PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerak manusia dihasilkan oleh kontraksi otot yang menghasilkan gaya
untuk menggerakkan anggota badan, pada gerak sadar, sinyal perintah dari
pusat sistem syaraf ditransmisikan melalui syaraf tulang belakang (spinal
cord) lalu ke otot untuk menghasilkan gaya. Otot berfungsi dengan normal
jika antara sistem syaraf, spinal cord, dan otot terhubung secara utuh dan
bekerja dengan baik.
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi
ketika dirangsang. Rangsangan pada otot dapat berupa rangsangan mekanik
seperti pijatan, rangsangan karena suhu panas atau dingin, dan rangsangan
kimia seperti asam dan basa. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan
memanjang jika berelaksasi. Setiap hari kita selalu aktif bergerak, mulai dari
berjalan, bekerja sampai melakukan kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut
tidak lepas dari peranan otot dalam tubuh kita. Kontraksi terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi terjadi jika otot sedang
beristirahat.
Mengembangkan ketegangan (tension) merupakan salah satu sifat
karakteristik yang khas pada jaringan otot. Otot di dalam tubuh manusia
memegang peranan penting dalam mengaktifkan gerakan organ tubuh, baik
organ dalam seperti alat pencernaan, jantung, paru-paru, sampai pada anggota
tubuh seperti tangan, kaki semuanya dapat melakukan aktivitas gerak karena
otot.
Otot memiliki sifat khusus yaitu sifat ekstensibilitas, elastisitas dan
kontraktilitas. Ekstensibilitas artinya sel-sel dapat meregang (memanjang)
apabila
proses ini adalah sebuah kontraksi serabut otot. Unit-unit motor akan aktif
secara berulang-ulang. Untuk menaikkan gaya otot, unit-unit motor aktif
menaikkan kecepatan penembakan (firing rates) dan menunda unit-unit motor
menjadi aktif. Kecepatan penembakan tergantung dari bermacam-macam
faktor, seperti tingkatan kontraksi, ukuran otot, axonal damage, dll. Besar
frekuensi penembakan dari unit-unit motor adalah diantara 5 150 Hz.
(Setioningsih, 2015).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilasaksanakan pada hari Jumat, 16 April 2015. Pukul
14.00-16 WITA. Bertempat Laboratorium Zoologi, FMIPA, Universitas Halu
Oleo Kendari.
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Bahan dan Fungsi
No
Bahan
Fungsi
1
2
3
1.
Katak (Rana Sp.)
Sabagai objek pengamatan
2.
Otot gastrocnemius
Sabagai objek pengamatan
3.
Otot polos (potongan usus)
Sabagai objek pengamatan
C. Alat
Alat yang digunakan pada praktium ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat dan Fungsi
No
Alat
Fungsi
1
1.
2.
3.
4.
Papan bedah
Pemberat
Tali kasur
Jarum pentul
5.
6.
Pinset
Cutter
3
Untuk media tempat katak di bedah
Untuk
Untuk mengikat
Untuk menusuk kaki dan tangan
katak
Sebagai penyangga
Untuk membedah katak
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat-alat bedah di atas meja.
2. Mengambil katak dan menaruhnya pada papan bedah secara telentang
3. Menusuk kaki dan tangan katak menggunakan jarum pentul.
4. Kemudian membedah katak menggunakan cutter.
5. Lalu mengambil usus dan otot serat lintang pada katak yang telah
dibedah.
6. Kemudian mengikat kedua ujung potongan usus (4 cm) masing-masing
dengan menggunakan tali kasur.
7. Mengankat ujung benang dengan ujung satunya diberikan pemberat.
8. Mengukur panjang usus sebelum diberi pemberat, berturut-turut beban
ditambah dengan 10 gram hingga 50 gram. Mengukur panjang usus
pada setiap pertambahan beban.
9. Mengukur panjang usus pada setiap pengurangan beban seberat 10
gram, hingga beban ditiadakan.
10. Mencatat hasilnya
IV.
A. Hasil Pengamatan
Panjang
Ekstensibilitas
Elastisitas
Usus
Gasrocnemius
Usus
Gastrocnemius
1.
3 cm
1,5 cm
3 cm
1,5 cm
2.
10
5 cm
2 cm
3,5 cm
1,5 cm
3.
20
6 cm
2,3 cm
3,8 cm
1,6 cm
4.
30
6 cm
2,3 cm
4 cm
1,7 cm
5.
40
7 cm
2,3 cm
4 cm
1,7 cm
6.
50
8,5 cm
2,3 cm
6,5 cm
1,2 cm
B. Pembahasan
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi
ketika dirangsang. Rangsangan pada otot dapat berupa rangsangan mekanik
seperti pijatan, rangsangan karena suhu panas atau dingin, dan rangsangan
kimia seperti asam dan basa. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan
memanjang jika berelaksasi. Kontraksi terjadi jika otot sedang melakukan
kegiatan, sedangkan relaksasi terjadi jika otot sedang beristirahat.
melakukan
kegiatan.
Ektensibilitas,
kemampuan
otot
untuk
digunakan pada ekstensibilitas dan elastisitas otot sama untuk usus yaitu 3 cm
dan gastrocnemius yaitu 1,5 cm, ketika beban 10 gram diberikan pada otot,
ekstensibilitas pada usus yaitu 5 cm dan ekstensibilitas pada gastrocnemius
yaitu 2 cm, sedangkan pada elastisitas pada usus yaitu 3,5 cm dan pada
gastrocnemius yaitu 1,5 cm. Ketika beban 20 gram diberikan pada otot,
ekstensibilitas pada usus yaitu 6 cm dan ekstensibilitas pada gastrocnemius
yaitu 2,3 cm. Sedangkan pada elastisitas pada usus yaitu 3,8 cm dan pada
gastrocnemius yaitu 1,6 cm. ketika beban tersebut telah dibuka/dilepas maka
usus tersebut mengalami elastisitas dengan panjang 3,5 cm, hingga pada
beban 50 gr usus tersebut telah memanjang 8,5 cm sedangkan elasitisitasnya
6,5 cm. Panjang awal usus tersebut tidak terjadi pada penambahan beban 50
gr dan elastisitasnya juga tidak sama pada awal sebelum diberikan beban ini
menandakan bahwa otot polos pada usus tersebut mengalami kelelahan yang
di akibatkan yang mengakibatkan kerusakan pada jarigan pada otot tersebut
yang bersifat permanen, yang telah di jelaskan sebelumnya apabila otot
menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan
dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan
tendon.
Otot polos disebut juga otot dalam, karena otot polos menyusun alatalat bagian dalam, seperti saluran pencernaan, pembuluh darah, saluran
kelamin, dan saluran ekskresi. Sel otot polos berbentuk gelendong dengan
kedua ujung runcing. Otot ini hanya memiliki satu inti. Gerak otot polos tidak
menuruti kehendak kita atau bekerja diluar kesadaran. Oleh karena itu, otot
polos disebut juga otot tak sadar. Otot Polos bekerja lambat, teratur, dan tidak
cepat lelah, sedangkan pada otot gasrocnemius pada panjang awal 1,5 cm dan
setelah diberikan beban 10 gr maka panjang (ekstensibilitas) menjadi 2, dan
kembali ke bentuk semula (elastisitas) yaitu 1, 5 cm. Hingga pada pemberian
beban 50 gr otot gasrocnemius mengalami pemanjangan 2,3 dan
elastisitasnya 1,2 cm, tetapi pada beban 30 gr dan 40 gr kemampuan
elastisitasnya sangat lambat dibangdingkan pada beban 50 gr, ini mungkin
terjadi akibat salah pengukuran akibat dari terburu-buru.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan
pada
praktikum
ini
adalah
bahwa
kemampuan
eksentibilitas dan elastisitas otot dapat di ketahui dengan percobaan pada otot
polos (usus) dan otot gasrocnemius, dimana dengan memberikan beban 10 gr
hingga 50 gr pada otot tersebut dan di hitung barapa panjang eksentibilitas
dan elastisitas otot tersebut dan membangdingkanya, dimana yang lamakelamaan pada otot tersebut akan mengalami kelelahan otot. Akibat dari
pemberian beban yang secara terus menerus.
B. Saran
Saran yang ingin diajukan yaitu untuk praktikan diharapkan lebih
hati-hati dalam melakukan percobaan dan tidak main-main dalam melakukan
percobaan. Untuk asistan diharapkan selalu membimbing praktikannya
sewaktu melakukan percoban agar tidak terjadi kesalahan dan diharapkan
untuk satu praktikum hanya satu percobaan agar praktikum lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Iyakrus., 2011, Sistem Ennergi dan Serabut Otot Dominasi pada Permainan
Sepaktakraw, Jurnal Ilmu Olahraga dan Kesehatan, 1 (2), 42-44
Pamungkas, I., 2010, Analysis Of Complaints Against Risk Of Injury In Muscle
Body Posture Scavengers, Jurnal.
Setioningsih, E. D, Purwanto. J, dan Sardjono. A. T., 2015, Analisa Efek Terapi
Panas Terhadap Kelelahan Otot, Fakultas Teknologi Industri, ITS
Surabaya.
Sarifin, G., 2010, Kontraksi Otot dan Kelelahan, Jurnal Ilara, 1 (2), 58-59
Sulistyo, W., 2015, Pengaruh Latihan Half Squat dan Latihan Quarter Squat pada
Kecepatan Tendangan dan Daya Ledak Otot Tungkai.
OLEH :
NAMA
: KURNIAWANTO
STAMBUK
: F1D1 130 25
KELOMPOK
: I (SATU)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015