Biomekanik

Cervical Spine
Wahyuddin

1
Anatomi Fungsional

Kemampuan melakukan
gerakan ekstensif, detail &
respon cepat

Terintegrasi dengan mata dan

kemampuan merespon
perubahan postural terkait
stimulasi sistem vestibular

2
Anatomi Fungsional

Fungsi: cervical dominan

mobilitas, berbeda dengan
thoracolumbar dominan stabilitas
(Huelke DF, Nusholz GS, 1986)

Spesifik craniovertebral junction

(Dutton, 2008)

4 bagian: atlas, axis, C2–C3 dan

C3-C7 (Bogduk & Mercer 1993)

3
 Anatomi Fungsional

Cervicoencephalic/cervicocranial (upper cervical, C0-

C2):

terkait brain, brainstem, & spinal cord

gejala: headache, vertigo, konsentrasi, disfungsi kognitif,

disfungsi cranial nerve

4
 Anatomi Fungsional

Cervicobrachial (middle/lower cervical, C3-C7):

terkait upper extremity

neck &/arm pain, headache, ROM, paresthesia, gangguan

myotomes & dermatomes, gejala radicular

5
 Anatomi Fungsional

Atlanto-occipital: pengaruh proyeksi anterior >

posterior pada gerakan flexion-extension (Panjabi M,
Dvorak J, Duranceau J et al 1988)

Atlantoaxial: komponen terbesar cervical axial

rotation

6
Atlanto-Occipital/AO Joint (C0-
C1)
Sendi sinovial jenis ovoid,
dibentuk inferior articular
face occyput dan articular
facet atlas

Gerak utama fleksi-

ekstensi dikenal sbg ‘yes
joint’

Peran otot suboccypital

sebagai anti gravity
7
Atlanto Axial/AA Joint (C1-
C2)
Three joint complex

Sendi sinovial jenis sendi putar,

dibentuk oleh atlas dan dens,
gerak utama rotasi kanan-kiri —>
no joint

Penjepitan a. vertebralis kontralat

C0-C1-C2 penting dlm

pengaturan posisi kepala
8
Anatomi Fungsional C1

Proc. transversus panjang,

dapat dipalpasi dan tanpa
processus spinosus (William PL,
Warwick R, Dyson M, Bannister 1989)

9
Anatomi Fungsional C2

Proc. transversus lebih

pendek

10
Anatomi Fungsional C3-C7
(Th1)
C3-C6 relatif sama, kecuali C6 —>
proc. spinosus lebih panjang

Semua proc. spinosus dapat

diidentifikasi dengan palpasi,
spesifik C6 posisi supine dan otot-
otot sekitarnya rileks (Panjabi MM, Duranceau J,
Geol V et al 1991)

C7 (vertebra prominens) —> proc.

spinosus panjang & lebih tajam

11
 C2-C7
Grk segala arah, fleksi-ekstensi, lateral
fleksi kanan-kiri dan rotasi

Terdpt uncovertebral (uncinate) joint bukan

mrpk sendi sebenarnya pertemuan tepi
lateral corpus vertebra cervicalis —>
mengarahkan grk fleksi-ekstensi

Gerak rotasi-fleksi lateral scr homolateral

dan ekstensi → iritasi facet dan isi foramen

Otot penggerak tidak spesifik

12
 Anatomi Fungsional
(Z-Joint)
Mid-lower cervical: stabilitas & mobilitas melalui Z-
joints

Kontribusi terbesar: C5–C6

Sudut:

45º berdasarkan kemiringan permukaan superior

(downward dan forward) setiap body vertebra terhadap
yang lain (James R. Taylor, Lance T. Twomey, 1994; Magee, 2006, Williams PL, Warwick R, Dyson M, et al
1989. 25. White AA, Panjabi MM 1990)

upper cervical ± 35º

lower cervical ± 65º

13
Segmen Gerak

Terdiri dari interbody joints (discus

intervertebral dan uncovertebral
(Luschka's joints)) dan 2 Z-joints

14
 Z & Uncovertebral Joint
Dari C2 kebawah membentuk intervertebral joint/facet,
terletak pada bidang tranversal

Facet dibentuk oleh inferior articular process dengan

superior articular process vertebra bawahnya, arah
permukaan sendi lebih dalam bidang tranversal gerak
leher > luas ke segala arah

Sudut kemiringan dan sudut bukaan facet tiap segment

bervariasi variasi gerakan dominan tiap segmen

15
 Uncovertebral Joint

Uncovertebral (uncinate) berkembang dan

degenerasi sesuai umur

Uncovertebral terdapat pada cervical spine saja:

stabilisasi dan mengarahkan gerak segmental
sehingga lebih dominan fleksi-ekstensi.

16
Neuroanatomi
C0-C1 dan lateral C1-C2 inervasi dari
ventral rami C1-C2 (Bogduk, 1982)

C2–C3 zygapophyseal joint diinnervasi

oleh 3rd occipital nerve 3rd occipital
headache (Bogduk, Marsland 1986).

3rd occipital nerve melewati sisi lateral

dan posterior C2–C3 zygapophyseal
joint, mensuplai permukaan dalam dan
menyilang secara transversal
17
 Otot
Mechanical linkage bbrp derajat gerak oleh ± 20
pasang otot, beberapa overlap fungsi (Keshner
EA, 2004)

Stabilitas mekanik: (Panjabi MM, Cholewicki J, Nibu K, et al, 1998):

Osteoligament ± 20% end-range (Harms-Ringdahl K, Ekholm J,

Schuldt K et al)

Neck muscle ± 80% neutral-mid-range (Jull GA, Falla D, Treleaven

J, et al 2004)

18
 Otot
Fungsi utama: stabilisasi dan menahan kepala

Dominan tipe I/tonik, sering dijumpai patologi tightness,

contracted and tendomyosis

Pemendekan atau myosis sering dijumpai sbg penyebab

utama, terutama pada cervico occypital (atas belakang),
scalenus, upper trapezius, levator scapulae dan SCM

Active stability pd posisi tepat: mengurang iritasi facets dan

uncovertebral maupun discus karena kontraksi yang imbang
dan minimal
19
Identifikasi Otot

20
 Kinematik A-O Joint

AO dan AA joint ± 50% total gerakan cervical

Gerakan utama flexion-extension (±15°-20°), lateral

flexion ±10°:

flexion —> condyles occiput roll forward dan glide

backward pada facet atlanteal

extension —> sebaliknya

21
Kinematik Craniocervical
(Flexion)

22
 Analisis Gerak Cervical
Flexion
Kompresi pada anterior pilar (disc & corpus) dan
traksi posterior pilar

Pengurangan lordosis cervical hingga sedikit

kifosis

C5 tidak bergerak

Ketegangan otot erector spine regio cervical

membatasi gerak fleksi

23
Kinematik Craniocervical
(Extension)

24
 Analisis Gerak Cervical
Extension

Kompresi posterior pilar (facets) membatasi gerak

ekstensi disamping otot depan cervical dan anterior
longitudinale lig dan traksi anterior pilar

ROM aktif fleksi-ekstensi 1300

25
Kinematik Craniocervical
(Lateral Flexion)

26
 Analisis Gerak Lateral
Flexion
Secara automatik terjadi gerak rotasi secara
bersamaan dikenal sebagai couple of movement

Terjadi compression uncovertebral dan facet sisi

homolateral dan traction sisi kontralateral.

Pembatasan oleh otot cervical dan girdle sisi

kontralateral, serta ligamenta sisi kontralateral

ROM aktif 450

27
 Kinematik AO & AA Joint

Sendi paling mobile di spine

Kontribusi C1 & C2: ± 1/3 flexion-extension & > ½ axial

rotation cervical spine (Penning L, Wilmink JT, 1987)

gerakan utama rotation ± 50°

Sinergi dengan extension (flexion-extension ± 10° & lateral

flexion ± 5°)

Akomodasi axial rotation head dan atlas

Fungsi “cincin penutup” antara skull dan C2

28
Kinematik Craniocervical
(Axial Rotation)

Neumann DA 2002, modified in Magee DJ 2014

29
 Rotation

Secara automatik terjadi gerak lateral fleksi

ROM aktif 800 (C1-C2 = 560).

30
 Protraction - Retraction

Protraction:
C6-7-Th1 terjadi gerak ekstensi atlanto occypital (C0-
C1).

Retraction:
C6-7-Th1 terjadi gerak fleksi atlanto occypital (C0-C1)

31
AO-AA-Intracervical ROM

Neumann 2002

32
 Passive Flexion – Extension

End feel:
fleksi elastic end feel, bila terdapat ketegangan otot
menjadi springy end feel
ekstensi hard end feel karena kompresi facets

33
 Passive Lateral Flexion

End feel: elastic

Sering dijumpai springy end feel karena pembatasan

otot lebih dominan

Utk meminimalisir : dilakukan elevasi shoulder girdle

sisi kontralateral

34
 Rotation

End feel elastic (tissue stretch)

35
Active+Passive Over Pressure

Dutton M, 2008
36
 Provokasi 3D Ekstensi

Gerak rotasi-fleksi lateral ke arah ipsilateral dan

ekstensi

Kompresi facets dan uncovertebral serta penyempitan

foramen intervertebral sisi ipsilateral

Regangan sisi sebaliknya

37
 Kombinasi Gerak

Model biomekanik:
 Keterbatasan kombinasi gerak
ipsilateral dgn sumber nyeri —>
closing restriction
pola gejala ke distal
Ekstensi, lateral flex & rotation
Dutton 2012
 kontralateral —> opening
restriction
sulit diidentifikasi (Ehrhardt R, Bowling RW)

38
 Gapping 3-D Fleksi

Yaitu gerak rotasi ipsilateral -lateral fleksi kontralateral

dan fleksi

Terjadi gapping (pembukaan/traksi) sisi arah rotasi

39
Resisted Isometric Movement

Magee DJ, 2014

40
 Analisis Provokasi
(Kompresi)
Posisi netral:
Kompresi pada seluruh komponen pillars
Fleksi:
Kompresi pada corpus dan discus intervertebral
Ekstensi:
Kompresi pada bilateral facets dan penyempitan
intervertebral forament
Lateral fleksi:
Kompresi pada facets dan penyempitan intervertebral
forament secara unilateral sisi ipsilateral
41
Analisis Provokasi (Traksi)

Kebalikan dengan kompresi

42
 Compression
Distraction

Dutton 2012

43
 Joint Play Movement

Atlanto occypitalis traksi arah longitudinal, translasi

berlawanan arah

Atlanto axial traksi arah longitudinal, sedangkan C2-3

hingga C6-7, traction dikenal sbg gapping

Dilakukan dalam segmental test

44
 Gerak Segmental A-O
Joint

Posisi seluruh cervical spine fleksi ditahan kedua

tengan jari terjalin, gerak fleksi-eksteksi cranium

45
 Gerak Segmental A-A
Joint

Posisi seluruh cervical spine fleksi ditahan kedua

tengan jari terjalin dan eksteksi cranium, gerak
rotasi cranium kekanan-kiri.

46
 C2-Th1

Dilakukan gapping segmental, yaitu gerak rotasi

homolateral - fleksi lateral kontralateral dan fleksi
secara segmental

47
 Stabilisator

Anterior membrane: anterior longitudinal ligament

area C2 ke atas  anterior atlanto–axial & atlanto–
occipital ligament

Posterior membrane: ligamentum flavum & posterior

longitudinal ligament:
Membatasi gerakan flexion & rotation

48
Alar ligaments pada sisi medial occipital condyles:
membatasi gerakan flexion & rotation
stabilisator utama C1 & C2
insufficiency  instabilitas OA joint

49
 Stabilisator

Di cervical spine, supraspinous ligament 

ligamentum nuchae:
perlekatan otot
membatasi gerakan flexion

Transverse ligament:
mencegah displacement C1 pada C2

50
Kinematik (Mid) Lower Cervical

Flexion-extension facet joints terbesar pd C5-

C6, diikuti C4-C5 & C6-C7

> kasus degeneratif

51
Intervertebral Disc

C1
C2 Proporsi 25% tinggi
C3 cervical
C4
C5
Tdk ada pada C0-C1
C6 & C1-C2
C7

T1

52
 Spinal Movement

Atlanto occipital joint & C7-T1 (tipe I):

spine netral  lateral flexion berlawanan arah dgn rotasi

C2-C7 (tipe) II:

spine flexion/extension  lateral flexion searah dgn

rotasi

53
Terima Kasih

54