Anda di halaman 1dari 53

BUKU PANDUAN FT.

KOMPREHENSIF I – II
PRODI SARJANA TERAPAN FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR


JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Izinkanlah kami untuk memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang

telah memberi kekuatan dan kesehatan kepada kami untuk menyelesaikan Buku

Panduan Praktek Klinik M.K. FT. Komprehensif I - II.

Buku Panduan ini dibuat dengan tujuan sebagai pedoman atau acuan bagi

mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktek klinik di Rumah Sakit dan

Puskesmas/Posyandu. Selain itu, Buku Panduan ini dapat dijadikan pedoman bagi

Clinical Instructor dan Clinical Educator didalam melaksanakan pengawasan dan

bimbingan terhadap kegiatan praktek klinik yang dilakukan oleh mahasiswa.

Sadar atau tidak, kehadiran Buku Panduan ini masih perlu disempurnakan

sehingga saran konstruktif sangat kami perlukan. Terima kasih.

Wassalam

Makassar, ………………….. 2019

Ketua Jurusan Fisioterapi


Poltekkes Kemenkes Makassar,

Darwis Durahim, S.Pd, SST.Ft, M.Kes


NIP. 19690210 199403 1005
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………... iii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………...... 1


A. Latar Belakang …………………………………………………... 1
B. Visi Misi Program Studi Sarjana Terapan Fisioterapi …………… 2
C. Tujuan Kegiatan …………………………………………………. 3
D. Waktu Pelaksanaan ……………………………………………… 4
D. Tempat Pelaksanaan ……………………………………………... 4

BAB II. DESKRIPSI KEGIATAN ………………………………………….. 5


A. Bentuk Kegiatan FT. Komprehensif I dan II ……………………... 5
C. Gambaran Pelayanan Fisioterapi ………………………………… 9
D. Kegiatan Bimbingan …………………………………………….. 15

BAB III. TATA TERTIB MAHASISWA ……………………………………. 17


A. Tugas Mahasiswa ………………………………………………... 17
B. Kewajiban Mahasiswa ………........................................................ 17
C. Aturan Kehadiran Mahasiswa …………………………………… 18

BAB IV. PENILAIAN DAN EVALUASI ……………………………………. 19


A. Penilaian Aktivitas Keseharian ……………………...................... 19
B. Penilaian Studi Kasus Kelompok dan Respon Kasus/
Laporan Kasus …………………………………………………... 21
C. Total Penilaian …………………………………………………... 23

BAB V. LOGBOOK DAN LAPORAN KASUS .............................................. 25


A. Logbook …………………………………………………………. 25
B. Laporan Kasus …………………………………………………... 30

BAB V. PENUTUP …………………………………………………………... 35

LAMPIRAN
Laporan Kegiatan Sehari-hari
Laporan Kegiatan Praktek Klinik FT. Komprehensif
Lembar Algorhitma Assessment
Lembar Bagan ICF
Lembar Intervensi Fisioterapi

INSTRUMEN PENILAIAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, pelayanan fisioterapi yang diberikan kepada masyarakat harus

memenuhi standar mutu dan kompetensi yang telah disusun oleh Ikatan

Fisioterapi Indonesia yaitu dapat menjamin keamanan dan kenyamanan klien

beserta keluarganya. Fisioterapi dituntut untuk tampil professional saat

memberikan Proses Fisioterapi serta mampu menjalin kerjasama dengan

berbagai pihak agar pelayanan yang diberikan dilakukan secara komprehensif.

Fisioterapis profesional dituntut selalu peka terhadap lingkungan sosial

dan dapat melaksanakan pendekatan secara komprehensif terhadap aspek

kesehatan yang berkaitan dengan gerak dan fungsi. Disamping itu,

perkembangan kompleksitas masalah kesehatan khususnya masalah gerak dan

fungsi memerlukan kemampuan lebih dari seorang fisioterapis/calon fisioterapis.

Untuk dapat memberikan pelayanan fisioterapi yang berkualitas dan

komprehensif maka perlu disiapkan tenaga fisioterapi yang unggul dan mandiri

dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan (skill) yang tinggi. Untuk

mencapai hal tersebut melalui peningkatan keterampilan peserta didik, maka

diperlukan proses pembelajaran lapangan. Bagi Program Studi D.IV Fisioterapi,

proses pembelajaran lapangan berdasarkan kurikulum adalah FT. Komprehensif.

Melalui proses pembelajaran ini diharapkan dapat menciptakan tenaga

fisioterapi yang unggul, mandiri dan berdaya saing global sesuai Visi Misi

Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 1


Program FT Komprehensif merupakan program yang ditujukan untuk

meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menjalankan praktek klinik pada

kasus muskuloskeletal, neuromuskular, kardiovaskularpulmonal, pediatrik,

sport. Dalam program FT. Komprehensif, diharapkan peningkatan kompetensi

mahasiswa dalam proses assessment, intervensi, dan evaluasi fisioterapi.

B. Visi Misi Program Studi Sarjana Terapan Fisioterapi

Visi Program Studi Sarjana Terapan Fisioterapi :

“Menjadi Pendidikan Tinggi Fisioterapi unggulan yang mandiri dan berdaya

saing tinggi dalam pelayanan fisioterapi neuromuskuloskeletal klinik tahun

2024”

Misi Program Studi Sarjana Terapan Fisioterapi :

1. Menghasilkan Sarjana Terapan Fisioterapi yang unggul, mandiri dan berdaya

saing tinggi dalam pelayanan fisioterapi neuromuskuloskeletal klinik melalui

peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.

2. Meningkatkan riset fisioterapi berbasis terapan di bidang

neuromuskuloskeletal klinik

3. Menerapkan hasil riset terapan di bidang neuromuskuloskeletal klinik pada

kegiatan pengabdian masyarakat.

4. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan institusi terkait untuk

pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 2


C. Tujuan Kegiatan

1. Tujuan Umum

Memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk mengenal,

memahami, menganalisis dan mengevaluasi kasus-kasus fisioterapi secara

komprehensif dengan berbagai problematik fisioterapi yang dapat muncul

dari kasus fisioterapi tersebut.

2. Tujuan Khusus

Melalui pengawasan pembimbing lahan (Clinical Instructor/Clinical

Educator), mahasiswa diharapkan mampu :

a. Mengenal dan memahami prosedur administrasi, alur pelayanan, sistem

rujukan pelayanan medis dan pelayanan fisioterapi.

b. Mengenal berbagai modalitas fisioterapi yang digunakan dalam pelayanan

fisioterapi serta mengetahui manfaat dan kegunaan dari setiap modalitas.

c. Melakukan proses assessment fisioterapi secara sistematis sesuai kondisi

yang dihadapi.

d. Melakukan pengukuran fisioterapi sesuai dengan kondisi yang dihadapi

e. Menyusun dan menganalisis problematik fisioterapi secara komprehensif

berdasarkan hasil assessment fisioterapi dan clinical reasoning.

f. Memilih secara selektif dan mengaplikasikan modalitas fisioterapi

(elektroterapi, actinoterapi, hydroterapi dan alat-alat latihan) sesuai dengan

problematik fisioterapi dan clinical reasoning.

g. Memilih secara selektif dan mengaplikasikan intervensi fisioterapi

(manual – exercise therapy) yang bersifat umum dan spesifik sesuai

dengan problematik fisioterapi dan clinical reasoning.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 3


h. Mendokumentasikan proses assessment, intervensi dan evaluasi fisioterapi.

i. Mengevaluasi proses assessment dan intervensi fisioterapi berdasarkan

clinical reasoning dan evidence based practice.

D. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan FT. Komprehensif dilaksanakan pada Semester VII dan VIII

berdasarkan kurikulum Sarjana Terapan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes

Makassar. Kegiatan FT. Komprehensif I dilaksanakan pada semester VII

(semester ganjil) mulai bulan September sampai dengan Desember, dan FT.

Komprehensif II dilaksanakan pada Semester VIII (semester genap) mulai bulan

Pebruari sampai dengan April.

E. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan FT. Komprehensif I dan II dilaksanakan hampir di seluruh

Rumah Sakit Kota Makassar, termasuk YPAC dan SLB. Selain itu, kegiatan FT.

Komprehensif II akan dilaksanakan di Klinik Univ. Esa Unggul Jakarta, RSOP.

Surakarta, RS. Otak Jakarta, dan Klinik Keana Centre Jakarta.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 4


BAB II

DESKRIPSI KEGIATAN

A. Bentuk Kegiatan FT. Komprehensif I dan II

Kegiatan FT. Komprehensif I dan II dilaksanakan selama 4 minggu pada

setiap lokasi praktek klinik sesuai dengan beban SKS. Adapun deskripsi

kegiatan pada setiap lokasi praktek di Rumah Sakit atau Puskesmas adalah

sebagai berikut :

1. Poliklinik Fisioterapi pada Rumah Sakit (RSU/RSAD/RS.Pol.)

a. Observasi dan pengenalan modalitas fisioterapi yang ada di Poliklinik

Fisioterapi.

b. Melakukan assessment dan pengukuran fisioterapi sesuai kondisi yang

dihadapi, dibawah bimbingan dan pengawasan CI.

c. Mengaplikasikan modalitas elektroterapi dan/atau thermal sesuai kondisi

yang dihadapi, dibawah bimbingan dan pengawasan CI

d. Mengaplikasikan intervensi manual – exercise yang umum dan spesifik

sesuai kondisi yang dihadapi, dibawah bimbingan dan pengawasan CI.

e. Melakukan evaluasi fisioterapi yang terukur sesuai kondisi yang dihadapi,

dibawah bimbingan dan pengawasan CI.

f. Membuat logbook sesuai jenis kegiatan yang dilakukan setiap hari dalam

periode tersebut.

g. Membuat laporan klinik dengan 1 kasus atau 1 pasien dalam periode

tersebut.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 5


h. Mengadakan studi kasus kelompok pada akhir periode, dibawah penilaian

CI dan Preceptor.

2. Poliklinik Fisioterapi RS. Khusus Ibu dan Anak

a. Observasi dan pengenalan modalitas fisioterapi yang ada di Poliklinik

Fisioterapi.

b. Melakukan asesmen tumbuh kembang bayi dan pijat/senam bayi, dibawah

pengawasan CI.

c. Melakukan asesmen dan senam/pre natal exercise pada ibu-ibu hamil,

dibawah pengawasan CI.

d. Melakukan asesmen dan senam/post natal exercise pada ibu-ibu pasca

melahirkan, dibawah pengawasan CI.

e. Membuat logbook sesuai jenis kegiatan yang dilakukan setiap hari dalam

periode tersebut.

f. Membuat laporan klinik dengan 1 kasus atau 1 pasien dalam periode

tersebut.

g. Mengadakan studi kasus kelompok pada akhir periode, dibawah penilaian

CI dan Preceptor.

3. Polikliinik Fisioterapi RS. Khusus Stroke Centre

a. Observasi dan pengenalan modalitas fisioterapi yang ada di Poliklinik

Fisioterapi.

b. Melakukan asesmen dan pengukuran neurologis sesuai kondisi yang

dihadapi, dibawah bimbingan dan pengawasan CI.

c. Mengaplikasikan intervensi manual – exercise yang umum dan spesifik,

dibawah bimbingan dan pengawasan CI.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 6


d. Mengaplikasikan peralatan latihan sesuai kondisi yang dihadapi, dibawah

bimbingan dan pengawasan CI.

e. Melakukan evaluasi fisioterapi yang terukur sesuai kondisi yang dihadapi,

dibawah bimbingan dan pengawasan CI.

f. Membuat logbook sesuai jenis kegiatan yang dilakukan setiap hari dalam

periode tersebut.

g. Membuat laporan klinik dengan 1 kasus atau 1 pasien dalam periode

tersebut.

h. Mengadakan studi kasus kelompok pada akhir periode, dibawah penilaian

CI dan Preceptor

4. Poliklinik Fisioterapi Balai Paru Kesehatan Masyarakat

a. Observasi dan pengenalan modalitas fisioterapi yang ada di Poliklinik

Fisioterapi.

b. Melakukan asesmen dan pengukuran kardiorespirasi sesuai kondisi yang

dihadapi, dibawah bimbingan dan pengawasan CI.

c. Mengaplikasikan intervensi exercise yang umum dan spesifik, dibawah

bimbingan dan pengawasan CI.

d. Mengaplikasikan peralatan latihan sesuai kondisi yang dihadapi, dibawah

bimbingan dan pengawasan CI.

e. Melakukan evaluasi fisioterapi yang terukur sesuai kondisi yang dihadapi,

dibawah bimbingan dan pengawasan CI.

f. Membuat logbook sesuai jenis kegiatan yang dilakukan setiap hari dalam

periode tersebut.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 7


g. Membuat laporan klinik dengan 1 kasus atau 1 pasien dalam periode

tersebut.

h. Mengadakan studi kasus kelompok pada akhir periode, dibawah penilaian

CI dan Preceptor

5. Puskesmas

Pokok-pokok kegiatan Fisioterapi di Puskesmas atau Posyandu adalah :

a. Observasi atau pengenalan program kegiatan Puskesmas.

b. Melakukan penyuluhan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit

gangguan gerak dan fungsi.

c. Melakukan asesmen tumbuh kembang bayi dan pijat/senam bayi

(fisioterapi pada bayi-balita)

d. Melakukan latihan pre natal (senam hamil) dan latihan post natal (senam

nifas) pada ibu-ibu hamil

e. Melakukan asesmen dan intervensi manual – latihan pada lansia

(fisioterapi pada lansia)

f. Melakukan asesmen/deteksi dini dan intervensi manual – latihan pada

anak-anak sekolah dasar (fisioterapi pada UKS)

g. Melakukan P3K atau tanggap bencana

h. Melakukan upaya rehabilitasi yang bersumberdaya dari masyarakat

i. Melakukan asesmen dan intervensi manual – latihan di rumah warga yang

mengalami impairment dan disabilitas (fisioterapi home care)

j. Melakukan upaya kesehatan olahraga dan kesehatan kerja

k. Membuat logbook sesuai jenis kegiatan yang dilakukan setiap hari dalam

periode tersebut.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 8


l. Membuat laporan klinik dengan 1 kasus atau 1 pasien dalam periode

tersebut.

B. Gambaran Pelayanan Fisioterapi

1. Fisioterapi pada bayi-balita, ibu hamil dan nifas

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk upaya

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat,

dengan tujuan untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita.

Pola pelayanan posyandu menganut sistem lima meja yaitu

a. Meja I ; pendaftaran oleh kader Posyandu,

b. Meja II ; penimbangan dan pemantauan tumbuh kembang oleh kader

Posyandu,

c. Meja III ; pengisian KMS atau buku KIA oleh kader,

d. Meja IV ; Penyuluhan KIA termasuk tumbuh kembang, kelas ibu hamil,

pemberian kapsul vitamin A, tablet tambah darah, pemberian makanan

tambahan, dan

e. Meja V ; pelayanan dan konseling kesehatan oleh petugas kesehatan,

imunisasi, KIA-KB termasuk stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh

kembang balita.

Peran fisioterapi dalam sistem pelayanan Posyandu adalah bekerjasama

dengan pemegang program KIA dan Promkes dalam merencanakan dan

melaksanakan kegiatan seperti penyuluhan, senam hamil, senam nifas, senam

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 9


bayi, deteksi dini kecacatan dan tumbuh kembang, intervensi dini kecacatan

dan tumbuh kembang.

Perubahan kondisi fisik dan psikologis ibu selama kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Perubahan yang

terjadi selama kehamilan dapat disikapi melalui latihan fisik yang baik, benar,

teratur dan terukur sesuai dengan fase kehamilan sampai menjelang

persalinan dan selama masa nifas. Beberapa hasil penelitian membuktikan

bahwa latihan fisik yang dilakukan selama kehamilan dapat mengurangi

kejadian persalinan lewat waktu dan memperbaiki skor APGAR. Selain itu

latihan fisik selama masa kehamilan diharapkan secara tidak langsung dapat

meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan pemeriksaan antenatal

sehingga cakupan kunjungan antenatal dapat tercapai. Sedangkan tujuan

latihan fisik pada masa nifas untuk mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu

setelah melahirkan dan mengembalikan daya tahan jantung-paru kedalam

kondisi sebelum hamil. Latihan kegel dapat dilakukan bersamaan atau diluar

latihan inti dan senam nifas.

Senam bayi merupakan bentuk permainan gerakan pada bayi, yang

bertujuan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, serta

kemampuan pergerakan bayi secara optimal. Selain itu, juga merupakan

tindakan antisipasi yang tepat untuk penanganan agar bayi tumbuh dan

berkembang secara normal. Senam bayi sangat penting karena ini merupakan

salah satu usaha untuk mengoptimalisasikan proses tumbuh kembang pada

bayi. Segala aspek yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi bisa

tercapai dan terpenuhi.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 10


2. Fisioterapi pada lansia

Posyandu Lanjut usia atau Posbindu PTM adalah wadah pelayanan

kepada lansia di masyarakat dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan

promotif/preventif. Fisioterapis berperan untuk mengatasi hal-hal yang

berhubungan dengan gangguan gerak fungsional, aktivitas sehari-hari,

aktivitas perawatan diri dan adaptasi dengan lingkungan sosial lansia.

Teknologi fisioterapi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah

gerak dan fungsi pada lansia adalah sebagai berikut :

a. Tes dan latihan keseimbangan baik statis maupun dinamis,

b. Latihan pencegahan osteoporosis,

c. Latihan fisik untuk menjaga kebugaran jasmani,

d. Latihan fisik untuk menjaga mobilitas dan postur,

e. Teknik latihan mengangkat dan mengangkut, teknik latihan perlindungan

sendi, teknik latihan konservasi energi, teknik latihan kekuatan otot dan

koordinasi,

f. Aksesibilitas lingkungan dengan pembuatan teknologi tepat guna.

Fisioterapi bekerjasama dengan pemegang program lansia, PTM,

Promkes, Batra, Gizi, Perkesmas serta lintas sektor dengan kader, keluarga,

tokoh agama dan masyarakat dalam melaksanakan program diatas.

Fisioterapi dapat mencegah dan menangani penyakit kronik serta

kecacatan pada orang lanjut usia melalui aktifitas dan terapi latihan. Terdapat

beberapa informasi yang menunjukan kontribusi fisioterapi dalam menjaga

individu untuk tetap aktif seiring bertambahnya usia, khususnya peran

fisioterapi dalam memelihara kondisi kesehatan secara umum, mencegah dan

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 11


menangani penyakit kardiovaskuler dan melawan masalah-masalah

persendian. Individu berusia lanjut yang terlibat dalam aktifitas fisik secara

teratur menunjukan peningkatan keseimbangan, kekuatan, koordinasi, kontrol

motorik, fleksibilitas dan daya tahan. Aktifitas fisik dapat menurunkan resiko

jatuh sebagai penyebab terbesar kecacatan pada usia lanjut.

3. Fisioterapi pada Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

Terdapat program TRIAS fisioterapi pada UKS, yaitu :

a. Pendidikan kesehatan fisioterapi olahraga, memberikan pengetahuan bagi

anak sekolah tentang olahraga yang baik, benar, teratur dan terukur,

deteksi dini kecacatan, latihan fisik sesuai tingkat usia ; usia SD berupa

latihan pola gerak dasar yaitu lari, lompat, loncat, lempar untuk

peningkatan kebugaran jasmani ; usia SMP berupa praktek teknik dasar

olahraga permainan dan prestasi yang diberikan secara berjenjang dan

bertahap ; usia SMA berupa tes kebugaran untuk cabang olahraga prestasi.

b. Pelayanan kesehatan, dalam bentuk pendidikan kesehatan seperti

pengelolaan kondisi khusus (flat foot, scoliosis), praktek penanganan

cedera olahraga akut secara sederhana dengan metode PRICE, program

latihan fisik spesifik bagi anak sekolah dengan masalah fisik (misalnya

latihan khusus obesitas, senam otak/latihan vitalisasi otak).

c. Pembinaan lingkungan ; sarana prasarana untuk beraktivitas fisik/olahraga

yang sehat dan aman bagi anak sekolah, membudayakan stretching antar

jam pelajaran, dan adanya ruang poliklinik sekolah.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 12


4. Fisioterapi home care

Fisioterapi home care merupakan kelanjutan dari rawat inap, dimana

diberikan perawatan berupa intervensi manual – exercise di rumah pasien.

Fisioterapi home care ditujukan pada restorasi ADL dan rehabilitasi terhadap

adanya disabilitas yang dialami oleh pasien.

5. Fisioterapi pada P3K/tanggap bencana

Fisioterapi juga ikut berperan dan terlibat aktif dalam kegiatan P3K

maupun tanggap bencana.

6. Fisioterapi pada Upaya Kesehatan Kerja

Fisioterapi bekerjasama lintas program dengan tenaga kesehatan

lainnya, sekaligus bekerjasama lintas sektoral dengan dengan pemerintah

setempat, tenaga kerja dan dunia usaha yang ada. Pelayanan fisioterapi pada

kesehatan kerja dasar meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif. Pelayanan promotif diberikan kepada pekerja dengan tujuan

meningkatkan status kesehatan dan kapasitas kerja yang meliputi pendidikan

dan penyuluhan kesehatan kerja, PHBS di tempat kerja, pemeliharaan

kebugaran pekerja melalui kegiatan olahraga dan pemeliharaan berat badan

ideal.

Pelayanan preventif kesehatan kerja meliputi pemeriksaan kesehatan

berupa pemeriksaan tekanan darah, penerapan ergonomi (penyerasian

manusia dengan mesin dan alat-alat kerja) dan melaksanakan latihan fisik.

Pelayanan kuratif diberikan kepada pekerja yang sudah memperlihatkan

gangguan kesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakit/kelainan dan

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 13


mencegah komplikasi. Pelayanan rehabilitatif berupa pemberian alat bantu

jalan agar tetap bekerja.

7. Fisioterapi Kesehatan Olahraga

Fisioterapis bekerjasama lintas program dan lintas sektor dengan

dokter, pelatih olahraga, instruktur senam, dan guru olahraga. Fisioterapi

melakukan upaya promotif, preventif, tindakan terapeutik dalam upaya

pemulihan cedera olahraga. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu :

a. Pendataan kelompok/klub olahraga yang dibina dengan sasaran semua

kelompok/klub olahraga yang ada di wilayah kerja Puskesmas

b. Penyuluhan kesehatan olahraga kepada kelompok sasaran yang dibina

yakni ibu hamil, nifas, bayi, anak sekolah, dan lansia.

c. Pemeriksaan kesehatan kepada kelompok sasaran berupa tanda-tanda vital,

Berat Badan,Tinggi Badan, Indeks Massa Tubuh, dan pemeriksaan

laboratorium sederhana (GDP, asam urat dan kolesterol).

d. Pelayanan kesehatan olahraga sebagai instruktur pada senam hamil, senam

nifas, senam bayi, senam otak, dan senam lansia.

e. Pengukuran tingkat kebugaran menggunakan metode Rockport.

f. Konsultasi kesehatan olahraga ; dilakukan setelah pelayanan senam hamil,

senam nifas, senam bayi, senam otak, dan tes kebugaran atau sport injury.

g. Menjadi anggota tim kesehatan pada event-event olahraga

8. Fisioterapi Kuratif – Restoratif

Teknologi fisioterapi ditujukan untuk mempercepat proses

penyembuhan, meminimalisasi gangguan, keterbatasan dan ketidakmampuan

fungsi akibat penyakit/kelainan tubuh manusia (terutama penyakit tidak

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 14


menular). Dalam hal ini fisioterapi bekerjasama dengan tim medis untuk

memberikan intervensi profesinya yang bersifat menopang, saling

ketergantungan dan mandiri dengan sistem rujukan. Pelayanan fisioterapi ini

dilakukan di dalam gedung khususnya di ruang unit/poli fisioterapi.

9. Fisioterapi Rehabilitas Bersumberdaya Masyarakat (RBM)

Peran fisioterapi dalam RBM adalah meningkatkan pengetahuan,

ketrampilan, kesadaran masyarakat dengan menggunakan seluruh potensi

yang ada di masyarakat baik sumberdaya alam dan sumberdaya manusianya

dalam mengatasi penyandang cacat (penca), termasuk pendekatan lintas

sektor, pemeritah setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga penca

dalam pembangunan kesehatan

C. Kegiatan Bimbingan

Kegiatan bimbingan FT.Komprehensif I/II dilakukan oleh 2 orang

pembimbing yaitu pembimbing lahan (Clinical Instructor) dan pembimbing

akademik (Preceptor). Pembimbing akademik (Preceptor) adalah seorang dosen

tetap yang ditunjuk oleh institusi pendidikan dengan tugas memberikan

bimbingan kepada mahasiswa yang melaksanakan FT. Komprehensif I/II.

Pembimbing lahan (CI) adalah seorang fisioterapis yang ditunjuk oleh pimpinan

atau pejabat yang berwenang di Instansinya. Persyaratan untuk menjadi

pembimbing lahan (CI) adalah fisioterapis dengan pendidikan minimal D4/S1

Fisioterapi dan memiliki kompetensi yang menonjol pada spesifikasi tertentu

(fisioterapi muskuloskeletal, fisioterapi neurologi, fisioterapi pediatrik,

fisioterapi kardiovaskular, dan fisioterapi olahraga).

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 15


1. Tugas Pembimbing Akademik (Preceptor)

a. Melakukan bimbingan dan arahan sekaligus memberikan penilaian

terhadap mahasiswa praktikan yang melaksanakan studi kasus perorangan

dan studi kasus kelompok.

b. Bersama dengan pembimbing lahan (CI) melakukan bimbingan terhadap

laporan klinik mahasiswa praktikan.

2. Tugas Pembimbing Lahan (CI)

a. Memberikan arahan kepada mahasiswa praktikan tentang aturan internal

yang berlaku di lokasi praktek masing-masing Rumah Sakit/Puskesmas.

b. Memberikan arahan kepada mahasiswa praktikan tentang prosedur

pelayanan fisioterapi di lokasi praktek masing-masing Rumah Sakit.

c. Memberikan arahan kepada mahasiswa praktikan tentang program-

program kegiatan di Puskesmas/Posyandu

d. Melakukan pengawasan dan bimbingan kepada mahasiswa praktikan yang

melakukan kegiatan FT. Komprehensif I dan II di lokasi praktek masing-

masing Rumah Sakit/Puskesmas.

e. Memberikan penilaian terhadap aktivitas keseharian mahasiswa praktikan

selama praktek klinik.

f. Bersama dengan pembimbing akademik (Preceptor) melakukan bimbingan

dan arahan sekaligus memberikan penilaian terhadap mahasiswa praktikan

yang melaksanakan studi kasus perorangan dan studi kasus kelompok.

g. Bersama dengan pembimbing lahan (CI) melakukan bimbingan terhadap

laporan klinik mahasiswa praktikan.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 16


BAB III

TATA TERTIB MAHASISWA

Tata tertib mahasiswa mencakup tugas dan kewajiban mahasiswa serta aturan

kehadiran selama praktek klinik.

A. Tugas Mahasiswa

1. Mahasiswa harus membuat logbook praktek klinik yang meliputi laporan

aktivitas mahasiswa, laporan kegiatan praktek klinik, lembar algorhitma,

lembar bagan ICF, dan lembar intervensi fisioterapi.

2. Mahasiswa harus membuat laporan kasus praktek klinik yang ditanda

tangani oleh Pembimbing Lahan (CI) dan Pembimbing Akademik

(Preceptor).

3. Mahasiswa harus melakukan asesmen, intervensi dan evaluasi fisioterapi

tetapi dibawah arahan dan pengawasan Pembimbing Lahan (CI)

B. Kewajiban Mahasiswa

1. Mahasiswa wajib mengenakan baju praktek dengan baju putih dan celana

biru. Bagi perempuan menggunakan rok celana warna biru.

2. Mahasiwa wajib mengenakan papan nama, embling (logo poltekkes).

3. Mahasiswa wajib menggunakan sepatu warna hitam

4. Mahasiswa wajib membawa alat-alat pemeriksaan/pengukuran.

5. Mahasiswa wajib mengadakan studi kasus kelompok.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 17


C. Aturan Kehadiran Mahasiswa

1. Kehadiran mahasiswa harus 100%.

2. Jika mahasiswa alpha atau tidak hadir dalam sehari atau lebih dari 1 hari,

maka mahasiswa wajib mengganti dengan jumlah hari yang sama atau

berbeda, bergantung pada aturan internal setiap Rumah Sakit.

3. Jika mahasiswa melakukan pemalsuan nilai atau tanda tangan Pembimbing

Lahan (CI)/Pembimbing Akademik (Preceptor) maka mahasiswa harus

mengulang praktek klinik di lokasi praktek yang sama.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 18


BAB III

PENILAIAN DAN EVALUASI

Penilaian praktek klinik FT. Komprehensif mencakup penilaian aktivitas

keseharian, studi kasus kelompok dan respon kasus setiap mingggu, serta penilaian

administrasi. Penilaian aktivitas keseharian mencakup penilaian terhadap

sikap/perilaku, penguasaan pengetahuan, dan keterampilan/skill. Penilaian studi

kasus kelompok dan respon kasus/laporan kasus mencakup penilaian terhadap konten

makalah, kemampuan penyajian, dan kemampuan tanya jawab. Penilaian

administrasi mencakup penilaian terhadap ketepatan waktu, kesahihan laporan kasus

dan logbook, serta kelengkapan laporan kasus dan logbook.

A. Penilaian Aktivitas Keseharian

Penilaian aktivitas keseharian hanya dilakukan oleh Pembimbing Lahan

(CI). Pembimbing lahan memberikan penilaian terhadap 3 aspek yaitu aspek

sikap/perilaku, penguasaan pengetahuan, dan keterampilan/skill. Penilaian

aktivitas keseharian memiliki bobot penilaian yang tinggi yaitu 40% dari total

nilai.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 19


INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTEK KLINIK

Nama Mahasiswa :
NIM :

Nilai
No. Aspek Yang Dinilai Bobot Skor
(skala 0 – 100)
1. SIKAP DAN PERILAKU
a. Bersikap ramah
b. Komunikatif dan kooperatif dengan
pasien
c. Teliti, tidak tergesa-gesa, percaya diri 30%
dan tidak gugup
d. Kedisiplinan (datang tepat waktu)
e. Penampilan rapi dan sopan (pakaian dan
atribut)
Nilai rata-rata
2. PENGUASAAN PENGETAHUAN
a. Penguasaan terhadap patologi kasus
yang ditangani dalam logbook kegiatan
b. Penguasaan terhadap clinical reasoning
30%
dalam pemilihan intervensi fisioterapi
c. Penguasaan terhadap evidence based
practice yang berkaitan dengan asesmen
dan intervensi fisioterapi
Nilai rata-rata
3. KETERAMPILAN/SKILL
a. Persiapan alat pemeriksaan dan pengu
kuran
b. Kemampuan komunikasi terapeutik 40%
dengan pasien
c. Patient safety
d. Pengaturan posisi pasien

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 20


Kemampuan Asesmen
a. Urutan pemeriksaan yang sistematis
b. Pemilihan dan penerapan asesmen/
pengukuran yang tepat dengan kondisi
c. Menentukan diagnosis dan problematik
sesuai dengan konsep ICF
Kemampuan Intervensi
a. Pemilihan jenis intervensi yang sesuai
dengan problematik
b. Penerapan intervensi fisioterapi yang
terampil dan sesuai dengan kondisi
c. Evaluasi yang kontinyu dan terdokumen
tasi
Nilai rata-rata
Jumlah Skor

B. Penilaian Studi Kasus Kelompok dan Respon Kasus/Laporan Kasus

Penilaian studi kasus kelompok dan respon kasus-laporan kasus dilakukan

oleh Pembimbing Lahan (CI) dan Pembimbing Akademik (Preceptor). Dalam

penilaian studi kasus, beberapa aspek yang dinilai adalah konten makalah,

kemampuan penyajian, dan kemampuan tanya jawab. Penilaian studi kasus

terdiri atas studi kasus kelompok dengan bobot 30% dan respon kasus dengan

bobot 30% dari total nilai.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 21


INSTRUMEN PENILAIAN STUDI KASUS

Nama Mahasiswa : ………………………..


NIM : ………………………..

Nilai
No. Aspek Yang Dinilai Bobot Skor
(skala 0 – 100)
1. KEMAMPUAN PENYAJIAN
a. Kemampuan memperagakan proses fisiote
rapi secara berkelompok dan sistematis 30%
b. Kelengkapan instrumen pemeriksaan/pe
ngukuran
Nilai rata-rata
2. PENGUASAAN PENGETAHUAN
a. Sikap/perilaku mahasiswa(i) dalam tanya
30%
jawab
b. Kemampuan menjelaskan argumentasi
Nilai rata-rata
3. KONTEN MAKALAH
a. Kesesuaian antara bab 40%
b. Sistematika penulisan
Nilai rata-rata
Jumlah Skor

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 22


INSTRUMEN PENILAIAN RESPON KASUS (LAPORAN KASUS)

Nama Mahasiswa :
NIM :

Nilai
No. Aspek Yang Dinilai Bobot Skor
(skala 0 – 100)
1. KONTEN MAKALAH
a. Kesesuaian antara bab
30%
b. Sistematika penulisan
Nilai rata-rata
2. PENGUASAAN PENGETAHUAN
a. Sikap/perilaku mahasiswa(i) dalam tanya
jawab 30%
b. Kemampuan menjelaskan argumentasi
Nilai rata-rata
3 KETERAMPILAN (SKILL)
a. Kemampuan memperagakan asesmen
sesuai yang tercantum dalam laporan 40%
b. Kemampuan memperagakan intervensi
sesuai yang tercantum dalam laporan
Nilai rata-rata
Jumlah Skor

C. Total Penilaian

Total penilaian merupakan nilai akumulasi dari penilaian aktivitas

keseharian, penilaian studi kasus perorangan dan kelompok, serta penilaian

administrasi praktek klinik. Total penilaian praktek klinik dilakukan oleh

Penanggung Jawab atau Koordinator Klinik. Adapun bobot penilaian dari setiap

komponen penilaian adalah :

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 23


DAFTAR PENILAIAN PRAKTEK KLINIK

Nama Mahasiswa :
NIM :

Nilai
No. Komponen Penilaian Bobot Skor
(skala 0 – 100)
1. Penilaian Aktivitas Keseharian 40%
2. Penilaian Respon Kasus (Laporan Kasus) 30%
3. Penilaian Studi Kasus Kelompok 30%
Jumlah Skor
Range Nilai :
A = 80 – 100
B = 70 – 79
C = 60 – 69
D = 50 – 59
E = < 49
Nilai Kelulusan adalah nilai A dan B

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 24


BAB IV

LOGBOOK DAN LAPORAN KASUS

A. Logbook

Logbook dalam praktek klinik terdiri atas laporan kegiatan sehari-hari,

laporan kegiatan praktek klinik (Kepaniteraan), lembar algorhitma asesmen,

lembar bagan ICF, lembar intervensi fisioterapi. Laporan kegiatan sehari-hari

diisi oleh mahasiswa setiap hari, mencakup kegiatan yang dilakukan oleh

mahasiswa selama di lahan praktek dimana kegiatan tersebut berkaitan dengan

aktivitas dalam praktek klinik. Adapun format Logbook untuk laporan kegiatan

sehari-hari adalah sebagai berikut :

LAPORAN KEGIATAN SEHARI-HARI

Tempat Praktek :
Periode :
Contoh Pengisian
No. Tanggal Aktivitas Kegiatan Paraf CE
1. 5 Maret 2018 Perkenalan dengan para CI
Mengaplikasikan MWD pada pasien frozen
shoulder an. Sumiyati
Memeriksa pasien LBP an. Fadil
Mengaplikasikan interferential pada pasien
Ischialgia an. Muh. Nasir
Memeriksa pasien Ischialgia an. Linda
2. 6 Maret 2018 Memeriksa pasien OA knee an. Muh. Akbar
Mengaplikasikan US therapy pada OA knee
an. Muh. Akbar
Mengaplikasikan teknik Hold Relax pada OA
knee an. Muh. Akbar
Mengaplikasikan mobilisasi sendi pada OA
knee an. Muh. Akbar
3. Dan seterusnya

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 25


Tabel di atas merupakan contoh pengisian laporan kegiatan sehari-hari.

Laporan ini dibuat dalam buku besar (ukuran folio bergaris) dan ditulis tangan.

Laporan kegiatan praktek klinik (Kepaniteraan) memuat tentang kondisi-

kondisi yang diambil oleh mahasiswa, terdiri dari asesmen fisioterapi yang telah

dilakukan, problematik fisioterapi, intervensi fisioterapi yang telah dilakukan,

evaluasi – follow up yang telah dilakukan. Dalam laporan kegiatan praktek

klinik (Kepaniteraan), setiap mahasiswa diwajibkan mengambil minimal 2

kondisi selama kegiatan praktek klinik. Adapun format laporan kegiatan praktek

klinik (Kepaniteraan) terlampir dalam buku pedoman ini.

Lembar algorhitma asesmen merupakan bagan kerangka asesmen yang

menunjukkan hasil positif dari seluruh rangkaian asesmen atau indikasi

gangguan dari kondisi yang dihadapi. Lembar algorhitma asesmen harus disusun

secara sistematis dengan susunan vertikal mulai temuan history taking ke

inspeksi/observasi, kemudian kerangka pemeriksaan fisik yang terdiri atas

pemeriksaan fungsi dasar dan pemeriksaan spesifik dibuat berdasarkan temuan

positif dari kondisi tersebut dan disusun dengan susunan horisontal, kemudian

kerangka terakhir adalah diagnosa fisioterapi. Lebih jelasnya dapat dilihat

contoh lembar algorhitma dibawah ini.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 26


ALGORHITMA ASSESSMEN PADA OSTEOARTHROSIS KNEE

History Taking :
Morning stiffness > 30 menit, nyeri saat
menumpu berat badan (berdiri, berjalan, naik-
turun tangga), saat memulai gerakan (starting
movement)

Inspeksi :
Nampak genu varus/fleksi knee gait,
pembesaran tulang terutama sisi
medial

Pemeriksaan fisik

Jika tidak Algoritma kondisi lain

Tes gerak aktif/pasif : Palpasi : Tes stabilitas sendi : Tes JPM :


Keterbatasan gerak dengan Nyeri tekan pada valgus test +/- Firm endfeel (JPM)
fleksi knee 100o dan sisi medial knee
o
semifleksi 10 (tidak mampu
full extensi)
Krepitasi gerak aktif/pasif

Menentukan grade OA Palpasi :


dengan foto X-Ray Nyeri tekan pes anserine
Tes provokasi patella :
patellar aprehension test +
Tes strength otot VM :
eccentric step test +

With muscle spasm,


Diagnosa ICF :
muscle weak VMO,
Knee pain with
patellofemoral pain
Mobility Deficit (OA)

Lembar algorhitma asesmen disusun secara sistematis seperti contoh di

atas dan disusun sesuai dengan kondisi yang dihadapi, serta ditulis tangan oleh

mahasiswa di buku besar Logbook Praktek.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 27


Lembar bagan ICF merupakan kerangka problematik fisioterapi yang

disusun berdasarkan kerangka kerja ICF (WHO), sesuai dengan kondisi yang

dihadapi. Adapun contoh lembar bagan ICF adalah sebagai berikut :

LEMBAR BAGAN ICF

Kondisi/Penyakit :
Osteoarthritis Knee

Impairment Acivity Limitation Participation Restriction


(Body structure and function)  Kesulitasn berjalan jauh  Hambatan aktivitas pekerjaan
 Nyeri menumpu dan nyeri  Kesulitan naik turun tangga di kantor
gerak  Kesulitan berjongkok  Hambatan aktivitas pekerjaan
 Keterbatasan gerak fleksi dan di rumah
ekstensi knee  Hambatan aktivitas berbelanja
 Kelemahan otot VMO (shopping)
 Gangguan stabilitas sendi

Lembar bagan ICF dibuat sesuai dengan contoh di atas dan ditulis tangan

oleh mahasiswa di buku besar Logbook Praktek.

Lembar intervensi fisioterapi merupakan lembar yang memuat semua jenis

intervensi yang diberikan kepada pasien dan memuat semua jenis intervensi

yang sesuai referensi atau evidence based practice. Lembar ini dilengkapi

dengan tujuan intervensi dan alasan klinis. Tujuan intervensi diisi sesuai dengan

tujuan jangka pendek dan disesuaikan dengan pemilihan intervensi pada kasus

tersebut. Sebagai contoh, TENS pada kasus osteoarthritis knee bertujuan untuk

menurunkan nyeri sendi, sedangkan TENS pada kasus kelemahan otot berperan

sebagai muscular electrical stimulasi yaitu bertujuan untuk memelihara sifat

fisiologis otot dan merangsang tonus otot.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 28


Kemudian, alasan klinis dalam lembar intervensi diisi dengan efek

terapeutik dari intervensi tersebut yang dihubungkan dengan target jaringan yang

diobati sesuai dengan problem body structure yang terjadi pada kasus tersebut.

Adapun contoh lembar intervensi fisioterapi dapat dilihat di bawah ini.

LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI

Contoh Pengisian

Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Diagnosa Fisioterapi : Hypomobile Capsular Pattern Shoulder et causa Frozen
Shoulder
Berdasarkan kondisi lapangan
Jenis Intervensi Tujuan Intervensi Alasan Klinis
TENS Untuk mengurangi nyeri Adanya inflamasi dan
kontraktur kapsul sendi pada
kasus frozen shoulder dapat
menimbulkan nyeri gerak
yang hebat. Pemberian TENS
dengan metode bipolar paralel
yang menghasilkan sensasi
nyaman bagi pasien, dapat
merangsang serabut saraf tipe
A-beta (berdiameter besar),
dimana rangsangan atau
aktivitas serabut saraf tipe A-
beta dapat memblo kade
impuls nyeri yang dibawa
oleh nosiseptor pada cornu
dorsalis medula spinalis
MWD Untuk memperbaiki Adanya kontraktur kapsul
ekstensi bilitas kapsul sendi menyebabkan hilangnya
ligamen elastisitas dan ekstensibilitas
kapsul sendi. Pemberian
MWD dengan metode
circuplode dapat memberikan
efek thermal pada kapsul –
ligamen sendi. Adanya
kenaikan suhu lokal pada
kapsul – ligamen sendi dapat
melunakkan jaringan kapsul

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 29


yang memendek sehingga
lambat laun dapat terjadi
perbaikan ekstensibi litas
kapsul sendi.
Passive ROM Exercise Untuk meningkatkan Adanya kontraktur kapsul
ROM sendi sendi menyebabkan
keterbatasan gerak pola
kapsular. Pemberian Passive
ROM Exercise yang
menghasilkan gerak fisiologis
pada sendi dapat memperbaiki
ekstensibilitas kap sul sendi
sehingga lambat laun terjadi
perbaikan ROM sendi, namun
tidak memperbaiki gerak joint
play didalam sendi.
Berdasarkan referensi dan evidence based practice
Ultrasound

Mobilisasi roll glide

Functioning scapular
training

Lembar intervensi fisioterapi dibuat sesuai dengan kondisi yang dihadapi

dan ditulis tangan oleh mahasiswa di buku besar Logbook Praktek.

B. Laporan Kasus

Laporan kasus praktek klinik diwajibkan bagi mahasiswa yang

memprogramkan FT. Komprehensif I dan II. Laporan kasus praktek klinik

dibuat pada akhir periode dari setiap Rumah Sakit atau Puskesmas tempat

praktek klinik. Adapun format susunan laporan kasus praktek klinik sebagai

berikut :

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 30


BAB I PENDAHULUAN

Secara garis besar isi pendahuluan adalah :

 Paragraf awal berisi gambaran umum kasus yang dihadapi

 Paragraf berikutnya berisi prevalensi/insiden/angka kejadian dari kasus

yang dihadapi ; bisa 2 paragraf atau lebih.

 Paragraf berikutnya berisi masalah yang ditemukan di lapangan,

berkaitan dengan kasus yang dihadapi ; bisa 1 paragraf atau lebih.

 Paragraf berikutnya berisi intervensi (dengan efek terapeutiknya) yang

diberikan di lapangan sesuai dengan problematik yang ditemukan di

lapangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Kasus

Contoh : Tinjauan tentang Osteoarthritis Knee ; isi dari sub bab ini

adalah :

1. Definisi Osteoarthritis Knee

2. Anatomi Biomekanik Knee Joint

3. Etiologi Osteoarthritis Knee

4. Patofisiologi Osteoarthritis Knee

5. Gambaran Klinis Osteoarthritis Knee

B. Tinjauan tentang Pengukuran Fisioterapi

Contoh : Osteoarthritis Knee ; isi dari sub bab ini adalah :

1. Pengukuran nyeri (jelaskan teori nyeri dan skala pengukuran

nyeri yang digunakan)

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 31


2. Pengukuran kekuatan otot (jelaskan teori kekuatan otot dan

skala pengukuran yang digunakan)

3. Pengukuran fungsional/disabilitas knee (jelaskan teori

fungsional knee dan skala pengukuran yang digunakan)

C. Tinjauan tentang Intervensi Fisioterapi

Contoh : Osteoarthritis Knee ; isi dari sub bab ini adalah :

1. TENS (jelaskan definisi, bentuk-bentuk arus TENS, efek

fisiologis – efek terapeutik, indikasi – kontraindikasi)

2. Ultrasound Therapy (jelaskan definisi, pinsip gelombang

ultrasound, efek terapeutik, teknik aplikasi ultrasound therapy,

indikasi – kontraindikasi)

3. Mobilisasi sendi (jelaskan definisi, tipe mobilisasi sendi, grade

mobilisasi, posisi sendi, end-feel, efek terapeutik, indikasi –

kontraindikasi).

4. Dan seterusnya

BAB III PROSES FISIOTERAPI

Untuk kasus muskuloskeletal :

A. Identitas Umum Pasien

B. Anamnesis Khusus

C. Inspeksi/Observasi

D. Pemeriksaan Fungsi Dasar

E. Pemeriksaan Spesifik dan Pengukuran Fisioterapi

F. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi (sesuai konsep ICF)

G. Tujuan Intervensi Fisioterapi

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 32


H. Program Intervensi Fisioterapi

I. Evaluasi Fisioterapi

Untuk kasus neurologi dan kardiopulmonal :

A. Identitas Umum Pasien

B. Anamnesis Khusus

C. Inspeksi/Observasi

D. Pemeriksaan Spesifik dan Pengukuran Fisioterapi

E. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi (sesuai konsep ICF)

F. Tujuan Intervensi Fisioterapi

G. Program Intervensi Fisioterapi

H. Evaluasi Fisioterapi

Untuk kasus pediatri :

A. Identitas Umum Pasien

B. Anamnesis Khusus

C. Inspeksi/Observasi

D. Pemeriksaan Spesifik (tumbuh kembang bayi/anak) dan

Pengukuran tumbuh kembang bayi/anak

E. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi (sesuai konsep ICF)

F. Tujuan Intervensi Fisioterapi

G. Program Intervensi Fisioterapi

H. Evaluasi Fisioterapi (Follow-Up)

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 33


Laporan kasus praktek klinik diketik komputer dengan jenis font yang

digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran font 12, spasi 2, ukuran

kertas A4, batas pengetikan halaman adalah batas atas dan bawah 3 cm, batas

kiri 3 cm dan batas kanan 3 cm.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 34


BAB V

PENUTUP

Berdasarkan Kurikulum Sarjana Terapan Fisioterapi Poltekkes Makassar

tahun 2016 tertuang bahwa :

1. Mata Kuliah FT. Komprehensif I, sebesar 12 SKS

2. Mata Kuliah FT. Komprehensif II, sebesar 5 SKS

Kedua mata kuliah tersebut akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa

Sarjana Terapan Fisioterapi untuk belajar praktek di Rumah Sakit Umum, Rumah

Sakit Khusus Ibu dan Anak, YPAC/SLB, Balai Paru, Stroke Centre, dan lain-lain.

Pembelajaran praktek menghadapi kondisi nyata yang ditemukan di lahan praktek

akan meningkatkan kompetensi mahasiswa Sarjana Terapan Fisioterapi dalam

memecahkan dan menangani problematik yang terjadi pada kasus-kasus gangguan

gerak dan fungsi.

Demikian buku panduan ini kami buat sebagai pedoman bagi mahasiswa,

Pembimbing Lahan (Clinical Instructor) dan Pembimbing Akademik (Preceptor)

dalam kegiatan praktek klinik.

BUKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK 35


IDENTITAS MAHASISWA
PROGRAM FT. KOMPREHENSIF I / II

Nama :

NIM :

Jenis Kelamin :

Tempat, tanggal lahir :

Alamat :

No. HP :

Makassar, ...........................................
Praktikan,
Pas Foto

3x4

______________________________
LAPORAN KEGIATAN SEHARI-HARI

Tempat Praktek : ……………………………..


Periode : ……………………………...

No. Tanggal Aktivitas Kegiatan Paraf CE


1. 5 Maret 2018

2. 6 Maret 2018

3. 7 Maret 2018

Dst.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KLINIK FT. KOMPREHENSIF

Tempat Praktek : ……………………………


Periode : …………………………….

Evaluasi – Follow Paraf


Diagnosa Diagnosa dan Problematik Intervensi
No. Tanggal Asesmen Fisioterapi Up CI Precep
Medis Fisioterapi Fisioterapi
tor
1. 6 Maret Ischialgia Radikular pain et causa
2018 HNP L4 – L5
Impairment
Activity limitation
Participation restriction
2. 13 Maret Frozen shoulder Hipomobile capsular
2018 pattern shoulder joint et
causa frozen shoulder
Dst

Keterangan :
1. Diagnosa Medis : dapat dilihat pada status rekam medik rumah sakit
2. Asesmen Fisioterapi : diisi dengan identitas umum pasien, history taking, temuan pemeriksaan fisioterapi yang dilakukan oleh praktikan
dibawah pengawasan CI
3. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi : diisi berdasarkan hasil temuan pemeriksaan fisioterapi, yang dikonsultasikan dengan CI
4. Intervensi Fisioterapi : diisi dengan berbagai jenis intervensi yang dilakukan oleh praktikan dan CI kepada pasien
5. Evaluasi – Follow Up : diisi dengan evaluasi setelah terapi dan evaluasi berkala selanjutnya.
LEMBAR ALGORHITMA ASSESSMENT

Buatlah algorhitma assessment fisioterapi berdasarkan temuan pemeriksaan yang anda dapatkan
pada kasus yang ditangani dan disesuaikan dengan Clinical Practice Guidelines

Tempat Praktek : ……………………………


Periode : …………………………….

Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin :


Kondisi/Penyakit :

Makassar, ..........................................

Clinical Instructor, Preceptor,

_____________________________ ____________________________
LEMBAR BAGAN ICF

Buatlah bagan ICF sesuai dengan problematik yang ditemukan berdasarkan hasil assessment anda
terhadap kasus yang ditangani

Tempat Praktek : ……………………………


Periode : …………………………….

Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :

Kondisi/Penyakit :
Osteoarthritis Knee

Impairment Acivity Limitation Participation Restriction


(Body structure and function)  
  
  
  
 

Makassar, ..........................................

Clinical Instructor, Preceptor,

_____________________________ ____________________________
LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI

Tulislah berbagai jenis pendekatan intervensi fisioterapi yang anda berikan pada kasus yang
ditangani di Poli Fisioterapi, dan sesuai referensi (Evidence Based Practice)

Tempat Praktek : ……………………………


Periode : …………………………….

Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Diagnosa Fisioterapi : Hypomobile Capsular Pattern Shoulder et causa Frozen Shoulder
Berdasarkan kondisi lapangan
Jenis Intervensi Tujuan Intervensi Alasan Klinis
TENS Untuk mengurangi nyeri

MWD Untuk memperbaiki ekstensi


bilitas kapsul ligamen

Passive ROM Exercise Untuk meningkatkan ROM


sendi

Berdasarkan referensi dan evidence based practice


Ultrasound

Mobilisasi roll glide

Functioning scapular
training

Makassar, ..........................................

Clinical Instructor, Preceptor,

_____________________________ ____________________________
FORMAT LAPORAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang kasus  contoh : Tinjauan tentang Osteoarthritis Knee

B. Tinjauan tentang Pengukuran Fisioterapi

C. Tinjauan tentang Intervensi Fisioterapi

BAB III PROSES FISIOTERAPI

Untuk kasus muskuloskeletal :

A. Identitas Umum Pasien

B. Anamnesis Khusus

C. Inspeksi/Observasi

D. Pemeriksaan Fungsi Dasar

E. Pemeriksaan Spesifik dan Pengukuran Fisioterapi

F. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi (sesuai konsep ICF)

G. Tujuan Intervensi Fisioterapi

H. Program Intervensi Fisioterapi

I. Evaluasi Fisioterapi

Untuk kasus neurologi dan kardiopulmonal :

A. Identitas Umum Pasien

B. Anamnesis Khusus

C. Inspeksi/Observasi

D. Pemeriksaan Spesifik dan Pengukuran Fisioterapi

E. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi (sesuai konsep ICF)

F. Tujuan Intervensi Fisioterapi

G. Program Intervensi Fisioterapi

H. Evaluasi Fisioterapi
Untuk kasus pediatri :

A. Identitas Umum Pasien

B. Anamnesis Khusus

C. Inspeksi/Observasi

D. Pemeriksaan Spesifik (tumbuh kembang bayi/anak) dan Pengukuran tumbuh

kembang bayi/anak

E. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi (sesuai konsep ICF)

F. Tujuan Intervensi Fisioterapi

G. Program Intervensi Fisioterapi

H. Evaluasi Fisioterapi (Follow-Up)

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM STUDI D.IV FISIOTERAPI
Jl. Paccerakkang KM. 14 Daya, Makassar Telp. 0411-511358 Fax. 0411-511358

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTEK KLINIK

Nama Mahasiswa :
NIM :

Nilai
No. Aspek Yang Dinilai Bobot Skor
(skala 0 – 100)
1. SIKAP DAN PERILAKU
a. Bersikap ramah
b. Komunikatif dan kooperatif dengan
pasien
c. Teliti, tidak tergesa-gesa, percaya diri 30%
dan tidak gugup
d. Kedisiplinan (datang tepat waktu)
e. Penampilan rapi dan sopan (pakaian dan
atribut)
Nilai rata-rata

2. PENGUASAAN PENGETAHUAN
a. Penguasaan terhadap patologi kasus
yang ditangani dalam logbook kegiatan
b. Penguasaan terhadap clinical reasoning
30%
dalam pemilihan intervensi fisioterapi
c. Penguasaan terhadap evidence based
practice yang berkaitan dengan asesmen
dan intervensi fisioterapi
Nilai rata-rata

3. KETERAMPILAN/SKILL
a. Persiapan alat pemeriksaan dan pengu
kuran
b. Kemampuan komunikasi terapeutik
dengan pasien
c. Patient safety
40%
d. Pengaturan posisi pasien

Kemampuan Asesmen
a. Urutan pemeriksaan yang sistematis
b. Pemilihan dan penerapan asesmen/
pengukuran yang tepat dengan kondisi
c. Menentukan diagnosis dan problematik
sesuai dengan konsep ICF
Kemampuan Intervensi
a. Pemilihan jenis intervensi yang sesuai
dengan problematik
b. Penerapan intervensi fisioterapi yang
terampil dan sesuai dengan kondisi
c. Evaluasi yang kontinyu dan terdokumen
tasi
Nilai rata-rata
Jumlah Skor

Makassar, …………………… 20…..

Pembimbing Lahan,

_______________________________
NIP.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM STUDI D.IV FISIOTERAPI
Jl. Paccerakkang KM. 14 Daya, Makassar Telp. 0411-511358 Fax. 0411-511358

INSTRUMEN PENILAIAN STUDI KASUS

Nama Mahasiswa : ………………………..


NIM : ………………………..

Nilai Skor
No. Aspek Yang Dinilai Bobot
(skala 0 – 100)
1. KEMAMPUAN PENYAJIAN
a. Kemampuan memperagakan proses fisiote
rapi secara berkelompok dan sistematis 30%
b. Kelengkapan instrumen pemeriksaan/pe
ngukuran
Nilai rata-rata

2. PENGUASAAN PENGETAHUAN
a. Sikap/perilaku mahasiswa(i) dalam tanya
30%
jawab
b. Kemampuan menjelaskan argumentasi
Nilai rata-rata

3. KONTEN MAKALAH
a. Kesesuaian antara bab 40%
b. Sistematika penulisan
Nilai rata-rata
Jumlah Skor

Makassar, …………………… 20…..

Pembimbing Lahan,

_______________________________
NIP.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM STUDI D.IV FISIOTERAPI
Jl. Paccerakkang KM. 14 Daya, Makassar Telp. 0411-511358 Fax. 0411-511358

INSTRUMEN PENILAIAN STUDI KASUS

Nama Mahasiswa : ………………………..


NIM : ………………………..

Nilai Skor
No. Aspek Yang Dinilai Bobot
(skala 0 – 100)
1. KEMAMPUAN PENYAJIAN
c. Kemampuan memperagakan proses fisiote
rapi secara berkelompok dan sistematis 30%
d. Kelengkapan instrumen pemeriksaan/pe
ngukuran
Nilai rata-rata

2. PENGUASAAN PENGETAHUAN
c. Sikap/perilaku mahasiswa(i) dalam tanya
30%
jawab
d. Kemampuan menjelaskan argumentasi
Nilai rata-rata

3. KONTEN MAKALAH
c. Kesesuaian antara bab 40%
d. Sistematika penulisan
Nilai rata-rata
Jumlah Skor

Makassar, …………………… 20…..

Pembimbing Akademik (Preceptor),

_______________________________
NIP.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM STUDI D.IV FISIOTERAPI
Jl. Paccerakkang KM. 14 Daya, Makassar Telp. 0411-511358 Fax. 0411-511358

INSTRUMEN PENILAIAN RESPON KASUS (LAPORAN KASUS)

Nama Mahasiswa :
NIM :

Nilai Skor
No. Aspek Yang Dinilai Bobot
(skala 0 – 100)
1. KONTEN MAKALAH
a. Kesesuaian antara bab
b. Sistematika penulisan 30%

Nilai rata-rata

2. PENGUASAAN PENGETAHUAN
a. Sikap/perilaku mahasiswa(i) dalam tanya
jawab
30%
b. Kemampuan menjelaskan argumentasi
Nilai rata-rata

3 KETERAMPILAN (SKILL)
a. Kemampuan memperagakan asesmen
sesuai yang tercantum dalam laporan 40%
b. Kemampuan memperagakan intervensi
sesuai yang tercantum dalam laporan
Nilai rata-rata
Jumlah Skor

Makassar, …………………… 20…..

Pembimbing Lahan,

_______________________________
NIP.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM STUDI D.IV FISIOTERAPI
Jl. Paccerakkang KM. 14 Daya, Makassar Telp. 0411-511358 Fax. 0411-511358

INSTRUMEN PENILAIAN RESPON KASUS (LAPORAN KASUS)

Nama Mahasiswa :
NIM :

Nilai Skor
No. Aspek Yang Dinilai Bobot
(skala 0 – 100)
1. KONTEN MAKALAH
c. Kesesuaian antara bab
d. Sistematika penulisan 30%

Nilai rata-rata

2. PENGUASAAN PENGETAHUAN
c. Sikap/perilaku mahasiswa(i) dalam tanya
jawab
30%
d. Kemampuan menjelaskan argumentasi
Nilai rata-rata

3 KETERAMPILAN (SKILL)
c. Kemampuan memperagakan asesmen
sesuai yang tercantum dalam laporan 40%
d. Kemampuan memperagakan intervensi
sesuai yang tercantum dalam laporan
Nilai rata-rata
Jumlah Skor

Makassar, …………………… 20…..

Pembimbing Akademik (Preceptor),

_______________________________
NIP.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM STUDI D.IV FISIOTERAPI
Jl. Paccerakkang KM. 14 Daya, Makassar Telp. 0411-511358 Fax. 0411-511358

DAFTAR PENILAIAN PRAKTEK KLINIK

Nama Mahasiswa :
NIM :

Nilai
No. Komponen Penilaian Bobot Skor
(skala 0 – 100)
1. Penilaian Aktivitas Keseharian 40%
2. Penilaian Respon Kasus (Laporan Kasus) 30%
3. Penilaian Studi Kasus Kelompok 30%
Jumlah Skor
Range Nilai :
A = 80 – 100
B = 70 – 79
C = 60 – 69
D = 50 – 59
E = < 49
Nilai Kelulusan adalah nilai A dan B

Makassar, …………………… 20…..

Pembimbing Lahan,

_______________________________
NIP.

Anda mungkin juga menyukai