Anda di halaman 1dari 65

Anatomi dan fisiologi otot

Disusun oleh:
Najla syafa aprilia
Mufida salsa Nabila
Tessa Juliana
Sari Rahma wati

Dosen pengampu : ibu Hafizah SST.m biomed


Otot
Karakteristik Sistem Otot
• Kontrakstibilitas. Kemampuan untuk memendek
• Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan
kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
• Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan
untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks.
• Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran
semula setelah berkontraksi atau meregang.
Fungsi otot
1. Otot Penggerak Penggerak Utama
Utama
2. Otot Antagonis Antagonis
3. Otot fiksasi fiksasi
4. Otot Otot Sinergis Sinergis
Bagian-bagian otot
1. Sarkolema
 membran yang melapisi suatu sel otot yang
fungsinya sebagai pelindung otot

2. Sarkoplasma
 cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat
dimana miofibril dan miofilamen berada

3. Miofibril
 serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
 benang-benang/filamen halus yang berasal
dari miofibril.

Miofilamen terbagi atas 2 macam, yakni :


a. miofilamen homogen (terdapat pada otot
polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot
jantung/otot cardiak dan pada otot
rangka/otot lurik).
• Di dalam miofilamen terdapat protein kontraktil :
 aktomiosin (aktin dan miosin)
 tropopin dan tropomiosin.

• Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein


aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan
relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang
bekerja.

5. Mioglobin : pigmen otot yang berfungsi mengikat


oksigen
6. Tendon : urat otot, bagian ujung otot yang mengecil
Otot berdasarkan persyarafannya :

• Volunter  disarafi oleh saraf somatik dan


berada di bawah kontrol kesadaran
ex : otot rangka

• Involunter  disarafi oleh sistem saraf otonom


dan tidak berada dibawah kontrol kesadaran
ex : otot polos dan otot jantung
Jenis-jenis otot
Otot Polos
Otot ini didapatkan pada alat -alat dalam sebagai komponen
dinding saluran pencernaan, pernafasan, saluran keluar kelenjar,
pembuluh darah
Sel -sel otot polos membentuk berkas memanjang lembaran
Otot polos dibagi menjadi 2 type:
a. Otot polos Viseral
Sarcolema terdiri atas membran plasma dan plasma,dan satu lapis
tipis polisakarida dan fibril kolagen pada lapisan luar sarcolema
Tidak semua bagian terdapat syaraf, sehingga rangsangan
diteruskan diteruskan ke otot-otot yang berdekatan mirip gap
junction
b. Otot polos multi unit
Pada ujung serabut otot, fibril, kolagen, terdapat serabut
tendo yang selanjutnya membentuk tendo otot, kemudian
melekat pada tulang
Tiap otot mendapatkan rangsangan dari ujung serabut
saraf, impuls dan kontraksi secara bersamaan
Sel otot berbentuk gelendong (kumparan kumparan),
ukuran panjang otot polos berbeda tergantung dari
tempat dan kondisi organ yang bersangkutan
Ukuran paling kecil terdapat pada dinding pembuluh darah
kecil (15 – 20 milimikron) sampai 0.2 mm dengan dengan
tebal 6 milimikron
Otot Lurik
Otot sebagian besar sebagai otot rangka sehingga
dinamakan otot kerangka, selain itu juga didapatkan di
lidah, diafragma, dinding pangkal oesophagus, dan otot
otot wajah.
Sebagian besar otot serat lintang berbentuk serabut dan
membentuk berkas yang digabungkan oleh jaringan
pengikat.
Dengan pembesaran tampak bahwa serabut otot yang
berwarna merah berkelompok diantara serabut otot yang
berwarna putih (pucat) yang berukuran lebih besar.
Gautier, membedakan 3 jenis serabut otot lurik:
1. Serabut otot merah, lebih banyak mengandung
mitokhondria, mioglobin, banyak pembuluh darah,
memiliki lempeng Z lebih tebal (ST)
2. Serabut otot putih, mitokhondria
lebih sedikit dan lebih kecil daripada
serabut merah, lempeng Z lebih tipis (FT)
3. Serabut otot peralihan, otot ini memiliki sifat
diantara serabut otot merah dan serabut otot putih
BENTUK OTOT SERAN LINTANG:
- - Belah ketupat (m. fusciformis)
- - Segi empat (m. quadratus)
- - Seperti bulu ayam (m. penniformis):
uni/bi/multi pennatus
- - Lingkaran (m. sphincter)
- - Segi tiga (m. triangularis)
Otot Jantung
Otot jantung terdiri atas serabut otot yang bergaris melintang
seperti otot rangka namun otot jantung merupakan
rangkaian sel tunggal yang berderet, ujung ketemu ujung
dengan perantara suatu bangunan yang disebut “discus
intercularis”
Otot jantung tidak berbentuk silindris tetapi bercabang
sehingga berkesan 3 dimensional
Inti otot jantung tidak terletak di bawah sarcolema,
melainkan ditengah sel
Kontraksi otot jantung diluar kesadaran kita
Gambar otot jantung
Otot menurut letaknya
1. Kepala
2. Leher
3. Anggota gerak atas
4. Anggota gerak bawah
1. Otot-otot di kepala
2. Otot-otot di leher
No Bagian Otot Sub-bagian Fungsi
1 Otot leher depan M. Plastisma Depresei mandibular dan sudut
mulut
Sternokleidomastoideus Mengekstensi kepala, fleksi
leher, rotasi kepala
M. Digastrik Membuka mulut
M. Stilohiopideus Elevasi os ilehideum
Sternohideus Membantu lidah menelan
makanan
M. Skalenus Mengangkat kedua tulang iga
kranial ke sisi leher
3. OTOT ALAT GERAK ATAS

OTOT LENGAN
OTOT
EKSTREMIT ATAS
AS
SUPERIOR OTOT LENGAN
BAWAH
4. OTOT GERAK BAWAH
KONTRAKSI OTOT
• Sifat otot  mampu berkontraksi
• Kontraksi dapat berlangsung bila ada rangsangan
(stimulus) baik oleh pengaruh saraf atau oleh
pengaruh lain.
• Kontraksi dapat terjadi karena adanya energi kimia
berupa ATP yang terbentuk pada sel otot.
• Kontraksi terjadi sangat dipengaruhi oleh 2 jenis
protein yaitu aktin dan myosin. Interaksi dari 2
protein tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi
pada otot.
Kontraksi otot
• Pada saat istirahat, troponin berikatan dengan
aktin, tropomiosin menutupi tempat dimana
kepala miosin seharusnya mengikat aktin

• Adanya stimulus menmbulkan impuls di motor


neuron  ujung akson melepaskan asetilkolin
potensial aksi menyebar ke seluruh serabut
otot  retikulum sarkoplasma melepas ion Ca
 muatan ion k Ca lebih tinggi
• Ion Ca diikat oleh troponin  iktan troponin-
aktin terlepas tropomiosin bergeser
binding site aktin mnjd terbuka

• Di kpla myosin ATP d aktfkan oleh enzim ATP


ase mjd ADP + energi  energi mengaktifkan
kpla myosin untuk mengikat aktin  tarik
menarik antara aktin dan miosin  kontraksi
otot
Relaksasi otot
• Ion Ca dipompakan ke dalam retikulum
sarkoplasma  myosin ATP ase menjadi tidak
aktif  Kepala myosin terlepas dari aktin 
terbentuk kembali komplek troponin-
tropomiosin-aktin relaksasi otot
Faktor – faktor yang mempengaruhi kontraksi otot

• Intensitas stimulus
• Lemah kuatnya stimulus
• Besarnya beban yang diterima otot
• Panjang serabut pada awal kontraksi
• Panjang serabut pada awal relaksasi

60
Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

1. Otot sinergis, yaitu otot yang saling mendukung.


• Contoh: otot bisep dan otot lengan bawah (pronator) yang terdiri otot pronator
kuadratus dan otot pronator teres. Ketiga otot ini sama-sama berkontraksi ke
satu arah sehingga lengan bawah dapat diigerakkan memutar.
2. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerja secara berlawanan.
• Contoh:
• Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misal: mekanisme kerja
otot bisep dan trisep dapat membengkokkan dan meluruskan siku
• Abduktor (menjauhi badan)dan adduktor (mendekati badan) misal: gerak tangan
sejajar bahu dan sikap sempurna.
• Depresor (ke bawah) dan elevator (ke atas) misal, herak kepala menunduk dan
menengadah
• Supinator (menengadah)dan pronator (menelungkup), misal: gerak telapak
tangan
KELAINAN YANG TERJADI PADA OTOT

1. Hernia : Suatu tonjolan dari alat-alat dalam melalui tempat-tempat lemah pada dinding perut
antara lain canalis inguinalis atau umbilicus.
2. Myasthenia gravis : Suatu kelemahan otot-otot skelet terutama di daerah muka, disebabkan
serangan autoimmune terhadap reseptor-reseptor asetilkolin pada motor end-plate sehingga
jumlah reseptor berkurang dan otot menjadi lemah.
3. Spasme : Suatu kontraksi otot mendadak di luar kehendak
4. Kram : Kontraksi otot yang tetanik terasa sakit dan involunter
5. Konvulsi : Kontraksi involunter yang hebat dan tetanik dari suatu kelompok otot. Konvulsi bisa
terjadi karena infeksi, zat racun, gangguan metabolisme, dan kerusakan otak
6. Tic : Denyutan - denyutan kontraksi otot di luar kehendak pada otot-otot muka
7. Fibrosis : Pembentukan jaringan ikat fibrosa. Sel-sel otot skelet atau otot jantung yang mati akan
diganti oleh jaringan ikat, karena sel-sel otot ini tidak mampu beregenerasi sehingga otot-otot akan
melemah
8. Low back pain : Sakit didaerah punggung bawah, daerah lumboscral atau daerah iliaca
9. Kaku Leher (Stiff): kesalahan gerak yg peradangan otot trapesius leher sehingga leher terasa kaku
10. Atrofi: Mengecilnya otot sehingga kehilangan kemampuan berkontraksi
11. Tetanus: kejang otot karena infeksi bakteri Clostridium tetani
Kelainan-kelainan pada sistem otot
1. Atrofi otot → penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan
kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
2. Distorsi otot → diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada
otot anak-anak.
3. Hipertrofi otot → kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan
lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
4. Hernia abdominal → dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot.
5. Kelelahan otot → karena kontraksi secara terus-menerus, menyebabkan kram atau
kejang.
6. Keseleo → tertariknya tendon di daerah persendian dan jika terlalu keras bisa
menyebabkan putusnya serabut otot.
7. Nyeri otot → aliran darah yang terhambat menyebabkan peredaran darah tidak
lancar, sehingga otot terasa nyeri.

(Vander J. Arthur, 1986).

Anda mungkin juga menyukai