Anda di halaman 1dari 29

FISIOTERAPI

NEUROMUSKULER DAN
PERILAKU

KELOMPOK 2 : Astrid
Firmansyah
Ikhsan MS
Macam macam otot

1. OTOT POLOS
 Otot polos adalah otot yang bersifat ‘involunter’

yang berarti otot ini bekerja secara tidak sadar /


tidak menurut kehendak. Otot ini berkontraksi
secara lambat, namun dapat bekerja dalam
waktu yang lama. Penggunaan energi saat
kontraksi pada otot polos ini sangat efisien.
Otot polos memiliki 1
inti sel yang terletak di
tengah. Serat otot polos
berbentuk gelendong.
Otot ini tersusun atas
sel-sel yang berbentuk
lancip dan memanjang.
2. OTOT RANGKA / SKELET / LURIK
 Otot rangka ini merupakan kebalikan dari otot

polos. Otot rangka bekerja secara sadar, artinya


bekerja menurut kehendak, setiap kerja dari
otot rangka tergantung kepada keinginan
seseorang.
Otot rangka memiliki
banyak inti sel , itulah
yang membuat nya
mampu bekerja kuat,
namun otot ini mudah
lelah.
Mudah lelah disini artinya tidak bisa melakukan
suatu pekerjaan secara terus menerus tanpa
istirahat. Beda halnya dengan otot jantung. Otot
ini memiliki sel-sel berbentuk silinder yang
sangat panjang. Disebut otot rangka karena
melekat pada rangka tubuh.
3. OTOT JANTUNG
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa otot
jantung merupakan gabungan dari otot polos
dan otot rangka (otot lurik). Otot ini bekerja
secara terus menerus tanpa lelah dan tidak
pernah beristirahat, kerjanya tidak diatur oleh
sistem persarafan, namun suatu sistem pengatur
aliran listrik jantunglah yang membuat otot ini
bekerja tanpa henti.
Bentuk dari otot
jantung ini serupa
dengan otot rangka
(berbentuk silinder
panjang namun
memiliki inti di tengah)
tapi sifat nya serupa
dengan otot polos
(bekerja secara
involunter).
KARAKTERISTIK SEL OTOT
Karakterisitik Otot manusia :
a. Kontrabilitas yaitu kemampuan otot untuk
memendek ketika otot berkontraksi
b. Ekstensibilitas yaitu kemampuan otot untuk
memanjang ketika otot berelaksasi
c. Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali
ke bentuk awalnya setelah berelaksasi maupun
berkontraksi.
Jenis-jenis otot pada manusia dan karakteristiknya 

 Otot manusia dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :


1. Otot polos
Ciri-ciri otot polos :
a. Bentuknya menyerupai perahu atau gelendong dengan kedua ujung runcing
b. Tidak mempunyai daerah gelap dan terang karena tersusun dari iosin dan
serabut aktin
c. Mempunyai satu inti sel pada bagian tengahnya
d. Cara kerja otot polos lambat
e. Waktu berkotraksi 3-180 detik
f. Cara kerja otot polos dipengaruhi oleh saraf tak sadar atau saraf otonom.
g. Terletak pada organ dalam seperti dinding saluran pencernaan, saluran kemih,
saluran peredaran darah dan saluran pernafasan.
2. Otot lurik
Ciri-ciri otot lurik :
a. Mempunyai garis gelap terang dan berbentuk silindris
b. Menempel atau melekat pada rangka
c. Memiliki pigmen mioglobin
d. Berukuran panjang dan mempunyai banyak inti sel pada
bagian tepi otot.
e. Cara kerja otot lurik sangat cepat dan mudah lelah
f. Bekerja secara sadar atas perintah otak
g. Otot lurik banyak djumpai pada otot yag menempel tulang
3. Otot jantung
Ciri-ciri otot jantung :
a. Mempunyai satu inti sel ditengah dan berbentuk silindris
b. Mempunyai percabangan atau sinsitium
c. Terletak pada jantung
d. Bekerja secara tidak sadar atas perintah saraf parasimpatik
dan saraf simpatik
e. Berfungsi memompa darah dan terus bekerja tanpa istirahat.
Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot

Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot pertama kali


terjadi karena adanya impuls saraf. Impuls adalah
rangsangan dari lingkungan luar yang diberikan
kepada reseptor yang kemudian dilanjutkan ke
efektor sehingga timbul gerakan pada efektor.
Gerakan yang terjadi akibat adanya impuls tersebut
dapat berupa gerakan refleks dan gerakan sadar.
 kontraksi otot (Memendek)adalah peristiwa
pengikatan aktin dan miosin yang mengakibatkan
otot memendek.
 Relaksasi otot (Memanjang)adalah peristiwa
dimana terjadi pelepasan ikatan antara aktin dan
miosin yang mengakibatkan otot memanjang atau
rileks. Semua jaringan Otot dapat bergerak karena
didasari oleh hubungan dua protein yakni aktin dan
miosin.
 Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot adalah kontraksi otot
yang kemudian dapat terjadi melalui mekanisme dibawah ini :
1. saat otot akan berkontraksi asetilkon dilepas dari muscular junction
menuju motorik serta plate yang mengakibatkan aksi potensial di
membran plasma dari sel otot itu sendiri.
2. rangsangan elektrik yang terjadi sebelumnya disalurkan pada
membran plasma sel otot dan juga di serabut sel otot melewati
tubulus transverses
3. Reticulum sarcoplasma melepas ion Ca++ melalui jalur sisterna.
4. Setelah reticulum sarcoplasma melepas ion Ca++, ion tersebut terikat
dengan troponnim (tpn). Tropommiosin bergeser ke kepala miosin
dan aktin yang terbuka karena adanya pergeseran bindingsite.
5. Cross bridge pun muncul
6. Energi yang dipakai mulai ATP atau adenosintrifosfat sampai
ADP dipakai kembali untuk mengkontraksikan aktin menuju
pusat sarkomer.
Sedangkan relaksasi terjadi karena mekanisme dibawah ini:
Ion Ca++ dipompa dan dimasukkan ke reticulum sarkoplasma
kembali dengan bantuan ATP atau adenosintrifosfat secara
transport aktif ion Ca++ bisa kembali ke sarkoplasma.
Tropomiosin menutup binding siteakting Cross bridge
menghilang Relaksasi terwujud. Jadi dapat disimpulkan bahwa
cara otot berelaksasi merupakan kebalikan dari cara otot
berkontraksi.
Penyakit kelainan otot dan terapi yang diberikan

1. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kram
dan kaku otot. Tetanus terjadi akibat infeksi dari bakteri
Clostridium Tetani yang masuk melalui kulit yang
mengalami luka. Akibat dari infeksi tersebut akan
menghasilkan racun yang menyerang saraf. Akibatnya
fungsi saraf dalam mengontrol otot akan terganggu.
Terapi yang diberikan: Pasien akan ditangani dengan
antibiotik, relaksan otot, dan anti toksin. Namun jika pernah
melakukan vaksin tetanus, maka diberikan imunoglobulin.
2. Spasme kram otot
Spasme otot biasa disebut kram atau nyeri otot, yang
terjadi akibat kerja otot yang berlebihan atau kontraksi
yang terlalu kuat. Serangan spasme biasa sering
terjadi pada otot betis secara tiba-tiba dan terasa
berkedut.
Terapi yang diberikan: Penanganannya dengan
mengistrahatkan otot yang bermasalah, melakukan
pemijatan,dapat juga dengan penggunaan obat atau
salep yang dapat merelaksasikan otot.
3. Atrofi otot
Atrofi otot merupakan kelainan otot pada manusia dimana otot
mengalami penyusutan bentuk dan volume sel. Atrofi terjadi
akibat adanya kerusakan pada otot itu sendiri atau pada saraf
yang mengontrol otot tersebut. Penyebab lain adalah otot
yang sudah lama tidak bekerja (biasanya pada orang yang
lama terbaring sakit). Orang yang mengalami atrofi tampak
jelas kehilangan massa otot, serta tampak lemah untuk
beraktivitas.
Terapi yang diberikan: melakukan olah raga disertai
fisioterapi, mengkonsumsi makanan bernutrisi.
4. Hipertrofi otot
Hipertrofi otot terjadi umumnya pada atlet binaraga
dan kebugaran. Mungkin orang menganggap ini hal
biasa, namun ini adalah sebuat kelainan otot yang
berupa meningkatnya massa otot. Hal ini terjadi
atas faktor nutrisi, usia dan latihan.
5. Miastenia gravis
Myastenia gravis termasuk salah satu kelainan otot
dimana saraf tidak dapat mempengaruhi kerja otot.
Penyebab myastenia gravis adalah autoimun. Hal ini
dapat terjadi pada semua usia, namun  lebih sering
terkena pada usia diatas 40 tahun. Gejala yang
terjadi berupa otot yang terasa lemah dan lelah tanpa
disertai rasa nyeri. Otot yang terserang dapat dari
otot-otot kecil seperti otot wajah dan pernapasan.
Terapi yang diberikan: Penanganan dengan
penggunaan obat antikolinesterase untuk
mengembalikan kekuatan otot, dan pemberian
imunosupresan untuk menghambat efek autoimun.
6. Hernia abdominalis
Hernia abdominalis adalah kelainan otot pada
manusia yang mengenai otot perut. Dimana dinding
otot perut mengalami kelemahan sehingga perut
tampak menonjol. Hal ini disebabkan karena
dinding perut tidak kuat menahan isi perut.
7. Serebral palsi
Serebral palsi merupakan kelainan otot yang terjadi tidak
mampunya otot untuk melakukan gerakan atau
keterampilan motorik. Serebral palsi biasa terjadi berupa
bawaan. Hal ini dikarenakan adanya kelainan pada otak.
Diduga kelainan terjadi saat anak dalam kandungan dan
terjadi gangguan pada proses perkembangan. Namun
penyebab pastinya belum diketahui.
Terapi yang diberikan: Terapi yang dapat dilakukan berupa
terapi gelombang otak dan pembedahan, namun hal ini
masih sangat jarang.
8. Rhabdomyolysis
Rhabdomyolysis merupakan kelainan dimana otot
melepaskan pigmen mioglobin kedalam darah
sehingga akan dibersihkan oleh ginjal. Namun hal
tersebut memperberat kerja dan merusak ginjal.
Akibatnya gejala yang dialami berupa rasa lelah, nyeri
otot, dan menyebabkan perubahan warna urin.
Terapi yang diberikan: terapi cairan atau bahkan
dengan cuci darah (dialisis). Selain itu hindari obat-
obatan atau zat yang dapat memperberat kondisi.
9. Fibromyalgia
Fibromyalgia merupakan kelainan otot yang  berupa
rasa nyeri diseluruh tubuh. Hal ini dapat menyerang
segala usia, namun tersering pada usia diatas 30
tahun. Gejala yang dapat dirasakan adalah mudah
merasa nyeri, otot-otot kaku rasa lelah, gangguan
pencernaan, sakit kepala dan konsentrasi menurun.
Terapi yang diberikan: Penanganan berupa terapi
nyeri atas gejala yang dirasakan, konseling dan
fisioterapi.
10. Sindroma Prune-Belly
Sindroma Prune-Belly merupakan kelainan otot yang bersifat
genetik. Paling sering menyerang bayi laki-laki. Penyebab
tersering adalah faktor keturunan, infeksi intrauterin,
preeklampsia, dan hamil muda. Gejala yang terjadi berupa
terdapat lekukan atau kerutan, disertai testis yang belum
turun ke skrotum.
Selain itu terdapat kelainan pada sistem berkemih.
Terapi yang diberikan: Penanganan yang dilakukan berupa
bedah untuk memperbaiki fungsi saluran berkemih, serta
orkiopeksi untuk menurunkan testis ke skrotum.
11. Polio
Polio (Poliomyelitis) adalah kelainan otot akibat infeksi dari virus
polio. Infeksi ini sering menyerang anak-anak dan menyebabkan
kelumpuhan. Infeksi menular melalui makanan, ari dan tangan
yang terkontaminasi. Polio pada awalnya dapat tidak bergejala,
namun bila timbul dapat terjadi gejala sakit tenggorokan, demam,
nyeri dan kaku otot hingga dapat mengakibatkan kelumpuhan otot.
Terapi yang diberikan: Penanganan yang dapat dilakukan bersifat
suportif dengan pemberian antibiotik, antinyeri, alat bantu
pernapasan dan fisioterapi. Namun sebaiknya dilakukan
pencegahan sebelum terjadi infeksi sebagaimana yang sudah
dianjurkan pemerintah, yaitu pemberian vaksin polio.
12. Stiff neck (kaku leher)
Stiff neck atau kaku leher terjadi akibat adanya
spasme yang terjadi pada otot-otot leher. Hal ini
terjadi karena adanya sikap tubuh yang salah dan
trauma. Gejala yang dirasakan berupa nyeri otot
dan kaku leher hingga dasar punggung.
Terapi yang diberikan: Penanganan yang dilakukan
adalah penggunaan obat nyeri dan obat-obatan atau
salep relaksan.
13. Strain
Strain merupakan keadaan dimana cederanya otot atau
tendon (terutama tungkai bawah) akibat aktivitas
berlebihan yang menyebabkan terjadinya peregangan 
berlebihan sehingga otot atau tendon dapat robek.
Gejala yang dialami berupa nyeri, bengkak, rasa kaku
sehingga tidak dapat digerakkan seperti biasanya.
Terapi yang diberikan: Penanganan yang dapat
diberikan yaitu antinyeri, mengistirahatkan otot dan
imobilisasi untuk mempercepat pemulihan.

Anda mungkin juga menyukai