal “ panas “ yang secara sekunder bereaksi
dengan komponen intra sel.
d.      Tenaga listrik, jika melewati tubuh akan menyebabkan : aritmi jantung luka bakar. Serta
gangguan jalur konduksi saraf.
4.     Agen Mikrobiologi : Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia, jamur dan protozoa. Merusak
sel – sel penjamu. Mengeluarkan eksotosin, bakteri merangsang respon peradangan. Atau
mengeluarkan endotoksin, reaksi immunologi yang merusak sel. Timbul reaksi
hipersensitivitas terhadap gen.
Contoh penyakit : infeksi stafilokokus atau sterptococus, gonore, sifilis, kolera,dll.
Virus mewariskan DNA, virus menyatu dengan DNA sel, setelah berada dalam sel virus akan
mengambil alih fungsi sel. RNA virus gen – gen pada sel baru akan mengontrol fungsi sel.
Contoh penyakit : ensefalitis, campak jerman, rubella, poliomyelitis, hepatitis, dll
5.    Mekanisme Imun, reaksi imun sering di kenal sebagai penyebeb kerusakan dan penyakit
pada sel. Antigen penyulut pada eksogen maupun endogen. Antigen endogen ( missal,
antigen sel ) menyebabkan penyakit Autoimun.
6.    Gangguan Genetik
Mutasi, dapat menyebabkan : mengurangi suatu enzim, kelangsungan hidup sel tidak sesuai,
atau tanpa dampak yang diketahui.
7.   Ketidakseimbangan Nutrisi
1. Defisiensi protein – kalori.
2. Avitaminosis.
3. Aterosklerosis, obesitas – kelebihan kalori.
8.   Penuaan

ð  ADAPTASI SEL
Bentuk reaksi jaringan organ / system tubuh terhadap jejas :
a)    Retrogresif, jika terjadi proses kemunduran ( degenerasi / kembali kearah yang kurang
kompleks ).
b)      Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk untuk penyakit.
c)      Adaptasi ( penyesuaian ) :
a.    Atropi, yaitu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang sempurna
dengan ukuran normal.

3|Page
b.    Hipertropi, yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini
meningkatkan ukuran alat tubuh menjadi lebih besar dari pada ukuran normal.
c.   Hiperplasia, yaitu dapat disebabkan oleh adanya stimulasi atau keadaan kekurangan secret
atau produksi sel terkait.
d.  Metaplasia, ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel
matur jenis lain.
e.   Displasia, keadaan yang timbul pada sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa
mereda dapat mengalami polarisasi pertumbuhan sel reserve.
f.    Degenerasi, yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang disertai
perubahan marfologik, akhibat jejas nin fatal pada sel.
g.     Infiltrasi.

  Mekanisme Adaptasi Sel


          
Pada dasarnya tubuh terdiri dari satuan dasar yang hidup yakni sel sel dan tiap organ
merupakan kelompok sel yang berbeda-beda yang saling menghubungkan satu sama lainnya
oleh struktur penunjang interselular. Tiap macam sel dapat beradaptasi secara khusus untuk
membentuk suatu fungsi yang khas. Sel itu juga berkemampuan untuk berkembangbiak dan
bila salah satu macam sel itu rusak oleh salah satu penyebab, maka sel-sel yang tertinggal
seringkali membagi diri lagi terus menerus sampai jumlahnya mencukupi kembali.

D.  SEL YANG DISERANG

Jika stimulus yang menimbulkan cedera menyerang sebuah sel, maka efek pertama yang
pentingadalah apa yang dinamakan lesi biokimiawi. Ini menyangkut perubahan kimia dari
salah satu atau lebihreaksi metabolisme di dalam sel.

Suatu serangan terhadap sel tidak selalu mengakibatkan gangguan fungsi. Ternyata,
terdapat mekanisme adaptasi sel terhadap berbagai gangguan. Misalnya, suatu reaksi umum
yang terjadi padasel otot yang secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu berada
dalam beban kerja tinggi adalah meningkatnya kekuatan dengan pembesaran, proses ini
disebut hipertrofi. Jadi sel-sel otot jantung dariseorang dengan tekanan darah tinggi akan
membesar untuk menanggulangi tekanan memompamelawan tahanan yang meningkat. Pada
seseorang yang menelanbarbiturat, sering terjadi peningkatan yang menyolok pada jumlah

4|Page
retikulum endoplasma di dalam sel-selhati, dan ini berhubungan dengan kenaikan kandungan
enzim dalam sel-sel ini dan menambah kemam-puan untuk metabolisme obat ini.

E. PERUBAHAN MORFOLOGIS PADA CEDERA SEL SUBLETAL

Bila sel mengalami cedera tetapi tidak mati, maka sering sel-sel tersebut menunjukkan
perubahan-perubahan morfologis yang sudah dapat dikenali. Secara potensial perubahan-
perubahan subletal inireversibel, sehingga jika rangsang yang menimbulkan cedera dapat
dihentikan, maka sel kembali sehat seperti semula. Sebaliknya, perubahan-perubahan ini
mungkin merupakan suatu langkah ke arahkematian sel jika pengaruh yang berbahaya ini
tidak dapat diatasi. Perubahan subletal terhadap selsecara tradisional disebut degenerasi atau
perubahan degeneratif.

Walaupun tiap sel dalam tubuh dapatmenunjukkan perubahan-perubahan semacam


itu, tetapi pada umumnya sel yang terlibat adalah sel-selyang aktif secara metabolik, seperti
sel hati, ginjal dan jantung. Perubahan-perubahan degeneratif cenderung melibatkan
sitoplasma sel, sedangkan nukleus mempertahankan integritas mereka selama seltidak
mengalami cedera letal. Walaupun agen-agen yang menimbulkan luka atau yang menyerang
selsangat banyak jumlahnya, kelainan morfologis yang diperlihatkan oleh sel agak terbatas.

Cedera menyebabkan hilangnya pengaturan volume pada bagian-bagian sel.Biasanya, dalam


rangka untuk menjaga kestabilan lingkungan internal, sel harus mengeluarkan
energimetabolik untuk memompa ion natrium keluar dari sel. Ini terjadi pada tingkat
membran sel. Apapun yang mengganggu metabolisme energi dalam sel atau sedikit saja
melukai membran sel, dapat membuat seltidak mampu memompa ion natrium yang cukup.

Akibat osmosis yang wajar dari kenaikan konsentrasinatrium di dalam sel adalah masuknya
air ke dalam sel. Akibatnya adalah perubahan morfologis yangdisebutpembengkakan
sel.Untuk perubahan ini dulu disebut pembengkakan yang keruh,mencerminkan keadaan
organ yang sel-selnya mengalami perubahan seperti setengah matang, dan sel-sel yang
terkena secara mikroskopis terlihat sitoplasmanya granular.

Referensi : MAKALAH-Mekanisme-Adaptasi-Sel. Dan jejas-dan-kematian-sel ( 02-02-2019, 21:34)

5|Page

Anda mungkin juga menyukai