Anda di halaman 1dari 52

KONSEP PENYAKIT

Sistem Tubuh
• Sistem tubuh dalam garis besarnya terdiri dari sub
sistem:
• Sistem Syaraf
• Sistem Hormonal
• Sistem Sirkulasi
• Sistem Ekskresi
• Sistem-sistem tersebut dikendalikan 3 unsur yakni
air, udara dan panas. Untuk sehat ketiga unsur
tersebut harus selalu dalam keadaan seimbang.
Sistem tubuh seimbang apabila :
• Makan ,istirahat tidur teratur
• Pencernaan berfungsi baik
• Ekskresi bekerja optimal
• Kelima inderanya berfungsi menerima
rangsangan dengan baik
PATOLOGI (PA.THOL’O.GY )

Penyakit (Disease)
[Disease, L: dis = seperation, ease = of aise]

1. Gangguan fungsi atau struktur bagian, organ


atau sistem tubuh yang timbul akibat
kegagalan mekanisme penyesuaian diri
(adaptif) suatu organisme melawan stimuli
atau stress dengan memadai.
(= reaksi tubuh terhadap cedera, sakit/ penyakit)

3
PATHOLOGY (Lanjutan-1)

2. Suatu kesatuan khusus yang merupakan


total jumlah dari berbagai ekspresi satu
atau lebih proses patologik.
Penyebab kesatuan penyakitnya terwakili
oleh dasar proses patologik digabung
dengan faktor penyebab sekunder yang
penting.

(Sumber: Blakiston’s New Gould Medical Dictionary)

4
Patologi (Lanjutan-2)

• Dalam keadaan non-patologik (normal):


eksistensi tubuh bergantung kepada ribuan
upaya penyesuaian, yang terlaksana setiap
detik, melalui mekanisme homeostasis tubuh
sendiri, untuk menjawab perubahan yang terjadi
di luar tubuh.

(Contoh: suhu udara luar terlalu dingin, di dalam


ruang terlalu panas, atau rasa haus karena kehi-
langan cairan tubuh dsb.)
5
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB PERUBAHAN PATOLOGIS

• Di antaranya, meliput:
- Pathogens (penyebab penyakit)
- Racun (poisonous) kimia
- Radiasi
- Inflamasi
- Degenerasi
- Akumulasi substansi abnormal
- Defek metabolik
- Gangguan nutrisi
- Carcinogens

6
FUNGSI DAN STRUKTUR SEL

Setiap sel tubuh mempertahankan kehidupan.


Sel : Satuan dasar struktural dan fungsional
terkecil dari suatu organisme
KERUSAKAN SEL
• CIDERA SEL
• KEMATIAN Sel
» ADAPTASI SEL

ADAPTASI SEL
– Akibat suatu serangan pada sebuah sel tidak selalu
mengakibatkan gangguan fungsi. Pada kenyataannya terdapat
mekanisme adaptasi seluler terhadap berbagai macam
kerusakan/serangan tsb.
– Sel beradaptasi melalui 4 tahap
• Atrofi
• Hipertrofi
• Hiperplasi
• metaplasi
• Atrofi : sel mengalami pengurangan massa /
penyusutan yaitu berkurangnya ukuran dari sel tsb
• Hipertrofi ; sel mengalami pembesaran / ukuran sel
bertambah
• Hiperplasi ; jumlah sel bertambah
• Metaplasi ; perubahan dari jenis sel dewasa menjadi
sel lain, tp bersifat reversibel
PENYEBAB KERUSAKAN SEL
• Hipoksia (kekurangan O2 / zat-zat makanan yg
penting)
• Bahan kimia; termasuk obat-obatan
• Agen fisik, seperti trauma mekanis, panas, radiasi,
syok listrik, dll)
• Agen mikrobiologi ; jamur, bakteri, protozoa, cacing
• Mekanisme imun (alergi)
• Gangguan genetik, misalnya banyaknya kelainan
metabolisme bawaan yang berasal dari kelainan enzim.
• Ketidakseimbangan nutrisi
AKIBAT INJURY / CIDERA TERGANTUNG DARI:

• Jenis dan beratnya cidera


• Jenis dan kondisi sel yang terkena
– Kepekaan terhadap injury,
– Diferensiasi,
– Suplai darah,
– Nutrisi, dan
– Umur
KERUSAKAN SEL
• CIDERA SEL / INJURY SEL
– Cidera reversible : cidera yg relative ringan dan
kemungkinan sel kembali ke dalam bentuk
semula
– Cidera irreversible, bila sel mati (cell
death/apoptosis cell
• Sel yang cidera tp tidak mati akan mengalami
DEGENERASI yaitu perubahan morfologi / bentuk
sel akibat kerusakan yang tidak fatal / reversibel.
BENTUK-BENTUK PERUBAHAN DEGENERATIF

• Degenerasi bengkak keruh / Pembengkakan sel /


cloudy swelling yaitu terjadinya penimbunan air di
dalam sel-sel yang rusak (tp mrp kerusakan ringan).
Secara makroskopis : terlihat pembesaran jaringan /
organ yang terkena, dapat dideteksi dgn peningkatan
sedikit BB.
• Perubahan / degenerasi hidropik / degenerasi
vacuoler. Secara mikroskopis terlihat sitoplasma sel
yang bervakuola (terdapat kantong-kantong yg berisi
air pada RE), disebabkan oleh kegagalan pompa Na/K
di dlm membran sel
• Degenerasi lemak / infiltrasi lemak / steatosis /
perlemakan hati, yaitu Penimbunan lipid didalam sel-
sel yang rusak. Biasanya terjadi pada ginjal, jantung
dan hati. (= hidropik, tapi isi vakuola adalah lipid
bukan air).

– Secara makroskopis perubahan pada jaringan yg terkena


meliputi pembengkakan jar, penambahan berat pada
organ2 yg terkena, dan terlihat silinder berwarna
kekuningan pada jaringan akibat adanya kandungan lipid
– Perlemakan hati dapat ditemukan pada pasien dgn
malnutrisi, makan berlebihan, hipoksia, dan alkoholis
KEMATIAN SEL
 Jika pengaruh buruk pada sebuah sel cukup hebat atau terus
berlangsung cukup lama, maka sel akan mencapai suatu titik
dimana tidak lagi dapat mengompensasi dan tidak dapat
melanjutkan metabolisme, proses tersebut menjadi irreversible,
dan sel akan mati / NEKROSIS
 Jika sel yg telah mati masih tetap tinggal di dlm hospes, akan
terjadi hal-hal brkt:
 Sewaktu sel hidup enzim-enzim yg terkandung didalam sel
(umumnya litik) tidak menimbulkan kerusakan pada sel, tp
enzim2 ini dilepaskan pada saat sel mati dan mulai
melarutkan berbagai unsur seluler
 Pada saat sel mati, terjadi perubahan secara kimiawi, jaringan
hidup yg tepat disebelahnya memberikan respon terhadap
perubahan itu dan menimbulkan reaksi peradangan akut dimana
terjadinya pengiriman leukosit ke daerah tsb yg membantu
pencernaan sel-sel yg sudah mati
• APOPTOSIS : kematian sel yang terprogram
• Bentuk kematian sel ini diprogram oleh
informasi genetik yg telah ada di dalam sel,
melibatkan sel-sel tunggal atau kelompok bbrp
sel, dan bila sel tsb mati, akan membentuk
fragmen mjd potongan-potongan yg terikat
membran yg dgn cepat difagositosis oleh sel
disebelahnya / oleh makrofag
• Apoptosis diperlukan untuk:
– Pembentukan jari-jari tangan dan kaki pada janin
meliputi pembuangan oleh apoptosis pada jaringan
diantara jari-jari tsb
– Pengelupasan endometrium pada saat awal menstruasi
terjadi akibat apoptosis
• Pembentukan hubungan yang sesuai (sinaps)
diantara neuron didalam otak memerlukan
penghilangan kelebihan sel oleh apoptosis
• Kematian sel yg terprogram jg diperlukan untuk
menghancurkan sel-sel yg merupakan ancaman
bagi integritas organisme, spt:
– Sel-sel terinfeksi oleh virus
– Sel-sel dgn kerusakan DNA
– Sel-sel sistem imun
– Sel-sel kanker
• Apoptosis merupakan bagian pusat
perkembangan normal, berbeda dgn nekrosis, yg
tidak tdp pada perkembangan normal dan
merupakan respons terhadap cedera atau
kerusakan toksik.
• Apoptosis secara khas mengenai sel-sel individu
yg tersebar dan tidak mengakibatkan
peradangan, berbeda dengan nekrosis yg
biasanya mengenai jalur-jalur sel-sel
disebelahnya dengan daerah yg dikelilingi oleh
peradangan
1. RESPON TUBUH TERHADAP CIDERA

• Yaitu mengalami rx Ag-Ab


• Peradangan
– Rubor (kemerahan)
– Kalor (panas)
– Dolor (rasa sakit)
– Tumor (pembengkakan)
– Fungsio laesa (perubahan fungsi)

• Perbaikan / pemulihan jaringan


FAKTOR PENTING PADA PENYEMBUHAN

• EPITELISASI
– FASE I (migrasi sel epitel dari tepi-tepi luka yg
dimulai kurang lebih 12 jam setelah jejas/cidera)
– FASE II (proliferasi sel epitel, sel bertambah banyak,
mulai kurang lebih 24 jam)
– FASE III (diferensiasi setelah semua lapisan penuh
sehingga sel berubah bentuk seperti aslinya, proliferasi
berhenti)

• PROLIFERASI SEL JARINGAN IKAT (FIBROBLAS)


• KOLAGENISASI
• Kolagenisasi; terbentuk jaringan granulasi
(fibroblas dan pembuluh darah baru) yg akan
memberikan nutrisi dan oksigen sehingga
terjadi kolagenisasi kemudian jaringan
mengkerut dan terbentuk jaringan parut
• Faktor yang mempengaruhi pemulihan jaringan
• Faktor lokal
• Faktor umum
• Faktor lokal; yg mempengaruhi pemulihan jaringan seperti ;
infeksi, suplai darah kurang baik, benda asing, imobilisasi
setempat, kotor, banyak jaringan mati, tepi tidak rata,
jenis sel

• Faktor umum yg mempengaruhi pemulihan jaringan


diantaranya umur, nutrisi (vit C, protein untuk sintesis
kolagen), anemia dan penyakit darah yg lain, status
kekebalan, DM, pemakaian kortikosteroid, dimana akan
menghalangi proliferasi fibroblas dan sintesa kolagen.
KOMPLIKASI YG DAPAT TERJADI PADA PEMULIHAN JARINGAN

• Kontraktur (jaringan parut mengkerut,


luka dalam sampai otot)
• Granuloma (jaringan granulasi tumbuh
terus dimana harus dikerok/nitrasi
argenti)
• Keloid (jaringan parut tumbuh terus,
biasanya faktor bawaan)
• perlengketan
RESPON IMUN TERHADAP TANTANGAN IMUNOLOGIS
REAKSI-REAKSI HIPERSENSITIFITAS

Tipe 1 ; anafilaktik
– Ag bereaksi dgn antibodi IgE lalu berikatan dgn
permukaan sel mast, mengakibatkan pelepasan
mediator, efek mediator
– Misal ; ter garukan untuk alergi positif, anafilaksis,
alergi pada pernafasan

Tipe II ; sitotoksik
– Ab yg bersatu dengan Ag merupakan bagian sel atau
jaringan tubuh; menyebabkan aktivitas komplement,
lisis atau fagositosis sel target; ada kemungkinan tidak
tergantung pada antibodi, sitotoksisitas yg diperantai
sel
– Misal Anemia hemolitik immun
Tipe III ; kompleks imun
– Penyatuan antigen dan antibodi membentuk kompleks
yang mengaktifkan komplemen, menarik leukosit, dan
menyebabkan kerusakan jaringan produk lekosit
– Misal; penyakit serum, berbagai bentuk
glomerulonefritis

Tipe IV ; diperantai sel


– Reaksi limfosit T dengan antigen menyebabkan
pelepasan limfokin, sitotoksisitas dan pengerahan sel-
sel reaktif
– Mis; dermatitis kontak alergik, penolakan cangkokan, TB
(lesi dan tes kulit positif)
KEKEBALAN / IMUNISASI

• Kekebalan aktif
– Aktif alami
– Aktif buatan
• Kekebalan pasif
– Pasif alami
– Pasif buatan
3. RESPON TUBUH TERHADAP AGEN MENULAR

• Faktor hospes pada infeksi


– Kulit dan mukosa faring
– Saluran pencernaan
– Saluran pernafasan

• Sawar pertahanan tubuh


– Radang sebagai pertahanan
– Pembuluh limfe pada infeksi
– Pertahan terakhir
• Faktor jasad renik pada infeksi
– Daya transmisi
– Daya invasi
– Kemampuan untuk menimbulkan penyakit

• Riwayat alamiah suatu penyakit


– Periode prepatogenesis dan
– Periode patogenesis
CARA INTERAKSI HOSPES JASAD RENIK (Mikroorganisme)

• Dalam menimbulkan suatu penyakit, maka


jasad renik akan melalui bbrp masa, yaitu;
– Masa inkubasi
– Periode latent
– Infeksi latent
– Periode penularan

Tugas minggu depan : cari definisi dan penjelasan


umum dari peride di atas
Infeksi oportunistik

• Infeksi oportunistik timbul jika bbrp faktor


atau kelompok faktor membahayakan mekanisme
pertahanan intrinsik hospes atau dengan cara
mengubah ekologi flora normal

• Umumnya terjadi pada pasien-pasien yang


dirawat di RS dengan keadaan gangguan gizi,
reaksi imunologis, atau kemampuannya untuk
menghasilkan leukosit terganggu, pasien dengan
pengobatan kemoterapi, pasien bedrest, dan
sebagainya.
4. SEL KANKER (GANGGUAN PERTUMBUHAN,
PROLIFERASI, DAN DIFERENSIASI SEL)

• Agenesis; dalam perjalanan perkembangan organisme,


dimana ORGAN EMBRIONAL TIDAK TERBENTUK.
Misalnya bbrp individu dapat lahir hanya dengan 1 ginjal
• Aplasia; GAGAL BERKEMBANGNYA ORGAN
• Hipoplasia; ORGAN MENJADI KERDIL akibat gagal
mencapai ukuran dewasa

DIFERENSIASI ABNORMAL
• Displasia; kelainan diferensiasi sel-sel yg sedang
berproliferasi sehingga ukuran, bentuk, dan penampilan sel
menjadi abnormal
DISPLASIA

• Terdapat kehilangan pengawasan pada


populasi sel yang terserang
• Displasia ringan; reversibel, jika
rangsangan iritasi dapat dihilangkan
• Displasia berat; terjadi perubahan yang
parah secara progresif (penyakit ganas /
neoplasia)
NEOPLASIA

• “Pertumbuhan baru” massa abnormal dari sel2 yg


mengalami proliferasi. Sel-sel neoplasma berasal dari sel-
sel sebelumnya adlh sel-sel normal, namun selama
mengalami proliferasi/ perubahan, mereka tumbuh dengan
cepat yg tidak terkoordinasi.
• Pertumbuhan sel neoplastik progresif, yi tidak mencapai
keseimbangan dan mengakibatkan penambahan massa sel
yang mempunyai sifat-sifat yang sama.
• Neoplasma = tumor = pembengkakan / gumpalan
– Jinak
– Ganas
• Neoplasma jinak;
– merupakan peristiwa lokal,
– tidak menyebar ke tempat yg jauh.
– Laju pertumbuhan neoplasma ini lambat, ukurannya stabil
selama berbulan-bulan / bertahun2
• Neoplasma ganas;
– Tumbuh lebih cepat dan progresif jika tidak dibuang.
– Pola penyebarannya tidak teratur, tidak mudah dipisahkan
dari sekitarnya, tidak bersifat mendesak ke samping, tapi
menyerbu masuk ke daerah sekitar.
– Sel-sel neoplasma ganas yg berproliferasi mampu melepaskan
diri dari tumor induk (primer) dan memasuki sirkulasi untuk
penyebaran ke tempat lain, membentuk tumor sekunder di
tempat lain.
Akibat yang ditimbulkan neoplasma terhadap
hospes
• Neoplasma jinak; tidak melakukan invasi / metastasis kesulitan
yg ditimbulkan bersifat lokal dari yg ringan sampai fatal
• Tumor jinak kecil yg sangat lunak dlm jar ikat longgar subkutan
lengan hanya bersifat ringan. Tumor jinak yg tumbuh di daerah
vital seperti rongga tengkorak bisa bersifat fatal (kematian) krn
dapat menekan bbrp bagian vital otak sewaktu neoplasma tsb
tumbuh.
• Neoplasma ganas : kematian
• Masalah lokal;
– Neoplasma jinak dapat menyebabkan penyumbatan berbagai
bagian tubuh, misal sal pencernaan dapat tersumbat oleh
neoplasma yg tumbuh didalamnya, yaitu neoplasma jinak di
sel-sel pulau langerhans di pankreas bisa menguasai fx sel
induk dan menghasilkan insulin, insulin yg dihasilkan
berlebihan, kadar gula rendah, shg hipoglikemia
• Neoplasma mrp kumpulan sel abnormal yg
terbentuk terus menerus secara tidak terbatas,
tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya
dan tidak berguna oleh tubuh.
• Dibagi atas, jinak; terlokalisir, tidak menyebar,
dapat diangkat utuh, relatif tidak
membahayakan
• Ganas; menginvasi dan menghancurkan jaringan
sekitar, menyebar (metastasis) dan
menimbulkan kematian
• Penyebab:
– Lingkungan
– Herediter
– Usia
– Radiasi
– Virus
– Kimiawi
– Makanan
Peringatan
Ketahuilah bahwa

OBAT Racun

?
• Cara pemberian dan Alur sirkulasi obat
Suppositoria &
TUBUH sublingual

Target organ
Suntik

GIT = saluran Sistemik


pencernakam Excresi
Biotransformasi
INhalasi =
paru

Topical Depo
Kelompok Obat secara farmako
• Obat Ototom
• Obat SSP
• Obat Anestetik lokal
• Obat Autokoid & antagonis
• Obat Kardiovaskuler
• Obat Mempengaruhi air dan elektrolit
• Obat Hormon2
• Obat Lokal
• Obat Kemoterapi parasit
• Obat Anti mikroba
• Obat Anti kanker dan immunosupresan
• Obat Hetologik
• Kelompok Obat secara farmakologik

Secara farmasi

Obat keras Bebas Terbatas .Obat bebas . Umum


[ daftar O] [daftar G]

Hak dokter/Resep

Kode khusus Kode Merah Kode Biru Kode hijau


Kasus yang sering dihadapi KSR/PMR/Relawan
Dan obat pertolongan pertama
1. Trauma/injury terbuka = terjadi luka :
- Anti septik
- analgesik/antiinflamasi
- Antibiotic
2. Trauma tertutup :
- Analgesic/anti inflamasi
- Kompress
- chloretyl
- kompres
• 3. Badan panas dan atau sakit kepala :
- Analgesik-antipyretik
- Kompress air hangat
4. Sakit Perut
 maag/gastritis : antasida, PPI
 Mules krn kolitis [+/- diare] : absorben, spasmolitik, oralit,
antibiotik/antimikroba, cairan infus[RL,Dextrose]
 muntah2 : anti emetic
 Kolik krn kram ureter, batu ginjal, dll : Spamodik + analgesik

5. Sesak nafas
 Asma ; obat anti asma, oksigen
 Gagal jantung : digoxin [konsul dokter]


6. Allergi :- anti histamin (CTM cs)+
- obat2 luar pengurang gatal
- sabun antiseptic
7. Penyakit-penyakit kulit :
 Kutu/kudis : BBE
 Borok/pyodermi: anti septic dan antibiotik topical
 Jamur : salp jamur
 Herpes : acyclover salp+ analgesik
8. Trauma mata ; obat tetes mata / zalp mata, aquades
9. Telinga kemasukan benda asing : minyak, tetes telinga
10. Sakit Gigi ; analgesiik
11. Luka bakar: livertran zalp, minyak-2an, kompres,
bioplanxcenton
 Obat2 yang perlu diketahui oleh tenaga non
medis [para medis], KSR],kasiat, cara kerja cara
penggunakannya dan efek samping
 Perhatian :
Dalam menggunakan obat perhatikan [ada dalam brosur] ;
1.Komposisi/ kandungan obat utama
2. Indikasi [kegunakaan]
3. Efek samping Pasien ditanya , apakah
4. Dosis
5. Cara mengatasi bila ada ketidak cocokan
6. Kode : apakah merah , hijau biru
untuk merah dan biru sebagaiknya konsultasi dokter
7. Lihat tahun kedaluwarsa
 Obat-obat paten pada umumnya kombinasi dari berbagai
 Bentuk Obat dan pemberian
– Tablet : dimakan
– Syrup : di minum
– Cairan suntik : IV / IM
– Zalp/cream : dioleskan/topical
– xyllotip : ditempelkan
 Dosis : baca selalu petunjuk pemakaian/tanya yang
berkompeten
 Efek samping : allergi, gastritis
 Macam obat : Antalgin , Paracetamol,Asam
mefenamat declofenak, dll
- Obat topical NSAID: pd umumnya mengandung declfenak
Cara kerja : masuk pori-2 langsung bekerja pada jaringan
yg mengalami injury
Teknik Pemberian Obat
• Disamping faktor formulasi, cara pemberian obat ikut
menentukan cepat lambatnya dan lengkap atau tidaknya
absorbsi obat.
• Tergantung dari efek yang diinginkan :
– Efek yang diinginkan (sistemik atau lokal)
– Keadaan pasien (misal tidak sadar)
– Sifat fisiko kimia obat
• Cara/teknik pemberian obat
– Efek sistemik (obat diedarkan ke seluruh tubuh)
• Per oral (tablet, sirup, kapsul)
• Sublingual
• Parenteral
– Subkutan (sc)
– Intra muskuler (im)
– Intra vena (iv)
– Intra kutan
• Implantasi subkutan
• Per rektal

47
Teknik Pemberian Obat

• Cara/teknik pemberian obat (lanjutan)


– Efek lokal
• Intra nasal
• Inhalasi mukosa
• Mata dan telinga
• Intra vaginal
• Perkutan/kulit

48
Cara Penyiapan Obat
• Obat pada dasarnya merupakan bahan yg hanya dalam takaran
tertentu dan penggunaan yg tepat, dapat dimanfaatkan untuk:
– Diagnosa penyakit
– Mencegah penyakit
– Menyembuhkan penyakit
– Memelihara kesehatan
• Sebelum menggunakan obat harus diketahui sifat dan cara
pemakaian obat agar pemakaiannya aman.
• Informasi obat dapat diperoleh pada etiket, brosur, atau bertanya
pada tenaga kesehatan yang berkompeten.
• Informasi pada etiket/brosur mencakup:
– Nama obat
– Komposisi
– Indikasi dan kontra indikasi
– Aturan pakai
– Peringatan/perrhatian
– Nama produsen, no batc/lot dan tanggal produksi/kadaluwarsa (ED)

49
HAL-HAL YANG PENTING DALAM MEMPELAJARI ILMU
PATOFISIOLOGI DAN PATOLOGI KLINIK :

• Etiologi penyakit
• Mekanisme penyakit
• Gejala-gejala penyakit
• Diagnosa (Patologi Klinik)
5
1
• Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat
• Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan
perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang
aktifitas fisik, merokok, dll)

1990 2000 2010 2015


Cedera Cedera Cedera
Cedera
8% 9% 13%
7%

Penyakit Penyakit
Menular Menular
Penyakit Penyakit 33% 30%
Penyakit Penyakit
Tidak Menular
Menular Tidak Penyakit Penyakit
Menular 43%
56% Menular Tidak Tidak
37% 49% Menular Menular
58% 57%

Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs)


 hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur
5
Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014)

Anda mungkin juga menyukai