Anda di halaman 1dari 20

TUBERCULOSIS PARU

Definisi Tuberkolus paru


Tuberkulosis paru adalah penyakit
radang parenkim paru karena
infeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis. Mycobacterium
tuberculosis adalah batang
aerobik tahan asam yang tumbuh
dengan lambat dan sensitif
terhadap panas dan sinar
ultraviolet. Tuberkulosis dapat
juga ditularkan ke bagian tubuh
lainnya, termasuk meninges,
ginjal, tulang, dan nodus limfe
(Smeltzer, 2002)
Patogenesis
M. tuberculosis terkandung di dalam droplet ketika penderita TB
batuk, bersin atau berbicara. Droplet akan meninggalkan
organisme yang cukup kecil untuk terdeposit di dalam alveoli
ketika dihirup. Ketika berada di dalam alveoli, sistem imun akan
merespon dengan mengeluarkan sitokin dan limfokin yang
menstimulasi monosit dan makrofag. M. tuberculosis mulai
berkembang biak di dalam makrofag. Dari beberapa makrofag.
Beberapa dari makrofag tersebut meningkatkan kemampuan
untuk membunuh organisme, sedangkan yang lainnya dapat
dibunuh oleh basil. Setelah 1 – 2 bulan pasca paparan, di paru –
paru terlihat lesi patogenik yang disebabkan oleh infeksi (Brooks
et al., 2010).
TB Primer
TB primer adalah penyakit TB yang timbul dalam 5 tahun
pertama setelah terjadinya infeksi bakteri M. tuberculosis
untuk pertama kalinya ( infeksi primer ). TB pada anak –
anak umumnya adalah TB primer.
bakteri dapat berkembang biak secara leluasa selama 2
minggu pertama di alveolus paru dengan kecepatan 1
bakteri menjadi 2 bakteri setiap 20 jam. Setelah 2 minggu
bakteri bertambah menjadi 100.000. sel - sel limfosit akan
berkenalan dengan M. tuberculosis untuk pertama kalinya
dan akan menjadi limfosit T yang tersensitisasi dan
mengeluarkan berbagai jenis limfokin
TB Sekunder
TB sekunder adalah penyakit TB yang baru timbul setelah lewat
5 tahun sejak terjadi infeksi primer. Bila sistem pertahanan
tubuh melemah M. tuberculosis yang sedang tidur dapat aktif
kembali disebut reinfeksi endogen. Dapat pula terjadi super
infeksi M. tuberculosis dari luar disebut reinfeksi eksogen. TB
pada orang dewasa adalah TB sekunder karena reinfeksi
endogen
TB tulang
Penyakit ini umumnya mengenai lebih dari satu vertebra. Infeksi berawal dari
bagian sentral, bagian depan atau dari daerah epifisial korpus vertebra.
Kemudian terjadi hiperemi dan eksudasi yang menyebabkan osteoporosis
dan perlunakan korpus. Selanjutnya terjadi kerusakan pada korteks epifisis,
diskus intervertebral dan ke korpus yang berada didekatnya. Diskus
intervertebralis relatif resisten terhadap infeksi tuberkulosis karena
avaskular. Bila diskus terkena infeksi maka diskus akan rusak karena jaringan
granulasi dan kehilangan cairan, celah sendi akan menyempit.

Kerusakan pada bagian depan korpus vertebra menyebabkan


korpus menjadi kolaps sehingga dapat terjadi kifosis ; kemudian
eksudat menyebar ke anterior dibawah ligamentum longitudinale
anterior. Eksudat ini dapat menembus ligamentum longitudinale
anterior dan berekspansi ke berbagai arah disepanjang garis
ligamentum yang lemah
Tanda Dan Gejala Tuberkolus Paru
Gejala sistemik/umum:
• Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah)
• Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung
lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan
demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul
• Penurunan nafsu makan dan berat badan
• Perasaan tidak enak (malaise), lemah
Tanda Dan Gejala Tuberkolus Paru
Gejala khusus:
• Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai
sesak.
• Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
• Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi
tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan
bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
• Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)
dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya
adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
kejang.
Pemeriksaan
 Mobilitas Thorax (Chest)
a. Gerakan simetris Chest
Kedua tangan diatas chest pasien dan periksa
pengembangan tiap bagian chest selama inspirasi dan expirasi .
Tiap lobus paru-paru dicek dengan :
1) Expansi Upper Lobus :  Pasien lying ; kedua thumb di mid
sternal line Sternal Notch), jari-jari extensi di atas kedua
clavicula  pasien Full expirasi lalu Deep Inspirasi
2) Expansi Middle Lobus ;  Lying ; kedua ujung thumb di
processus Xyphoideus dan jari-jari di extensikan ke lateral
costa  pasien Idem no. 1
3) Expansi Lower Lous;  Sitting ; kedua ujung Thumb di
medulla spinalis (sejajar lower Costa) dan jari – jari
diekstensikan sejajar costa pasien ekspirasi full lalu Deep
inspirasi dalam
4) Selama pasien Expirasi dan Inspirasi  Cek apakah gerakan
Chest simetris ?
Pemeriksaan
PALPASI
Pemeriksaadengan menyentuh/memegang
chest untuk merasakan gerakan chest dan
kualitas jaringan lunak

Letakkan kedua tangan di Upper , Middle


dan Lower Chest lalu instruksikan pasien
menyebut 99
Vibrasi = Getaran akan terasa pada
dinding chest jika normal  disebut Tactile
Fremitu
Pemeriksaan
PERCUSSION

Cara memeriksa adanya udara atau cairan dalam


paru – paru
a. Tempatkan jari-jari di dinding chest (anteior dan
posterior) lalu ketuk pada kuku dengan 2 ujung
jari tangan lainnya
b. Bunyi resonan adalah normal
c. Bunyi dull dan datar bila ada cairan (sekresi)
atau tumor dalam paru – paru
d. Bunyi Hyperresonan jumlah udara meningkat
dalam thorax mis ; Emphysema
Pemeriksaan
AUSKULTASI

 Untuk mendengan suara khususnya suara


nafas
 Bunyi nafas normal dan abnormal terjadi akibat
gerakan udara di airway selama inspirasi dan
expirasi
Menggunakan stetoskop untuk mengevaluasi
Problematik fisioterapi

Sesak nafas
Adanya sputum
Penanganan Fisioterapi
POSTURAL DRAINAGE

Tujuan : Mengeluarkan Sekresi yang terakumulasi dalam


Paru-paru
PENGGUNAAN TEKNIK MANUAL SELAMA
TERAPI POSTURAL DRAINAGE
• Tambahan Deep Breathing dan Batuk Efektif untuk
memudahkan membersihkan sekresi dari airway dan
tambahan variasi teknik manual dalam PD untuk
memaksimalkan efektivitas sistim transport
mukociliary
• Teknik ini meliputi ; Perkussi , Vibration , Shaking ,
dan Springing
• PERKUSSI
a. Teknik ini untuk mobilisasi sekresi yang secara
mekanikal melepaskan mukus yang kental dan
melengket di paru-paru
b. Perkussi dilakukan dengan tangan membentuk
mangkuk (gbr) yang dilakukan diatas segmen
paru-paru yang di drainage , diatas dinding Chest
dengan pukulan secara berirama dan shoulder
,elbow , Wrist tetap lemas
c. Perkussi dilakukan beberapa menit sampai pasien
perlu untuk perubahan posisi untuk melakukan batuk
d. Perkussi  tidak boleh menimbulkan nyeri /rasa
tidak enak dan cegah iritasi kulit dan lepaskan
pakaian serta hindari perkussi pada mammae dan
diatas tonjolan tulang
• KONTRA INDIKASI RELATIF (Perkussi)
Sebelum memberi perkussi selama PD terapist harus
membandingkan manfaat dan resiko akan tetapi
sebaiknya terapist menghindari pemberian perkussi
pada :
1. Fraktur , Spinal Fusion , Osteoporosis dan area
tumor
2. Pasien emboli paru-paru
3. Pasien mudah terjadi pendarahan mis : Jumlah sel
darah rendah atau pasien menerima anticoagulasi
therapy
4. Pasien Angina tidak stabil
5. Pasien nyeri dinding Chest , mis ; pasien Post
Thoracotomy
VIBRATION
a. Teknik yang digunakan bersama Perkussi dalam PD dan
dilakukan selama Expirasi setelah Deep Inspirasi untuk
menggerakan sekresi ke airway besar
b. Vibrasi dilakukan dengan menempatkan kedua tangan
saling menekan di atas dinding dada dan menekan pelan
dan cepat dengan getaran selama pasien ekspirasi
c. Tekanan dilakukan bersaman dengan gerakan dinding
chest
d. Getaran Vibrasi didapat dengan kontraksi secara
isometrik otot upper extremitas dari shoulder ke tangan
 Posisi drainage pasien harus benar dan comfortable
serta rileks
 Berdiri didepan pasien bila mungkin agar melihat
perubahan warna
 Pertahankan satu posisi selama 5 – 10 menit jika
pasien toleransi atau selama posisi tersebut
produktif
 Pasien harus Deep Breathing dengan rileks selama
PD  tidak boleh atau hindari pasien
Hyperventilasi atau pernafasan menjadi pendek
 Lakukan perkussi diatas segmen yang di drainage
setelah posisi pasien telah benar
 Anjurkan pasien Deep Inspirasi , lalu batuk kuat /
tajam 2 X dan agar lebih comfortable pasien posisi
semi Upright beberapa saat kemudian Batuk

Anda mungkin juga menyukai