Anda di halaman 1dari 58

Dr Yulia Yasmi

OTOT,KONTRAKSI OTOT,DAN
MEKANISME GERAK TUBUH
Jaringan otot

 Jaringan otot terdiri dari sel-sel otot yang


fungsinya untuk menggerakan organ tubuh.

 DENGAN JALAN KONTRAKSI (MEMENDEK)


DAN RELAKSASI (KEMBALI SEPERTI
KEADAAN SEMULA) ―> MENIMBULKAN
PERGERAKAN TUBUH SECARA
KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
3 macam otot

 Otot rangka
 Otot jantung
 Otot polos
Otot rangka/otot lurik
 40 % dari tubuh adalah otot
rangka
 BENTUK: tdd banyak serabut,
intinya terletak di tepi
(pinggir),
 terdapat garis gelap dan
terang (sangat jelas),
 panjang otot rangka bervariasi
antara 1-40 mm, sedangkan
tebalnya antara 10-100
mikron;
 setiap serabut otot rangka
dilapisi oleh sarkolema (di dlm
sarkolema terdapat miofibril =
elemen yang dapat
 serabut otot yang masing-
masing dilapisi sarkolema
berkelopok membentuk
15-30 serabut otot dan
dilapisi fasiculus.

 Masing-masing fasikulus
dilapisi oleh jaringan ikat
perimisium. Jaringan ikat
yang meliputi serabut otot
rangka disebut
endomisium.

 Masing-masing
endomisium dilapisi lagi
oleh epimisium. Dalam
otot rangka terdapat
mioglobin  pigmen yang
OTOT LURIK
LOKASI :
semua otot yang melekat pada tulang,
otot lidah, langit-langi (palatinum),
pharing, ujung esophagus. Fungsi otot
lurik untuk menggerakkan tulang dan
melindungi kerangka dari benturan keras.

INNERVASI :
sistem syaraf kraniospinal  bekerja
menurut kehendak individu. Berkontraksi
sesuai dengan kehendak dan di bawah
pengaruh saraf sadar.

AKSI:
kontraksi cepat, berlangsung sebentar
OTOT POLOS

 Jaringan otot polos mempunyai serabut-


serabut (fibril) yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos
atau tidak bergaris-garis.
 Otot Otot polos berkontraksi secara refleks
dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot
polos dirangsang, reaksinya lambat.
 Otot polos terdapat pada saluran pencernaan,
dinding pembuluh darah, saluran pernafasan.
OTOT POLOS
 Bentuk: seperti gelendong,
panjang, ramping, pipih dan
langsing
 Setiap otot memiliki 1 inti
(nukleus) di tengah (center)
 Sitoplasmanya tdd
sarkoplasma yang
mengandung miofibril (elemen
yang mampu berkontraksi
sehingga dpt bergerak)
 Panjang otot polos bervariasi
antara 15-500 mikron, ter-
gantung lokasi: plg pendek
pembuluh darah; plg pjg uterus
(rahim wanita )
OTOT POLOS
LOKASI: terdapat pada alat atau daerah
organ yang berongga  saluran pencernaan
makanan (batang kerongkongan,
esophagus, lambung, usus halus, usus
kasar); batang tenggorokan, bronkus,
pulmo, uterus (rahim), kantung urine,
kantung empedu, pembuluh darah

INNERVASI (PERSYARAFAN): sangat


dipengaruhi oleh sistem syaraf otonom (bisa
simpatis, bisa parasimpatis)

Untuk otot polos  peningkatan kerja otot


polos seperti gerak peristaltik dilakukan
oleh syaraf parasimpatis, sedangkan
penghambatan kerja otot polos dilakukan
oleh syaraf simpatis

AKSI: kontraksi lambat, berlangsung lama,


kadang-kadang ritmis
OTOT JANTUNG

 Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan


tengah dinding jantung.

 Strukturnya menyerupai otot lurik,

 Kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi


terhadap rangsang lambat.

 Fungsi otot jantung adalah untuk memompa


darah ke luar jantung.
 BENTUK: tdd beberapa
serabut otot yg
bercabang & bersatu dg
serabut di sebelahnya 
anastomosoma atau
sinsitium; mempunyai
garis gelap dan terang
(tdk sejelas pd otot
rangka); intinya di tengah
(center); pd interval
tertentu terdapat keping-
keping interkalar
(intercalar disc), pd
intercalar disc terdapat
jaringan Purkinye yang
berfungsi mempercepat
penghantaran impuls
(kecepatan 4 m/detik)
 LOKASI: hanya ada di jantung
 INNERVASI: sistem syaraf otonom
 AKSI: kontraksi otomatis & ritmis
 Otonom, bisa simpatis, bisa parasimpatis

 Untuk otot jantung: peningkatan denyut jatung


sangat dipengaruhi oleh syaraf simpatis,
sedangkan penguragan denyut jantung sangat
dipengaruhi oleh syaraf parasimpatis
 Kerja syaraf otonom, baik simpatis maupun
parasimpatis kebalikan dari kerja otot polos
Sifat-sifat otot
 1. KONTRAKTILITAS  kemampuan otot untuk mengadakan
respon (memendek) bila dirangsang (otot polos 1/6 kali; otot
rangka 1/10 kali)

 2. EKSTENSIBILITAS = DISTENSIBILITAS  kemampuan otot


untuk memanjang bila otot ditarik atau ada gaya yang bekerja
pada otot tersebut  bila otot rangka diberi beban; uterus
berisi fetus

 3. ELASTISITAS  kemampuan otot untuk kembali ke bentuk


& ukuran semula setelah mengalami
ekstensibilitas/distensibilitas (memanjang) atau kontraktilitas
(memendek)

 4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS  kemampuan otot untuk


mengadakan respon bila di rangsang
Sifat otot jantung
 1. KONTRAKTILITAS  sistol (kontraksi), diastol (relaksasi)
dan selalu ada platau (dataran yang menyebabkan fase
diastol lbh panjang dari sistol = memberi kesempatan darah
tertampung lebih banyak di jantung)
 2. KONDUKTIVITAS  perambatan impuls
 sinoatrio nodus 
 atrium
 atrioventrikular nodus
 ventrikel
 berkas HIS
 jaringan Purkinye 4 m/detik
 3. OTOMATIS & RITMIS  secara otomotis dan ritmis selalu
berdenyut kecuali ada gangguan
 4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS  mengadakan
respons bila di rangsang
 5. PERIODE REFRAKTER YANG LAMA
 Absolut  pada saat sistol  tidak akan terjadi
perubahan apa- apa (grafik tetap berjalan tanpa gangguan)
 Relatif  pada saat diastol  akan terjadi perubahan
tergantung rangsangan terjadi pada awal diastol,
pertengahan diastol, atau hampir akhir diastol  sehingga
akan menghasilkan ekstra sistol dan kompensasi menjadi
istirahat cukup panjang)

 Catatan: refrakter, otot kehilangan sifat irritabilitas untuk


sementara, sedangkan fatique, otot kehilangan sifat
kontraktilitas dan irritabilitas
Macam-macam rangsangan

 1. MEKANIS  memijit, memukul,


menarik, menyubit, menyentuh
 2. THERMIS  dingin (bantuan es), panas
(bantuan air panas)
 3. KHEMIS  bantuan bahan kimia, baik
anorganik maupun organik (bisa asam,
basa, garam)
 4. ELEKTRIS  dengan bantuan listrik
(umumnya untuk penyembuhan )
Tingkatan rangsangan
 1. Sub minimal = sub liminal = sub threshold = di
bawah ambang  rangsang terkecil yang belum
mampu menimbulkan respons
 2. minimal = liminal = threshold = ambang 
rangsang terkecil yang mampu menimbulkan respons
 3. sub maksimal  rangsang dengan intensitas yang
bervariasi dari minimal sampai maksimal
 4. maksimal  rangsangan dengan intensitas
terbesar (maksimal) dan hasil responsnya maksimal
 5. supra maksimal rengsang dengan intensitas
lebih besar dari maksimal, tetapi respons yang
dihasilkan sama dengan maksimal
Jaringan otot

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang


fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.

Kemampuan tersebut disebabkan karena


jaringan otot mampu berkontraksi.

Kontraksi otot dapat berlangsung karena


molekul-molekul protein yang membangun sel
otot dapat memanjang dan memendek.
Fungsi otot

 FUNGSI VOLUNTER  MRPKAN AKIBAT KERJA DR


OTOT RANGKA
 1. MEMPERTAHANKAN SIKAP TUBUH  DUDUK,
BERDIRI, TIDUR

 2. MELAKSANAKAN BERMACAM-MACAM GERAKAN


 ANGGOTA TUBUH : PERGERAKAN
 JARI-JARI : UNTUK MEMEGANG
 DIAFRAGMA : RESPIRASI (PERNAFASAN)
 PHARYNG : MENELAN MAKANAN
 LIDAH & BIBIR : MENGGERAKAN MAKANAN DAN
VOKALISASI
 FUNGSI INVOLUNTER (TDK DIPENGARUHI
KEHENDAK)  AKIBAT KERJA OTOT POLOS &
OTOT JANTUNG
 1. PROPULSI (DORONGAN) SUBSTANSI DLM
BERMACAM-2 SALURAN, MISALNYA: MAKANAN
YANG BERJALAN SEPANJANG SALURAN
PENCERNAAN; DARAH YANG BERJALAN DI
SEPANJANG PEMBULUH DARAH; SEL TELUR YANG
BERJALAN DI SEPANJANG SALURAN TELUR
(OVIDUCT); SPERMA YANG BERJALAN DI SPANJANG
SALURAN MANI
 2. EKSPULSI (PENGELUARAN) SUBSTANSI YANG
TERSIMPAN DALAM KANTUNG (VESICA)  EMPEDU,
URINE, FESES
 3. REGULASI (PENGATURAN) DIAMETER LUBANG 
MENGATUR BESAR KECILNYA PUPIL MATA, PYLORUS
LAMBUNG, REKTUM (ANUS)
 4. REGULASI (PENGATURAN) DIAMETER
SALURAN  MENGATUR BESAR KECILNYA
PEMBULUH DARAH (SEL-SEL DARAH SANGAT
FLEKSIBEL SEHINGGA SEL-SEL DARAH DAPAT
MERUBAH BENTUK DENGAN SEGERA PADA
SAAT SEL DARAH TERSEBUT MASUK KE DALAM
PEMBULUH DARAH YANG BERBEDA (ARTERI,
ARTERIOL, KAPILER, VENULA, VENA); 
MENGATUR BESAR KECILNYA BRONKIOLUS
PULMO
Periode kontraksi otot

 TERDIRI DARI:
 1. Periode Latent (PL)  Periode
pemberian rangsang sampai terjadinya
respon
 2. Periode Kontraksi (PK)  Periode
pemendekan otot atau kontraksi
 3. Periode Relaksasi (PR)  Periode
kembalinya otot pada keadaan semula
setelah mengalami kontraksi
Perubahan selama kontraksi
otot
 1. PERUBAHAN BENTUK

 2. PERUBAHAN KIMIA

 3. PERUBAHAN PANAS

 4. PERUBAHAN LISTRIK
Perubahan bentuk

 Pada saat terjadi kontraksi, otot menjadi


pendek dan gemuk, tetapi tidak
mengalami perubahan volume
 Terjadi perubahan bentuk dari protein
 Menurut Szent-Gyorgy  perubahan ini
karena adanya protein dalam otot 
aktomiosin  terurai menjadi aktin &
miosin  aktin mengalami torsi
(perputaran
Perubahan kimia

 Pada saat istirahat komposisi otot sebagai berikut:


 Air 75 % Protein 20 %
Glikogen 1 % Fosfokreatin (an) 0,3 %
Asam laktat 0,5 % Heksosa phosfat (or) 0,05
%

 Pada saat kontraksi: Fosfat an & asam laktat


meningkat jumlahnya; fosfat or & glikogen
menurun jumlahnya; oksigen banyak digunakan;
H2O & CO2 banyak dihasilkan
 Untuk proses di atas sangat dibutuhkan energi,
Energi untuk kontraksi

 1. ATP (adenosin triphosfat) ADP (adenosin


diphosfat) energi yang dihasilkan untuk kontraksi

 2. Fosfokreatin  asam phosfat + kreatin


energi yang dihasilkan untuk resintesis ATP
 3. Glikogen  asam laktat
energi yang dihasilkan untuk resintesis fosfokreatin

 4. 1/5 (seperlima) asamlaktat +O2  H2O + CO2


energi yang dihasilkan untuk mengubah 4/5 { EMPAT
PERLIMA) ASAM LAKTAT MENJADI GLIKOGEN
Perubahan panas

 Dari seluruh energi yang digunakan untuk


kontraksi hanya 20 %, untuk kerja dan
selebihyahilang dalam bentuk panas.

 Panas yang timbul dapat digunakan untuk


mempertahankan suhu tubuh,sehingga
pada suhu yang dingin  produksi panas
dapat ditingkatkan melalui pergerakkan
otot
Perubahan listrik

 Bila otot berkontraksi terjadi perubahan


listrik sehingga timbul arus aksi yang
mengalir dari daerah positif ke daerah negatif
 Daerah aktif relatif lebih negatif di
bandingkan dengan daerah non aktif (positif)
 Bila mengalami istirahat maka tidak akan
timbul arus aksi

 Istilah tersebut dapat dikatakan sebagai


polarisasi, depolarisasi dan repolarisasi
 Polarisasi  dalam keadaan istirahat  artinya
otot bagian luar bermuatan positif, bagian dalam
bermuatan negatif
 Bila salah satu bagian di rangsang, maka akan
terjadi perubahan muatan dari yang positif
menjadi negatif, dan muatan negatif menjadi
positif  artnya bagian yang dirangsang, bagian
luar bermuatan negatif, bagian dalam bermuatan
positif
 Antara bagian yang dirangsang (sudah terjadi
perubahan muatan disebut depolarisasi) dgn
bagian yang tidak dirangsang ada perbedaan
muatan, perbedaan ini ..................................
 Perbedaan tersebut akan mengalami arus listrik
(setrum), yang akan menyebabkan depolarisasi
pada daerah sebelahnya...............dan ini akan
berlanjut sampai impuls selesai secara keseluruhan
 Pada saat depolarisasi berjalan ke daerah
sebelahnya, maka pada awal perangsangan akan
kembali ke muatan semula, bagian luar bermuatan
positif, bagian dalam bermuatan negatif
 Kalau seluruh rangkaian sudah seperti semula,
maka disebut polarisasi
Beberapa istilah
 Treppe  Rangsang yang berulang dengan intensitas (kuat)
rangsang yang sama sehingga lambat laun kuat kontraksi
meningkat

 Hipertropi  Bila otot melakukan kerja secara terus menerus


maka otot akan membesar  setiap diameter serabut syaraf
juga akan membesar, tetapi jumlah serabut serabut di dalamnya
tetap atau tidak bertambah

 Atropi  Bila otot tidak digunakan (misalnya sakit shg tidak


berjalan karena sakit) maka otot akan mengecil

 Hiperplasia  Membesarnya otot, karena jumlah serabut yang


Kontraksi otot
 Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan
dalam keadaan yang relatif dari filamen-filamen aktin dan myosin.
 Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua
garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak
bertambah banyak
 Gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam
penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau
seluruhnya garis H.
 selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan
garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi
berkurang sehingga kontraksi terjadi.
 Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk
membentuk komplek aktin-miosin.
Mekanisme kontraksi otot
Mekanisme kontraksi otot
Selama kontraksi otot, filamen-
filamen tipis aktin terikat pada
dua garis yang bergerak ke Pita
A, meskipun filamen tersebut
tidak bertambah banyak
Gerakan pergeseran itu
mengakibatkan perubahan
dalam penampilan sarkomer,
yaitu penghapusan sebagian
atau seluruhnya garis H.
selain itu filamen myosin
letaknya menjadi sangat dekat
dengan garis-garis Z dan pita-
pita A serta lebar sarkomer
menjadi berkurang sehingga
kontraksi terjadi.
Kontraksi berlangsung pada
interaksi antara aktin miosin
untuk membentuk komplek
aktin-miosin
 Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui
mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin
membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi
oleh ATP.
 Miosin merupakan produk, dan proses tersebut
mempunyai ikatan dengan ATP.
 Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin
terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan
akan berikatan dengan aktin.
 Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks
aktin, miosin, ADP-pi secara bertahap melepaskan
ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan
terlepasnya aktin menghasilkan gaya fektorial.
 Filamen-filamen tebal dan tipis yang saling bergeser saat proses
kontraksi
 Menurut fakta, kita telah mengetahui bahwa panjang otot yang
terkontraksi akan lebih pendek daripada panjang awalnya saat otot
sedang rileks.
 Pemendekan ini rata -rata sekitar sepertiga panjang awal. Melalui
mikrograf elektron, pemendekan ini dapat dilihat sebagai konsekuensi
dari pemendekan sarkomer.
 Sebenarnya, pada saat pemendekan berlangsung, panjang filamen
tebal dan tipis tetap dan tak berubah (dengan melihat tetapnya lebar
lurik A dan jarak disk Z sampai ujung daerah H tetangga) namun lurik I
dan daerah H mengalami reduksi yang sama besarnya. Berdasar
pengamatan ini, Hugh Huxley, Jean Hanson, Andrew Huxley dan
R.Niedergerke pada tahun 1954 menyarankan model pergeseran
filamen (=filament sliding). Model ini mengatakan bahwa gaya
kontraksi otot itu dihasilkan oleh suatu proses yang membuat
beberapa set filamen tebal dan tipis dapat bergeser antar sesamanya.
 Aktin merangsang Aktivitas ATPase Miosin

 Model pergeseran filamen tadi hanya menjelaskan


mekanika kontraksinya dan bukan asal-usul gaya
kontraktil.
 Pada tahun 1940, Szent-Gyorgi kembali menunjukkan
mekanisme kontraksi. Pencampuran larutan aktin dan
miosin untuk membentuk kom-pleks bernama
Aktomiosin ternyata disertai oleh peningkatan kekentalan
larutan yang cukup besar. Kekentalan ini dapat dikurangi
dengan menambahkan ATP ke dalam larutan aktomiosin.
Maka dari itu, ATP mengurangi daya tarik atau afinitas
miosin terhadap aktin.
 Pada tahap pertama, ATP terikat pada bagian miosin dari
aktomiosin dan menghasilkan disosiasi aktin dan miosin. Miosin
yang merupakan produk proses ini memiliki ikatan dengan ATP.
 Selanjutnya, pada tahap kedua, ATP yang terikat dengan miosin
tadi terhidrolisis dengan cepat membentuk kompleks miosin-ADP-
Pi.
 Kompleks tersebut yang kemudian berikatan dengan Aktin pada
tahap ketiga.
 Pada tahap keempat yang merupakan tahap untuk relaksasi
konformasional, kompleks aktin-miosin-ADP-Pi tadi secara tahap
demi tahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP sehingga
kompleks yang tersisa hanyalah kompleks Aktin-Miosin yang siap
untuk siklus hidrolisis ATP selanjutnya.
 Akhirnya dapat disimpulkan bahwa proses terkait dan terlepasnya
aktin yang diatur oleh ATP tersebut menghasilkan gaya vektorial
untuk kontraksi otot.
Gerak dan reflek

 Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu


melakukan gerak. Bahkan seseorang yang
tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap
melakukan gerak. Saat kita
tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas
sesungguhnya telah terjadi gerak yang
disebabkan oleh kontrasi otot.
 Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui
mekanisme rumit dan melibatkan banyak
bagian tubuh.Terdapat banyak komponen –
komponen tubuh yang terlibat dalam grak ini
Baik itu disadari maupun tidak disadari.
 Gerak adalah suatu tanggapan tehadap
rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun
dari luar tubuh. Gerak merupakan pola
koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
 Dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan
banyak koordinasi dengan perangkat tubuh yang
lain.Hal ini menunjukkan suatu kerja sama yang siergis.
 Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah
lorong yang gelap Semua indera kita pun akan siap
siaga.Telinga pasti akan mendengar segala sesuatu
sehalus apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu.
Dalam keadaan seperti itu diri kita pasti refleks
melompat bahkan akan menjerit.Denyut jantung akan
cepat dan secara refeks kita pun berlari. Begitulah
salah satu contoh gerak refleks yang terjadi pada diri
kita.
 Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari
dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola
koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantaran impuls oleh saraf.
 Dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak
koordinasi dengan perangkat tubuh yang lain.Hal ini menunjukkan
suatu kerja sama yang siergis.
 Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang
gelap Semua indera kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan
mendengar segala sesuatu sehalus apa pun. Kemudian kita
menabrak sesuatu. Dalam keadaan seperti itu diri kita pasti refleks
melompat bahkan akan menjerit.Denyut jantung akan cepat dan
secara refeks kita pun berlari. Begitulah salah satu contoh gerak
refleks yang terjadi pada diri kita.
 Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system
saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel
saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks,tetapi
sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
 Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas tiga jenis :
 1. Sel saraf sensorik
 Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup rangsangan dari reseptor
(penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).SEl
saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,karena berhubungan dengan alat
indra.

 2. Sel saraf Motorik
 SEl saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf
pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju to atau kelenjar tubuh. Sel saraf
motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena berhubungan erat dengan
otot sebagai alat gerak.
 3. Sel saraf penguhubung
 Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini disebabkan
karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
 Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi menjadi du kelompok besar
 1. Sistem saraf sadar
 Adalah system saraf yang mengatu tau
mengkoordinasikan semua kegiatan yang
dapat diatur menurut kemauan
kita.Contohnya,melempar
bola,berjalan,berfikir,menulis,berbicara dan
lain-lain.
 Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
 a.Saraf pusat
 terdiri dari :
 <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Otak
 Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga
tengkorak.
 <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Sumsum tulang
belakang
 Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls
(rangsangan) dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan
gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas tulang
belakang,yakni dari ruas – ruas tulag leher hingga ke ruas-
ruas tulang pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini
terdapat simpul – simpul gerak refleks.
 b. Saraf Tepi
 Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang
berada di luar system saraf pusat (otak dan
sumsum ulang belakang). Artinya system saraf
tepi merupakan saraf yang menyebar pada
seluruh bagian tubuh yang melayani organ-
organ tubh tertentu,sepeti
kulit,persendian,otot,kelenjar,saluran darah
dan lain-lain.

 2. Susunan saraf tak sadar.
 - Susunan saraf simpatis
 - Susunan saraf parasimpatis
Gerak reflek

 Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi


secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.
Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang dihasilkan
oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini
dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan
neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe
refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhanahanya
memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan
neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah
kesadaran dan kemauan seseorang.
reflek

 Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan


pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang,
kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah
di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor
untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar.
Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat
dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung
(asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip
atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks
sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada
di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada
lutut
Lengkung reflek
Mekanisme reflek
 Kemudian bagaimanakah mekanisme gerak refleks dalam
tubuh kita?
 Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang
paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron
sensor,interneuron,dan neuron motor,yang mngalirkan impuls
saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak refleks yang paling
sederhana hanya memerlukan dua tipe sel sraf yaitu neuron
sensor dan neuron motor.
 Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya
mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak
paku,secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak.
Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak , dengan
keluarnya air liur tanpa disadari. Brikut skema gerak refleks:

Beda reflek dan gerak biasa

 Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang


diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan
oleh neuron perantara (neuron penghubung).Hal ini
berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa.
 Gerak biasa rangsangan akan diterimaleh saraf
sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke
otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke
saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya
pada gerak biasa gerakan itu diketahui atu dikontrol
oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa
adalah gerak yang disaari.
Saraf otonom
Parasimpatik
 mengecilkan pupil
 menstimulasi aliran ludah
 memperlambat denyut jantung
 membesarkan bronkus
 menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
 mengerutkan kantung kemih
Simpatik
 memperbesar pupil
 menghambat aliran ludah
 mempercepat denyut jantung
 mengecilkan bronkus
 menghambat sekresi kelenjar pencernaan
 menghambat kontraksi kandung kemih
Saraf otonom
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai