Anda di halaman 1dari 42

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

PADA CYSTIK FIBROSIS

KEL. 5 :

ASRUL SANI
IMA DWI NINGSIH
RAHMAYANI AMINI
DEFINISI CYSTIC FIBROSIS

 Cystic fibrosis adalah kelainan genetic yang bersifat resesif


heterogen dengan gambaran patobiologik yang
mencerminkan mutasi pada gen regulator transmembrana
fibrosis kistik (cystic fibrosis transmembrane conductance
regulator = CFTR). Kelainan ini ditemukan sebagai penyakit
multisystem.

 Cystic fibrosis adalah suatu gangguan kronik multisistem


yang ditandai dengan infeksi endobronkial berulang, penyakit
paru obstruktif progresif dan insufisiensi pankreas dengan
gangguan absorbsi/malabsorbsi intestinal.
PATOFISIOLOGI

 Mutasi dalam gen CFTR mengakibatkan cacat klorida


transportasi , yang disertai dengan penurunan transportasi dari
natrium dan air dalam sel-sel epitel di pernapasan ,
hepatobiliary , pencernaan dan reproduksi traktat dan di
pankreas ( quinton 1990 ).

 Hal ini menyebabkan dehidrasi dan oleh karena itu peningkatan


viskositas sekresi yang yang berhubungan dengan jaringan
parut dari berbagai halangan dan subunit eksokrin saluran
( oppenheimer dan esterly 1975 ).

 Obstruksi mukosa kelenjar eksokrin adalah kontributor utama


untuk mobiditas dan mortalitas dari pasien dengan fibrosis
kistik.
ETIOLOGI

 Cystic fibrosis merupakan penyakit yang diwariskan secara


resesive autosomal.

 Gen CFTR ini membuat protein yang mengontrol perpindahan


garam dan air di dalam dan di luar sel di dalam tubuh. Orang
dengan cystic fibrosis, gen tersebut tidak bekerja dengan
efektif. Hal ini menyebabkan kental dan lengketnya mucus
serta sangat asinya keringat yang dapat menjadi cirri utama
dari cystic fibrosis. 
TANDA DAN GEJALA

 Batuk persisten yang disertai sputum dan semakin memburuk.


 Batuk dari efek bronkitis dan pneumonia yang dapat
menimbulkan inflamasi dan kerusakan permanen paru.
 peningktan volume sputum.
 Penurunan fungsi pulmoner.
 Obstruksi hidung.
 Dispnea.
 Nasal discharge yang makin memburuk.
 Demam.
 Dehidrasi.
 Diare.
KOMPLIKASI

Sinusitis
Bronciesctasis
Pancreatitis
Polip hidung
Kolpas paru
Penyakit liver
Diabetes melitus
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA
CYSTIC FIBROSIS
ANAMNESIS

Anamnesis Umum
Nama : Tn. M
Umur : 18 Tahun
Jenis kelamin: Laki – laki
Pekerjaan : Wiraswsata
Agama : Islam
Alamat : JLn. Pampang 4 No. 09
ANAMNESIS KHUSUS

 KU :
Batuk produktif dan sesak nafas.
 
 RPS :
Pasien mengalami batuk dan sesak nafas sejak usia 12 tahun. Pasien
memeriksa ke Rumah sakit dan di diagnose Cystic Fibrosis dan di rujuk
ke fisioterapi.

 Riwayat keluarga :
Orang tua merupakan carrier dari gen resesif CFTR, ibu dari pasien
menderita cystic fibrosis.
 
 Riwayat penyakit dahulu dan penyerta :
Gangguan pencernaan.

 Catatn klinis : Pemeriksaan sputum


kental, warna kuning kehijauan dan jumlahnya ± 150 ml dalam 24 jam.
PEMERIKSAAN VITAL SIGN

Tekanan darah : 120/90 MmHg


Denyut Nadi : 84 x/Menit
Pernafasan : 28 x/Menit
Temperature : 37 C
Tinggi Badan : 150 cm
Berat badan : 37 kg
IMT : 16 (Kurus)
INSPEKSI

Saat statis :
Ekspresi wajah pasien pucat.
Pola nafas tachypnea.
Barrel chest.
Warna kulit pasien normal.
Protraksi shoulder.
Fordward head.

Saat dinamis :
Pasien datang secara mandiri.
Pasien berjalan agak membungkuk.
Pada saat berjalan pasien nampak sesak nafas.
PALPASI

 Suhu di sekitar dada pasien normal.


 Tidak ada nyeri dada.
 Penurunan ekspansi upper lobus.
 Fremitus terasa adanya penurunan atau absent (hilang) pada
area punggung kanan.
AUSKULTASI

Anjurkan pasien untuk inspirasi dalam melalui hidung lalu


ekspirasi melalui mulut beberapakali dan bersamaan itu
therapis menggerakkan stetoskop pada tiap titik dinding
dada anterior.
Regio Kiri   Kanan  
Normal Kurang Normal Kurang
Apical  - - 
Mild Zone  -  -

Lower Zone  -  -

Hasil :
Hasil : Ada bunyi ronchi pada upper lobus dekxtra segmen apical.
PERCUSSION

Tujuan : Memeriksa adanya udara atau cairan dalam paru –


paru.

Teknik :
Tempatkan jari-jari di dinding chest (anteior dan posterior)
lalu ketuk pada kuku dengan 2 ujung jari tangan lainnya .

Hasil : bunyi dull upper lobus dextra segmen apical

Interpretasi : terjadi peningkatan ketebalan jaringan yang


berlebihan dalam paru-paru di bandingkan udara.
MUSCLE TEST

 M. Pectoralis major
 M. Pectoralis minor
 M. Sternocleidomastoideus
 M. Upper trapezius

 Hasil
Kedua bahu tidak menempel pada bed.

 Interpretasi
Ada spasme M. Pectoralis minor.
KEMAMPUAN FUNGSIONAL
ALAT UKUR : COPD ASSESMENT TEST (CAT)
DERAJAT SESAK DENGAN SKALA BORG

SKALA DERAJAT SESAK

0 Tidak sesak sama sekali

0,5 Sesak sangat-sangat ringan

1 Sesak nafas sangat ringan

2 Sesak nafas ringan

3 Sedang

4 Sesak nafas cukup berat

5 Sesak berat

6 Sesak cukup berat

7 Sesak napas sangat berat

8 Sesak napas berat sekali

9 Sangat – sangat berat (hampir maksimal)


MOBILITAS SANGKAR THORAKS DENGAN
MEETLINE

Interpretasi :
Pasien mengalami penurunan mobilitas sangkar thoraks.
PEMERIKSAAN TOLERANSI AKTIVITAS

 Alat ukur : six minute walking test.


Pasien diminta untuk berjalan 25 meter (1 trek) bolak-balik
selama 6 menit

Pre dan post test


 Vital sign :
 Skala BORG
 Saturasi Oksigen
PEMERIKSAAN PENUJANG

 X- ray
SPIROMETRI
HASIL

 Dikatakan restriktif jika ;


VC < 80 % nilai prediksi.
FVC < 80 % nilai prediksi.
Restriktif ringan 80% > VC < 60%.
Restriktif sedang 60% > VC > 30 %.
Ristriktif berat VC < 30 %.

 Dikatakan obtruktif jika ;


FEV 80% nilai prediksi.
FEV1 / FVC < 75 %
Obstruktif ringan 75% > FEV1/FVC <60%.
Obstruktif sedang 60% > FEV1/FVC > 30%.
Obtruktif berat FEV1/FVC < 30%.
TES KERINGAT

 Tujuan : untuk mengukur jumlah bahan kimia garam (Natrium


dan Clorida) dalam keringat.

 Hasil :
Normal Perbatasan Abnormal

Usia 6 bulan < 40 mmol/L 40-59 mmol/L 60 mmol/L


dan lebih tua atau lebih

Usia < 6 bulan < 30 mmol/L 30-59 mmol/L 60 mmol/L


atau lebih
DIAGNOSIS FISIOTERAPI

 Impairment :
Batuk produktif.
Sesak nafas cukup berat.
Penurunan mobilitas sangkar thorax.
Spasme M.pectoralis minor
Penurunan toleransi aktivitas.

 Fungsional Limitation :
Pasien mampu melakukan ADL secara mandiri tapi pasien
merasakan sesak nafas saat beraktivitas berat seperti berjalan
jauh dan naik tangga.

 Disability :
Pasien tidak mengalami disability.
PROGRAM FISIOTERAPI

 Tujuan Jangka pendek :


Membantu pengeluaran sputum dari lapang paru dan
mengajarkan batuk efektif.
Menurunkan derajat sesak nafas.
Meningkatkan mobilitas sangkar thorax pada ekspirasi.
Mengurangi spasme dan mencegah kontraktur pada
M.pectoralis minor.

 Tujuan jangka panjang :


Meningkatkan toleransi aktivitas.
Meningkatkan kemampuan fungsional dan kapasitas
respirasi secara maximal.
INTERVENSI
Nebulizer
 Tujuan : untuk mengurangi sesak nafas, mengencerkan
dahak dan membantu pengeluaran dahak.

 Masukkan combivent 1 ampul 0.5 ml dan bisolvon 10 tetes ke


dalam sungkup masker. Hubungkan tubing masker dengan
nebulizer,kemudian minta pasien menggunakan masker dan
instruksikan untuk mengambil nafas melalui mulut dan
menghembuskan nafas melalui hidung. Selama terapi
fisioterapis memberikan tapotement pada punggung pasien.
Terapi dilakukan sampai obat habis.
MWD (Micro Wave Dhiatermy )

 Tujuan
Pre eliminary exercise, memperlancarkan sirkulasi darah
dan rileksasi lokal pada daerah dada.

Prosedur :
Fisioterapis mengatur posisi kondensator sekitar 10-15 cm
pada bagian apical anterior kanan dengan menggunakan arus
continuous, intensitas 35 mA, waktu selama 10 menit dan
frekuensi 2 x seminggu.
Terapi Oksigen

 Tujuan
Mencegah dan menangani hypoksia serta mengurangi
kerja pernafasan.

Dosis : 1-2 liter/menit.


STRETCHING DENGAN TEKNIK HOLD
RELAX
 Tujuan
untuk mengurangi spasme dan mencegah kontraktur lebih
lanjut pada M. pectoralis minor.

Prosedur :
 Posisi pasien supine lying.
 Ftis berada di samping dengan kedua tangan berada pada
bahu pasien di bagian depan dengan memberikan tahanan
kearah posterior
 Instruksikan pasien menahan selama 8 hitungan
 Lalu instruksikan lagi pasien agar rileks sambil Ftis mengulur
M.Pectoralis Minor dengan cara menarik bahu pasien kearah
posterior.
CHEST PHYSIOTHERAPY

 Postural Drainage + Tapotement


Tujuan : untuk mengeluarkan sekresi yang terakumulasi di
paru-paru (Upper lobus dextra segmen apical anterior)

 Posisi Pasien
Half lying (bad pasien ditinggikan 45 ⁰ pada bagian trunk).
Lakukan teknik tapotement di segmen apical upper lobus
dextra kemudian minta pasien untuk tarik nafas dalam lalu
batuk keras double.
BREATHING EXERCISE

 Teknik Pursed-Lip Breathing.


Tujuan : Melatih otot-otot respirasi, memperbaiki
ventilasi, membantu pengembangan thoraks dan mengurangi
kerja otot pernafasan.

 Teknik
 Posisi Pasien Half lying. Telapak tangan pasien diatas otot
abdominal untuk mendeteksi adanya kontraksi otot
abdominalis dan di instruksikan pasien menarik nafas
perlahan dan dalam. Kemudian instruksikan mengeluarkan
nafas dengan rileks melalui bibir seperti mencucu.

 Dosis : 2x8 hitungan dilakukan 2 set dan istirahat 1 menit.


LATIHAN BATUK EFEKTIF

 Tujuan : untuk mengeluarkan dahak secara maksimal.

Teknik Huffing exercise


 posisi pasien Duduk rileks. Fisioterapi memberikan petunjuk
untuk mid inspirasi dan mengeluarkan nafas sekuat mungkin.

 Dosis : 2-5 x pengulangan.


SIX MINUTE WALKING EXERCISE + MOBILISASI
SANGKAR THORAX + ACTIVE STRETCHING

 Tujuan
Untuk peningkatan toleransi aktivitas dan mobiltas
sangkar thorax .

 Teknik
Pasien berjalan selama 6 menit (sesuai toleransi pasien),
sambil mengangkat kedua lengan keatas dan kembali ke
samping badan.

 Dosis
Maksimal 6 menit atau sesuai toleransi pasien.
EVALUASI

 Evaluasi sesaat :
Setelah terapi pasien merasa sesak nafas agak berkurang
namun pasien merasakan kelelahan sesudah pelaksanaan
terapi.

 Evaluasi berkala setelah 3x terapi


Derajat sesak skala borg
Mobilitas sankat thorax dengan antropometri
six minute walking exercise
Kemampuan Fungsional dan Lingkungan aktivitas (CAT)
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : Baik.


 Quo ad sanam : Kurang baik.
 Quo ad Fungsionam : Kurang baik.
 Quo ad cosmetic : Kurang baik.
HOME PROGRAM

 Pasien di anjurkan untuk melakuukan latihan pernafasan


secara mandiri di rumah.

 Melakukaan positioning kepada pasien untuk mengurangi


sesak nafas.
EDUKASI

  Pasien di anjurkan untuk istirahat bila terjadi keluhan sesak


nafas pada saat sedang beraktivitas.

 Menganjurkan pasien agar selalu menggunakan masker jika


melakukan aktivitas di luar rumah.
SEMOGA BERMANFAAT

TERIMA KASIIH

Anda mungkin juga menyukai