KEL. 5 :
ASRUL SANI
IMA DWI NINGSIH
RAHMAYANI AMINI
DEFINISI CYSTIC FIBROSIS
Sinusitis
Bronciesctasis
Pancreatitis
Polip hidung
Kolpas paru
Penyakit liver
Diabetes melitus
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA
CYSTIC FIBROSIS
ANAMNESIS
Anamnesis Umum
Nama : Tn. M
Umur : 18 Tahun
Jenis kelamin: Laki – laki
Pekerjaan : Wiraswsata
Agama : Islam
Alamat : JLn. Pampang 4 No. 09
ANAMNESIS KHUSUS
KU :
Batuk produktif dan sesak nafas.
RPS :
Pasien mengalami batuk dan sesak nafas sejak usia 12 tahun. Pasien
memeriksa ke Rumah sakit dan di diagnose Cystic Fibrosis dan di rujuk
ke fisioterapi.
Riwayat keluarga :
Orang tua merupakan carrier dari gen resesif CFTR, ibu dari pasien
menderita cystic fibrosis.
Riwayat penyakit dahulu dan penyerta :
Gangguan pencernaan.
Saat statis :
Ekspresi wajah pasien pucat.
Pola nafas tachypnea.
Barrel chest.
Warna kulit pasien normal.
Protraksi shoulder.
Fordward head.
Saat dinamis :
Pasien datang secara mandiri.
Pasien berjalan agak membungkuk.
Pada saat berjalan pasien nampak sesak nafas.
PALPASI
Lower Zone - -
Hasil :
Hasil : Ada bunyi ronchi pada upper lobus dekxtra segmen apical.
PERCUSSION
Teknik :
Tempatkan jari-jari di dinding chest (anteior dan posterior)
lalu ketuk pada kuku dengan 2 ujung jari tangan lainnya .
M. Pectoralis major
M. Pectoralis minor
M. Sternocleidomastoideus
M. Upper trapezius
Hasil
Kedua bahu tidak menempel pada bed.
Interpretasi
Ada spasme M. Pectoralis minor.
KEMAMPUAN FUNGSIONAL
ALAT UKUR : COPD ASSESMENT TEST (CAT)
DERAJAT SESAK DENGAN SKALA BORG
3 Sedang
5 Sesak berat
Interpretasi :
Pasien mengalami penurunan mobilitas sangkar thoraks.
PEMERIKSAAN TOLERANSI AKTIVITAS
X- ray
SPIROMETRI
HASIL
Hasil :
Normal Perbatasan Abnormal
Impairment :
Batuk produktif.
Sesak nafas cukup berat.
Penurunan mobilitas sangkar thorax.
Spasme M.pectoralis minor
Penurunan toleransi aktivitas.
Fungsional Limitation :
Pasien mampu melakukan ADL secara mandiri tapi pasien
merasakan sesak nafas saat beraktivitas berat seperti berjalan
jauh dan naik tangga.
Disability :
Pasien tidak mengalami disability.
PROGRAM FISIOTERAPI
Tujuan
Pre eliminary exercise, memperlancarkan sirkulasi darah
dan rileksasi lokal pada daerah dada.
Prosedur :
Fisioterapis mengatur posisi kondensator sekitar 10-15 cm
pada bagian apical anterior kanan dengan menggunakan arus
continuous, intensitas 35 mA, waktu selama 10 menit dan
frekuensi 2 x seminggu.
Terapi Oksigen
Tujuan
Mencegah dan menangani hypoksia serta mengurangi
kerja pernafasan.
Prosedur :
Posisi pasien supine lying.
Ftis berada di samping dengan kedua tangan berada pada
bahu pasien di bagian depan dengan memberikan tahanan
kearah posterior
Instruksikan pasien menahan selama 8 hitungan
Lalu instruksikan lagi pasien agar rileks sambil Ftis mengulur
M.Pectoralis Minor dengan cara menarik bahu pasien kearah
posterior.
CHEST PHYSIOTHERAPY
Posisi Pasien
Half lying (bad pasien ditinggikan 45 ⁰ pada bagian trunk).
Lakukan teknik tapotement di segmen apical upper lobus
dextra kemudian minta pasien untuk tarik nafas dalam lalu
batuk keras double.
BREATHING EXERCISE
Teknik
Posisi Pasien Half lying. Telapak tangan pasien diatas otot
abdominal untuk mendeteksi adanya kontraksi otot
abdominalis dan di instruksikan pasien menarik nafas
perlahan dan dalam. Kemudian instruksikan mengeluarkan
nafas dengan rileks melalui bibir seperti mencucu.
Tujuan
Untuk peningkatan toleransi aktivitas dan mobiltas
sangkar thorax .
Teknik
Pasien berjalan selama 6 menit (sesuai toleransi pasien),
sambil mengangkat kedua lengan keatas dan kembali ke
samping badan.
Dosis
Maksimal 6 menit atau sesuai toleransi pasien.
EVALUASI
Evaluasi sesaat :
Setelah terapi pasien merasa sesak nafas agak berkurang
namun pasien merasakan kelelahan sesudah pelaksanaan
terapi.
TERIMA KASIIH