Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANATOMI

DISUSUN OLEH :
Eda aprilia rommer
Nim:C2114201013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STELLA MARIS
MAKASSAR

2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................
1.3 TUJUAN..................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Jenis dan Perbedaan Otot.....................................................
2.2 Otot Polos ……………………………………………………………………………….

2.3 Otot Rangka......................................................……………………

2.4 Otot Jantung................................................................................

2.5 Mekanisme Kerja Otot Polos dan Otot Rangka........................

2.6 Mekanisme Kontraksi Umum......................................................

BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Otot adalah sel serabut yang menghasilkan kontraksi yang menggerakan bagian
tubuh, termasuk orgam dalam. Jaringan ikat dalam otot membawa serabut saraf dan
kapiler ke serabut otot. Otot juga memberi bentuk kepada tubuh dan menghasilkan panas.
Dikenal tiga jenis otot:
 Otot rangka untuk menggerakan tulang dan struktur lain (misalnya oculus)
 Otot jantung sebagai komponen dinding jantung terbesar
 Otot polos yang membentuk sebagian dinding pembuluh dan organ yang berongga
terbanyak; otot ini memindahkan berbagai zat melalui visera (misalnya intestinum)
dan mengatur aliran melalui pembuluh darah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:


1. Apa yang di maksud dengan Otot Polos ?
2. Apa yang di maksud dengan Otot Rangka ?
3. Apa yang di maksud dengan Otot Jantung ?
4. Bagaimana mekanisme dari kontraksi Otot Polos dan Otot Rangka ?
5. Apa karakteristik dari kontraksi Otot ?

1.3. Tujuan

3
Penulisan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui Karakteristik dari Otot Polos.
2. Mengetahui Karakteristik dari Otot Rangka.
3. Mengetahui Karakteristik dari Otot Jantung.
4. Mengetahui cara kerja dari mekanisme kontraksi Otot Polos dan Otot Rangka.
5. Mengetahui Karakteristik dari Kontraksi Otot.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis dan Perbedaan Otot

1. Otot Polos Manusia

Sel Otot Polos memiliki bentuk yg memanjang dgn kedua ujungnya yang runcing serta
nukleus yang terletak pada bagian tengah sel otot. Serat miofibril pd otot polos memiliki sifat
homogen serta lebih kecil dari serabut otot lurik. Otot polos terdapat pada bagian dinding
pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, ovarium, dan paru – paru. Otot polos memiliki
sifat lambat reaksinya dalam hal menerima rangsangan, akan tetapi tahan terdapat kelelahan
dan dapat bekerja dibawah pengaruh saraf tidak sadar.
Ciri – Ciri Otot Polos Manusia antara lain :

– Memiliki bentuk yang runcing pada bagian ujungnya

– Mempunyai bentuk gelondong.

– Hanya memiliki satu jumlah inti sel.

– Letak inti sel berada pada bagian tengah sel.

– Sistem kerja dilakukan secara tidak sadar.

– Reaksi terhadap gerakan adalah lambat.

– Gerakannya tidak cepat lelah.

– Posisinya terdapat pada bagian sistem organ.

2. Otot Rangka Manusia

4
Otot rangka adalah jaringan otot lurik yang melekat pada tulang. Otot rangka terdiri dari serat
yang terlihat seperti campuran pita gelap dan terang dibundel bersama yang berjalan di
sepanjang tulang.

Otot-otot ini bertanggung jawab untuk kontraksi dan relaksasi ketika seseorang bergerak. Otot
rangka adalah otot yang dapat kita lihat dan rasakan melalui kulit kita.

Sebuah otot rangka individual dianggap sebagai organ dalam sistem otot tubuh. Otot rangka
bekerja dengan jaringan saraf, jaringan ikat dan pembuluh darah atau jaringan darah. Otot
rangka bervariasi dalam berbagai ukuran dan bentuk serta susunan serat otot. Ukuran otot
rangka yang berbeda mulai dari sekecil otot dalam telinga sampai otot yang cukup besar pada
paha. Otot rangka mungkin luas atau sempit, tetapi tidak peduli apa ukuran, masing-masing
otot rangka terdiri dari banyak serat otot yang dibungkus dan dibundel bersama-sama dan
ditutupi oleh jaringan ikat.

Penutup jaringan ikat disebut dengan epimysium. Epimisium tumbuh ke dalam untuk
membagi otot dalam kompartemen yang berbeda yang berisi bundel serat otot. Setiap bundel
otot, yang disebut fasikulus, dikelilingi oleh perimisium. Setiap sel otot dalam fasikulus yang
dilindungi oleh jaringan ikat yang disebut lebih Endomisium.

Setiap otot rangka menempel pada tulang pada salah satu ujungnya, membentang pada sendi
dan melekat ke ujung tulang lain. Mereka memegangi tulang dengan tendon yang bekerja dan
bergerak bersama dengan otot rangka dan tulang saat kita menggerakan daerah-daerah
tertentu dari tubuh kita. Sementara serat otot rangka dilindungi berat dalam setiap lapisan, otot
rangka sangat rapuh. Berbagai jaringan ikat bekerja untuk melindungi otot rangka ketika
berkontraksi dan memberikan jalan bagi darah mengalir dan saraf berfungsi dengan benar.
Saraf dan pembuluh darah yang berlimpah yang disediakan dalam setiap otot rangka
memungkinkan pergerakan yang tepat.

Sistem saraf merangsang dan mengontrol otot rangka.


Sebuah otot rangka tidak akan bergerak kecuali sistem
saraf mengatakan untuk melakukan itu. Jika saraf
yang rusak, ini dapat membatasi gerakan di seluruh
atau berbagai bagian tubuh kita. Misalnya, jika
sumsum tulang belakang seseorang rusak, kakinya
mungkin lumpuh permanen.

Otot Rangka Mengangkat beban dan bekerja


memperkuat otot-otot rangka dan membuat mereka
lebih kuat. Tergantung pada variasi olahraga,
seseorang dapat membuat otot-otot mereka lebih ramping atau lebih besar. Otot rangka
bekerja sama dengan tulang untuk memberikan kekuasaan dan kekuatan.

3. Otot Jantung Manusia

5
Otot jantung merupakan otot yang terdapat pada bagian dinding jantung, struktur otot jantung
sendiri menyerupai otot lurik. Akan tetapi nukleusnya terletak pada posisi tengah sel serta
memiliki percabangan. Setiap percabangan yang terdapat pada otot jantung terdapat jaringan
pengikat yg disebut dengan discus interkalaris. Otot jantung sendiri bekerja dibawah pengaruh
saraf tidak sadar, dan reaksi saraf ini cepat terhadap rangsangan dan tahan terdapat kelelahan.
Ciri – Ciri Otot Jantung Manusia antara lain :

– Memiliki bentuk silinder, memanjang, dan bercabang.

– Jumlah inti sel lebih dari satu.

– Sistem kerjanya terjadi secara tidak sadar.

– Reaksi terhadap gerakannya lambat.

– Gerakannya tidak cepat lelah.

– Posisinya atau letaknya terdapat pada jantung

(sumber :
http://www.mistamajahp.com/perbedaan-otot-manusia/#z
https://www.sridianti.com/pengertian-otot-rangka.html )

2.2 Otot Polos


Otot polos terletak pada dinding rongga di struktur dalam tubuh, seperti pembuluh darah,
saluran udara, dan sebagian besar organ pada rongga abdominopelvis. Ditemukan juga pada
kulit, terikat pada folikel rambut. Di bawah mikroskop, tidak terlihat goresan seperti pada otot
rangka dan jantung. Karenanya, terlihat polos atau tidak tergores, karenanya disebut otot
polos atau halus. Memiliki satu inti. Terdapat aktin, myosin dan tropomyosin tapi tidak
terdapat troponin. Otot polos mengandung sedikit mitokondria. Aktifitas otot ini biasanya
involuntary atau tidak sadar, dan beberap otot polos memiliki autoritmisitas. Otot polos dan
jantung diatur oleh neuron yang menjadi bagian dari divisi involuntary sistem saraf dan oleh
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
Otot Polos Viseral
Otot polos viseral dicirikan dengan ketidakstabilan potensial membrannya dan karena jenis ini
menunjukkan kontraksi berkelanjutan yang bebas dari suplai saraf. Terdiri dari ratusan sampai
jutaan serabut yang berkontraksi secara keseluruhan sebagai suatu kesatuan. Serabut ototnya
berkumpul dan membran selnya melekat satu sama lain pada beberapa tempat sehingga
eksitasi pada satu serabut dapat dengan mudah disebarkan ke yang lainnya. Otot polos ini
terutama pada dinding organ dalam seperti usus, lambung, saluran ureter, uterus dan
pembuluh darah.

6
Otot Polos Multi-unit
Tidak seperti otot polos viseral, otot polos multi-unit tidak bekerja seccara berbarengan dan
kontraksinya tidak tersebar secara luas. Karenanya, kontraksi otot polos jenis ini lebih
berlainan dan terjadi pada tempat-temoat tertentu saja daripada jenis viseral. Sangat sensitif
pada sirkulasi zat kimia dan normalnya teraktivasi oleh mediator kimia. Terdiri atas serabut
otot polos yang berbeda-beda dan setiap serabut bekerja sendiri tanpa bergantung dengan
serabut lainnya. Jarang menimbulkan kontraksi yang spontan. Contoh otot ini adalah otot
polos siliaris mata, dan otot piloerektor.

( sumber : Ganong, W. Francis. 1963. Ganong’s Review of Medical Physiology. New Jersey:
Prentice-Hall )

2.3 Otot Rangka


Otot rangka menghasilkan gerak pada kerangka. Otot ini seringkali disebut otot voluntar
karena otot ini dapat diatur sesuai dengan kehendak, tetapi ada beberapa kegiatan otot tersebut
yang bersifat otomatis. Contohnya, diaphragma biasa otomatis, tetapi dapat di pengaruhi oleh
kemauan (misalnya sewaktu menarik napas panjang). Otot rangka menyebabkan gerak dengan
memendek, artinya otot ini selalu menarik dan tidak pernah mendorong. Susunan dan bentuk
otot berbeda-beda. Beberapa otot melekat melalui tendo yang berupa lembaran, yakni
aponeurosis (perluasan berupa selaput). Otot lain berbentuk serong (oblique), menyerupai
kumparan (fusiform), ulir (spiral), segi empat (quadrate), atau mirip ambin (straplike).

(sumber : Anatomi klinis dasar / Keith L.Moore, Anne M.R. Agur ; alih bahasa, Hendra
Laksman ; editor edisi bahasa Indonesia, Vivi Sadikin, Virgi Saputra. Jakarta : Hipokrates,
2002.. )
2.4 Otot Jantung

Pada gambar, menunjukkan serabut-serabut otot


jantung dalam kisi-kisi, serabut-serabut
7
dipisahkan, kemudian dihubungkan kembali, dan kemudian menyebar lagi. Dari gambar ini
dengan cepat seseorang mengetahui bahwa otot jantung adalah bergaris lintang, sama seperti
otot rangka.
Otot jantung sebagai sinsisium. Daerah-daerah gelap bersudut yang menyeberangi serabut
otot jantung dalam gambar, dinamakan diskus interkalaris; akan tetapi, mereka sebenarnya
adalah membran sel yang memisahkan sel-sel otot jantung satu sama lainnya. Kenyataanya,
serabut-serabut otot jantung adalah sekelompok sel-sel otot jantung yang dihubungkan satu
sama lainnya. Resistensi listrik melalui diskus interkalaris hanya 1/400 resistensi melalui
membrane luar serabut otot jantung, karena membrane sel bergabung satu dengan yang lain
membentuk “tight junction” yang memungkinkan difusi ion yang hampir benar-benar bebas.
Oleh karena itu, dipandang dari segi fungsional, ion-ion mengalir relatif mudah sepanjang
aksis serabut otot jantung sehingga potensial aksi berjalan dari satu sel jantung ke sel lainnya,
melalui discus interkalaris tanpa halangan yang berarti. Oleh karena itu, otot jantung adalah
sinsisium, tempat sel-sel otot jantung sangat kuat berikatan sehingga bila salah satu sel-selnya
terangsang, potensial aksi menyebar ke seluruh kisi-kisiyang saling berhubungan.
Jantung terdiri dari dua sinsisium yang terpisah, sinsisium atrium dan sinsisium ventrikel.
Sinsisium ini satu sama lain dipisahkan oleh jaringan fibrosa di sekitar cincin-cincin katup,
tetapi potensial aksi dapat dihantarkan dari sinsisium atrium ke sinsisium ventrikel melalui
system penghantar khusus, berkas A-V.
Otot jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini bnetuknya seperti otot lurik perbedaannya
ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama lain. Berciri merah khas dan
tidak dapat dikendalikan kmauan. Kontraksi tidak di pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk
percepat atau memperlambat kontraksi karena itu disebut otot tak sadar. Otot jantung
ditemukan hanya pada jantung (kor),mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan
kontraksi otomatis dan gerakan tanpa tergantung pada ada tidsknya rangsangan saraf. Cara
kerja otot jantung ini disebut moigenik yang membedakannya dengan neurogonik.

(sumber : Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit edisi 3. Jakarta:
EGC. )
2.5 Mekanisme Kerja Otot Polos dan Otot Rangka
1 Mekanisme Kontraksi pada Otot Polos

A.. Dasar Kimiawi untuk Kontraksi Otot Polos

Otot polos mengandung filamen aktin dan myosin yang mempunyai sifat kimiawi mirip
dengan sifat kimiawi filamen aktin dan myosin pada otot rangka. Otot polos tidak
mengandung kompleks troponin normal yang dibutuhkan pada pengaturan kontraksi otot
rangka, sehingga mekanisme pengaturan kontraksinya berbeda.

Penelitian kimiawi menunjukkan bahwa filamen aktin dan myosin yang berasal dari otot

8
polos akan saling berinteraksi satu sama lain dengan cara yang sama dengan interaksi kedua
filament tersebut lakukan di otot rangka. Selanjutnya proses kontraksi diaktifkan oleh ion
kalsium dan adenosine trifosfat (ATP) yang dipecah menjadi adenosine difosfat (ADP) untuk
memberikan energi bagi kontraksi.

B. Dasar Fisika Kontraksi Otot Polos

Otot polos tidak mempunyai susunan bergaris filamen aktin dan myosin yang sama seperti
yang dijumpai di otot rangka. Namun teknik mikrografi electron memberikan kesan adanya
susunan fisik, menunjukkan sejumlah besar filamen aktin yang terlekat pada sesuatu yang
disebut badan padat (dense bodies).

Beberapa dari badan ini melekat pada membrane sel, sedangkan yang lainnya tersebar di
dalam sel. Beberapa membrane badan padat dari sel-sel yang berdekatan terikat bersama-sama
oleh jembatan protein antarsel, melalui ikatan inilah kekuatan kontraksi dijalarkan dari satu
sel ke sel berikutnya.

Di antara filament-filamen aktin dalam serabut otot terdapat filament myosin yang terletak
bertebaran. Filamen myosin ini mempunyai diameter dua kali lebih besar dari filamen aktin.
Kebanyakan filament myosin mempunyai sesuatu yang disebut jembatan silang ‘side-polar’
yang tersusun sehingga jembatan pada satu sisi berayun ke satu arah dan yang lainnya
berayun ke arah sebaliknya.

Hal ini menyebabkan myosin menarik filamen aktin ke satu arah pada satu sisi ketika secara
bersamaan menarik filamen aktin yang lain kea rah sebaliknya pada sisi lain. Keuntungan dari
susunan ini menyebabkan otot polos dapat berkontraksi hingga 80% dari panjangnya
dibandingkan otot rangka yang kontraksinya terbatas, yaitu kurang dari 30% panjangnya.

9
Mekanisme kontraksi otot polos

C. Perbandingan antara Kontraksi Otot Polos dan Kontraksi Otot Rangka

Walaupun sebagian besar otot rangka dapat berkontraksi dan berelaksasi secara tepat, tetapi
sebagian besar kontraksi otot polos merupakan kontraksi tonik yang dapat berlangsung lama,
dan kadang berlangsung hingga berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Ada dugaan bahwa baik
sifat fisik maupun kimiawi dari kontraksi otot polos dan kontraksi otot rangka berbeda.
Beberapa perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.

D. Siklus Lambat dari Jembatan Silang Myosin

Kecepatan siklus dari jembatan silang myosin pada otot polos yaitu, pelekatan pada aktin
kemudian melepas dari aktin, dan pelekatan kembali untuk siklus berikutnya—berlangsung
lebih lambat pada otot polos dibandingkan pada otot rangka. Bahkan frekuensinya sampai
sekecil 1/10 sampai 1/300 frekuensi siklus di otot rangka.

Fraksi waktu saat jembatan silang tetap melekat pada filamen aktin, yang merupakan faktor
utama yang menentukan kekuatan kontraksi, diduga sangat bertambah pada otot polos.
Kemungkinan siklus yang lambat ini adalah karena kepala jembatan-silang memiliki aktivitas
ATP-ase yang jauh lebih lemah daripada aktivitas ATP-ase pada otot rangka, sehingga
pemecahan ATP yang member energy bagi pergerakan kepala jembatan-silang menjadi jauh
berkurang sesuai dengan lambatnya siklus.

E. Kebutuhan Energi untuk Mempertahankan Kontraksi Otot Polos

10
Hanya dibutuhkan energy sebesar 1/10 hingga 1/300 untuk mempertahankan agar tegangan
kontraksi pada otot polos menjadi sama dengan tegangan pada otot rangka. Hal ini diduga
berasal dari siklus pelekatan dan pelepasan jembatan-silang yang berlangsung lambat dan
karena hanya satu molekul ATP saja yang dibutuhkan untuk setiap siklus tanpa
memperhatikan lama kerjanya.

Penggunaan sedikit energy oleh otot polos ini secara luas bersifat penting bagi keseluruhan
ekonomi energi tubuh, karena organ-organ seperti usus, kandung kemih, kandung empedu,
dan organ visera lainnya sering harus mempertahankan tonik kontraksi otot hamper dalam
waktu yang tak terbatas.

F. Kelambatan Onset Kontraksi dan Relaksasi Seluruh Jaringan Otot Polos

Jaringan otot polos yang tipikal akan mulai berkontraksi 50 sampai 100 milidetik setelah otot
polos dirangsang, lalu mencapai kontraksi penuh sekitar 0,5 detik kemudian, dan selanjutnya
kekuatan kontraksi otot ini berkurang dalam waktu 1 hingga 2 detik berikutnya, sehingga
menghasilkan waktu kontraksi total 1 hingga 3 detik. Karena ada begitu banyak jenis otot
polos, kontraksi pada beberapa tipe dapat berlangsung sesingkat 0,2 detik atau selama 30
detik.

G. Daya Kontraksi Otot

Walaupun secara relative terdapat sedikit filament myosin dalam otot polos, dan meskipun
terdapat waktu siklus yang lambat pada jembatan-silang, daya kontraksi maksimum pada otot
polos seringkali lebih besar daripada daya kontraksi maksimum pada otot rangka---sebesar 4
sampai 6 kg/cm2 daerah irisan melintang untuk otot polos dibandingkan dengan 3 sampai 4
kg untuk otot rangka. Kekuatan kontraksi yang besar berasal dari masa pelekatan jembatan
silang ke filamen aktin yang berlangsung lama.

H. Mekanisme ‘Latch’ untuk Mempertahankan Kontraksi yang Lama pada Otot Polos

Begitu otot polos telah mengalami kontraksi sempurna, jumlah eksitasi yang berlanjut
biasanya dapat dikurangi hingga tingkat yang jauh lebih rendah daripada tingkat permulaan,
dan ternyata otot mempertahankan kekuatan kontraksi penuhnya.

Selanjutnya energy yang digunakan untuk mempertahankan kontraksi seringkali sedikit,


kadang hanya 1/3000 dari energy yang dibutuhkan oleh otot rangka untuk mempertahankan
kontraksi yang sama, peristiwa ini disebut dengan mekanisme ‘latch’.

Makna penting dari mekasnisme latch adalah bahwa mekanisme ini dapat mempertahankan
11
kontraksi tonik yang lama pada otot polos selama berjam-jam dengan menggunakan sedikit
energy. Selain itu, dibutuhkan sedikit sinyal eksitatorik berlanjut yang berasal dari serabut
saraf atau sumber hormonal.

I. Stress-Relaksasi Otot Polos

Gambaran penting lain dari otot polos, khususnya jenis otot polos unit-tunggal visceral dari
banyak organ berongga, adalah kemampuan untuk kembali mendekati kekuatan kontraksi
asalnya dalam waktu beberapa detik atau beberapa menit setelah otot tersebut memanjang
atau memendek.

Sebagai contoh: Peningkatan volume cairan dalam kandung kemih yang berlangsung tiba-
tiba, sehingga meregangkan otot polos dalam dinding kandung kemih, akan menghasilkan
peningkatan tekanan yang besar dan cepat dalam kandung kemih. Namun, selama kira-kira
15detik hingga satu menit berikutnya, meskipun terus terjadi regangan pada dinding kandung
kemih, tekanan akan kembali hampir tepat ke nilai asalnya.

Kemudian, bila volume meningkat lagi akibat penyebab lain, efek yang sama kembali terjadi.
Sebaliknya, bila volume menurun secara tiba-tiba, mula-mula tekanan akan menurun menjadi
sangat rendah tetapi kemudian dalam beberapa detik atau beberapa menit berikutnya akan
meningkat dan mendekati atau kembali ke nilai asalnya. Fenomena ini disebut stress-relaksasi
dan stress-relaksasi balik.

J. Regulasi Otot Polos Pada Lambung

Otot merupakan tranduser (mesin) biokimiawi utama yang mengubah energy potensial
(kimia) menjadi energy kinetik (mekanis). Pada percobaan ini pengamatan dilakukan terhadap
otot polos yang terdapat pada lambung katak (otot polos visceral). Kontraksi otot polos
bergantung pada kalsium ekstrasel dan otot polos bekerja secara involuntir (diluar kesadaran).
Potensial aksi dapat ditimbulkan oleh:
1. Peregangan 
Mengakibatkan penurunan potensial membrane, peningkatan frekuensi potensial aksi, dan
peningkatan tonus.
2. Efek Hormon
Menyebabkan kontraksi atau relaksasi otot melalui mekanisme reseptor.
3. Rangsangan neurotransmitter dari sistem saraf.
Akan tetapi, timbulnya potensial aksi terjadi pada otot polos itu sendiri tanpa adanya
ekstrinsik stimulasi. Hal ini dikarenakan adanya basic slow wave rhytm yang timbul karena

12
ketidakmantapan potensial membrane. Slow wave ini disebut juga sebagai gelombang pace
maker. Walaupun suat potensial aksi, tetapi slow wave dapat mengakibatkan timbulnya
potensial aksi yang menyebar ke seluruh bagian otot polos apabila slow wave meningkat
mencapai nilai ambang hingga kemudian terjadi kontraksi.

Adapun bentuk potensial aksi pada otot polos berupa :


a. Spike potensial
Lamanya tiap potensial ini 10-15 m detik. Ditimbulkan melalui rangsangan listrik, kerja
hormone terhadap otot polos, kerja substansi transmitter dari serat syaraf, dan peregangan.
b. Plateau (pada otot jantung)
Beberapa mili detik sebelum dimulainya repolarisasi, potensial tetap dalam keadaan mendatar
mendekati puncak paku. Menunjukkan perpanjangan waktu kontraksi.
Contoh: terjadi pada ureter dan uterus.
Kelompok otot berdasarkan gerak dasar tertentu
 Otot fleksor : otot yang menyebabkan gerakan fleksi (membengkokan tulang) misalnya
M bisep brachii membengkokan lengan bawah.
 Otot extensor : otot yang menyebabkan gerakan extensi (meluruskan tulang) misalnya M
trisep brachii meluruskan lengan bawah.
 Otot abductor : otot yang menyebabkan gerakan abduksi (menjauhi tubuh), misalnya M
deltoideus menyebabkan abduksi lengan atas pada sendi bahu.
 Otot adductor : otot yang menyebabkan gerakan adduksi (mendekati tubuh), misalnya M
pectoralis mayor (otot dada besar) menyebabkan gerakan adduksi lengan atas pada sendi
bahu, jadi berlawanan dengan M deltoideus.
 Otot pronator : otot yang menyebabkan gerakan pronasi (memutar kebawah) misalnya M
prenator kwadratus memutar telapak tangan sehingga tertelungkup yang selalu bekerja sama
secara sinergis dengan M prenator.
 Otot supinator : otot yang menyebabkan gerakan memutar/ke luar (supinasi). Misalnya :
M brachii yang memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menengadah.
 Otot rotator : otot yang menyebabkan gerakan rotasi (memutar). Misalnya M gluteus
maximus yang menyebabkan gerakan rotasi ke dalam tungkai atas pada sendi pangkal paha.
Mekanisme Kontraksi
- kontraksi otot akan terjadi bila mendapatkan rangsang dengan kekuatan tertentu yang
dikenal dengan nilai ambang.
- Agar terjadi respon, maka besarnya pacu minimal sama dengan nilai ambang.
Kekuatan setiap kontraksi otot bervariasi dari waktu ke waktu tergantung beberapa faktor
yaitu Intensitas stimulus, Lemah kuatnya stimulus, Besarnya beban yang diterima otot,

13
Panjang serabut pada awal kontraksi, Panjang serabut pada awal relaksasi, Kondisi metabolic
yang menyertainya.
Langkah-langkah kontraksi

1. Pelepasan muatan dari neuron motorik


2. Pelepasan transmitter/asetilkholin pada lempeng ujung motorik/motor end plate.
3. Pembangkitan potensial lempeng ujung
4. Pembangkitan potensial aksi pada serabut otot
5. Penyebaran depolarisasi ke dalam sepanjang saluran
6. Pembebasan ion Ca+ dari reticulum sarkoplasma dan difusi Ca++ ke filament kasar dan halus.
7. Pengikatan Ca++ pada troponin C membebaskan daerah pengikatan myosin pada aktin.
8. Pembentukan ikatan melintang antara aktin dan myosin dan pergeserkan pada filament kasar,
yang menyebabkan pemendekkan

Langkah-langkah relaksasi
1. Ca++ dipompa kembali masuk ke dalam reticulum sarcoplasma.

2. Pembebasan Ca++ dari tropin


3. Penghentian interaksi antara aktin dan myosin

Macam-macam kontraksi pada otot rangka ini adalah Kontraksi isotonis yaitu kontraksi yang
melawan beban tetap dengan mendekatkan kedua ujung otot. Sehingga ke dua otot sama-sama
menghasilkan tonus (otot menggadakan pemendekkan) dan Kontraksi isometric, yaitu
kontraksi tanpa pemendekkan yang nyata tetapi terjadi penambahan tonus.

Energi untuk kontraksi otot


 Energy untuk pengaktifan otot diperoleh dari ATP yang tersedia didalam serabut otot.
ATP dipecah oleh enzim ATP-ase menjadi ADP+P dan akibat pemecahan tersebut akan
menghasilkan energy. Serabut otot menyusun ATP dari reaksi:
 ADP + P + E——à ATP

Mekanisme kontraksi otot


Mekanisme kontraksi otot sehingga kita dapat bergerak dimulai dari :
o pelepasan asetil kolin dari ujung serabut saraf
14
o Asetil kolin ini yang kemudian akan merangsang ion kalsium yang berada di antara sel
otot
o Kmdian akan keluar dan menuju ke dalam otot
o sambil mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin sehingga posisi aktin berubah dan
mempengaruhi filamen penghubungnya
o Akhirnya aktin dan miosin bertempelan membentuk aktomiosin sehingga benang sel
menjadi pendek dan berkontraksi.
o Setelah terjadi kontraksi maka ion kalsium akan masuk kembali kedalam plasma sel
sehingga ikatan aktin dan miosin akan terputus.
o Pada saat inilah otot dikatakan berelaksasi, Pada saat otot berkontraksi maka ototnya
akan menegang.
( sumber : https://www.biologiedukasi.com/2016/03/mekanisme-kontraksi-otot-polos.html?
m=1
https://dokumen.tips/download/link/fisiologi-otot-mekanisme-kontraksi-otot-rangka-ppt )
2.6 Mekanisme Kontraksi Umum
Kontraksi otot secara umum mengikuti urutan proses berikut:
1. Aksi potensial dihantarkan sepanjang saraf dan berakhir pada membran otot.
2. Pada ujung saraf dilepaskan neurotransmitter asetilkolin.
3. Asetilkolin akan bekerja pada membran serabut otot dan membuka gatr Natrium.
4. Masuknya ion Natrium dalam jumlah banyak memulai aksi potensial pada membran otot.
5. Aksi potensial dihantarkan sepanjang membran otot sebagaimana yang terjadi pada membran
saraf.
6. Aksi potensial yang terjadi di membran otot akhirnya sampai ke bahian tengah otot yang
menstimulasi retikulum sarkoplasma melepaskan ion Kalsium.
7. Ion Kalsium akan berikatan dengan troponin-C, dan ini mengawali ikatan antara aktin dengan
myosin.
8. Ikatan antara aktin dan myosin menyebabkan kedua filamen saling menarik kearah tengah
(sliding filament mechanism) dan inilah yang disebut kontraksi otot.
9. Setelah beberapa waktu, ion Kalsium dipompa kembali ke retikulum sarkoplasma, lalu terjadi
pelepasan ikatan antara aktin dan myosin (relaksasi).
Kontraksi yang terjadi melalui sliding filament mechanism, akibat terbentuknya cross-bridge
yang disusun oleh filamen myosin dan aktin, yang akan menarik aktin kearah myosin
(tengah). Kekuatan untuk menarik diperoleh dari ATP yang tersedia dikepala myosin dan
akan aktif saat aksi potensial mencapai bagian otot.

(sumber :

15
Guyton and Hall : Textbook of Medical Physiology, 12th edition, Saunder Elsevier, 2011
Fox : Human Physiology, 8th edition, The McGraw Hill Companies, 2003 )

BAB III
PENUTUP

5.1. Simpulan
Otot adalah sel serabut yang menghasilkan kontraksi yang menggerakan bagian
tubuh, termasuk orgam dalam. Otot Manusia terdiri dari otot rangka, otot jantung, dan otot
polos. Otot rangka bertanggung jawab untuk kontraksi dan relaksasi ketika seseorang
bergerak. Otot rangka adalah otot yang dapat kita lihat dan rasakan melalui kulit kita. Otot

16
jantung berada di jantung, otot jantung bekerja dibawah pengaruh saraf tidak sadar, dan
reaksi saraf ini cepat terhadap rangsangan dan tahan terdapat kelelahan. Otot polos terdapat
pada bagian dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, ovarium, dan paru – paru.
Otot polos memiliki sifat lambat reaksinya dalam hal menerima rangsangan, akan tetapi
tahan terdapat kelelahan dan dapat bekerja dibawah pengaruh saraf tidak sadar. Walaupun
sebagian besar otot rangka dapat berkontraksi dan berelaksasi secara tepat, tetapi sebagian
besar kontraksi otot polos merupakan kontraksi tonik yang dapat berlangsung lama, dan
kadang berlangsung hingga berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Ada dugaan bahwa baik
sifat fisik maupun kimiawi dari kontraksi otot polos dan kontraksi otot rangka berbeda.
1.2. Saran
Pentingnya pengetehuan mengenai macam-macam otot dan bagaimana
mekanisme kontraksi ototnya dalam kehidupan kesehatan, diharapkan pembaca memahami
apa yang terdapat dalam makalah ini dengan mudah, dapat mengetahui bagaimana kontraksi
otot dalam tubuh manusia.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.mistamajahp.com/perbedaan-otot-manusia/#z
2. https://www.sridianti.com/pengertian-otot-rangka.htm
3. Ganong, W. Francis. 1963. Ganong’s Review of Medical Physiology. New Jersey:
Prentice-Hall
4. Anatomi klinis dasar / Keith L.Moore, Anne M.R. Agur ; alih bahasa, Hendra Laksman ;
editor edisi bahasa Indonesia, Vivi Sadikin, Virgi Saputra. Jakarta : Hipokrates, 2002..

17
5. Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit edisi 3. Jakarta:
EGC.
6. https://www.biologiedukasi.com/2016/03/mekanisme-kontraksi-otot-polos.html?m=1
7. https://dokumen.tips/download/link/fisiologi-otot-mekanisme-kontraksi-otot-rangka-ppt
8. Guyton and Hall : Textbook of Medical Physiology, 12th edition, Saunder Elsevier, 2011
Fox : Human Physiology, 8th edition, The McGraw Hill Companies, 2003

18

Anda mungkin juga menyukai