Anda di halaman 1dari 44

High

Frequency
Current
High Frequency
Current (HFC) adalah
arus listrik bolak-balik
yg frekuensinya >
500.000 cycle/detik yg
tdk memberikan
rangsang thdp saraf
sensorik maupun
motorik.  disebut
FISIKA DASAR HFC (HIGH FREQUENCY
CURRENT)
a. Oscilasi
Oscilasi adalah suatu gerakan “dari dan ke”,
menyerupai gerakan ayunan seperti yg terdapat
pada getaran senar, gerakan pemberat jam
dinding dsb. Pada arus oscilasi, elektron2
bergerak pada pengantar, mirip dgn ayunan
benda, hanya frekuensinya sangat tinggi.
• .Arus Oscilasi dihasilkan oleh terlepasnya muatan kondensator
melalui suatu induktance yg rendah tahanannya.
• Mulanya kondensator harus dimuati terlebih dahulu . Muatan
tersebut mirip dengan Energi Potensial. Kondensator akan
melepaskan muatan melalui induktance (coil), terjadilah arus
pada sirkuit tersebut.
• Pada Coil akan timbul self induced EMF (arus induksi) yg
sifatnya menentang faktor yg menimbulkannya. Arus induksi
akan mem-perpanjang lamanya pelepasan muatan kondensator
tersebut & arahnya sama dengan arus yg pertama. Pada saat
ini keadaan seperti pada saat timbulnya energi kinetik.
Akibatnya saat muatan kondensator habis, pada sirkuit masih
ada arus mengalir, arus ini akan memuati kondensator lagi
dengan jenis muatan berkebalikan. Hal ini mirip dengan
timbulnya energi potensial benda
• Oleh karena Kondensator memiliki
muatan, maka muatan tsb akan
dilepaskan lagi dst shg peristiwa
berulang sampai muatan habis.
• Seperti pd benda tadi, arus listrik yg
timbul akan semakin lemah & akhirnya
mati. Agar tetap berlangsung, maka
muatan dari luar harus ditambahkan
1). Sistem Oscilasi
Potensi Kinetik Potensi Kinetik
al A1 B1 al C1 D1

A2 B2 C2 D2

- + Au + - Au
AI AI

AU = Arus Utama AI = Arus Induksi


Pd sist. Oscilasi, peristiwa selalu berulang.
Sebuah benda digantung pd seutas tali. u/ memulai gerakan
oscilasi, benda tsb harus didorong dahulu ke satu samping
(Gb. A1). Ini berarti bhw kita telah memberikan energi kpd
sistem tsb. Pd posisi A1 benda memiliki energi potensial,
suatu energi yg dimiliki krn posisinya.
• Dr posisi tsb benda akan berayun menuju posisi tegak,
ttp krn benda yg bergerak memiliki momentum, maka
benda tsb tdk berhenti pd posisi tali tegak, melaingkan
akan melewati garis tegak. Apabila gerakan benda tsb
telah mencapai batas gerakannya benda akan berhenti
sebentar (C1) & pd saat ini benda memiliki energi
potensial lagi seperti pd posisi A1. Akibatnya benda
akan berayun ke arah yg berlawanan (D1).
• Pd saat benda di garis tegak, benda tsb memiliki
energi kinetik, shg dpt melewatinya & peristiwa akan
berulang sampai energi-energi yg dimilikinya habis.
Perlu diingat bahwa energi yg dimiliki akan semakin
mengecil pd setiap pengulangan. Apabila tdk ditambah
energi dari luar, oscilasi akan cenderung berhenti.
• Arus Oscilasi dihasilkan o/ terlepasnya muatan kondensator melalui
suatu induktArus Oscilasi dihasilkan o/ terlepasnya muatan
kondensator melalui suatu induktance yg rendah tahanannya.
• Mulanya kondensator hrs dimuati terlebih dahulu (Gbr. A2). Muatan
tsb mirip dgn Energi Potensial. Kondensator akan melepaskan
muatan melalui induktance (coil), terjadilah arus pd sirkuit tsb.
• Pd Coil akan timbul self induced EMF (arus induksi) yg sifatnya
menentang faktor yg menimbulkannya. Arus induksi akan mem-
perpanjang lamanya pelepasan muatan kondensator tsb & arahnya
sama dgn arus yg pertama. Pd saat ini keadaan seperti pd saat
timbulnya energi kinetik. Akibatnya saat muatan kondensator habis,
pd sirkuit masih ada arus mengalir (B2), arus ini akan memuati
kondensator lagi dgn jenis muatan berkebalikan (C2). Hal ini mirip
dgn timbulnya energi potensial benda.
• Oleh krn Kondensator memiliki
muatan, maka muatan tsb akan
dilepaskan lagi dst shg peristiwa
berulang sampai muatan habis.
• Seperti pd benda tadi, arus listrik yg
timbul akan semakin lemah &
akhirnya mati. Agar tetap
berlangsung, maka muatan dari luar
harus ditambahkan
FREKUENSI OSCILASI
• Satu gerakan ayunan ad/ gerak dr satu posisi kembali
ke posisi yg sama. Satu gerak ayunan = cycle.
• Frekuensi Oscilasi ad/ jumlah cycle dlm satu satuan
waktu, dinyatakan dlm cycle/detik.
• Benda berayun akan memiliki frekuensi ttt yg nilainya
tergantung pd panjang tali. Tali pendek  frekuensi
akan tinggi dan suatu pemberat akan beroscilasi pd
frekuensi ttt.
• Frekuensi oscilasi tergantung pd sifat fisik dr sist.
Oscilasi tsb & merupakan suatu faktor tetap u/ suatu
sistem. Frekuensi arus oscilasi akan tergantung pd
sifat frekuensinya yg t.a. Kapasitas kondensator dan
nilai Induktance dr coilnya.
• Kapasitas kondensator kecil  menampung muatan
yg sedikit  jika muatan dilepaskan melalui sirkuitnya
 muatan cepat habis dgn waktu yg singkat 
frekuensi akan tinggi.
• Arus induksi kecil  setiap aliran arus akan pendek
waktunya  Frekuensi tinggi
FORMULA OSCILASI
1
f 
2 L.c
Keterangan : f = Frekuensi (cycle/dtk)
c = Kapasitas (farad)
L = Inductance (Henry)

• Frekuensi berbanding terbalik dgn hasil kali


Kapasitas Kondensator dan inductance sirkuit.
• Kapasitas dan Inductance merupakan nilai tetap dari
suatu sirkuit, shg suatu sirkuit memiliki frekuensi ttt.
DAMPING OSCILASI
• Saat terjadi Oscilasi, energi akan hilang pd sekeliling, shg
berikutnya oscilasi akan lebih lemah  Damping Oscilasi.
• Kecepatan hilangnya energi tergantung pd nilai tahanan yg
menghambat gerakan oscilasi. Jika pemberat berayun,
udara di sekitar akan menghambat gerakan tsb & ayunan
akan semakin lemah. Hambatan >>  Energi semakin
cepat hilang.
• Jika kondensator lepaskan muatannya  tahanan pd
sirkuit hambat arusnya. Jika tahanan kecil, hanya sedikit
energi yg hilang pd suatu fase, shg arus pd fase berikutnya
hanya sedikit lebih kecil (gbr. A). Jika tahanan besar,
energi cepat hilang dan damping lebih cepat (gbr. B)

A B
SIFAT PANCARAN ENERGI ELEKTROMAGNETIK
• Arus diatermi (SWD) memancarkan energi elektromagnetik
yg terdiri dr medan listrik & medan magnet. Yg dihasilkan o/
arus bolak-balik frekuensi tinggi, yaitu 27 MHz.
• Arus tsb tdk menimbulkan aksi potensial thd serabut saraf
motorik maupun sensorik (tdk merangsang saraf motorik u/
berkontraksi).
• Arus frekuensi tinggi > 500.000 cycle/dtk akan memberikan
1 jt impuls setiap detik, shg durasinya 0,001 ms tiap detik.
• Kuat medan elektromagnetik tergantung dr sumber medan
elektromagnetik, shg jika ada perubahan waktu, maka
medan elektromagnetik juga berubah. Pd medan
elektromagnetik yg terputus2 akan terjadi pemutusan
medan pd momen ttt.
• U/ membangkitkan energi elektromagnetik digunakan
metode :
1). Metode Kondensor Field
2). Metode Kumparan
METODE KONDENSOR FIELD
Sumber elektromagnetik pd prinsipnya terdiri dr medan listrik (E)
yg dihasilkan o/ plat metal elektrode & medan magnet yg
dihasilkan o/ Magnetode (H). Magnetode dpt berupa kumparan
kawat.

Pd kumparan2 medan magnet lebih kuat di dlm & di sekitar dibandingkan


degan di luar kumparan. Sedangkan kumparan medan listriknya yang
melawan arah arus, lebih kuat di dekat atau didalam kumparan
dibandingkan dengan as kumparan yang nilainya nol. Distribusi medan
elektromagnetik yang dihasilkan oleh kumparan terbesar pada jaringgan
yang superfisial jika pemasangannya dililitkaan
DISTRIBUSI TEMPERATUR
Distribusi temperatur dlm jaringan
ditentukan oleh 2 hal :
1. Dissipasi (Kerapatan massa EEM)
2. SAR = rata2 daya absorbsi tiap
jaringan berbeda
LANJUTAN..
• Sec. umum perubahan panas dalam jarigan ditentukan
oleh kerapatan massa EEM (daya kondensi listrik dlm
Jar.) yg didissipasikan dgn formula :

P 1  .E 2 (W/m ) 3
2

Keterangan :
E = Intensitas arus listrik (medan listrik)
P = Kerapatan massa energi elektromagnetik
(EEM)
 = Jenis konduksi jaringan
• Untuk pemakaian tipe kondensator & kumparan
induksi, maka kecepatan absorbsi (kekuatan rata-rata
daya dissipasi) diberikan dgn satuan (W/kg), sebanding
dgn intensitas arus listrik (medan listrik) pangkat dua
dan berbanding terbalik dgn kecepatan rata-rata EEM
(P) dgn formula :
2
E
H
P
Keterangan :
H = Kecepatan absorbsi (kekuatan rata-rata daya dissipasi)
E = Intensitas arus listrik (medan listrik)
P = Kerapatan massa EEM
• Namun krn tiap-tiap jaringan mempunyai daya
dissipasi yg berbeda, maka akan menghasilkan
absortion rate spesifik yg berbeda pd tiap-tiap jaringan
dgn formula :

1  .E 2
SAR  (W/kg)
2 P
Keterangan :
SAR = Spesifik Absortion Rate
E = Intensitas arus listrik (medan
listrik)
P = Kerapatan massa EEM
 = Jenis konduksi jaringan
• Pada kondensor field, komponen medan listrik
diantara kedua plat mempunyai nilai kuat, sedangkan
di sekitarnya lemah.
• Jika elektrode2 dipasang pada masing2 sisi bagian
tubuh, maka akan timbul panas yg terjadi dalam
Jaringan karena pemberian EEM melalui proses
Dissipasi.
Gbr ttg distribusi temperatur pd suatu jaringan pd
penggunaan metode kondensator
lema otot tulang otot lema
k k

Peristiwa tsb di atas akan menaikkan


temperatur dlm jaringan yg kemudian
dikonduksikan ke thermo reseptor yg berada
di kulit sehingga dirasakan ada rasa panas.
HFC (High Frequency Current)
menggunakan gelombang gelombang
elektromagnetik frekuensi tinggi dengan tujuan
utama penggunaan untuk menghasilkan panas
dalam jaringan tubuh. HFC dibagi menjadi 2 yaitu
Shortwave Diathermy dan Microwave
Diathermy.
HFC memiliki efek fisiologis serta terapeutik
terhadap jaringan yang diobati apabila di
aplikasikan sesuai dengan indikasinya. Tapi jika
diaplikasikan pada kasus yang bersifat
kontraindikasi maka dapat memperburuk
keadaan. Maka dari itu sangat penting
mengetahui pemberian dosis serta indikasi dan
kontra indikasinya
PENGARUH PADA JARINGAN
SPESIFIK
• Jaringan ikat
- Meningkatkan elastisitas jar.ikat (collagen kulit,
tendon, ligamen & kapsul sendi) krn penurunan
viskositas matriks jar.ikat.
• Jaringan otot
- meningkatkan elastisitas jar. otot, menurunkan
tonus otot dgn normalisasi nocisensorik.
• Jaringan saraf
- meningkatkan elastisitas pembungkus &
konduktivitas saraf,meningkatkan treshold.
SHORTWAVE DIATHERMY
BIFOR (BIOFISIKA ELEKTRO)
• Peningkatan IKE (Internal Kinetics Energy) 
Panas
• Panas jaringan dalam tubuh terjadi akibat :
1. Migrasi ionen
2. Rotasi dipols
3. Distorsi isolator
• Perubahan temperatur jaringan
Disipasi  panas lokal di atas level metabolisme
tubuh  vasodilatasi  peningkatan sirkulasi
darah
Mekanisme Timbulnya Panas di Dlm
Tubuh
• Jika dlm penatalaksanaan terapi dgn SWD memilih bentuk intermitten, maka
EEM yg dipancarkan juga terputus-putus sesuai dgn perbandingan pulsa yg
dipilih.
• Efek2 yg ditimbulkan juga dipengaruhi o/ perubahan panas EEM intermitten di
jaringan atau organ. Perubahan panas tsb sifatnya bisa menetap dgn
mengecilkan nilai lama pulsasi istirahat.
NEFRO (NEUROFISIOLOGI ELEKTRO)
• Sedative effect perubahan suhu jaringan
• Tipe Saraf
1. Tipe saraf II : bermyelin tebal, pain dumping
raba, tekan sedang
2. Tipe saraf IIIa : bermyelin sedang, pain
dumping reaksi radang kronik
3. Tipe saraf IIIb : bermyelin tipis, nosciceptor
radang kronik
4. Tipe saraf IV a, b, c : bermyelin tipis,
nosciceptor reaksi radang akut dan subakut
Shortwave Diathermy (SWD)
Ad/ alat terapi yg gunakan EEM yg dihasilkan o/ arus bolak-
balik frekuensi tinggi. Frekuensi yg dibolehkan pd pemakaian
SWD ad/ 13,66 MHz, 27,33 MHz dan 40,98 MHz.
Panjang Gelombang ditentukan dgn rumus :

Ket : = Panjang gelombang


N = Frekuensi oscilasi
V = Kecepatan sinar
• Panjang gelombang yg sesuai dgn
frekuensi ini : 22,11 dan 7,5 meter.
• Dlm pengobatan, maka frekuensi SWD yg
sering digunakan : 27,33 MHz, dgn
panjang gelombang 11 m (disebut EEM 27
MHz)
• Pd teknik pemakaian SWD, perlu
memperhatikan sirkuit yg digunakan pd
katup (valve) SWD, yg terdiri dr sirkuit
mesin dan sirkuit pasien.
EFEK FISIOLOGIS
1. IKE
• Peningkatan metabolisme sel lokal ± 13% tiap kenaikan
temperatur 1º C
• Penambahan elastisatas jaringan 5-7 kali lebih baik
• Peningkatan vasomotion spinchter  homeostatik lokal 
vasodilatasi lokal
2. Pada jaringan spesifik
• Jaringan ikat; peningkatan elastisitas jaringan ikat (collagen
kulit, tendon, ligament, dan kapsul sendi).
• Jaringan otot; peningkatan elastisitas jaringan otot,
penurunan tonus otot dengan normalisasi nocisensorik.
• Jaringan saraf; peningkatan elastisitas pembungkus dan
konduktivitas saraf, serta peningkatan treshold.
EFEK TERAPEUTIK
1. Penurunan nyeri
2. Peningkatan elastisitas jaringan otot 
mengurangi kontraktur
3. Peningkatan sirkulasi darah
INDIKASI
• Dipengaruhi oleh :
1. Stadium patologi (akut, subakut, kronik)
2. Sifat jaringan (otot, ligamen, tendon, bursa,
kapsul, dll)
3. Lokasi jaringan (superficial, profundus)
 Kelainan sistem muskuloskeletal, seperti strain,
sprain, lesi kapsul, degenerative joint disease,
stiffness, RA kronik
 Inflamasi kronik atau infeksi, seperti tenosynovitis,
bursitis, synovitis, sinusitis, dll
 Gangguan sistem peredaran darah
KONTRAINDIKASI
• Perdarahan, vena thrombosis
• Logam dalam jaringan atau yang menempel
pada kulit
• Pace maker
• Menstruasi dan kehamilan (jika pengobatan
dilakukan pada daerah pelvis)
• Infeksi akut dan demam (suhu tubuh > 37,5o C)
• Gangguan sensibilitas
• Maligna
• Pengobatan dengan X-ray
PERSIAPAN PASIEN

• Perkenalkan diri Anda kepada pasien.


• Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan
tersebut.
• Pasien diposisikan dalam keadaan senyaman
mungkin, rileks, dan stabil.
• Instruksikan kepada pasien untuk tidak bergerak
selama terapi.
• Anggota tubuh yang akan diterapi bebas dari pakaian,
logam atau pace maker.
• Lakukan tes sensibilitas.
• Selalu perhatikan kondisi pasien ketika terapi
berlangsung.
PERSIAPAN ALAT
 Siapkan modalitas dan aksesoris yang akan digunakan
untuk terapi.
 Periksa modalitas (alat), kabel, dan bagian-bagian
pada modalitas tersebut.
 Panaskan alat ±5 menit.
 Coba alat tersebut terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak.
 Lakukan pemasangan elektroda sesuai kebutuhan.
 Tingkatkan intensitas secara bertahap untuk
menghasilkan respon yang diinginkan.
 Jika selesai sesi terapi, jangan mengangkat elektroda
aktif dari kulit tanpa mengubah intensitas ke nol.
EFEK PADA PROSES PENYEMBUHAN SWD
• Fase perdarahan (20-30 mnt)  kontraindikasi.
• Fase peradangan (24-36 jam)  sub mitis. (non thermal)
- mempercepat proses peradangan dgn perbaikan metabolisme lokal.
• Fase regenerasi
- Proliferasi (2-4 hari)  sub mitis, mitis.
- memacu pembentukan kapiler & produksi fibroblast (kolagen muda) 
penyembuhan
- Produksi (4 hr - 3 mgg)  mitis
- memacu sirkulasi darah.
- pain dumping
- Remodeling (3 mgg-3 bln )  mitis – normalis
- peningkatan temperatur lokal
- fasilitasi cross-links
- pain dumping
MICROWAVE DIATHERMY
Microwave Diathermy (MWD)

Frekuensi 24,50 MHz


Panjang gelombang 12,25 cm
Penetrasi MWD 3 cm
Arus AC, osilasi
EKE (External Kinetics Energy)
EEM (Energi Elektromagnetik)
MEM (Medan Elektromagnetik)
EFEK FISIOLOGIS
1. Reaksi lokal jaringan
Peningkatan metabolisme sel lokal ± 13% tiap kenaikan temperatur
1º C
Peningkatan vasomotion spinchter  homeostatik lokal 
vasodilatasi lokal
2. Pada jaringan spesifik
• Jaringan ikat; peningkatan elastisitas jaringan ikat (yang
memiliki kedalaman < 3 cm) hingga 5-10 kali
• Jaringan otot; peningkatan elastisitas jaringan otot,
penurunan tonus otot dengan normalisasi nocisensorik.
• Jaringan saraf; peningkatan elastisitas pembungkus saraf,
konduksi saraf, dan treshold.
EFEK TERAPEUTIK
1. Penurunan nyeri
2. Peningkatan elastisitas jaringan lunak 
mengurangi kontraktur
3. Peningkatan sirkulasi darah
4. Peningkatan konduktivitas jaringan saraf
INDIKASI
• Gangguan muskuloskeletal (sprain, strain,
dll)
• Spasme, adhesi (perlengketan), dan
kontraktur otot atau jaringan lunak lainnya
• Hernia diskus
• Arthritis
• Tenosyvitis
KONTRAINDIKASI
• Gangguan sirkulasi darah
• Gangguan sensibilitas
• Logam dalam tubuh atau yang
menempel di kulit
• Pace maker
• TBC
• Maligna
PERSIAPAN PASIEN
• Perkenalkan diri Anda kepada pasien.
• Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan
tersebut.
• Pasien diposisikan dalam keadaan senyaman
mungkin, rileks, dan stabil.
• Instruksikan kepada pasien untuk tidak bergerak
selama terapi.
• Anggota tubuh yang akan diterapi bebas dari
pakaian, logam atau pace maker.
• Lakukan tes sensibilitas.
• Selalu perhatikan kondisi pasien ketika terapi
berlangsung.
PERSIAPAN ALAT
 Siapkan modalitas dan aksesoris yang akan
digunakan untuk terapi.
 Periksa modalitas (alat), kabel, dan bagian-bagian
pada modalitas tersebut.
 Panaskan alat ±5 menit.
 Coba alat tersebut terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah masih berfungsi dengan baik
atau tidak.
 Lakukan pemasangan elektroda sesuai kebutuhan.
 Tingkatkan intensitas secara bertahap untuk
menghasilkan respon yang diinginkan.
 Jika selesai sesi terapi, jangan mengangkat
elektroda aktif dari kulit tanpa mengubah intensitas
ke nol.

Anda mungkin juga menyukai