Anda di halaman 1dari 10

Mekanisme Terjadinya Kram pada Otot

Alfandy Mamuaja 102016048

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat korespodensi: Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Email: mamuaja.alfandy@yahoo.com

Abstrak

System muscular merupakan sebagian besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan
tubuh. Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat
gerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun
pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Otot akan melakukan mekanisme kerja otot
yaitu kontraksi dan relaksasi. Dalam melakukan kerjanya, otot memerlukan energy agar tetap
bisa berkontraksi. Namun jika otot berkontraksi terus-menerus tanpa henti, kerja otot yang berat,
dan sumber energy yang tidak mencukupi, itu akan menyebab tertimbunnya asam laktat di otot
yang mengakibatkan otot menjadi lelah

Kata kunci : otot, muscular, kontraksi, relaksasi, asam laktat

Abstract

muscular system or muscles are responsible for any body movement. Muscle is a tissue
in the human body and animal that serves as a means of active motion that moves bones. Muscle
causing movement of an organism as well as the movement of organs in the organism. The
muscle will do the mechanism namely contraction and relaxation. In doing its work, the muscles
need energy so that it can still be contracting. However, if the muscle is contracting nonstop,
continuous muscular work, and the source of the energy which is not sufficient, it would have
caused lactic acid that buried in the muscles that cause the muscles become tired

keyword : muscles, muscular, contraction, relaxation, lactic acid


Pendahuluan

Manusia dapat bergerak berpindah tempat atau hanya menggerakkan bagian tubuhny saja
sesuai keinginannnya. Gerakan tubuh manusia terjadi karena adanya kerjasama antara tulang dan
otot. Tulang tidak mampu untuk menggerakkan dirinya, oleh karena itu tulang disebut sebagai
alat gerak pasif. Sedangkan otot mempunyai kemampuan untuk berkontraksi dan berelaksasi
sehingga dapat menggerakkan tulang, oleh karena itu otot disebut alat gerak aktif. Otot atau yang
sering disebut sebagai daging, adalah jaringan dalam tubuh yang berguna sebagai alat gerak aktif
yang menggerakkan tulang. Terdapat tiga jenis otot, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
Otot yang berperan dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot lurik atau yang biasa disebut
otot rangka. Otot rangka melakukan gerak dari gerak sederhana sampai gerakan kompleks. Otot
ini juga bekerja secra sadar dan dikendalikan oleh saraf dan akan melakukan mekanisme
kontraksi dan relaksasi.

Jaringan Otot pada Manusia

Jaringan otot pada manusia merupakan jaringan yang jumlahnya dapat mencapai 40%
hingga 50% massa tubuh manusia. Jaringan ini juga sekaligus merupakan jaringan tunggal yang
terbesar di dalam tubuh manusia. Otot berfungsi sebagai transducer atau mesin yang dapat
mengubah energi potensial (kimiawi) menjadi energi kinetik (mekanis). Otot secara umum
memiliki tiga fungsi , antara lain fungsi pergerakan yaitu untuk menghasilkan pergerakan pada
tulang dimana otot tersebut melekat dan bergerak di dalam bagian-bagian organ internal tubuh,
untuk menopang tubuh dan mempertahankan postur tubuh manusia baik saat duduk maupun di
saat berdiri, dan untuk memproduksi panas yang digunakan untuk mempertahankan kestabilan
suhu tubuh normal manusia. Selain memiliki fungsi-fungsi tersebut di atas, otot juga memiliki
ciri-ciri khusus, yaitu kontraktilitas yang berarti serabut otot dapat berkontraksi dan menegang
yang melibatkan atau mungkin saja tidak melibatkan pemendekan otot, eksitabilitas yang berarti
serabut otot dapat merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf, ekstensibilitas yang
berarti serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks, dan
elastisitas yang berarti serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah melakukan
kontraksi atau meregang.1

2
Secara umum, otot pada manusia terbagi menjadi 3 tipe, yaitu otot polos yang bekerja di
luar kesadaran (involunter), otot lurik yang bekerja di bawah kesadaran (volunter) umumnya
terdapat pada dinding organ dalam yang berlumen, dan otot jantung yang memiliki struktur
seperti otot lurik namun memiliki kerja seperti otot polos, yaitu di luar kesadaran (involunter),
otot jantung juga hanya dapat ditemukan di jantung sehingga sifatnya sangat khusus dan
didesain untuk mendukung fungsi jantung sebagai pemompa darah ke seluruh tubuh. Untuk
makalah saya kali ini, saya akan membahas lebih dalam mengenai otot lurik/rangka. Otot lurik
merupakan sel-sel serabut otot yang memiliki banyak inti atau multinukleus yang dikelilingi oleh
membran plasma yang dapat dirangsang oleh listrik, dan biasa disebut sarkolema.2

Masing-masing serat dari otot lurik ini merupakan berkas myofibril yang tersusun secara
sejajar yang terbenam dalam cairan intrasel yang biasa disebut sarkoplasma. Di dalam
sarkoplasma inilah, akan ditemukan berbagai macam zat, seperti glikogen, ATP dan keratin-
fosfat, dan enzim-enzim glikolisis. Otot rangka disebut juga otot lurik karena susunan beraturan
miofilamennya membentuk pola berulang pita yang terang dan pita yang gelap. Masing-masing
unit berulang itulah yang disebut sebagai sarkomer dan merupakan unit fungsional yang bekerja
saat otot melakukan kontraksi maupun relaksasi.2

Gambar 1. Struktur Otot rangka2

3
Kontraksi otot

Kontraksi otot terjadi ketika ion Ca2+ berikatan dengan troponin. Susunan protein menjadi
berubah,di mana tropomiosin bergerak dari posisi blockingnya. Akibatnya, aktin dan miosin
dapatberinteraksi pada Cross Bridge, menghasilkan kontraksi otot.Ketika terjadi kontak antara
aktin dan miosin pada cross bridge, maka jembatan tersebut berubahbentuk, yaitu melipat kira-
kira 45 derajat ke arah tengah sarkomer. Akibat lipatan ini, terjadi PowerStroke yang menarik
thin filament. Siklus ini terjadi berkali-kali untuk menyelesaikan prosespemendekan.Pada akhir 1
siklus cross-bridge, sambungan aktin dan miosin terpecah, lalu kembali ke bentuksebelumnya
dan mengikat molekul aktin berikutnya.3

Relaksasi otot

Relaksasi otot terjadi ketika troponin (salah satu protein penyusun thin filaments) tidak
terikatdengan ion Ca2+. Protein ini menstabilkan tropomyosin pada posisi memblok “binding
site” pada aktin. Dengan begitu, terbentuklah kompleks troponin-tropomyosin yang menutupi
binding site pada aktin. Karena binding site aktin tertutup, maka miosin dan aktin tidak dapat
melakukan “cross- bridge binding” dan serat otot mengalami relaksasi.3

Gambar 2. Sakromer3

4
Gambar 3. Sarkomer saat kontraksi dan relaksasi3

Metabolisme Otot

Bila suatu otot berkontraksi, salah satu ujungnya biasanya diam sedangkan ujung lainnya
bergerak kearah ujung yang diam tersebut. Ujung yang diam disebut origo, sedangkan yang
bergerak disebut insersi. Otot hanya bekerja melalui kegiatan kontraksi dan kegiatan menarik.
Otot tidak bisa mendorong, meskipun bisa berkontraksi tanpa memendek sehingga
mempertahankan sendi diam pada posisi tertentu. Bila kontraksi hilang, otot menjadi lunak,
tetapi tidak memanjang sampai ia tereggang oleh kontraksi otot yang berlawanan kerjanya(otot
antagonis).4

Pada saat ada rangsangan yang diterima di dendrit, rangsangan tersebut diteruskan dalam
bentuk neurotransmitter sepanjang akson ke ujung saraf dan disimpan di dalam ventrikel. Dalam
hal ini, neurotransmitter yang dimaksud berupa asetilkolin. Pada saat rangsangan sampai di
ujung saraf, akson neuron motorik akan membebaskan asetilkolin sehingga asetilkolin akan
berikatan dengan reseptor/saluran di motor end-plate. Sebagai respons dari pengikatan asetilkolin
dengan reseptor maka terbentuk potensial aksi yang kemudian disalurkan ke seluruh membran
permukaan dan turun ke tubulus T sel otot. Potensial aksi di tubulus T memicu pelepasan Ca 2+
dari retikulum sarkoplasma.5

5
Ca2+ yang dilepaskan kemudian akan berikatan dengan troponin yang biasa disebut
dengan troponin C. Setelah itu, troponin C akan berikatan dengan tropomiosin dan aktin yang
kemudian akan berikatan dengan kepala miosin yang mengandung ATP. Karena adanya saling
tarik menarik antara aktin dan miosin, maka menyebabkan terjadi sliding atau kontraksi. ATP
lalu akan pecah menjadi ADP + P + energi. Kepala miosin lalu lepas, terjadi relaksasi dan aktin
yang telah berikatan dengan troponin C dan tropomiosin akan berikatan lagi dengan kepala
misosin lain yang masih mempunyai ATP.5

Jika sudah tidak ada potensial aksi lokal, maka Ca 2+ akan secara aktif diserap kembali
oleh retikulum sarkoplasma. Dengan Ca2+ tidak lagi terikat ke troponin, tropomiosin bergeser
kembali ke posisinya menutupi tempat pengikatan aktin; kontraksi berakhir dan aktin secara
pasif bergeser kembali ke posisi istirahatnya semula.5

Gambar 4.
Hidrolisis ATP pada proses kontraksi dan relaksai otot6

6
Anatomi Otot Tungkai Bawah

Gambar 5. (a) otot tungkai bawah tampak anterior, (b) otot tungkai bawah tampak lateral, (c) otot
tungkai bawah tampak posterior7

otot-otot tungkai bawah dibagi atas Mm. Flexor, Mm. Ekstensor dan Mm. Peronaei. Bagian-
bagian penting otot yang terdapat pada tungkai bawah antara lain adalah8:

1. Gastroknemius, merupakan otot utama betis dan berkontraksi untuk menekuk


pergelangan kaki dan menarik tumit ke atas saat berjinjit dan menekuk lutut.
2. Tibialis posterior, merupakan otot utama pemutar telapak kaki kearah dalam.
3. Fleksor digitorum longus, fungsinya adalah untuk menekuk dan memutar telapak kaki ke
dalam, menekuk jari kaki dan membantu jari kaki menggenggam.
4. Fleksor halusius longus, merupakan otot pendorong saat berjalan.
5. Fibular longus, menekuk dan memutar telapak kaki kearah luar.

7
Kejang Otot (spasme)

Spasme adalah kejang otot setempat yang mengenai sekelompok atau beberapa kelompok
otot, yang timbul secara involunter. Adanya kejang otot disebabkan oleh gangguan otot atau
karena gangguan persarafannya. Gangguan pada persarafan bisa terjadi ditingkat perifer atau
pusat. Kejang otot dapat terjadi karena letih (biasanya terjadi pada malam hari ketika masih
tidur), dapat pula karena dingin (sewaktu berenang), dan dapat pula karena panas (terjadi pada
atlit yang bertanding di udara yang panas).9

Kram otot dapat terjadi pada tangan, kaki, atau perut. Kram otot dapat berhenti dengan
meregangkan otot yang mengalami kram agar otot tersebut menjadi rileks kembali. Kram
muskulorum merupakan salah satu kram yang terjadi pada otot betis dank ramini pernah dialami
oleh semua orang yang telah mengeluarkan banyak tenaga seperti berenang, lari-lari main tenis,
dan sebagainya. Pemberian garam seperti calcium glutonae,KCl, atau NaCl dapat mencegah
timbulnya kembali kram muskulorum pada otot betis, atau otot jari.9

Pembahasan Kasus

Pada kasus ini didapatkan bahwa seorang anak laki-laki yang merasa kan kejang pada
betis kanannya saat dia sedang melakukan latihan untuk perlombaan renang, dan si penjaga
kolam melakukan dorongan terhadap kakinya kearah dorsal. Banyak yang dapat menyebabkan
kejang atau yang biasa disebut dengan kram otot. Salah satunya adalah dikarenakan dia tidak
melakukan pemanasan atau terjadinya kontraksi yang terus menerus yang tidak terkontrol yang
menyebabkan otot menjadi keras dan menyebabkan rasa nyeri. Dikasus ini seorang perenang
merasakan kejang di betisnya, dan biasa kram pada betis terjadi pada musculus gastrocnemius.
Dan kontraksi otot dapat terjadi asetilkolin membebaskan ion kalsium (Ca2+) yang berada
diantara sel otot. Dan dalam kasus ini dituliskan bahwa salah satu penjaga kolam memegang kaki
kanan si anak dan mendorong telapak kaki kanannya kearah dorsal selama 2 menit. Hal ini
dilakukan karena saat terjadi kram itu berarti otot tersebut sedang mengalami kontraksi yang
tidak terkontrol, dan pada saat sedang terjadi kram yang dilakukan adalah dengan meregangkan
otot berlawanan dengan arah otot atau bagian yang mengalami kejang tersebut karena dengan

8
begitu itu akan membantu pelemasan otot sehingga sirkulasi oksigen menjadi lancar. Dan
peregangan otot yang keram dilakukan secara perlahan, saat terjadi kram otot berarti otot
tersebut sedang kontraksi dan sedang meregang, dan itulah sebabnya mengapa saat otot
meregang dengan kuat regangan tersebut harus ditambah supaya semakin meregang semakin
kuat dan pada saat itulah otot-otot yang mengalami kram tersebut atau otot yang mengalami
kontraksi yang berlebihan akan kembali relaksasi.

Kesimpulan

Sesuai pembahasan diatas. Otot kita memerlukan energy untuk melakukan aktifitasnya
yaitu berkontraksi. Namun jika otot kita berkontraksi terlalu lama itu akan menyebabkan kram
pada otot atau bahkan kejang otot. Kejang otot adalah suatu kontraksi yang hebat dari
sekelompok otot. Kontraksi yang berlebihan dan terus menerus akan menyebabkan otot tidak
dapat ber-relaksasi dan menyebabkan nyeri yang berlebihan. Kejang otot dapat terjadi karena
beberapa faktor, yaitu letih, terlalu dingin saat berenang dan terlalu panas saat berada di udara
panas.

Daftar Pustaka

1. Murray RK, Graner DK, Rodwell VW. Editor: Wulandari N, Rendy L, Dwijayanthi L,
liena, Danny F, Rachman LY. Biokimia Harper. Edisi ke – 27. Jakarta: EGC;
2009.h.158,582-9
2. Sloane E. Editor: Widyastuti P. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.
3. Lestari M. mekanisme kontraksi dan relaksasi otot rangka. 2016. Tersedia:
www.brainly.co.id. Online: 23 maret 2017
4. Cambridge Communication Limited. Anatomi fisiologi sistem lokomotor dan
penginderaan. Jakarta: EGC, 2003. h.9
5. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 8. Jakarta: EGC, 2014. Hal. 284-9
6. Gambar 4: http://deborafilifos.blogspot.com/2013/03/sistem-otot.html
7. Gambar 5: www.google.com/image/anatomi otot tungkai bawah.
8. Parker S. Ensiklopedia tubuh manusia. Jakarta: Erlangga, 2009. Hal. 58-9
9. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Muttaqin A.2008.
Jakarta. Salemba Medika. h.131

9
10

Anda mungkin juga menyukai