Anda di halaman 1dari 12

Definisi

Multipel Sklerosis (MS) merupakan keadaan


inflamasi, demielinisasi dan pembentukan
jaringan parut pada selubung myelin yang
tidak dapat diduga dalam otak, medulla
spinalis dan saraf cranial sehingga terjadi
disfungsi neurologi yang luas. ( Esther
Chang : 2010 )
EPIDEMIOLOGI
• Perempuan terinfeksi dua kali lipat dari pada
laki-laki
• Gejala jarang muncul sebelum usia 15 tahun
atau setelah 60 tahun. Usia rata-rata
timbulnya gejala adalah 30 tahun, dengan
kisaran antara 18 tahun hingga 40 tahun
pada sebagian besar pasien
• Multiple sklerosis lebih sering ditemukan di
area dengan suhu sedang dibandingkan
iklim tropis
ETIOLOGI
Tidak ada satupun penyebab MS yang sudah
diketahui, namun diyakini adanya penyebab
lingkungan, virus yang bekerja lambat, respon
autoimun, reaksi alergi, anoksia, toksin dan gizi,
trauma dan factor genetic.
Mekanisme autoimun diduga terjadi melalui
penurunan aktifitas limfosit T-supresor pada
sirkulasi pasien penderita MS serta adanya
molecular mimicry antara antigen dan MBP (myelin
basic protein) yang mengaktifkan klon sel T yang
spesifik terhadap MBP (MBP specific T-cell clone).
Limfosit T4 menjadi autoreaktif pada paparan
antigen asing yang strukturalnya mirip dengan
MBP
PATOGENESIS
Pada MS terjadi bercak demielinasi yang bersifat sporadic pada
substansi alba system saraf pusat di otak, medulla spinalis dan
saraf cranial dengan preferensi pada nervus optikus, batang
otak, serebelum dan substansi alba medulla spinalis yang terjadi
akibat inflamasi. Pembentukan jaringan parut karena proliferasi
sel glia (gliosis) pada selubung myelin terjadi di daerah yang
terkena disertai plak keras berwarna kuning yang mengganti
selubung myelin. Jaringan parut ini merusak serabut akson dan
mengganggu hantaran impuls saraf, yang biasa terjadi di dalam
otak, medulla spinalis atau nervus optikus. Impuls saraf dapat
berjalan lambat, terhambat atau menjadi abnormal atau ektopik
dan gangguan ini menyebabkan berbagai gejala. Perbaikan
gejala diperkirakan terjadi ketika inflamasi berhenti atau lesi
pulih dan transmisi impuls kembali pulih ketika terjadi remielinasi
oleh oligodendrosit. ( Esther Chang : 2010 )
MANIFESTASI KLINIS
• Gangguan Sensorik
- Parestesia (perasaan geli, perasaan
“mati” “tertusuk-tusuk jarum dan peniti)
- hipestesia (mati rasa atau rasa kebas)
• Gangguan Penglihatan
- Penglihatan kabur
- Penglihatan membayang (diplopia)
- Neuritis optikal
- Pergerakan mata yang tak terkontrol
kebutaan (sangat jarang terjadi)
• Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi
- hilang keseimbangan tubuh
- Gemetar (tremor
- ketidakstabilan kemampuan berjalan (ataksia)
- pusing (vertigo)
- kekakuan anggota tubuh dan gangguan koordinasi
- perasaan lemah: pada kasus tertentu hal ini dapat mempengaruhi
kaki dan kemampuan berjalan
• Gangguan kemampuan berbicara
- perlambatan cara berbicara
- berbicara seperti menggumam
- perubahan ritme berbicara
- sulit menelan (dysphagia
Anamnesis
 Anamnesis umum
Nama : Muhammad
Umur : 50 thn
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Pengusaha
Alamat : jln ahmad yani no.
20 bandung

Anamnesis khusus
Pasien datang dengan keluhan anggota
Tubuh mengalami sensasi panas, seperti
tertusuk-tusuk jarum sepanjang bahu,
punggung dan lengan, mati rasa atau
kebas.
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan Sensory integrity
• Fleksi leher pasien (tanda lhermitte)
Diagnosis FT
Intervensi fisioterapi
 IR
 Streatcing
 PNF
Pemeriksaan penunjang
 Foto thoraks
 MRI
 VEP (visual evoked potential)

Anda mungkin juga menyukai