OLEH:
NININ HANDAYANI
B0323701
CI LAHAN CI INSTITUSI
1. Identitas pasien
Nama : Ny. L. M
Tanggal lahir : 08 Mei 1972
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 11 16 68
2. Diagnose medis
Dyspneu
3. Diagnose keperawatan
Pola nafas tidakefektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru ditandai
dengan mengeluh pasien mengatakan sesak sejak dua hari yang lau
DS : Pasien mengatakan sesak nafas dua hari yang lalu
DO : Tampak terpasang nasal kanul, gelisah, N: 110 x/I, TD : 174/90 mmHg,
RR : 30 x/i,
4. Tindakan keperawatan dan rasional
Pola nafas tidakefektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru ditandai
dengan mengeluh pasien mengatakan sesak sejak dua hari yang lau
Manajemen Jalan Nafas
Observasi
1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
2. Monitor bunyi nafas tambahan (mis: gungling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tift dan chin-lift
2. Posisikan semi fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fioterapi dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
8. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/ hari, jika tidak kontra indikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian karbonkordilator
B. Etiologi
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran
pencernaan atau diberbagai bagian abdomen berupa :
1. Ulkus yang mengalami perforasi
2. Irritable bowel syndrome (gangguan jangka panjang pada sistwm pencernaan
yang umum terjadi)
3. Apendisitis
4. Pankreasitis
5. Batu empedu
C. Manifestasi Klinik
Nyeri abdomen, mual, muntah tidak nafsu makan, lidah dan mukosa bibir
kering, turgor kulit tidak elastis, urin sedikit dan pekat, lemah dan kelelahan (Tanto,
2014).
D. Patofisiologi
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu
bersumber pada : visera abdomen (organ yang ada di abdomen), organ lain di luar
abdomen, lesi pada susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik.
Rasa nyeri pada abdomen berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke
seluruh peritoneum ke ujung saraf, yang lebih dapat meneruskan rasa nyerinya dan
lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom. Telah diketahui pula
bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri
visera, tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum
terlibat. Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa
mual yang merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeriabdomen dapat timbul
karena adanya rangsangan nervus frenikus ( syaraf diafragma), misalnya pada
pneumonia.
Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan timbul didaerah abdomen bagian
atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian bawah
abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak pada saraf
yang tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jarak
syaraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih
menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh serabut
saraf A. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, danberbatas tak jelas serta
sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomenatas (lambung, duodenum,
pankreas, hati, dan sistem empedu), mencapaimedula spinalis pada segmen
torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium. Impuls nyeri yang timbul
dari segmen usus yang meluas dari ligamentum Treitz sampai fleksura hepatika
memasuki segmen torakalis 9 dan 10, dirasakan di sekitar umbilikus. Dari kolon
distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus genetalia perempuan, impuls nyeri
mencapai segmentorakal 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama. Nyeri dirasakan
pada daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalar ke labium atau skrotum.Jika
proses penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkanoleh serabut
aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3. nyeri yan disebabkan oleh
kelainan metabolik sep erti pada keracunan timah, danporfirin belum jelas
patofisiologi dan patogenesisnya. Jadi permasalahan keperawatannya adalah nyeri
dan ketika nyeri muncul akan mengakibatkan pola tidur pasien terganggu
(Nurarif, 2015)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan DL
3. Amylase kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan diagnostic
pankreatitis
4. Hcg (serum) : kehamilan ektopik (kadar hcg dalam serum lebih akurat dari pada
dalam urine)
5. Gas darah arteri : asidosis metabolic (iskemia usus, peritonitis, pankreatitis)
6. Urin
7. EKG : infark miokard
8. Rontgen thorak
9. Rontgen abdomen
10. Ultrasonografi
11. CT scan
12. IVU (urografi intravena)
F. Penatalaksanaan Medis
Menurut Nurarif, 2015 yaitu :
1. Pemberian analgetik
2. Pembedahan