• Gangguan/penyakit yang terjadi pada cervical dan lumbar
biasa juga terjadi pada thoracal spine. • Perubahan degeneratif umumnya terjadi pada thoracal spine sedangkan gangguan pada diskus jarang terjadi (hanya sekitar 2% dari seluruh kasus diskus). • Menurut Cyriax, otot-otot pada thoraks seperti otot intercos- talis dapat mengalami strain sedangkan Maigne menjelas- kan bahwa keterlibatan sangkar thorax dalam proses patolo- gi sering diabaikan. • Sebagian besar gangguan pada costa sering disertai dengan spasme otot intercostalis. • Thoracal spine seringkali sebagai sumber nyeri dari gang- guan postural pada orang dewasa. • Menurut McKenzie, postur yang jelek merupakan faktor yang signifikan berkembangnya Scheuermann’s disease pada usia muda dan dewasa. • Menurut Chad E. Cook, thoracal spine terbagi kedalam 3 regio yaitu upper thoracal, mid-thoracal, dan lower thoracal lower thoracal (thoracalumbal) merupakan regio yang pa- ling sering injury. • Injury yang paling sering terjadi pada thoracal spine adalah compressio fracture, burst fracture, flexio-distraction, dan fracture-dislocation kondisi2 tersebut paling sering terjadi pada mid-thoracal dan lower thoracal. • Regio mid thoracal paling sering terjadi patologi idiopathic dan patologi yang didapatkan seperti kyphosis atau skoliosis. ANATOMI THORACAL SPINE • Thoracal spine adalah unik dibandingkan dengan regio cervical dan lumbal karena ukuran dan luasnya regio serta bersendi dengan sangkar thorax. • Ciri khas utama dari vert.thoracal adalah : – Facet articular pada corpus vertebra yg bersendi dengan costa – Processus spinosus yang panjang dan mengarah kebawah – Facet articular pada processus transversus – Facet articular pada processus artikular superior dan inferior – Ujung processus spinosus sejajar dengan corpus vertebra segmen bawahnya • Corpus vertebra secara progresif lebih lebar dari segmen atas ke segmen bawah Thoracal Spine Dengan Sangkar Thoraks Struktur Thoracal Spine • Costa memiliki ukuran yg panjang dan tulangnya tipis, mudah mengalami fraktur jika terjadi trauma pada regio thoracal. • Costa berhubungan dengan thoracal spine kearah anterior dan posterior. • Kearah posterior, costa bersendi dengan corpus vertebra yg dikenal dengan costovertebral joint dan bersendi dengan processus transversus yg dikenal dengan costotransversal joint. • Kearah anterior costa bersendi dengan sternum yg dikenal sebagai costosternal joint. • Thoracal spine memiliki diskus intervertebralis diantara corpus vertebra berperan mengontrol gerakan. • Diskus thoracal memiliki nukleus pulposus yang kecil. Costovertebral-costotransversal joint Costosternal/Sternocostal Joint • Terdapat variasi facet joint disepanjang thoracal spine pada upper thoracal yaitu C7-Th1 bentuk/arah facet menyesuaikan bentuk facet C7, juga pada lower thoracal yaitu Th12-L1 bentuk/arah facet menyesuaikan bentuk/arah facet L1. • Secara umum permukaan facet superior menghadap kearah anterior, sehingga arah facet joint lebih kearah bidang frontal. • Struktur ligamen yang memperkuat thoracal spine : – Bagian anterior : ligamen longitudinal anterior, ligamen sternocostal, ligamen costotransversal (serabut superior, serabut middle, serabut lateral) – Bagian posterior : ligamen longitudinal posterior, ligamen flavum, ligamen interspinosus, dan ligamen supraspinosus Costovertebral-costotransversal dgn ligamennya • Otot-otot pada thoracal spine adalah paraspinal muscle, yang umumnya merupakan sumber nyeri berperan besar pada gerakan trunk. • Sistem saraf yang penting pada thoracal spine adalah sistem saraf simpatik. • Sistem saraf simpatik berperan penting dalam autoregulasi nyeri dan persepsi nyeri. • Terdapat 12 ganglia simpatik didalam regio thoracal, dimana serabut sarafnya muncul dari regio dorso-lateral AHC spinal cord serta berjalan dengan akar saraf anterior dari seluruh thoracal dan 2 atau 3 saraf lumbal spine atas. • Sistem saraf simpatik juga berfungsi untuk dilatasi bronchus dan pupil serta organ-organ spesifik lainnya. • Evidence based menunjukkan bahwa stimulasi pada cervical dan thoracal spine dapat menurunkan respon nyeri pada upper extremitas. BIOMEKANIK THORACAL SPINE • Menurut White and Panjabi, fleksi – ekstensi thoracal spine lebih besar terjadi pada lower thoracal upper thoracal : 3 – 5o, mid-thoracal : 2 – 7o pada Th5-Th6, lower thoracal : 6 – 20o pada Th12-L1. • Lateral fleksi pada thoracal spine juga lebih besar terjadi pada lower thoracal upper thoracal : 5o, mid-thoracal : 3 – 10o pada Th7-Th11, lower thoracal : 5 – 10o pada Th12-L1. • Rotasi thoracal spine lebih besar terjadi pada upper thoracal upper thoracal : 14o pada Th1-Th4, lower thoracal : 2 – 3o pada Th12-L1. • Gerakan kopel pada thoracal bervariasi pada upper thora- cal mengikuti gerak kopel pada lower cervical (lateral fleksi – rotasi secara ipsilateral), pada lower thoracal mengikuti kopel pada lumbal. Fleksi – Ekstensi Thoracal Lateral fleksi Thoracal Rotasi Thoracal • Gerakan costa merupakan kombinasi gerak kompleks yaitu : – Pump-handle motions : gerakan costa I keatas dan kedepan sebagai satu unit (manibrium sterni bergerak keatas dan kedepan), gerakan sama halnya dengan fleksi – ekstensi – Bucket-handle motions : costa II – VII mengembang ke lateral (vertebro-sternal) sama halnya dengan abduksi-adduksi. – Caliper-like motion : costa VIII – X (false ribs) bergerak elevasi analog dengan internal – eksternal rotasi. • Namun demikian, seluruh costa bergerak dengan kombinasi yang kompleks dari ketiga gerakan diatas. • Upper costa secara utama terjadi kombinasi pump-handle dan bucket-handle. • Middle costa secara utama bergerak bucket-handle. • Lower costa lebih banyak bergerak caliper-like.