Oleh :
D. Patofisiologi
Menurut Mansjoer Arif tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara
perlahan-lahan pada traktus urinarius. Pada tahap awal terjadi pembesaran prostat
sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi uretra daerah
prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat.
Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat
detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok yang tampai
(trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika dengan sitoskopi, mukosa vesika
dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan
mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel.
Fase penebalan detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut
detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan
tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang
berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.
Pathways (terlampir)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan
urin.
2. Radiologis
Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct Scanning,
cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan
apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans
abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra Sonografi), selain
untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula
menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi
lain seperti difertikel, tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Wim De Jong,
1997).
3. Prostatektomi Retro Pubis
Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak
dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui
insisi pada anterior kapsula prostat.
4. Prostatektomi Parineal
Yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum.
F. Terapi
1. Non Operatif
a. Pembesaran hormon estrogen & progesteron
b. Massase prostat, anjurkan sering masturbasi
c. Anjurkan tidak minum banyak pada waktu yang pendek
d. Cegah minum obat antikolinergik, antihistamin & dengostan
e. Pemasangan kateter
2. Operatif
Indikasi : terjadi pelebaran kandung kemih dan urine sisa 750 ml
a. TUR (Trans Uretral Resection)
b. STP (Suprobic Transersal Prostatectomy)
c. Retropubic Extravesical Prostatectomy)
d. Prostatectomy Perineal
G. Fokus Pengkajian
1. Pre op
a. Sirkulasi : peningkatan tekanan darah
b. Eliminasi : Distensi VU, nokturia, disuria,hematuri, konstipasi, penurunan
aliran /kekuatan/dorongan aliran urin (menetes)
c. Nutrisi dan cairan : Anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan
d. Nyeri/kenyamanan : Nyeri supra pubis, nyeri punggung bawah
e. Keamanan (demam)
f. Seksualitas : Penurunan kekuatan kontraksi ejakulasi, pembesaran dan nyeri
tekan prostat
g. Penyuluhan dan pembelajaran
h. Riwayat keluarga : kanker, HT, penyakit ginjal, penggunaan anti
hipertensi,antibiotik, alergi obat.
A. Asuhan Keperawatan Pre Operasi
1. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 Ds : Nyeri akut Agen injuri biologis
- P: pasien mengatakan nyeri pada perut
bawah bertambah ketika ingin BAK
dan berkurang ketika BAK selaesai
- Q: nyeri seperti terbakar
- R: regio hipogastrik
- S: skala nyeri 9
- T: hilang timbul
- Do: pasien tampak menahan sakit, urin
sedikit kemerahan, distensi kandung
kemih.
2. Rumusan Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
3. Rencana Pre Operasi
Dx Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan - Tentukan riwayat nyeri, lokasi,
- Memberikan informasi yang
tindakan durasi dan intensitas diperlukan untuk merencanakan
keperawatan asuhan.
diharapkan nyeri - Berikan pengalihan seperti
- Untuk meningkatkan kenyamanan
berkurang dengan reposisi dan aktivitas dengan mengalihkan perhatian klien
criteria hasil: menyenangkan seperti dari rasa nyeri.
- Klien mampu mendengarkan musik atau
-
mengontrol rasa nonton TV
nyeri melalui - Menganjurkan tehnik Meningkatkan kontrol diri atas efek
aktivitas penanganan stress (tehnik samping dengan menurunkan stress
- Melaporkan nyeri relaksasi, visualisasi, dan ansietas
yang dialaminya bimbingan), gembira, dan
- Mengikuti berikan sentuhan therapeutik.
program
pengobatan
-
Mendemontrasikan
tehnik relaksasi dan
pengalihan rasa
nyeri melalui
aktivitas yang
mungkin
dalam rentang normal cairan melalui intra vena- Bernanfaat untuk pemberian
- Tidak terdapat tanda- Monitor perdarahan terapi resusitasi cairan