Anda di halaman 1dari 24

Otot Manusia

PRESENTED BY:
EKA ARYANTI DZULLIANA, S.PD
Pengertian Otot

 Otot adalah kumpulan sel otot yang membentuk jaringan


yang berfungsi menyelenggarakan gerakan organ tubuh.
 Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya
berkontraksi dan berelaksasi
 Kontraksi adalah melakukan pengerutan sehingga
bentuk sel otot memendek.
 Relaksasi adalah melakukan pengenduran sehingga
bentuk sel otot memanjang.
 Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan
kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot
sedang beristirahat.
Karakteristik Otot/ Kemampuan Otot

1. Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk


memendek dan lebih pendek dari ukuran semula.
2. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk
memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula.
3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali
pada ukuran semula.
Bentuk-bentuk Otot

 Tendon → urat otot, bagian ujung otot yang mengecil.


 Ventrikel empal otot, bagian tengah otot yang
menggembung.
 Origo → ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak
bergerak.
 Insersio → ujung otot yang melekat pada tempat yang
bergerak.
 Diskus interkalaris → bagian khas otot jantung yang
merupakan batas.
Struktur Otot
 Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang
berfungsi melindungi otot.
 Sarkoplasma adalah cairan sel otot dimana terdapat miofibril
dan miofilamen.
 Miofibril adalah serabut-serabut pada otot. Ada dua macam
miofibril:
 Miofibril homogen, terdapat pada otot polos
 Miofibril heterogen, terdapat pada otot jantung dan pada
otot lurik
 Miofilamen adalah benang-benang (filamen) halus yang
menyusun miofibril.
 Filamen tipis, tersusun atas tiga protein yaitu aktin,
tropomiosin, dan troponin.
 Filamen tebal, terdiri dari benang-benang protein miosin.
 Nukleus (inti sel), pada sel otot polos berjumlah satu dan
terletak di tengah, sedangkan pada sel otot lurik berjumlah
banyak dan terdapat di tepi sel.
Macam-macam Otot

A. Otot Polos
B. Otot Lurik/ Otot Rangka
C. Otot Jantung
Otot Polos

Ciri-ciri:
➢ Memiliki bentuk seperti gelendong
dengan kedua ujung meruncing.
➢ Memiliki satu buah inti sel yang
terletak di tengah sel otot.
➢ Permukaan sel polos tanpa lurik-
lurik.
➢ Pergerakan sel otot ini di luar
kehendak/ tanpa disadari
(involunter).
➢ Sifat pergerakan lambat dan teratur,
sehingga tidak cepat lelah.
➢ Banyak dijumpai di seluruh organ
dalam tubuh.
Otot Lurik/Rangka

Ciri-ciri:
➢ Memiliki bentuk sel silindris memanjang seperti
serabut/benang.
➢ Memiliki banyak inti sel yang terletak di tepi.
➢ Memiliki permukaan yang tampak bergaris-garis
gelap dan terang yang melintang pada struktur
selnya. Lurik ini disebabkan oleh adanya dua tipe
filamen, yaitu aktin dan miosin.
➢ Pergerakan sel otot ini dibawah
kehendak/diperintah oleh otak (volunter).
➢ Sifat pergerakannya cepat dan tidak teratur
sehingga mudah lelah.
➢ Dijumpai melekat di rangka untuk pergerakan.
➢ Tendon merupakan jaringan ikat yang mengikat
otot lurik pada rangka.
➢ Selain pada rangka, otot lurik juga ditemukan di
lidah, diafragma, dan bagian atas dinding
esofagus.
Otot Jantung

Ciri-ciri:
➢ Memiliki bentuk seperti otot lurik
tetapi bercabang-cabang.
➢ Ciri khas otot jantung memiliki
percabangan yang disebut
sinsitium serta batas antar sel yang
disebut diskus interkalaris.
➢ Memiliki banyak inti sel yang
terletak di tengah serabut.
➢ Pergerakan sel otot ini diluar
kehendak/tanpa disadari
(involunter) seperti otot polos.
➢ Sifat pergerakan lambat teratur,
sehingga tidak cepat lelah.
➢ Otot jantung hanya terdapat di
jantung.
Sifat Kerja Otot

1. Otot Antagonis
2. Otot Sinergis
Otot Antagonis

 Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang arah


kerjanya berlawanan.
 Contoh otot antagonis: otot bisep dan trisep.
 Otot bisep memiliki dua tendon dan terletak di
lengan atas bagian depan, sedangkan otot trisep
memiliki tiga tendon dan terletak di lengan atas
bagian belakang.
 Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep
berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
 Adapun untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep
berkontraksi dan otot trisep berelaksasi.
Macam-macam Gerakan Otot Antagonis

1. Ekstensi (meluruskan) dan fleksi (membengkokkan),


misalnya otot trisep dan otot bisep.
2. Abduksi (menjauhi badan) dan adduksi (mendekati
badan), misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap
sempurna.
3. Depresi (ke bawah) dan elevasi (ke atas), misalnya
gerak kepala menunduk dan menengadah.
4. Supinasi (menengadah) dan pronasi
(menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
5. Inversi (memiringkan/membuka telapak kaki ke arah
dalam tubuh) dan eversi (memiringkan/membuka
telapak kaki ke arah luar tubuh).
Otot Sinergis

 Otot sinergis adalah otot-otot yang arah geraknya


searah.
 Otot-otot sinergis berkontraksi dan berelaksasi
bersama-sama.
 Contohnya, otot pronator teres dan pronator
kuadratus, yaitu otot-otot yang menyebabkan
telapak tangan menengadah atau menelungkup.
Mekanisme Kerja Otot/ Bergerak

 Otot bekerja dengan cara berkontraksi dan


berelaksasi.
 Kontraksi otot dilakukan oleh protein aktin dan
miosin dalam otot.
 Bila aktin mendekat ke miosin maka otot akan
berkontraksi.
 Sebaliknya, bila aktin menjauhi miosin maka otot
akan relaksasi.
Mekanisme Kerja Otot/ Bergerak

 Keadaan otot yang memendek (kontraksi) maksimal


disebut tonus.
 Keadaan otot tidak diikuti oleh relaksasi disebut
tetanus (kejang).
 Otot dapat kejang karena adanya rangsangan
yang terus-menerus karena racun, misalnya racun
tetanus, atau karena dipaksa bergerak seperti berlari
atau berenang terus-menerus.
Kontraksi Otot

 Bagian otot yang berkontraksi adalah sel-sel otot.


 Pada diagram tentang struktur otot lurik terlihat
adanya filamen protein, yaitu aktin (filamen tipis)
dan miosin (filamen tebal).
 Rangsangan yang sampai ke sel otot akan
mempengaruhi asetilkolin yang peka terhadap
rangsangan.
 Asetilkolin adalah sejenis neurotransmitter, yaitu zat
kimia yang dapat menanggapi rangsang pada saraf
dan memindahkan rangsang ke saraf berikutnya.
 Asetilkolin diproduksi di ujung serabut saraf.
Kontraksi Otot

 Asetilkolin yang lepas akan membebaskan ion


kalsium yang berada di antara sel otot.
 Ion kalsium ini lalu masuk ke dalam otot sambil
mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin
sehingga posisi aktin akan berubah dan
mempengaruhi filamen penghubung.
 Selanjutnya, aktin mendekati miosin, sehingga aktin
dan miosin bertempelan membentuk aktomiosin.
Kontraksi Otot

 Akibatnya, serabut otot menjadi lebih pendek.


 Pada keadaan inilah, otot sedang berkontraksi.
 Setelah itu, ion kalsium masuk kembali ke plasma sel
sehingga ikatan troponin dan ion kalsium lepas, dan
menyebabkan lepasnya perlengkapan aktin dan
miosin.
 Keadaan inilah yang disebut otot relaksasi.
Kontraksi Otot

 Rangsangan yang datang dari luar akan


menyebabkan dilepaskan suatu senyawa
neurohormon yang disebut asetilkolin yang
menyebabkan aktomiosin mengerut (berkontraksi).
 Kontraksi ini memerlukan energi.
Energi Untuk Kontraksi Otot

1. Secara langsung, dengan cara menguraikan ATP


(Adenosin Trifosfat) menjadi ADP (Adenosin
Difosfat), fosfat, dan energi. Selanjutnya, ADP
diuraikan menjadi AMP (Adenosin Monofosfat),
fosfat dan energi.
2. Secara tidak langsung, dengan cara menguraikan
kreatin fosfat (sumber energi cadangan) menjadi
kreatin dan fosfat. Fosfat yang dihasilkan
kemudian akan bergabung dengan ADP menjadi
ATP. ATP kemudian akan mengalami peruraian
seperti di atas.
Relaksasi Otot

 Pada tahap relaksasi, ATP yang telah digunakan untuk


kontraksi harus dikembalikan ke dalam otot.
 Proses pembentukan ATP melibatkan glikogen (gula
otot) yaitu cadangan makanan yang disimpan dalam
otot.
 Glikogen dipecah menjadi glukosa dan asam laktat.
 Penimbunan asam laktat pada otot menyebabkan
kelelahan.
 Glukosa dioksidasi menghasilkan ATP melalui proses
respirasi.
 Karena membutuhkan oksigen maka proses relaksasi
disebut juga fase aerob.
Pemecahan Molekul Glukosa

 Secara Aerob
 Secara Anaerob
Secara Aerob

 Di dalam otot tersimpan gula otot, yaitu glikogen.


 Glikogen merupakan bentuk glukosa cadangan di
dalam otot.
 Seperti halnya glukosa, glikogen siap dibongkar
menjadi energi atau ATP.
 Glikogen akan dilarutkan menjadi laktasinogen,
kemudian diuraikan menjadi glukosa dan asam susu.
 Glukosa akan diubah menjadi energi melalui peristiwa
respirasi aerob maupun anaerob.
 Pengubahan glukosa secara anaerob terjadi jika
persediaan oksigen di otot telah menipis, misalnya
karena kontraksi terus-menerus saat berolahraga.
Secara Anaerob

 Timbunan asam laktat di dalam otot yang berlebihan


dapat menyebabkan rasa letih.
 Rasa letih akan hilang jika asam laktat telah
dioksidasi oleh oksigen menjadi H2O dan CO2, serta
menghasilkan energi.
 Energi ini dapat digunakan untuk mengubah asam
laktat menjadi glukosa.
 Asam laktat yang menumpuk di sel-sel otot akan
diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali
menjadi glukosa atau selanjutnya menjadi glikogen
untuk disimpan di otot atau hati.

Anda mungkin juga menyukai