Disusun oleh :
Nadila Annisya Roudhatul Jannah (P27226020189)
Sylvia Ardhi Cahyani (P27226020201)
Threesye Avilla Joucelyn (P27226020203)
peningkatan cairan
Perubahan permeabilitas peritoneal dengan migrasi
membrane pleura dari diafragma melalui
limfatik atau cacat structural
Pengurangan tekanan
onokotik intravaskuler pembentukan cairan yang
berlebihan karena radang.
Patofisiologi efusi pleura
Efusi pleura terjadi karena penumpukan sejumlah besar cairan bebas dalam kavum
pleura. proses akumulasi cairan di rongga pleura terjadi akibat beberapa proses yaitu :
• Adanya hambatan drainase limfatik dari rongga pleura
• Gagal jantung yang menyebabkan tekanan kapiler paru dan tekanan perifer menjadi
sangat tinggi sehingga menimbulkan transudasi cairan yang berlebihan ke dalam
rongga pleura
• Menurunnya tekanan osmotik koloid plasma yang memungkinkan terjadinya
transudasi cairan yang berlebihan
• Adanya proses infeksi atau setiap penyebab peradangan apapun pada permukaan
pleura dari rongga pleura dapat menyebabkan pecahnya membran kapiler dan
memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan ke dalam rongga pleura secara
cepat.
Tanda dan gejala efusi pleura
Tanda Gejala
N a m a : Tn. P
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Ds. Sukorejo 02/01, Sukorejo, Pononorogo
No. CM : 0318023
DATA DATA MEDIS RUMAH SAKIT
Tanggal pemeriksaan : 09 Agustus 2023
Diagnosis medis : Efusi Pleura et causa TB
PEMERIKSAAN ANAMNESIS
Keluhan utama :
Pasien mengeluhkan sesak napas dan batuk. Pada saat batuk pasien mengeluhkan
nyeri dada dan terkadang sulit untuk mengeluarkan dahak.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluhkan sesak napas dan batuk sejak 6 bulan yang lalu, namun sempat
tidak dibawa ke dokter. Sekitar 1 bulan yang lalu keluhan sesak napas pasien bertambah
parah dan akhirnya dibawa ke puskesmas terdekat, saat diketahui ada cairan di paru –
paru pasien minta untuk dirujuk ke RSUD Dungus untuk perawatan lebih lanjut. Keluhan
sesak napas bertambah saat batuk dan berkurang jika pasien istirahat dan minum air
hangat. Pada saat batuk pasien juga mengeluhkan nyeri dada di sisi bawah proc
xyphoideus, nyerinya bertambah saat batuk dan tarik napas, nyerinya berkurang saat
istirahat.
Riwayat Keluarga dan Status Sosial :
• Riwayat keluarga : Ibu kandung dari pasien pernah memiliki riwayat sesak yang
sama.
• Lingkungan tempat tinggal : Dirumah yang merokok hanya pasien dan tidak ada
keluarga yang merokok, ventilasi dan jendela rumah baik, lingkungan sekitar pasien
juga tidak ada pabrik, medan menuju rumah pasien terdapat jalan naik turun, dan jarak
kamar tidur pasien dengan kamar mandi cukup terjangkau.
• Lingkungan kerja : Pasien bekerja sebagai petani yang produktif. Ketika selesai panen
pasien membakar sisa – sisa panen sehingga sering terpapar oleh asapnya, dan saat
berkumpul dengan teman – temannya sering merokok.
• Diwaktu senggang : pasien biasanya merokok dengan teman – temannya.
Riwayat Penyakit Dahulu :
(-)
Riwayat Penyakit Penyerta :
• Kolestrol : (-)
• DM : (-)
• Penyakit Jantung : (-)
• Hipertensi : (-)
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Pemeriksaan Tanda Vital
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Denyut nadi : 81 Bpm
• Respiratory rate : 29x/menit
• Temperatur : 36,3˚C
• SPO2: 91%
• Tinggi badan : 157 cm
• Berat badan : 52 kg
Pemeriksaan Inspeksi / Observasi
a. Statis : Terpasang nasal canul 3.5 lpm, Terpasang infus pada tangan kiri, Bentuk dada
barel chest,Tak tampak cyanosis, Postural vertebrae tampak normal
b. Dinamis : Pola napas : cepat, dangkal, teratur, Irama : 1: 2, Dominan menggunakan
apical breathing, Sangkar thoraks asimetris dominan kiri, Menggunakan otot bantu
napas : otot sternocleidomastoideus, Pasien dapat melakukan perubahan posisi dari
tidur ke duduk secara mandiri tidak disertai peningkatan derajat sesak
Palpasi :
• Letak trakea sejajar dengan incisura jugularis
• Mobilitas sangkar thoraks asimetris dominan kiri
• Tak ada nyeri tekan pada sisi bawah proc. Xypoideus
• Tak ada nyeri tekan pada otot bantu napas otot sternocleidomastoideus
• Vocal fremitus : menurun pada seluruh lapang paru sebelah kanan
Joint Test :
Gerak aktif shoulder : Gerak aktif neck :
- Fleksi : Full ROM, tidak ada nyeri - Fleksi : Full ROM, tidak ada nyeri
- Ekstensi : Full ROM, tidak ada - Ekstensi : Full ROM, tidak ada
nyeri nyeri
- Elevasi : Full ROM, tidak ada nyeri - Side fleksi : Full ROM, tidak ada
- Depresi : Full ROM, tidak ada nyeri
nyeri - Rotasi : Full ROM, tidak ada nyeri
- Protraksi : Full ROM, tidak ada
nyeri
- Retraksi : Full ROM, tidak ada
nyeri
- Abduksi : Full ROM, tidak ada
nyeri
Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas
Kemampuan fungsional :
• Pasien mampu merubah posisi dari tidur ke duduk secara mandiri tanpa disertai
peningkatan derajat sesak
• Pasien mampu berjalan dari rawat inap ke toilet ± 25m tanpa disertai peningkatakn
derajat sesak
• Pasien mampu melakukan toiletting tanpa disertai peningkatan derajat sesak
• Pasien mampu merubah posisi dari duduk ke berdiri tanpa disertai peningkatan derajat
sesak
Lingkungan aktivitas :
• Pasien berada dirumah sakit yang dimana lingkungannya mendukung untuk
kesembuhan
Pemeriksaan Spesifik :
• Pemeriksaan borg scale : 4/10
• Auskultasi : Segmen Dextra Sinistra
ICS 2 Bronchovesikuler Bronchovesikuler
ICS 4 Ronchi Bronchovesikuler
ICS 6 Ronchi Bronchovesikuler
• Perkusi :
- Pada lobus kiri terdengar hipersonor di seluruh lapang paru
- Pada lobus kanan terdengar redup di seluruh lapang paru
• Ekspansi sangkar thoraks :
- Axilla : 3 cm
- ICS 4 : 2,5 cm
- Proc Xypoideus : 2,5 cm
• Nyeri dada saat inspirasi dan batuk dengan VDS : 5/10
• Pemeriksaan MMRC - Didapatkan grade 3 = Berhenti untuk mengambil nafas setelah
berjalan ± 100 meter atau setelah beberapa menit
• Derajat nyeri setelah tindakan fungtie pleura pada bekas suntikan dengan VDS : 7/10
• Cairan pleura sebanyak 1700 ml dan berwarna merah cair
UNDERLYING PROCCESS (CLINICAL REASONING)
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Impairment :
- Adanya peningkatan sesak napas
- Adanya peningkatan retensi sputum
- Adanya perubahan pola napas
- Adanya penurunan mobilitas sangkar thoraks
Functional Limitation
- Skala MMRC didapatkan grade 3 : Berhenti untuk mengambil nafas setelah
berjalan ± 100 meter atau setelah beberapa menit
Disability / Participation restriction
- Pasien belum mampu melakukan pekerjaannya sebagai petani dan belum mampu
untuk mengikuti kegiatan sosial di masyarakat karena pasien masih dirawat di
rumah sakit.
PROGRAM FISIOTERAPI
1
Illustration by Smart-Servier Medical Art
Nebulizer 2
Breathing
Control
Mobilisasi 5
Sangkat 3
Pursed Lip
Thorax
Breathing
Sustained 4
Maximal
Inspiration
No Intervensi T0 T1 T2 T3
1. Nebulizer
2. Breathing control
3. Pursed lip breathing
4. Sustained maximal - -
inspiration
- axilla - 3 cm - 2 cm - 3 cm - 3 cm
T1 T2 T3
Terdapat nyeri dada saat pasien batuk dan inspirasi di bawah proc. Xypoideus
T0 T1 T2 T3
Pengukuran nyeri (NRS) 5 5 4 3
HASIL TERAPI AKHIR
Pasien atas nama Tn. P dengan diagnosa Efusi pleura et causa tubercolisis. Setelah
dilakukan tindakan fisioterapi sebanyak 3 kali terjadi perubahan yaitu terjadi peningkatan
derajat sesak napas, saturasi oksigen, heart rate stabil, repiratory rate, penurunan ekspansi
sangkar thoraks, dan aktifitas fungsional.
Terdapat penurunan nyeri di bawah procesus xyphoideus saat batuk dan inspirasi dari
nyeri sedang menjadi nyeri ringan sedangkan nyeri pada area fungtie pleura terdapat
penurunan nyeri dari nyeri berat menjadi nyeri sedang. Intervensi yang diberikan berupa
nebulizer, breathing control, pursed lip brearthing, sustained maximal inspiration, dan
mobilisasi sangkar thoraks
TERIMA KASIH