OLEH:
NININ HANDAYANI
B0323701
CI LAHAN CI INSTITUSI
1. Identitas pasien
Nama : Ny. Dilla Syarifa
Tanggal lahir : 31 Oktober 1997
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 11 67 72
2. Diagnose medis
Abdominal Pain
3. Diagnose keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan adanya agen pencedera fisiologis ditandai dengan
mengeluh nyeri, tampak meringis dan gelisah
DS : Pasien mengatakan nyeri pada abdomen kanan bawah
DO : Tampak meringis, gelisah, N: 75 x/I, TD : 125/75 mmHg, RR : 22 x/I,
P : nyeri
Q : seperti ditekan
R : Abdomen kanan bawah
S : 6 (sedang)
T : secara terus menerus
8. Evaluasi
- Obat yang diberikan melalui intravena dengan penusukan melaui selang infus :
nyeri menurun
- Memberikan teknik relaksasi : nyeri menurun
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Nyeri abdomen adalah sensasi subjektif tidak menyenangkan yang terasa di
abdomen. Nyeri perut adalah gejala yang penting dari proses patologis perut akut.
Nyeri abdomen ada dua, yaitu : nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis
1. Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri dengan
onset mendadak dan durasi pendek. Nyeri alih (referred pain) adalah persepsi
nyeri pada suatu daerah yang letaknya jauh dari tempat asal nyeri
Keluhan yang menonjol dari pasien dengan abdomen akut adalah nyeri perut.
Rasa nyeri perut dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan di abdomen atau diluar
abdomen seperti toraks.
2. Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri berl
anjut, baik yang berjalan dalam waktu lama atau berulang/hilang timbul. Nyeri
kronis dapat berhubungan dengan ekserbasi akut (Nurarif, 2015).
B. Etiologi
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran
pencernaan atau diberbagai bagian abdomen berupa :
1. Ulkus yang mengalami perforasi
2. Irritable bowel syndrome (gangguan jangka panjang pada sistwm pencernaan
yang umum terjadi)
3. Apendisitis
4. Pankreasitis
5. Batu empedu
C. Manifestasi Klinik
Nyeri abdomen, mual, muntah tidak nafsu makan, lidah dan mukosa bibir
kering, turgor kulit tidak elastis, urin sedikit dan pekat, lemah dan kelelahan (Tanto,
2014).
D. Patofisiologi
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu
bersumber pada : visera abdomen (organ yang ada di abdomen), organ lain di luar
abdomen, lesi pada susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik.
Rasa nyeri pada abdomen berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke
seluruh peritoneum ke ujung saraf, yang lebih dapat meneruskan rasa nyerinya dan
lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom. Telah diketahui pula
bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri
visera, tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum
terlibat. Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa
mual yang merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeriabdomen dapat timbul
karena adanya rangsangan nervus frenikus ( syaraf diafragma), misalnya pada
pneumonia.
Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan timbul didaerah abdomen bagian
atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian bawah
abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak pada saraf
yang tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jarak
syaraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih
menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh serabut
saraf A. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, danberbatas tak jelas serta
sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomenatas (lambung, duodenum,
pankreas, hati, dan sistem empedu), mencapaimedula spinalis pada segmen
torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium. Impuls nyeri yang timbul
dari segmen usus yang meluas dari ligamentum Treitz sampai fleksura hepatika
memasuki segmen torakalis 9 dan 10, dirasakan di sekitar umbilikus. Dari kolon
distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus genetalia perempuan, impuls nyeri
mencapai segmentorakal 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama. Nyeri dirasakan
pada daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalar ke labium atau skrotum.Jika
proses penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkanoleh serabut
aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3. nyeri yan disebabkan oleh
kelainan metabolik sep erti pada keracunan timah, danporfirin belum jelas
patofisiologi dan patogenesisnya. Jadi permasalahan keperawatannya adalah nyeri
dan ketika nyeri muncul akan mengakibatkan pola tidur pasien terganggu
(Nurarif, 2015)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan DL
3. Amylase kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan diagnostic
pankreatitis
4. Hcg (serum) : kehamilan ektopik (kadar hcg dalam serum lebih akurat dari pada
dalam urine)
5. Gas darah arteri : asidosis metabolic (iskemia usus, peritonitis, pankreatitis)
6. Urin
7. EKG : infark miokard
8. Rontgen thorak
9. Rontgen abdomen
10. Ultrasonografi
11. CT scan
12. IVU (urografi intravena)
F. Penatalaksanaan Medis
Menurut Nurarif, 2015 yaitu :
1. Pemberian analgetik
2. Pembedahan