Anda di halaman 1dari 56

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL BESERTA ASKEP

DIAGNOSA MEDIS REPTUL MUSKULUS (R)GLUTEUS (S)

NAMA MUSA F.KANTUM


NIM.144011.01.17.045
KELAS.IIIA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


AKPER MARTHEN INDEY JAYAPURA
TAHUN AJARAN 20119/2020

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM OTOT

 Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh (ilmu = Myologi).


FUNGSI OTOT RANGKA :
1. Menghasilkan gerakan rangka.
2. Mempertahankan sikap dan posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dalam sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi  panas
6. Menyimpan cadangan makanan.

CIRI – CIRI SISTEM MUSKULER :


Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi.
Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Relaksasi otot terjadi jika otot
sedang beristirahat. Dengan demikian otot memiliki karakter, yaitu:
1. Kontraktilitas : Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
2. Eksitabilitas : Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh
impuls. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks.
3. Elastisitas : Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang.
4. Ekstensibilitas : Kemampuan untuk streeching/meregang

KLASIFIKASI :
1. OTOT RANGKA (Skeletal) = striated muscle = voluntary muscle
Ciri – ciri :
a. Sel otot rangka berbentuk silindris, masing-masing memiliki beberapa nukleus dan tampak
bergaris / lurik
b. Melekat pada tulang
c. Diinervasi oleh serabut saraf motoric
d. Otot rangka merupakan kumpulan fasciculus (berkas sel otot berbentuk silindris yang
diikat oleh jaringan ikat).
e. Lebar serabut antara 10 -100 mikron
f. Memiliki banyak inti di bagian perifer
g. Kontraksinya sangat cepat, kuat, sebentar dan cepat lelah

2. OTOT POLOS (Smooth) = viceral muscle = involuntary muscle


Ciri – ciri :
a. Sel otot polos memiliki ujung yang runcing, satu buah nukleus dan tidak ada stria.
b. Kontraksinya tidak disadari (involuntary)
c. Terdapat organ internal sehingga disebut juga otot visceral
d. Berbentuk spindle, seperti gelondong
e. Intinya di tengah
f. Panjang 15-500 mikron
g. Kontraksinya kuat, lambat dan lama
h. Metabolisme aerobic
i. Tahan terhadap kelelahan

Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi :
a. Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara
besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran
pupil dan pada otot erektor pili rambut.
b. Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga
atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot
ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal
untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.

3. OTOT JANTUNG (Cardiac) = myocardium


Ciri – ciri :
a. Otot jantung bercabang, memiliki satu nukleus, dan stria yang tipis
b. Membentuk keempat ruang jantung
c. Dapat berkontraksi sendiri (autoregulasi)

 BAGIAN OTOT :
1. Kepala otot = muskulus caput
2. Empal otot = muskulus venter
3. Ekor otot = muskulus caudal

 DIDALAM OTOT TERDAPAT:


1. Muscle fibers : peran utama untuk kontraksi
2. Muscle spindles
3. Jaringan ikat / fascia / tendon
4. Sistem vascular
5. Sistem saraf yang menginervasi (sistem saraf motorik somatik)
6. Sel lemak ,dll

 TIPE SERABUT OTOT :


1. Otot Merah :
a. Ukuran syaraf kecil
b. Diameter kecil
c. Syaraf motor lambat
d. Timbunan glikogen rendah
e. Timbunan Trigliserida tinggi
f. Kekuatan kontraksi rendah
g. Waktu kontraksi lambat
h. Produksi tenaga rendah
i. Efisiensi energi tinggi
j. Daya tahan tinggi
k. Kandungan mitocondria tinggi

2. Otot Putih :
a. Ukuran Syaraf motor besar
b. Diameter besar
c. Syaraf motor cepat
d. Timbunan Glikogen tinggi
e. Timbunan Trigliserida menengah
f. Kekuatan kontraksi tinggi
g. Waktu kontraksi cepat
h. Waktu relaksasi cepat
i. Produksi tenaga tinggi
j. Efisiensi energi rendah
k. Daya tahan rendah
l. Banyak mengandung protein

Pengklasifikasian jenis serabut otot didasarkan pada:


a. Penglihatan secara anatomis : merah dan Putih
b. Fungsi otot: cepat lambat atau cepat lelahnya dan tahan terhadap kelelahan
c. Kandungan biokimia: Tinggi rendahnya kapasitas aerobik
d. Sifat-sifat secara histokimia: Jenis atau sifat sifat enzim yang terkandung di dalamnya.

 KERJA OTOT :
a. Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
b. Supinasi (menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
c. Depresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
d. Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
e. Dilatator (melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
f. Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
 FISIOLOGI SISTEM OTOT :
GERAK OTOT :
- Antagonistik
- Sinergistik

 TONUS OTOT :
1. Adalah kondisi dimana otot sedikit kontraksi
2. Fungsi: mempertahankan posisi tegak tubuh
3. Pengaturan tonus otot oleh Cerebellum

 KONTRAKSI OTOT
MEKANISME FILAMEN YANG BERGESER :
1. Impuls saraf sampai pada terminal dari akson serabut saraf, Asetilkolin dilepaskan dan
tersebar di celah sinaps
2. Asetilkolin membuat sarkolema lebih permeabel terhadap ion Na yang kemudian segera
masuk ke dalam sel
3. Sarkolema mengalami depolarisasi, menjadi lebih negatif di bagian luar, dan positif di
bagian dalam. Tubulus T membawa pergantian ionisasi ini ke dalam sel otot
4. Depolarisasi menstimulasi pelemasan ion Ca2+ dari retikulum sarkoplasmik. Ion Ca2+
berikatan dengan kompleks troponin-tropomiosin yang menggesernya dari filamen aktin
5. Miosin memecah ATP untuk melepaskan energinya, miosin kemudian melekat pada
filamen aktin dan menarik aktin ke tengah dari sarkomer, sehingga sarkomer memendek
6. Semua sarkomer dalam serat otot memendek  serat otot seluruhnya berkontraksi
7. Sarkolema mengalami repolarisasi. Ion K keluar dari sel, memulihkan kondisi positif di
luar dan negatif di dalam sel. Pompa ion kemudian mengembalikan Na keluar dan K ke
dalam sel.
8. Kolinesterasi di sarkolema menginaktivasi asetilkolin
9. Bila ada impuls saraf selanjutnya akan memperpanjang kontraksi (lebih banyak asetilkolin
yang dilepaskan)
10. Bila tidak ada impuls saraf lagi, serat otot akan relaksasi dan kembali ke panjang mula-
mula

Kontraksi dapat berlangsung bila ada rangsangan (stimulus) baik oleh pengaruh saraf
atau oleh pengaruh lain. Kontraksi dapat terjadi karena adanya energi kimia berupa ATP yang
terbentuk pada sel otot. Kontraksi terjadi sangat dipengaruhi oleh 2 jenis protein yaitu aktin
dan myosin. Interaksi dari 2 protein tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi pada otot.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari :
a). Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. Fungsi fascia
yaitu mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur bergerak
satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah dan saraf.
b). Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung.
c). Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan
bersifat liat.
Kontraksi otot polos disebabkan oleh empat faktor:
1. Neksus
2. Tarikan mekanik yang bersifat lokal
3. Pengaruh hormonal misal : Oksitosin
4. Inervasi saraf otonom

SKALA KETERANGAN KEKUATAN OTOT :


0 = Otot sama sekali tidak mampu bergerak, tampak berkontraksi, akan jatuh 100% pasif.
1 = Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktujatuh.
2 = Mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan gaya gravitasi(saja), tapi dengan
sentuhan akan jatuh.
3 = Mampu menahan tegak walaupun sedikit didorong tetapi tidak mampu melawan tekan/
dorongan dari pemeriksa.
4 = Kekuatan kurang dibandingkan sisi lain.
5 = Kekuatan utuh.
Skala 0 = artinya otot tak mampu bergerak/lumpuh total, misalnya jika tapak tangan
dan jari mempunyai skala 0 berarti tapak tangan dan jari tetap saja ditempat walau sudah
diperintahkan untuk bergerak.
Skala 1 = Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada
persendian yang harus digerakkan oleh otot tersebut.
Skala 2 = dapat mengerakkan otot atau bagian yang lemah sesuai perintah misalnya
tapak tangan disuruh telungkup atau lurus bengkok tapi jika ditahan sedikit saja sudah tak
mampu bergerak
Skala 3 = dapat menggerakkan otot dengan tahanan minimal misalnya dapat
menggerakkan tapak tangan dan jari
Skala4 = Dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan.
Skala 5 = bebas bergerak dan dapat melawan tahanan yang setimpal (normal).
SKALA KEKUATAN OTOT
Skala Nilai Ket.
Normal 5/5 Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahan penuh
Baik 4/5 Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahan sedang
Sedang 3/5 Hanya mampu melawan gaya gravitasi
Buruk 2/5 Tidak mampu melawan gaya gravitasi {gerakkan pasif
Sedikit 1/5 Kontraksi otot dapat di palpasi tampa gerakkan persendian
Tidak ada 0/5 Tidak ada kontraksi otot

A. OTOT PADA AREA KEPALA :Otot puncak kepala :


1. M. frontalis
2. M. oksipitalis
Otot wajah :
1. M. rektus okuli
2. M. Obliques okuli
3. M. Orbikularis okuli
4. M. Levator palpebral

Otot mulut dan bibir :


1. M. triangularis
2. M. Quadratus labii superior
3. M. Quadratus labii inferior
4. M. Bukinator
5. M. Zigomatikus

Otot pengunyah :
1. M. Maseter
2. M. Temporalis
3. M. Pterigoid

Otot lidah :
1. M. Genioglosus
2. M. Stiloglosus

B. OTOT LEHER :
1. M. trapezius
2. M. Sternokleidomastoid
3. M. Splenius kapitis

C. OTOT BAHU :
1. M. deltoid
2. M. Sub skapularis
3. M. Supra spinatus
4. M. Infra spinatus
5. M. Teres mayor
6. M. Teres minor

D. OTOT DADA :
1. M. Pektoralis mayor
2. M. Pektoralis minor
3. M. Sub klavikula
4. M. Seratus anterior superior
5. M. Seratus anterior inferior
6. M. Interkostalis eks/int
7. M. Diafragmatikus

E. OTOT PERUT :
Dinding perut :
1. M. Abdominis interna
2. M. Abdominis eksterna
3. M. Obliques internus abdominis
4. M. Aponeurosis
5. M. Rektus abdominis
6. M. Transfersus abdominis

Dinding depan perut :


1. M. Psoas (M. Quadratus lumborum)
2. M. Iliakus

F. OTOT PUNGGUNG DAN BELAKANG TUBUH :


Menggerakkan lengan :
1. M. Trapezius
2. M. Latisimus dorsi
3. M. Romboideus

Antar ruas iga :


1. M. Seratus posterior inferior
2. M. Seratus posterior superior

Otot punggung :
1. M. Interspinalis Transfersi
2. M. Sakrospinalis erektor spina
3. M. Quadratus lumborum

G. OTOT LENGAN :
Pangkal lengan :
1. M. biseps brakii
2. M. Brakialis
3. M. Korako brakial
4. M. trisep brakii

Lengan bawah :
1. M. Palmaris longus
2. M. Fleksor karpi radialis
3. M. Fleksor digitor sublimis
4. M. Fleksor digitorum profundus
5. M. pronator teres quadratus
6. M. Supinator bravis
7. M. Ekst karpi radialis longus
8. M. Ekst karpi radialis brevis

H. OTOT SEKITAR PANGGUL :


Sebelah depan :
1. M. Psoas mayor
2. M. Iliakus
3. M. psoas mayor

Sebelah belakang :
1. M. Gluteus maksimus
2. M. Gluteus medius minimus

I. OTOT TUNGKAI BAWAH :


1. M. tibialis anterior
2. M. Ekstensor falangus longus

ANATOMI FISIOLOGI SKELETAL

- Terdiri dari 206 tulang


- Terbagi menjadi :
a. Rangka aksial : 80 tulang
Columna vertebralis : 26 tulang
Tengkorak : os cranialis, os facial, os auditorius, os hyoid
Kerangka thoraks
b. Rangka apendikular
106 tulang : lengan, tungkai, pectoral, pelvis
c. Rangka persendian

FUNGSI SISTEM RANGKA :


1. Topangan dan bentuk
2. Pergerakan
3. Perlindungan
4. Hematopoesis
5. Depo mineral

KOMPOSISI TULANG :
Sel:

1. Osteoblast (pembentukan tulang) : Menghasilkan jaringan osteosid dan mengeksresikan


fosfatase dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam matrix tulang.
2. Osteosit : Sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran kimiawi
melalui tulang yang padat
3. Osteoclast (penghancuran tulang): sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan matrix
tulang. Sel-sel ini menghasilkan enzym proteolitik yang memecah matrix menjadi mineral
tulang, tulang kalsium fosfat terlepas kedalam darah.

Matriks ekstraseluler :
Serat kolagen organik
Garam anorganik tulang : kalsium dan fosfor

A. ANATOMI DASAR KEPALA (CRANIUM)


Tulang Kepala (Os. Cranium) :
1. Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :
a. Os frontal (tulang dahi)
b. Os parietal (tulang ubun-ubun)
c. Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)

2. Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :


a. Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar
tengkorak dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
b. Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal
diantara lekuk mata.
Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang
lain seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.

3. Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang-tulang seperti :


a. Tulang pelipis ( os Temporal )
b. Sebagian tulang dahi
c. Tulang ubun-ubun
d. Tulang baji.

Os. Cranium tersusun atas:


1 tulang dahi (os.frontale)
2 tulang ubun-ubun (os.parietale)
1 tulang kepala belakang (os.occipitale)
2 tulang baji (os.sphenoidale)
2 tulang pelipis (os.temporale)
2 tulang tapis (os.ethmoidale)

Sutura :
Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang
disebut sutura. Sutura-sutura tersebut adalah :
1). Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal.
2). Sutura sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan.
3). Sutura lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan os occipital.

Bagian muka/wajah (os.splanchocranium) :


2 tulang rahang atas (os.maxilla)
2 tulang rahang bawah (os.mandibula)
2 tulang pipi (os.zygomaticum)
2 tulang langit-langit (os.pallatum)
2 tulang hidung (os.nasale)
2 tulang mata (os.laximale)
1 tulang lidah (os.hyoideum)
2 tulang air mata (os.lacrimale)
2 tulang rongga mata (os.orbitale)

Tengkorak wajah dibagi atas dua bagian:

a. Bagian hidung terdiri atas :


1). Os Lacrimal (tulang mata) letaknya disebelah kiri/kanan pangkal hidung di sudut mata.
2). Os Nasal (tulang hidung) yang membentuk batang hidung sebelah atas
3). Os Konka nasal (tulang karang hidung), letaknya di dalam rongga hidung danj bentuknya
berlipat-lipat.
Septum nasi (sekat rongga hidung) adalah sambungan dari tulang tapis yang tegak.

b. Bagian rahang terdiri atas tulang-tulang seperti :


1). Os Maksilaris (tulang rahang atas)
2) Os Zigomaticum, tulang pipi yang terdiri dari dua tulang kiri dan kanan.
3) Os Palatum atau tulang langit-langit, terdiri dari dua dua bua tulang kiri dan kanan
4) Os Mandibularis atau tulang rahang bawah , terdiri dari dua bagian yaitu bagian kiri dan
kanan yang kemudian bersatu di pertengahan dagu. Dibagian depan dari mandibula terdapat
processus coracoid tempat melekatnya otot.

B. ANATOMI LEHER :
I. Caudal :
Incisura stertu, clavicula sin & dextra, Articulatio clavico acromialis, garis antara
articulatio dengan proc.spinosusvertebra cervicalis VII.
II.Cranial :
Mentum, Margo inferior mandibula , angulus mandibula, Proc.mastoideus, linea
nuchae superior

TRIGONUM ANTERIOR :
a. T.suprahyoid :
T.submandibular batas-batasnya :
- Cranial : margo inf.mand
- Med.vent : venter ant m.digastrici
- Med dors : Venter post m.digastrici
T.submentale :
- Lateral : venter ant,m.digastrici,isi v.jugularis ant
- Med: Linea media
- Caudal : Os hyodeum

b. T.infrahyoid :
T.caroticum sup isi : A carotis comunis ,V jugulare, N vagus
- Cranio dorsal : vent post m.digastrici
- Caudo vent : vent sup m. Omohyoid
- Lateral : M. Sterno0deidomastoideus
T.caroticum inf (musculare) :
- Med.vent: linea mediana
- Lat cranii : ventbsup m.omohyoid
- Lat.caud : M.sternocleimastoid

TRIGONUM POSTERIOR :
1. T.occipitale (omotrapezideum) :
- Ventro med : pinggir dorsal M.strenokidormastoid
- Dorso lat : pinggir ventral M.trapezius
- Caudal : venter inf. M.omohyoid
2. T.omoclaviculare (sub calvian triangle) :
- Craniolateral : vent .inf m.omohyoid
- Craniomedial : M.sternoeleidomastoideus
- Caudal : claveiula

C. ANATOMI RONGGA DADA / TORAK :


Rongga dada dibagi menjadi 3 rongga utama yaitu ;
1. Rongga dada kanan (cavum pleura kanan )
2. Rongga dada kiri (cavum pleura kiri)
3. Rongga dada tengah (mediastinum).

RONGGA MEDIASTINUM
Rongga ini secara anatomi dibagi menjadi :
1. Mediastinum superior, batasnya :
Atas : bidang yang dibentuk oleh Vth1, kosta 1 dan jugular notch.
Bawah : Bidang yang dibentuk dari angulus sternal ke Vth4
Lateral : Pleura mediastinalis
Anterior : Manubrium sterni.
Posterior : Corpus Vth1 - 4
2. Mediastinum inferior terdiri dari :
a. Mediastinum anterior
b. Mediastinum medius
c. Mediastinum Posterior
a. Mediastinum Anterior batasnya :
- Anterior : Sternum ( tulang dada )
- Posterior : Pericardium ( selaput jantung )
- Lateral : Pleura mediastinalis
- Superior : Plane of sternal angle
- Inferior : Diafragma.

b. Mediastinum Medium batasnya :


- Anterior : Pericardium
- Posterior ; Pericardium
- Lateral : Pleura mediastinalis
- Superior : Plane of sternal angle
- Inferior : Diafragma.

c. Mediastinum posterior, batasnya :


- Anterior : Pericardium
- Posterior : Corpus VTh 5 – 12
- Lateral : Pleura mediastinalis
- Superior : Plane of sternal angle
- Inferior : Diafragma.

ANATOMI PLEURA
Pleura ( selaput paru ) adalah selaput tipis yang membungkus paru – paru :
Pleura terdiri dari 2 lapis yaitu ;
1. Pleura visceralis, selaput paru yang melekat langsung pada paru –paru.
2. Pleura parietalis, selaput paru yang melekat pada dinding dada.
Pleura visceralis dan parietalis tersebut kemudian bersatu membentuk kantong tertutup yang
disebut rongga pleura (cavum pleura). Di dalam kantong terisi sedikit cairan pleura yang diproduksi
oleh selaput tersebut

D. ANATOMI BAHU :
Fungsi bahu manusia adalah dapat memutar lengan dalam lingkaran penuh serta
mengangkatnya ke atas, ke bawah, ke depan, ke belakang, dan banyak gerakan lainnya.
Di bahu, ada tiga tulang besar bertemu dan membuat sudut 90 derajat:
- Klavikula ( tulang selangka), klavikula meluas di depan bahu dari sternum ke tulang belikat.
Klavikula ( tulang selangka) berfungsi membantu menstabilkan gerakan bahu.
- Skapula (tulang belikat), tulang belikat adalah tulang segitiga datar yang terletak di
punggung atas. Ini menghubungkan dengan tulang selangka di bagian depan tubuh.
- Humerus (Tulang terbesar lengan), humerus terhubung ke tulang belikat dan klavikula di
bahu. Kepala tulang memiliki tombol bola seperti untuk membuat bola dan socket sendi
dengan tulang belikat.

E. ANATOMI PERUT :
ABDOMEN adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan meluas dari
atas dari diafragma sampai pelvis di bawah. Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian,
abdomen yang sebenarnya yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih besar dari pelvis yaitu
rongga sebelah bawah dan lebih kecil. Batas-batas rongga abdomen adalah di bagian atas
diafragma, di bagian bawah pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di kedua
sisi otot-otot abdominal, tulang-tulang illiaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian belakang
tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum. Bagian dari rongga abdomen dan
pelvis beserta daerah-daerah (Pearce, 1999).

Isi dari rongga abdomen adalah sebagian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus
halus dan usus besar (Pearce, 1999).

1. Lambung :
Lambung terletak di sebelah atas kiri abdomen, sebagian terlindung di belakang iga-
iga sebelah bawah beserta tulang rawannya. Orifisium cardia terletak di belakang tulang
rawan iga ke tujuh kiri. Fundus lambung, mencapai ketinggian ruang interkostal (antar iga)
kelima kiri. Corpus, bagian terbesar letak di tengah. Pylorus, suatu kanalis yang
menghubungkan corpus dengan duodenum. Bagian corpus dekat dengan pylorus disebut
anthrum pyloricum.
Fungsi lambung :
a. Tempat penyimpanan makanan sementara.
b. Mencampur makanan.
c. Melunakkan makanan.
d. Mendorong makanan ke distal.
e. Protein diubah menjadi pepton.
f. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
g. Faktor antianemi dibentuk.
h. Khime yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum (Pearce, 1999).

2. Usus Halus :
Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam
keadaan hidup. Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ibo kolika tempat
bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi usus
besar.
Usus halus dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
a. Duodenum adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm.
b. Yeyenum adalah menempati dua per lima sebelah atas dari usus halus.
c. Ileum adalah menempati tiga pertama akhir.

Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi khime dari lambung isi
duodenum adalah alkali. (Pearce, 1999)

3. Usus Besar :
Usus halus adalah sambungan dari usus halus dan dimulai dari katup ileokdik yaitu
tempat sisa makanan. Panjang usus besar kira-kira satu setengah meter.
Fungsi usus besar adalah :
a. Absorpsi air, garam dan glukosa.
b. Sekresi musin oleh kelenjer di dalam lapisan dalam.
c. Penyiapan selulosa.
d. Defekasi (pembuangan air besar) (Pearce, 1999)

4. Hati :
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian teratas dalam
rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma. Hati dilindungi oleh iga-iga.
Fungsi hati adalah :
a. Bersangkutan dengan metabolisme tubuh, khususnya mengenai pengaruhnya atas makanan
dan darah.
b. Hati merupakan pabrik kimia terbesar dalam tubuh/sebagai pengantar matabolisme.
c. Hati mengubah zat buangan dan bahan racun.
d. Hati juga mengubah asam amino menjadi glukosa.
e. Hati membentuk sel darah merah pada masa hidup janin.
f. Hati sebagai penghancur sel darah merah.
g. Membuat sebagian besar dari protein plasma.
h. Membersihkan bilirubin dari darah (Pearce, 1999).

5. Kandung Empedu :
Kandung empedu adalah sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membran
berotot. Letaknya di dalam sebuah lekukan di sebelah permukaan bawah hati, sampai di
pinggiran depannya. Panjangnya delapan sampai dua belas centimeter. Kandung empedu
terbagi dalam sebuah fundus, badan dan leher.
Fungsi kangdung empedu adalah :
a. Kandung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah empedu.
b. Getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat. (Pearce, 1999).

6. Pankreas
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya sangat mirip dengan kelenjar
ludah. Panjangnya kira-kira lima belas centimeter, mulai dari duodenum sampai limpa.
Pankreas dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala pankreas yang terletak di sebelah kanan
rongga abdomen dan di dalam lekukan abdomen, badan pankreas yang terletak di belakang
lambung dalam di depan vertebre lumbalis pertama, ekor pankreas bagian yang runcing di
sebelah kiri dan menyentuh limpa.
Fungsi pankreas adalah :

1. Fungsi exokrine dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya, yang membentuk


getah pankreas dan yang berisi enzim dan elektrolit.
2. Fungsi endokrine terbesar diantara alvedi pankreas terdapat kelompok-
kelompok kecil sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata.
3. Menghasilkan hormon insulin → mengubah gula darah menjadi gula otot
(Pearce, 1999).
7. Ginjal :
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal di sebelah
kanan dari kiri tulang belakang, di belakang peritoneum. Dapat diperkirakan dari belakang,
mulai dari ketinggian vertebre thoracalis sampai vertebre lumbalis ketiga ginjal kanan lebih
rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan. Panjang ginjal 6
sampai 7½ centimeter. Pada orang dewasa berat kira-kira 140 gram. Ginjal terbagi menjadi
beberapa lobus yaitu : lobus hepatis dexter, lobus quadratus, lobus caudatus, lobus sinistra.
Fungsi ginjal adalah :
a. Mengatur keseimbangan air.
b. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah.
c. Ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam. (Pearce, 1999)

8. Limpa :
Terletak di regio hipokondrium kiri di dalam cavum abdomen diantara fundus
ventrikuli dan diafragma.
Fungsi limpa adalah :
a. Pada masa janin dan setelah lahir adalah penghasil eritrosit dan limposit.
b. Setelah dewasa adalah penghancur eritrosit tua dan pembentuk homoglobin dan zat besi
bebas.

Limpa dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :


a. Dua facies yaitu facies diafraghmatika dan visceralis.
b. Dua kutub yaitu ekstremitas superior dan inferior.
c. Dua margo yaitu margo anterior dan posterior

Rongga Abdomen Bagian Depan


Keterangan :
A. Diafragma
B. Esofagus
C. Lambung
D. Kaliks kiri
E. Pankreas
F. Kolon desenden
G. Kolon transversum
H. Usus halus
I. Kolon sigmoid
J. Kandung kencing
K. Apendiks
L. Sekum
M. Illium
N. Kolon asenden
O. Kandung empedu
P. Liver
Q. Lobus kanan
R. Lobus kiri

Bagian Ekstremitas Atas terdiri dari :


1. Tulang Skapula
2. Tulang Klavikula
3. Tulang Humerus
4. Tulang Ulna
5. Tulang Radius
6. Tulang Karpal :
a. Metacarpal
b. Falang

F. ANATOMI TULANG PUNGGUNG :


a. Kolumna vertebralis atau rangkaian tulang belakang. Adalah sebuah struktur lentur
yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Di
antara tiap dua ruas tulang pada tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang
rangkaian tulang belakang pada orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67 sentimeter.
Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24 buah di antaranya adalah tulang terpisah dan 9 ruas
sisanya bergabung membentuk 2 tulang.

Vertebra dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya :


1. Tujuh vertebra servikal atau ruas tulang bagian leher membentuk daerah tengkuk.
2. Dua belas vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian belakang torax
atau dada
3.Lima vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang membentuk daerah lumbal atau
pinggang.
4.Lima vertebra sakralis atau ruas tulang kelangkang membentuk sakrum atau tulang
kelangkang.
5. Empat vertebra kosigeus atau ruas tulang tungging membentuk tulang koksigeus atau
tulang tungging.

b. Vertebra Servikalis atau ruas tulang leher adalah yang paling kecil. Kecuali yang pertama
dan kedua, yang berbentuk istimewa maka ruas tulang leher pada umumnya mempunyai ciri
yang berikut: badannya kecil dan persegi panjang, lebih panjang dari samping ke samping
daripada dari depan ke belakang. Lengkungnya besar. Prosesus spinosus atau taju duri di
ujung memecah dua atau bifida. Prosesus transversusnya atau taju sayap berlubang karena
banyak foramina untuk lewatnya arteri vertebralis.
Vertebra servikalis ketujuh adalah ruas yang pertama yang mempunyai prosesus spinosus
tidak terbelah. Prosesus ini mempunyai tuberkel (benjolan) pada ujngnya. Membentuk
gambaran yang jelas di tengkuk dan tampak pada bagian bawah tengkuk. Karena iri
khususnya ini maka tulang ini disebut vertebra prominens.

c. Vertebra torakalis atau ruas tulang punggung lebih besar daripada yang servikal dan di
sebelah bawah menjadi lebih besar. Ciri khas vertebra torakalis adalah sebagai berikut:
badannya berbentuk lebar-lonjong (bentuk jantung dengan faset atau lekukan kecil di setiap
sisi untuk menyambung iga; lengkungnya agak kecil, prosesus spinosus panjang dan
mengarah ke bawah, sedangkan prosesus transversus, yang membantu mendukung iga adalah
tebal dan kuat serta membuat faset persendian untuk iga.

d. Vertebra Lumalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar. Badnnya sangat besar
dibandingkan dengan badan vertebra lainnya dan berbentuk seperti ginjal. Prosesus
spinosusunya lebar dan berbentuk seperti kapak kecil. Prosesus transversusnya panjang dan
langsing. Ruas kelima membentuk sendi dengan sakrum pada sendi lumbo-sakral.

e. Sakrum atau tulang kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah
kolumna vertebralis, terjepit di antara kedua tulang inominata (atau tulang koxa) dan
membentuk bagian belakang rongga pelvis (panggul). Dasar dari sakrum terletak di atas dan
bersendi dengan vertebra lumalis kelima dan membentuk sendi intervertebral yang khas. Tepi
anterior dari basis sakrum membentuk promontorium sakralis. Kanalis sakralis terletak di
bawah kanalis vertebralis (saluran tulang belakang) dan memang lanjutan daripadanya.
Dinding kanalis sakralis berlubang untuk dilalui saraf sakral. Prosesus spinosus yang
rudimenter dapat dilihat pada pandangna posterior dari sakrum. Permukaan anterior sakrum
adalah celkung dan memperlihatkan empat gili melintang yang menandakan tempat
penggabungan kelima vertebra sakralis. Pada ujng gili-gili ini, di setiap sisi terdapat lubagng
kecil untuk dilewati urat saraf. Lubang ini disebut foramina. Apex dari sakrum bersendi
dengan tulang koksigeus. Di sisinya, sakrum bersendi dengan tulang ileum dan membentuk
sendi sakro iliaka kanan dan kiri

f. Koksigeus atau tulang tungging terdiri atas empat atau lima vertebra yang rudimeter yang
bergabung menjadi satu. Di atasnya ia bersendi dengan sakrum.

g. Lengkung kolumna vertebralis. Kalau dilihat dari samping maka kolumna vertebralis
memperlihatkan empat kurva atau lengkung antero-posterior: lengkung vertikal pada daerah
leher melengkung ke depan, daerah torakal melengkung ke belakang, daerah lumbal
melengkung ke depan dan daerah pelvis melengkung ke belakang.
Kedua lengkung yang menghadap posterior, yaitu yang terakal dan pelvis disebut primer
karena mereka mempertahankan lengkung aslinya ke belakang dari tulang belakang yaitu
bentuk “C” sewaktu janin dengan kepala membengkok ke bawah sampai batas dada dan
gelang panggul dimiringkan ke atas ke arah depan badan.
Kedua lengkung yang menghadap ke anterior adalah sekunder-lengkung servikal berkembang
ketika kanak-kanak mengangkat kepalanya untuk melihat sekelilingnya sambil menyelidiki
dan lengkung lumbal di bentuk ketika ia merangkak, berdiri dan berjalan dan
mempertahankan tegak.

h. Sendi kolumna vertebra. Sendi ini dibentuk oleh bantalan tulang rawan yang diletakkan di
antara setiap dua vertebra, di kuatkan oleh ligamentum yang berjalan di depan dan di
belakang badan vertebra sepanjang kolumna vertebralis. Massa otot di seitap sisi membantu
dengan sepenuhnya kestablian tulang belakang.

G. ANATOMI LENGAN :
1. Skapula (tulang belikat) adalah tulang pipih triangular dengan tiga
tepi: tepivertebra (medial)yang panjang terletak pararel dengan kolumna vertebrata: tepi
superior yang pendek melandai keujung bahu: tepi lateral (merupakan tepi ketiga pelengkap
segitiga) mengarah ke lengan.
a. Bagian spina pada skapula adalah bubungan tulang yang berawal dari tepi vertebra
dan melebar saat mendekati ujung bahu
b. Spina berakhir pada prosesus akromion, yang berartikulasi dengan klavikula:
bagian ini menggantung persendian bahu.
c. Prosesus koroid adalah tonjolan berbentuk kait pada tepi superior yang berfungsi
sebagai tempat perlekatan sebagian otot dinding dada dengan lengan.
d. Rongga glenoid (fosa glenoid) adalah suatu ceruk dangkal yang ditemukan pada
persendian tepi superior dan lateral. Bagian ini mempertahankan letak kepala humerus
(tulang lengan).

2. Klavikula (tulang kolar) adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral


berartikulasi dengan prosesus akromion pada skapula dan secara medial dengan manubrium
pada takik klavikular untuk membentuk sendi sternoklavikular
a. Dua pertiga bagian medial dari tulang klavikula berbentuk konveks, atau
melengkung ke depan
b. Sepertiga bagian lateral tulang klavikula berbentuk konkaf, atau melengkung ke
belakang
c. Klavikula berfungsi sebagai tempat pendekatan sebagian otot leher, toraks,
punggung dan lengan.

Lengan atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah dan tulang tangan :
1. Humerus adalah tulang tunggal pada lengan. Humerus terdiri dari bagian kepala
membulat yang masuk dengan pas ke dalam rongga glenoid, bagian leher anatomis, dan
bagian batang yang memanjang ke arah distal.
2. Tulang – tulang ari lengan bawah adalah ulna sisi medial dan
tulang radius disisi lateral ( sisi ibu jari) yang di hubungkan denagn suatu jaringan ikat
fleksibel, membrane interoseus.
3. Tulang pergelangan tangan (karpus). Pergelangan tangan terbentuk dari delapan
tulang karpal ireguler yang tersusun dalam dua baris,setiap baris berisi empat tulang
a. Barisan tulang karpal proksimal dari sisi ibu jari dalam posisi anatomis terdiri dari tulang
berikut ini :
(1). Navikular (skafoid), dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai perahu
(2). Lunatum dinamakan demikian karena bentuknya seperti bulan sabit
(3). Trikuetral (triangular), dinamakan demikian memiliki tiga sudut
(4). Pisiform, yang berarti kacang, dinamakan demikian karena ukuran dan bentuknya
menyerupai kacang.

b. Barisan tulang karpal distal terdiri dari :


(1). Trapesium, sebelumnya disebut tulang multangular besar karena permukaannya yang
banyak
(2). Trapezoid, berukuran lebih kecil, tetapi multi-sisi juga
(3). Kapitatum, dinamakan demikian karena kepala tulang yang bulat dan besar
(4). Hamatum, berarti kait, dinamakan demikian karena ada tonjolan menyerupai kait, yang
meluas pada sisi medial pergelangan tangan.

4. Tangan (metacarpus) tersusun dari lima tulang metacarpal.


5. Tulang-tulang jari disebut phalanges, tulang tunggalnya lebih sering disebut tulang falang.

H. ANATOMI GERAK BAWAH


1. Femur, bahasa latin yang berarti paha, adalah tulang terpanjang, terkuat dan
terberat dari semua tulang pada rangka tubuh.
(1). Femur tidak berada pada garis vetrikel tubuh. Kepala femur masuk dengan pas ke
asetabulum untuk membentuk sudut sekitar 125 derajat dari bagian femur, dengan demikian,
batang tulang paha dapat bergerak bebas tanpa terhalang pelvis saat bergerak.
(2). Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125 derajat) karena
pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek.

2. Tulang Tungkai adalah tulang tibia medial dan tulang fibula lateral
3. Pergelangan kaki dan kaki tersusun dari 26 tulang yang diatur dalam tiga
rangkaian. Tulang Tarsal menyerupai tulang karpal pergelangan tangan, tetapi berukuran
lebih besar : tulang metatarsal juga menyerupai tulang metakarpal tangan, dan falang pada
jari kaki juga menyerupai falang jari tangan.
a. Ada tujuh tulang tarsal :
1. Tulang Talus berartikulasi dengan maleolus medial tibia dan dengan maleolus
lateral fibula untuk membentuk persendian pergelangan kaki. Oleh karena itu, bagian ini
menopang seluruh berat tungkai, yang tersebar setengah kebawah ke arah tumit dan setengah
lagi kedepan pada tulang – tulang pembentuk lengkung kaki.
2. Tulang kalkaneus terletak di bawah talus dan menonjol di belakang talus menjadi
tulang tumit. Tulang ini menopang talus dan meredam goncangan saat tumit menginjak tanah.
3. Tulang navikular memiliki permukaan posterior berbentuk konkaf untuk
berartikulasi dengan talus dan permukaan arterior berbentuk konveks untuk berartikulasi
dengan tiga tulang tarsal.
4. Ketiga tulang kuneiform yang berbentuk baji, diberi nomor dari sisi medial ke sisi
lateral, sebagai kuneiform pertama, kedua, dan ketiga. Masing – masing tulang berartikulasi
dengan tulang tarsal bernomor sama: tulang kunieform ketiga juga berartikulasi denga tulang
tarsal ketujuh, yaitu tulang kuboid. Tulang kuneiform ini berbentuk arkus transversa yang
terdapat di bawah permukaan kaki.
5. Tulang kuboid berartikulasi di sisi anterior dengan tulang metatarsal keempat dan
kelima: di sisi posterior, tulang ini berartikulasi dengan kalkaneus.

I. ANATOMI PANGGUL :
Panggul atau pelvis terdiri atas 2 bagian yaitu :
- Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
- Bagian lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamenta

a. Bagian keras pelvis yang dibentuk oleh tulang ada 2 bagian yaitu :
- Pelvis mayor :
Mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pankreas dll
- Pelvis minor
Tempat organ-organ genetalia internal seperti uterus, ovarium, vagina, kandung
kemih, dll

KLASIFIKASI SKELETAL BERDASARKAN PENYUSUN DAN BENTUKNYA :


Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Tulang Rawan (Kartilago) :


Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen, dan
matriks. Sel-sel tulang rawan dibentuk oleh bakal sel-sel tulang rawan, yaitu kondroblas.
Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu
sebagai berikut :
a. Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam anyaman yang halus dan
rapat. Tulang rawan hialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke tulang
dada.
b. Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin, tetapi
tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga,
laring, dan epiglotis.
c. Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan. Tulang rawan
fibrosa terdapat di cakram antartulang belakang dan simfisis pubis (pertautan tulang
kemaluan).

2. Tulang Keras (Osteon) :


Tulang terbentuk dari tulang rawan yang mengalami penulangan (osifikasi). Ketika
tulang rawan (kartilago) terbentuk, rongga-rongga matriksnya terisi oleh sel osteoblas.
Osteoblas merupakan lapisan sel tulang muda. Osteoblas akan menyekresikan zat interseluler
seperti kolagen yang akan mengikat zat kapur. Osteoblas yang telah dikelilingi zat kapur akan
mengeras dan menjadi osteosit (sel tulang keras). Antara sel tulang yang satu dan sel tulang
yang lain dihubungkan oleh juluran-juluran sitoplasma yang disebut kanalikuli. Setiap satuan
sel osteosit akan mengelilingi suatu sistem saraf dan pembuluh darah sehingga membentuk
sistem Havers. Matriks di sekitar sel-sel tulang memiliki senyawa protein yang dapat
mengikat kapur (CaCO3) dan fosfor (CaPO4). Kapur dan fosfor tersebut membuat tulang
menjadi keras. Berdasarkan matriksnya, bagian tulang dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu tulang kompak dan tulang spons.
a. Tulang kompak memiliki matriks yang padat dan rapat
b. Tulang spons memiliki matriks yang berongga-rongga. Sebenarnya, kedua jenis
tulang tersebut terdapat di suatu tempat yang sama. Penamaan diambil hanya dengan melihat
bagian mana yang paling dominan. Tulang-tulang pada tubuh manusia memiliki bentuk yang
beragam.

Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang pada tubuh manusia dapat


diklasifikasikan/dikelompokkan ke dalam 4 kelompok, yaitu:
(1) tulang panjang (pipa),
(2) tulang pendek,
(3) tulang pipih,
(4) tulang tak beraturan bentuknya.

1. Tulang panjang (long bone) : terdiri dari gandar (shaft) yang panjang dan dua ujung tulang.
Gandar disusun oleh jaringan tulang padat (compact bone tissue). Di bagian dalam gandar
terdapat lubang atau saluran berisi sumsum yang disebut saluran sumsum (medullary canal).
Pada bagian ujung tulang biasanya lebih besar dibandingkan dengan gandarnya. Bagian ini
disusun oleh jaringan tulang bunga karang (spongy/canellous tissue) dan sedikit dilapisi
jaringan tulang padat.

2. Tulang panjang : pada umumnya berfungsi sebagai alat penunjang dan alat gerak.
Contoh tulang panjang antara lain: tulang lengan atas atau pangkal lengan (os humerus),
tulang paha atau tungkai atas (os femur), tulang hasta (os ulna), dan tulang pengumpul (os
radius).

3. Tulang pendek (short bone) : disebut tulang pendek karena gandarnya pendek. Tulang
pendek banyak terdapat pada tangan dan kaki.
Contoh tulang pendek di antaranya: tulang-tulang telapak tangan (metatarsus bones) dan
tulang-tulang jari tangan (phalangeus bones).
4. Tulang pipih (flat bone) : biasanya disusun oleh dua atau lebih tulang padat datar yang
dipisahkan oleh bunga karang. Pada umumnya tulang pipih bersama-sama dengan tulang
lainnya membentuk rongga. Misalnya pada kepala, mereka membentuk rongga otak. Pada
rangka dada mereka membentuk rongga dada.
Contoh tulang pipih antara lain: tulang dada (os sternum) dan tulang ubun-ubun (os paristale).

5. Tulang tak beraturan bentuknya (irregular bone) : Dalam tubuh manusia banyak tulang
yang bentuknya tidak dapat dikelompokkan ke dalam ketiga kelompok khusus di atas, yaitu
tulang yang tidak beraturan bentuknya.
Contohnya antara lain adalah: tulang belakang (os sollumna vertebrata), tulang rahang bawah
(os mandibula), dan tulang rahang atas (os maxilla).

PEMBAGIAN SISTEM SKELETAL :


1. Sceleton axiale:
a. Ossa cranii (tengkorak) : terdiri atas beberapa tulang yang dihubungkan oleh suatu
sendi fibrosa yang disebut sutura.
Ossa cranii dibagi menjadi 2 kelompok :
- neurocranium (melindungi otak) : Os frontale, os parietale, os temporale, os sphenoidale, os
occipitale dan os ethmoidale.
- viscerocranium (membentuk muka) : Os maxillare, os palatinum, os nasale, os lacrimale, os
zygomaticum, vomer, dan os mandibulare.
b. Collumna vertebralis (tulang belakang) (5 regio):
region cervicalis, thoracalis, lumbalis, sacralis dan coccygealis
c. Costa (rusuk)
d. Sternum (dada)
e. Os hyoideum

2. Sceleton appendiculare:
a. Ossa membri superior
b. Ossa membri inferior

3. Ossicula auditoria

SENDI :
Persendian atau artikulasi merupakan hubungan antar tulang-tulang yang membentuk
sistem gerak pada manusia. Persendian berperan penting dalam proses gerak yang dilakukan
oleh manusia.
Gerakan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya pada persendian di ikat oleh
jaringan yang disebut ligamen. Gerakan pada persendian dilapisi oleh minyak sendi, jika
minyak sendi pada tulang habis maka gerakan pada persendian akan menyebabkan rasa sakit
yang luar biasa.

Jenis-jenis persendian pada manusia :


1. Sendi kaki :
Merupakan persendian yang tersusun dari ujung ujung tulang rawan dan menghasilkan
sedikit gerakan yang bersifat kaku.
Contoh gerakan pada pergelangan tangan dan pergelangan kaki

2. Sendi mati :
Merupakan persendian yang tidak memungkinkan terjadinya gerakan.
Contoh hubungan antar tulang yang membentuk tengkorak.

3. Sendi gerak :
Merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan secara bebas. Sendi gerak
terdiri dari beberapa jenis.

Jenis-jenis sendi gerak :


a. Sendi engsel :
Merupakan hubungan antar tulang yang menghasilkan gerak satu arah.
Contoh sendi engsel ialah lutut dan sikut.

b. Sendi pelana :
Merupakan hubungan antar tulang yang menghasilkan gerak dua arah.
Contoh sendi pelana ialah tulang telapak tangan dan ibu jari.

c. Sendi putar :
Merupakan hubungan antar tulang yang menghasilkan gerakan rotasi atau memutar.
Contoh sendi putar ialah lengan bawah dan lengan atas.

d. Sendi peluru :
Merupakan hubungan antar tulang yang menghasilkan gerakan bebas ke segala arah.
Contoh sendi peluru ialah hubungan antar tulang pada gelang bahu dan lengan atas

SENDI MENURUT JENIS PERSAMBUNGANNYA :


1. Sinartrosis :
Sendi yang terdapat kesinambungan karena di antara kedua ujung tulang yang
bersendi terdapat suatu jaringan, contohnya pada tulang tengkorak

2. Amphiarthrosis:
Sendi yang dapat sedikit bergerak, contohnya tulang persendian vertebrae

3. Diartrosis
Sendi terdapat ketidaksinambungan karena di antara tulang yang bersendi terdapat
rongga (cavum articulare), contohnya sendi panggul, lutut, bahu dan siku.

SENDI BERDASARKAN STRUKTUR :


1. Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
2. Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.
3. Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian.
Rentang gerak (range of motion) adalah seberapa jauh sendi dapat bergerak bebas. Rentang gerak
normal siku, misalnya, adalah lengan bawah melalui setengah lingkaran. Rentang gerak pasif diuji
ketika anggota badan rileks oleh lain yang menggerakan sendi. Rentang gerak aktif diuji dengan
gerakan yang dikontrol oleh pasien.

FISIOLOGI SISTEM SKELETAL


Fungsi tulang secara umum:
1. Formasi kerangka (penentu bentuk dan ukuran tubuh)
2. Formasi sendi (penggerak)
3. Perlengketan otot
4. Pengungkit
5. Menyokong berat badan
6. Proteksi (membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak, seperti otak, jantung
dan paru)
7. Haemopoesis (pembentukan sel darah (red marrow)
- Fungsi Imunologi: RES sumsum tulang membentuk limfosit B dan makrofag
- Penyimpanan Mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)

Fungsi tulang secara khusus:


- Sinus-sinus paranasalis: menimbulkan nada pada suara
- Email gigi: memotong, menggigit dan menggilas makanan
- Tulang kecil telinga: mengkonduksi gelombang suara
- Panggul wanita: memudahkan proses partus

PEMERIKSAAN FISIK EKTREMITAS


Meliputi :
PEMERIKSAAN TANGAN
a. Inspeksi
1). Pengertian inspeksi :
Merupakan proses observasi dengan menggunakan mata.
2). Tujuan :
Untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik/tangan
yang sakit
3). Metode / Teknik :
a). Inpeksi: Kegiatan aktip, dimana perawat harus tahu :
- Apa yang harus dilihatnya ?
- Dimana ?

b). Inpeksi digunakan untuk mengkaji :


- bentuk tubuh
- ekpresi wajah
- penampilan umum
- gerakan dengan waktu yang cukup

4). Persiapan sebelum pemeriksaan :


a). Persiapan alat :
- Kaca pembesar
b). Persiapan klien/pasien
- persiapan fisik/posisi
- Persiapan psikologis
5). Hal yang harus diperhatikan selama prosedur pemeriksaan :
a. Amati dari hal-hal yang umum kemudian ke hal-hal yang khusus
b. Amati secara cermat tingkat laku/ keadaan pasien
6). Langkah prosedur pemeriksaan :
a. Atur pencahayaan yang cukup sebelum melakukan inspeksi
b. Atur suhu dan suasana ruangan yang nyaman
c. Buku bagian yang diinpeksi dan yakinkan bahwa bagian tersebut tidak
tertutup baju, selimut dan sebagainya.
d. Bila perlu gunakan kaca pembesar untuk membantu inspeksi
e. Selalu jelaskan dalam menetapkan apa yang anda lihat
f. Perhatikan kesan pertama pasien yang meliputi perilaku, ekspresi, penampilan
umum, pakaian,postur,tubuh,dan gerakan dengan waktu yang cukup
g. Lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandingkan satu bagian sisi
tubuh dengan sisi yang lain.

EKSTREMITAS ATAS :
a. Inspeksi kulit dan kuku. Kuku halus, warna merah muda
b. Jaringan kulit utuh pengisian kapiler < 3 detik
c. Cembung dan sudut antar kuku dasar sekitar 160 derajat
d. Kuku sangat tebal/tipis, warna kuku pucat/ sianosis
e. Jaringan kulit tidak utuh
f. Pengisian kapiler > 3 detik
g. Terdapat lekukan-lekukan (karena injury)
h. Kuku cenderung “spoon nail”
i. Sudut antara kuku dan dasar kuku sekitar 180 derajat lebih.

Evaluasi Range or Motion (ROM) Bergerak bebas tanpa nyeri / spasme otot / sendi
bengkak / kontraktur. Bergerak terbatas bias karena nyeri, spasme otot :
a. Rentang gerak penuh dengan melawan gaya gravitasi
b. Kekuatan otot secara bilateral simetris terhadap tahanan tenaga dorongan
c.Tidak ada gerakan tubuh
d. Tidak ada kontraksi otot
e. Tidak dapat melawan gaya gravitasi
f. Refleks otot bisep. Gerakan respon singkat (tidak berlebihan/sangat lambat )
- Refleks berupa fleksi
- Tidak ada respon reflex
- Gerakan hypoaktif (minim activity) atau hiperaktif ( sangat cepat)
g. Palpasi brachialis dan radial pulpasi irama teratur :
a). Kekuatan denyut sama setiap denyutan
b). Denyutan terasa penuh dan mudah di palpasi
c). Frekuensi dalam batas normal (dewasa 100x/menit)
d). Irama regular
e). Kekuatan setiap denyutan tidak sama
f). Denyutan lemah
g)..Frekuensi melebihi atau kurang dari batas normal

EKSTREMITAS BAWAH :
Evaluasi Range or Motion (ROM) Bergerak bebas tanpa nyeri/spasme otot/ sendi
bengkak/ kontraktur. Bergerak terbatas bias karena nyeri, spasme otot :
a). Kekuatan otot terhadap kontraksi otot
b). Rentang gerak penuh dengan melawan gaya gravitasi
c). Kekuatan otot secara bilateral simetris terhadap tahanan tenaga dorongan
d). Tidak ada gerakan tubuh
e). Tidak ada kontraksi otot
f). Tidak dapat melawan gaya gravitasi

Test refleks patella dan plantar gerakan respon singkat (tidak berlebihan/sangat lambat) :
a). Refleks berupa ekstensi dari tungkai bawah (refleks patella)
b). Refleks berupa penekukan ibu jari kaki ke bawah (refleks plantar)
c). Tidak ada respon refleks
d). Gerakan hypoaktif( minim activity) atau hiperaktif ( sangat cepat)
e). Dada (depan dan belakang)

PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL
Tujuan:
- Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian
- Untuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan gangguan-gangguan pada daerah tertentu.

Tindakan:
a. Muskuloskeletal/otot
- Inspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi dan hipertrofi (ukur dan catat jika ada
perbedaan dengan meteran)
- Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot kontraksi untuk mengetahui adanya
kelemahan dan kontraksi tiba-tiba
- Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik atau mendorong tangan
pemeriksa dan bandingkan tangan kaki
- Amati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada anggota gerak atas dan
bawah, suruh pasien menahan tangan atau kaki sementara pemeriksa menariknya dari yang
lemah sampai yang terkuat amati apakah pasien bisa menahan.

b. TULANG/OSTIUM:
- Amati kenormalan dan abnormalan susunan tulang
- Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan pembengkakkan

c. PERSENDIAAN/ARTICULASI:
- Inspeksi semua persendian untuk mengetahui adanya kelainan sendi.
- Palpasi persendian apakah ada nyeri tekan
- Kaji range of mosion/rentang gerak (abduksi-aduksi, rotasi, fleksi-ekstensi, dll)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SISTEM MUSKULOSKELETAL
Berikut Pemeriksaan Diagnostik Pada Fraktur :
1. Foto Rontgen :
Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur. Selain itu, dapat pula dilihat kondisi
fraktur, seperti adanya tulang yang tumpang-tindih, retak, dan sebagainya.

2. X – Ray :
Prosedur ini penting untuk mengevaluasi pasien dengan kelainan musculoskeletal.
Berikut beberapa jenis X – Ray :
- X-Ray tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan perubahan hubungan
tulang.
- X-Ray multiple diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa
- X-Ray korteks tulang menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan, dan tanda iregularitas.
- X-Ray sendi dapat menunjukkan adanya cairan, iregularitas, spur, penyempitan, dan
perubahan struktur sendi.

Hal yang harus dibaca pada x-ray:


- Bayangan jaringan lunak.
- Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga rotasi.
- Trobukulasi ada tidaknya rare fraction.
- Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.

3. CT- Scan :
Menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan
tumor jaringan lunak atau cedera ligament atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi
lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah yang sulit dievaluasi dengan cara
menggambarkan potongan secara transversal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur
tulang yang rusak.

4. Artrografi :
Penyuntikan bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat
struktur jaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam kisaran pergerakannya
sementara itu diambil gambar sinar-X serial. Artrogram sangat berguna untuk
mengidentifikasi adanya robekan akut atau kronik kapsul sendi atau ligament penyangga
lutut, bahu, tumit, panggul, dan pergelangan tangan.

5. Bone Scan :
Merupakan cairan radioisotop yang dimasukkan melalui vena. Sering dilakukan pada
tumor ganas, osteomyelitis dan fraktur.

6. Absorpsiometri foton tunggal dan ganda :


Merupakan uji noninvasif untuk menentukan kandungan mineral tulang pada
pergelangan tangan atau tulang belakang. Osteoporosis dapat dideteksi menggunakan alat
densitometri ini.
7. Biopsi :
Dilakukan untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, dan sinovium untuk
membantu menentukan penyakit tertentu. Tempat biopsi harus dipantau mengenai adanya
edema, perdarahan, dan nyeri.

EVALUASI DIAGNOSTIK :
A. Pemeriksaan Khusus :
1. Sinar-X penting untuk mengevaluasi pasien dengan kelainan musculoskeletal.
Sinar-X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur erosi dan perubahan hubungan
tulang. Sinar-X multiple diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang
diperiksa. Sinar-X korteks tulang menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan, dan tanda
iregularitas. Sinar-X dapat menunjukkan adanya cairan, iregularitas, spur, penyempitan, dan
perubahan struktur sendi.
2. Computed Termography (CT scan) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang
yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligamen atau
tendon.
3. Magnetic resonance imaging (MRI) adalah teknik pencitraan khusus, noninvasif
yang menggunakan medan magnet gelombang radio, dan komputer untuk memperhatikan
abnormalitas jaringan lunak seperti otot, tendon, dan tulang rawan.
4. Angiografi adalah pemeriksaan struktur vaskuler.
5. Arteriografi adalah pemeriksaan sistem arteri.
6. Digital substraction angiography (DSA) mempergunakan teknologi komputer untuk
memperlihatkan sistem arterial melalui kateter vena.
7.Venogram adalah pemeriksaan sistem vena yang sering digunakan untuk
mendeteksi thrombosis vena.
8. Mielografi adalah penyuntikan bahan kontras kedalam rongga subarachnoid
spinalis lumbal, dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus, stenosis spinal atau temnpat
adanya tumor.
9. Diskografi adalah pemeriksaan diskus vertebralis; suatu bahan kontras diinjeksikan
kedalam diskus dan dilihat distribusinya.
10. Atrografi adalah penyuntikan bahan radiopaque atau udara kedalam rongga sendi
untuk melihat struktur jaringan lunak atau kontur sendi.

B. Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan darah dan urine pasien dapat memberikan informasi mengenai masalah
musculoskeletal primer, atau komplikasi yang terjadi sebagai dasar acuan pemberi terapi.
Pemeriksaan darah lengkap meliputi kadar hemoglobin (biasanya lebih rendah apabila terjadi
perdarahan karena trauma), dan hitung darah putih. Sebelum dilakukan pembedahan, periksa
bekuan darah untuk mendeteksi kecenderungan pendarahan. Karena tulang merupakan
jaringan yang sangat vaskuler.
Pemeriksaan kimia darah memberikan data mengenai berbagai macam kondisi
muskuloskeletal, kadar kalsium serum berubah pada osteomalasiya fungsi paratiroit, penyakit
paget, tumor tulang metastasis, dan pada imobilisasi lama. Kadar fosfor serum berbanding
terbalik dengan kadar kalsium dan menurun pada rikets yang berhubungan dengan sindrom
malapsorpsi. Fosfatase asam meningkat pada penyakit paget dan kangker metastasis.fosfatase
alkali meningkat selama penyembuhan patah tulang dan pada penyakit pada peningkatan
aktifitas osteoblas.
Metabolisme tulang dapat dievaluasi melalui pemeriksaan tiroid dan penentuan kadar
kalsitosin, gormon paratiroid, dan vitamin D. kadar enzim serum keratin kinase (CK) dan
serum glumatic-oxaloacetic transeminase (SGOT, aspartae aminotransferase) meningkat pada
kerusakan otot. Aldolase meningkat pada penyakit otot (mis. distrofi otot dan nekrosis oto
skelet). Kadar kalsium urine meningkat pada destruksi tulang (disfungsi paratiroid, tumor
tulang metastasis, myeloma multiple).

ASUHAN KEPERAWATAN ARTHRITIS GOUT

1. DEFINISI ARTHRITIS GOUT :


Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya
penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout merupakan
kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada metabolisme
purin (hiperurisemia) Brunner dan Suddarth, 2012).
Gout (pirai) adalah penyakit sendi yang disebabkan karena kelainan metabolisme
purin. Penyakit ini mengakibatkan peradangan sendi. Di mana terjadi penumpukan asam urat
dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya
melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Arthritis gout adalah penyakit
yang terjadi akibat adanya endapan kristal-kristal monosodium urate dalam sendi yang akan
berdampak terjadinya inflamasi dan nyeri pada sendi.

2. ETIOLOGI :
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout primer
adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan penurunan ekskresi
tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau
bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan dengan
kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), kadar
trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan mencetusnya serangan
akut.
Gejala arthritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap pembentukan Kristal
monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk
golongan kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetic asam urat
yaitu hiperurisemia.Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan;
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan karena
penyakit lain seperti leukemia.

2. Kurangnya pengeluran asam urat melalui ginjal;


a. Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal
yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal, disebkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.

3. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin (kerang-kerangan,


jerohan, udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri)

4. Penyakit kulit (psoriasis)


5. Kadar trigliserida yang tinggi
6. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar
benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi.

a. Faktor predisposisi :
- usia
- genetik

b. Faktor prespitasi :
- obesitas
- obat-obatan
- alkohol
- Stress emosional

3. KLASIFIKASI
Berdasarkan manifestasi klinik :

1. Stadium artritis gout akut :


Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan
tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat
menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga
tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. Pada
serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam beberapa jam atau hari.
Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin,
kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan
peningkatan asam urat.

2. Stadium interkritikal :
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka
waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang
sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini
menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau
menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada aspirasi sendi
ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap berlanjut,
walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen yang tidak baik , maka keadaan interkritik akan
berlanjut menjadi stadium dengan pembentukan tofi.

3. Stadium artritis gout menahun (kronik) :


Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila
penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi
benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini
berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal
monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di
sekitarnya. Pada stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan
berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan
kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari kristal urat (tofi)
diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ
lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan
kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur.

Berdasarkan Penyebabnya:
1. Gout primer :
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat berlebihan,
penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal.
2. Gout sekunder :
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.
a. Obat-obatan : Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide (obat TBC), levodopa (obat
parkinson), asam nikotinat,ethambutol.
b. Penyakit lain :
Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang lebih lazim
hiperusemia. Pada gagal ginjal kronik dar asam urat pada umumnya tidak akan meningkat
sampai kretinie clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila ada faktor-faktor lain yang
berperan. Pada kelainan ginjal tertentu, seperti nefropati karena keracunan timbal menahun,
hiperusemia umumnya telah dapat diamati bahkan dengan insufisiensi ginjal yang minimal.

4. MANIFESTASI KLINIK :
Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah khas yang
sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut podagra.
Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan
denyut jantung yang cepat,.sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan
gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout
menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan
didapat deposisi yang progresif kristal urat.
Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat
(biasanya sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut
menjadi panas, merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam. Nyerinya, yang dapat
sangat hebat biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.
5. KOMPLIKASI :
a. Penyakit ginjal
b. Batu ginjal (endapan kristal)
c. Hipertensi

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :
1. Pemeriksaan serum asam urat :
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah ( >6
mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau
gangguan ekskresi.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan untuk mengetahui apakah kadar
asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk memantau hasil
pengobatan. Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah biasanya juga diminta pada pasien-
pasien yang mendapatkan kemoterapi tertentu. Penurunan berat badan yang cepat yang
mungkin terjadi pada kemoterapi tersebut dapat meningkatkan jumlah asam urat dalam darah.
Nilai normal pemeriksaan kadar asam urat dalam darah antara 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Tapi
nilai normal tiap rumah sakit berbeda. Angka leukosit, menunjukkan peningkatan yang
signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka
leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000-10.000/mm3.

2. Eusinofil Sedimen Rate (ESR) :


Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan
proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.

3. Urine specimen 24 jam :


Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat.
Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat di dalam urin.
Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang
dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan
serum asam urat.
Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet selama
waktu pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin
meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.

4. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau maternal
aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis
definitive gout.

5. USG :
Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan hiperusemia dan
penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.

7. PENATALAKSANAAN :
a. Penatalaksanaan :
1. Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk. Hindari
makanan tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya), termasuk roti
manis. Meningkatkan asupan cairan (banyak minum).
2. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid, diuretic,
aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.
3. Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).
4. Tirah baring :
Merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah serangan
menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.

b.Penatalaksanaan medik :
Obat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
a). Kolkisin :
nEfek samping yang ditemui diantaranya sakit perut, diare, mual atau muntah-
muntah. Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap kristal urat dengan menghambat
kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai nyeri, mual, atau diare hilang.
Kemudian obat dihentikan biasanya pada dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg.
b). OAINS :
OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal 25-50 mg
setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari). Kontraindikasinya jika
terdapat ulkus peptikum aktif, gangguan fungsi ginjal dan riwayat alergi terhadap OAINS
(obat anti inflamasi non steroid).
c). Kortikosteroid :
Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif, con
tohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untk gout poliartikuar, dapat diberikan secara
intravena (metilprednisolon 40 mg/hair) atau oral (prednisone 40-60 mg/hari).
d). Analgesik :
Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena dalam dosis
rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat hiperurisemia.

8. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN :

1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui :
a. Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia,alamat, agama, bahasa yang
digunakan, status perkawainan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis. Pada umunya keluhan utama
artritis reumatoid adalah nyeri pada daerah sendi yang mengalami masalah.Untuk
memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat menggunakan
metode PQRST :
Provoking incident : Hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah peradangan.
Quality Of Pain : Nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat menusuk.
Region, Radition, Relief : Nyeri dapat menjalar atau menyebar , dan nyeri terjadi di
sendi yang mengalami masalah.
Severity(scale) Of Pain : Nyeri yang dirasakan ada diantara 1-3 pada rentang skala
pengukuran 0-4.
Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau
siang hari.

b. Riwayat penyakit sekarang :


Pengumpulan data dilakukan sejak muncul keluhan dan secara umum mencakup
awitan gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang penting di tanyakan berapa lama
pemakaian obat analgesic, alopurinol
555555555555555555
c. Riwayat penyakit dahulu :
Pada pengkajian ini,ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya
gout. Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah adakah klien pernah dirawat dengan
masalah yang sama. Kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan dan penggunaan obat
diuretic.

d. Riwayat penyakit keluarga :


Kaji adakah keluarga dari genarasi terdahulu mempunyai keluhan yang sama dengan
klien karena penyakit gout berhubungan dengan genetik. Ada produksi /sekresi asam urat
yang berlebihan yang tidak di ketahui penyebabnya.

e. Riwayat psikososial :
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan penyakit klien
dalam keluarga dan masyarakat. Respon yang di dapat meliputi adanya kecemasan individu
dengan rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya
sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan akan program
pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan asam urat terhadap sirkulasi. Adanya
perubahan peran dalam keluarga akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas
fisik memberikan respon terhadap konsep diri yang maldaptif.

2. Pengkajian Berdasarkan Pola :


a. Pola Presepsi dan pemeliharaan kesehatan :
- Keluhan utama nyeri pada pada sendi
- Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan
- Riwayat penyakit Gout pada keluarga
- Obat utntuk mengatasi adanya gejala

b. Pola nutrisi dan metabolic :


- Peningkatan berat badan
- Peningkatan suhu tubuh
- Diet

c. Pola Aktifitas dan Latihan :


- Respon sentuhan pada sendi dan menjaga sendi yang terkena

d. Pola presepsi dan konsep diri :


- Rasa cemas dan takut untuk melakukan pergerakan
- Persepsi diri dalam melakukan mobilitas

3. Pemeriksaaan Fisik :
- B1 (Breathing) :
Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan, biasanya ditemukan kesimetrisan
rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat suara
ronki atau mengi.

- B2 (Blood) : pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin,dan
pusing karena nyeri.

- B3 (Brain) : kesadaran kompos mentis

Kepala dan wajah : ada sianosis


Mata : sclera biasanya tidak ikterik
Leher : biasanya JVP dalam batas normal

- B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa
pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada
sistem ini.

- B5 (Bowel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi perlu dikaji
frekuensi, konsistensi,warna, serta bau feses. Selain itu perlu di kaji frekuensi, konsistensi,
warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri lambung,dan tidak ada
nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia

- B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan

Look : keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari
pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasaya
bertam bah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan dengan gerakan yag lain. Deformitas
sendi (temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan
membesar

Feel: ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak

Move: hambatan gerakan sendi biasanya semakin memberat

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.

3. INTERVENSI :
1. DP : Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera fisik
HYD : Pasien mampu menjelaskan kadar dan karakteristik nyeri.

a. Kaji nyeri pasien menggunakan metode PQRST


R/ Memberikan informasi sebagai dasar dan pengawasan keefektifan intervensi

b. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman.


R/ Untuk menurunkan ketegangan atau spasme otot dan mendistribusikan kembali tekanan
pada bagian tubuh

c. Lakukan tindakan kenyamanan untuk meningkatkan relaksasi, seperti pemijatan, mengatur


posisi, dan teknik relaksasi.
R/ Membantu pasien mwmfokuskan pada subjek pengurangan nyeri

d. Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misalnya menggunakan sepatu yang sempit dan
terantuk benda yang keras.
R/ Bila terjadi iritasi maka akan semakin nyeri

e. Berikan obat-obatan yang dianjurkan sesuai indikasi


R/ untuk mengurangi nyeri yang adekuat

2. DP : Hambatan mobillitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontrakturHYD :


Pasien mampu mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
a. Melakukan latihan ROM untuk sendi yang terkena gout jika memungkinkan
R/ Tindakan ini mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot

b. Miringkan dan atur posisi pasien setiap 2 jam sekali pada pasien tirah baring
R/ Tindakan ini mencegah kerusakan kulit dengan mengurangi tekanan

c. Pantau kemajuan dan parkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas


R/ untuk mandeteksi perkembangan klien

d. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien


R/ kemampuan mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik

e. Ajarkan pasien atau anggota keluarga tentang latihan ROM


R/Untuk membantu persiapan pemulangan pasien

3. DP : Defisit pengetahuan berhubungan kurang pajanan informasi


HYD : pasien mampu mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan yang diajarkana. Kaji
kemampuan pasien dalam mengungkapkan intruksi yang diberikan
R/ Mengetahui respond dan kemampuan kognitif pasien dalam menerima informasi
b. Berikan jadwal obat yang di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping
R/Tindakan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap
pengobatan yang teratur

c. Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan


R/mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk
ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan

d. Jelaskan pada pasien menegenai penyakit yang dialami


R/memberikan pengetahuan pasien sehingga dapat menghindari terjadinya serangan
berulang

e. Dorong pemasukan diet rendah purin dan cairan yang adekuat


R/meningkatkan penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.
Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Cetakan kedua. Jakarta
: Salemba Medika.
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan kelima.Jakarta :
Yarsif Watampone
http://dianhusadaalimaniamj.blogspot.co.id/p/klasifikasi-dan-struktur-tulang_19.html
http://seputarpendidikan003.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-sendi-jenis-jenis-sendi-
dan.html
http://nopenaponamega.blogspot.co.id/2011/03/anatomi-dasar-kepala-cranium.html
http://nisnisaika.blogspot.co.id/p/213-tulang-tengkorak-rangka-dada-tulang.html
http://catatanradiograf.blogspot.co.id/2010/08/anatomi-abdomen.html
http://niarahayu9.blogspot.co.id/2012/09/pemeriksaan-muskuloskeletal.html
http://www.scribd.com/doc/148965190/Tonus-Otot#scribd

LAMPIRAN GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai