Anda di halaman 1dari 18

ANATOMI BIOMEKANIK

THORACAL SPINE

OLEH
SUDARYANTO, S.ST
INTRODUKSI

• Gangguan/penyakit yang terjadi pada cervical dan lumbar


biasa juga terjadi pada thoracal spine.
• Perubahan degeneratif umumnya terjadi pada thoracal spine
sedangkan gangguan pada diskus jarang terjadi (hanya
sekitar 2% dari seluruh kasus diskus).
• Menurut Cyriax, otot-otot pada thoraks seperti otot intercos-
talis dapat mengalami strain sedangkan Maigne menjelas-
kan bahwa keterlibatan sangkar thorax dalam proses patolo-
gi sering diabaikan.
• Sebagian besar gangguan pada costa sering disertai
dengan spasme otot intercostalis.
• Thoracal spine seringkali sebagai sumber nyeri dari gang-
guan postural pada orang dewasa.
• Menurut McKenzie, postur yang jelek merupakan faktor
yang signifikan berkembangnya Scheuermann’s disease
pada usia muda dan dewasa.
• Menurut Chad E. Cook, thoracal spine terbagi kedalam 3
regio yaitu upper thoracal, mid-thoracal, dan lower thoracal
 lower thoracal (thoracalumbal) merupakan regio yang pa-
ling sering injury.
• Injury yang paling sering terjadi pada thoracal spine adalah
compressio fracture, burst fracture, flexio-distraction, dan
fracture-dislocation  kondisi2 tersebut paling sering terjadi
pada mid-thoracal dan lower thoracal.
• Regio mid thoracal paling sering terjadi patologi idiopathic
dan patologi yang didapatkan seperti kyphosis atau
skoliosis.
ANATOMI THORACAL SPINE
• Thoracal spine adalah unik dibandingkan dengan regio
cervical dan lumbal karena ukuran dan luasnya regio serta
bersendi dengan sangkar thorax.
• Ciri khas utama dari vert.thoracal adalah :
– Facet articular pada corpus vertebra yg bersendi dengan costa
– Processus spinosus yang panjang dan mengarah kebawah
– Facet articular pada processus transversus
– Facet articular pada processus artikular superior dan inferior
– Ujung processus spinosus sejajar dengan corpus vertebra segmen
bawahnya
• Corpus vertebra secara progresif lebih lebar dari segmen
atas ke segmen bawah
Thoracal Spine Dengan Sangkar Thoraks
Struktur Thoracal Spine
• Costa memiliki ukuran yg panjang dan tulangnya tipis,
mudah mengalami fraktur jika terjadi trauma pada regio
thoracal.
• Costa berhubungan dengan thoracal spine kearah anterior
dan posterior.
• Kearah posterior, costa bersendi dengan corpus vertebra yg
dikenal dengan costovertebral joint dan bersendi dengan
processus transversus yg dikenal dengan costotransversal
joint.
• Kearah anterior costa bersendi dengan sternum yg dikenal
sebagai costosternal joint.
• Thoracal spine memiliki diskus intervertebralis diantara
corpus vertebra  berperan mengontrol gerakan.
• Diskus thoracal memiliki nukleus pulposus yang kecil.
Costovertebral-costotransversal joint
Costosternal/Sternocostal Joint
• Terdapat variasi facet joint disepanjang thoracal spine 
pada upper thoracal yaitu C7-Th1 bentuk/arah facet
menyesuaikan bentuk facet C7, juga pada lower thoracal
yaitu Th12-L1 bentuk/arah facet menyesuaikan bentuk/arah
facet L1.
• Secara umum permukaan facet superior menghadap kearah
anterior, sehingga arah facet joint lebih kearah bidang
frontal.
• Struktur ligamen yang memperkuat thoracal spine :
– Bagian anterior : ligamen longitudinal anterior, ligamen sternocostal,
ligamen costotransversal (serabut superior, serabut middle, serabut
lateral)
– Bagian posterior : ligamen longitudinal posterior, ligamen flavum,
ligamen interspinosus, dan ligamen supraspinosus
Costovertebral-costotransversal dgn ligamennya
• Otot-otot pada thoracal spine adalah paraspinal muscle,
yang umumnya merupakan sumber nyeri  berperan besar
pada gerakan trunk.
• Sistem saraf yang penting pada thoracal spine adalah sistem
saraf simpatik.
• Sistem saraf simpatik berperan penting dalam autoregulasi
nyeri dan persepsi nyeri.
• Terdapat 12 ganglia simpatik didalam regio thoracal, dimana
serabut sarafnya muncul dari regio dorso-lateral AHC spinal
cord serta berjalan dengan akar saraf anterior dari seluruh
thoracal dan 2 atau 3 saraf lumbal spine atas.
• Sistem saraf simpatik juga berfungsi untuk dilatasi bronchus
dan pupil serta organ-organ spesifik lainnya.
• Evidence based menunjukkan bahwa stimulasi pada cervical
dan thoracal spine dapat menurunkan respon nyeri pada
upper extremitas.
BIOMEKANIK THORACAL SPINE
• Menurut White and Panjabi, fleksi – ekstensi thoracal spine
lebih besar terjadi pada lower thoracal  upper thoracal : 3 –
5o, mid-thoracal : 2 – 7o pada Th5-Th6, lower thoracal : 6 –
20o pada Th12-L1.
• Lateral fleksi pada thoracal spine juga lebih besar terjadi
pada lower thoracal  upper thoracal : 5o, mid-thoracal : 3 –
10o pada Th7-Th11, lower thoracal : 5 – 10o pada Th12-L1.
• Rotasi thoracal spine lebih besar terjadi pada upper thoracal
 upper thoracal : 14o pada Th1-Th4, lower thoracal : 2 – 3o
pada Th12-L1.
• Gerakan kopel pada thoracal bervariasi  pada upper thora-
cal mengikuti gerak kopel pada lower cervical (lateral fleksi –
rotasi secara ipsilateral), pada lower thoracal mengikuti kopel
pada lumbal.
Fleksi – Ekstensi Thoracal
Lateral fleksi Thoracal
Rotasi Thoracal
• Gerakan costa merupakan kombinasi gerak kompleks yaitu :
– Pump-handle motions : gerakan costa I keatas dan kedepan sebagai
satu unit (manibrium sterni bergerak keatas dan kedepan), gerakan 
sama halnya dengan fleksi – ekstensi
– Bucket-handle motions : costa II – VII mengembang ke lateral
(vertebro-sternal)  sama halnya dengan abduksi-adduksi.
– Caliper-like motion : costa VIII – X (false ribs) bergerak elevasi 
analog dengan internal – eksternal rotasi.
• Namun demikian, seluruh costa bergerak dengan kombinasi
yang kompleks dari ketiga gerakan diatas.
• Upper costa secara utama terjadi kombinasi pump-handle
dan bucket-handle.
• Middle costa secara utama bergerak bucket-handle.
• Lower costa lebih banyak bergerak caliper-like.

Anda mungkin juga menyukai