Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun dalam rangka tugas

Stage Keperawatan Dasar

Disusun Oleh :

APRILIYA MARSYA AGATHA


14420212184

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang
berhubungandengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuhmanusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari
lingkungan hidupnyadan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktifitas penting dalam tubuh sertamengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat
dikatakan sebagai ilmu tentangmakanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dankeseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (Tarwoto danWartonah, 2006). Tubuh memerlukan
makanan untuk mempertahankankelangsungan fungsinya. Kebutuhan nutrisi
ini diperlukan sepanjang kehidupanmanusia, namun jumlah nutrisi yang
diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengankarakteristik, seperti jenis
kelamin, usia, aktivitas, dan lain-lain.
Nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh sertafaktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang
mempengaruhikebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan
metabolisme bassal,faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaanatau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-
ekonomi seperti adanyakemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi. Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan
kebutuhan fital bagi semua makhlukhidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi)
yang buruk bagi tubuh tiga kali sehariselama puluhan tahun akan menjadi
racun yang menyebabkan penyakitdikemudian hariDalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan didalamnya yaitu sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organasesoris, saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usu halus bagian distal.Sedangkan
organ asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan pankreas. Nutrisisangat
bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada
gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit/terkena gizi
burukoleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Angka Kecukupan Nutrisi yang dibutuhkan setiap orang?
2. Bagaimana cara mencukupi kebutuhan Nutrisi?
3. Apa saja kebutuhan konsumsi zat Nutrisi?
4. Bagaimana masalah umum yang berkaitan dengan gangguan
pemenuhan Nutrisi?
5. Apa saja Faktor yang mempengaruhi kebutuhan Nutrisi?
6. Bagaimana prosedur tindakan pemenuhan Nutrisi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui angka kecukupan nutrisi setiap orang.
2. Untuk mengetahui cara untuk mencukupi kebutuhan nutrisi.
3. Untuk mengetahui zat konsumsi kebutuhan Nutrisi.
4. Untuk mengetahui permasalah yang muncul mengenai gangguan
kebutuhan Nutrisi.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan Nutrisi.
6. Untuk mengetahui prosedut tindakan apa saja yang dilakukan
untukmemenuhi kebutuhan Nutrisi dikaitkan dengan Tindakan
Keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah. 2006). Nutrien adalah
suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan
tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta
untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian,
fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas
tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur
berbagai proses kimia dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).

2. Komponen-Komponen Nutrien
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, air, vitamin, dan mineral.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama
diperoleh dari tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat
diklasifikasikan menurut unit atau sakarida. Monosakarida, seperti
glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi unit
gula yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan
maltose dibentuk dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat
dilarutkan dalam air dan dicerna untuk beragam tingkatan (Potter &
Perry, 2006). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup
maka dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup,
sukrosa, tepung, dan sayu-sayuran (Hidayat, 2006).
b. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin
A, D, E, K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak
berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih
banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan,
kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada
daging sapi, kambing dan lainnya (Hidayat, 2006).
c. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang
cukup, penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan serta
sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari
24 asam amino, diantaranya 9 asam amino esensial (yang tidak
dapat dibuat didalam tubuh, sehingga harus didatangkan dari luar)
dan selebihnya asam amino non-esensial (Pudjiadi, 2001)
d. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.
Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan
lemak (lean body mass). Air mempunyai berbagai fungsi dalam
proses vital tubuh, antara lain sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat
gizi, katalisator berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan sendi-
sendi tubuh, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam
benturan (Yuniasatuti, 2008).
e. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan
organisme. Vitamin yang dibutuhkan antara lain vitamin A, B, B2,
B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi, 2001)
f. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam
kelompok mikro yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt,
tembaga, flourin, iodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium,
natriun, sulfur, dan seng. Semuanya harus tersedia dalam jumlah
yang cukup (Hidayat, 2006).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.
a. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada
bayi & remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi
lain,lansia memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat
risiko penyakit jantung korononer, osteoporosis, dan hipertensi.

b. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi
tubuh dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria
menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena
menstruasi,wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan
pria sebelum menopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki
peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.

c. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan
dan status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan
mempersulit mengunyah makanan. Kesulitan menelan (disfagia)
akibat inflamasi tenggorokan yang menyakitkan atau karena
struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk mendapat
nutrisi yang memadai (Kozier, dkk. 2010).
d. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua.
Waktu lahir akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua
tahun dan akan berangsur menurun untuk meningkat lagi pada saat
remaja (Almatsier, 2001)

4. Karakteristik Status Nutrisi


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan
untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Indeks Masa Tubuh =

Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0


Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0-18,5
Normal 18,5-25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
b. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan
berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan
ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan
100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] – [10% (Tinggi
badan – 100)] (Sumber: Repository USU)

B. KONSEP ASPEK LEGAL ETIK KEPERAWATAN


Etik adalah Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai,
standar perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa
yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa
yang merupakan kebajikan dan apa yang merupakan kejahatan, apa yang
dikendaki dan apa yang ditolak.
Nilai Keyakinan (Belief) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek,
perilaku, dll yang menjadi standar dan mempengaruhi prilaku seseorang.
Nilai menggambarkan cita-cita dan harapan- harapan ideal dalam praktik
keperawatan.
Etika Keperawatan adalah Kesepakatan/peraturan tentang penerapan
nilai moral dan keputusan- keputusan yang ditetapkan untuk profesi
keperawatan (Wikipedia, 2008).
Prinsip Etik
1. Respect (Hak untuk dihormati)
2. Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien
3. Autonomy (hak pasien memilih)
4. Hak pasien untuk memilih treatment terbaik untuk dirinya
5. Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien)
Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien/orang lain
dan secara aktif berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan
pasiennya.
6. Non-Maleficence (utamakan-tidak mencederai orang lain) kewajiban
perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera.
7. Prinsip: Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang lain, jangan
menyebabkab nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan membuat
orang lain berdaya dan melukai perasaaan orang lain.
8. Confidentiality (hak kerahasiaan)
Menghargai kerahasiaan terhadap semua informasi tentang pasien/klien
yang dipercayakan pasien kepada perawat.
9. Justice (keadilan)
Kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang. Perkataan adil
sendiri berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah
10. Fidelity (loyalty/ketaatan)
a. Kewajiban untuk setia terhadap kesepakatan dan bertanggungjawab
terhadap kesepakatan yang telah diambil.
b. Era modern, pelayanan kesehatan: Upaya Tim (tanggungjawab tidak
hanya pada satu profesi). 80% kebutuhan pt dipenuhi perawat.
c. Masing-masing profesi memiliki aturan tersendiri yang berlaku.
d. Memiliki keterbatasan peran dan berpraktik dengan menurut aturan
yang disepakati.
11. Veracity (Truthfullness & honesty)
Kewajiban untuk mengatakan
kebenaran.
a. Terkait erat dengan prinsip otonomi, khususnya terkait informed-
consent.
b. Prinsip veracity mengikat pasien dan perawat untuk selalu
mengutarakan kebenaran.
Pemecahan masalah etik
1. Identifikasi masalah etik
2. Kumpulkan fakta-fakta
3. Evaluasi tindakan alternatif dari berbagai perspektif etik.
4. Buat keputusan dan uji cobakan
5. Bertindaklah dan kemudian refleksikan pada keputusan tsb
Aspek Legal dalam Praktik Keperawatan
Tercantum dalam:
1. UU No. 23 tahun 1992 ttg Kesehatan
2. PP No. 32 tahun 1996 ttg Tenaga Kesehatan
3. Kepmenkes No. 1239 tahuun 2001 ttg Registrasi dan Praktik
Perawat
Area Overlapping (Etik Hukum)
1. Hak-hak pasien :
Hak untuk diinformasikan
Hak untuk didengarkan
Hak untuk memilih
Hak untuk diselamatkan
2. Informed-consent
Informed consent adalah dokumen yang legal dalam pemberian
persetujuan prosedur tindakan medik dan atau invasif, bertujuan
untuk perlindungan terhadap tenaga medik jika terjadi sesuatu yang
tidak diharapakan yang diakibatkan oleh tindakan tersebut. Selain
itu dapat melindungi pasien terhadap intervensi/tindakan yang akan
dilakukan kepadanya.
3. Dasar-dasar Informed consent UU N0 23/1992 tentang kesehatan
Pasal 53 ayat ( 2) dan Peraturan Menteri Kesehatan RI NO 585
tentang persetujuan tindakan medik.
4. Akuntabilitas Legal
a. Aturan legal yang mengatur praktik perawat
b. Pedoman untuk menghindari malpraktik dan tuntutan
malpraktik
c. Hubungan perawat- Dokter/keluarga/institusi pelayanan kesehatan.

Potensial Area Tuntutan


1. Malpraktik
Kelalaian bertindak yang dilakukan seseorang terkait
profesi/pekerjaannya yang membutuhkan ketrampilan profesional
dan tehnikal yang tinggi
2. Dokumentasi
Medical Record adalah dokumen legal dan dapat digunakan di
pengadilan sebagai bukti.
3. Informed consent
Persetujuan yang dibuat oleh klien untuk menerima serangkaian
prosedur sesudah diberikan informasi yang lengkap termasuk resiko
pengobatan dan fakta-fakta yang berkaitan dengan itu, telah
dijelaskan oleh dokter
4. Accident and Incident report
Incident Report laporan terjadinya suatu insiden atau kecelakaan

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Fokus
a. Riwayat keperawatan dan diet.
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa
lama periode waktunya ?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti
luka bakar dan demam ?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu ?
b. Faktor yang memengaruhi diet
1) Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi.
4) Faktor psikologis
5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare,
pembesaran liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-
patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak
ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antopometri:
a) Berat badan ideal: (TB-100) ± 10%

b) BMI (Body Mass Index):


c) Lingkar pergelangan tangan
d) Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal wanita: 28,5 cm
Pria: 28,3 cm
e) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal wanita: 16,5-18 cm
Pria: 12,5-16,5 cm
d. Laboratorium
1) Albumin (N: 4-5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 -25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10-20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6-1,3 mg/100 ml,
wanita: 0,5-1,0 mg/100 ml)
(Tarwoto & Wartonah, 2006)

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan me
tabolik
Batasan Karakteristik:
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah
8) Kelemahan otot untuk menelan
9) Kerapuhan kapiler
10) Kesalahan informasi
11) Kesalahan persepsi
12) Ketidakmampuan memakan makanan
13) Kram abdomen
14) Kurang informasi
15) Kurang minat pada makanan
16) Membran mukosa pucat
17) Nyeri abdomen
18) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
19) Sariawan rongga mulut
20) Tonus otot menurun
Faktor yang berhubungan:
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Gangguan psikososial
4) Ketidakmampuan makan
5) Ketidakmampuan mencerna makanan
6) Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
7) Kurang asupan makanan
(NANDA International,
2015)

b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


Definisi: Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakterisitik:
1) Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm
untuk pria
2) BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka
tubuh ideal
3) Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial,
sepanjang hari)
4) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan
(misalnya: memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain)
5) Tingkat aktivitas yang menetap
6) Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam
Faktor yang berhubungan:
Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan
metabolisme tubuh.
(NANDA International, 2010)
3. Rencana Keperawatan’
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang diharapkan:
1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2) Peningkatan status nutrisi
(Tarwoto & Wartonah, 2006)

Intervensi Rasional
Tingkatkan intake makanan Cara khusus untuk
melalui: meningkatkan nafsu
1. Mengurangi gangguan dari makan
lingkungan seperti berisik,
dan lain-lain.
2. Jaga privasi pasien
3. Jaga kebersihan
ruangan (barang-barang
seperti sputum pot,
urinal tidak berada
dekat dengan tempat
tidur)
4. Berikan obat sebelum
makan jika ada indikasi
Jaga kebersihan mulut pasien Mulut yang bersih

meningkatkan nafsu makan

Bantu pasien makan jika tidak Membantu pasien makan


mampu
Sajikan makanan yang mudah Meningkatkan selera
dicerna, dalam keadaan makan dan intake makan
hangat, tertutup, dan berikan
sedikit-
sedikit tapi sering
Selingi makan dengan minum Memudahkan makanan
masuk
Hindari makanan yang banyak Mengurangi rasa nyaman
mengandung gas
Ukur intake makanan dan Observasi kebutuhan nutrisi
timbang berat badan
Lakukan latihan pasif dan aktif Menambah nafsu makan
Kaji tanda vital, sensori, bising Membantu mengkaji keadaan
usus pasien
Monitor hasil lab, seperti Monitor status nutrisi
glukosa, elektrolit, albumin,
hemoglobin, kolaborasi
dengan
dokter

b. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh


Kriteria Hasil:
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang
terkontrol
2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
Intervensi Rasional
Lakukan pengkajian Informasi dasar untuk
kembali pola makan pasien perencanaan awal
dan validasi data
Diskusikan dengan pasien Membantu mencapai tujuan
dengan kelebihan makan
Diskusikan motivasi untuk Membantu memecahkan
menurunkan berat badan masalah
Kolaborasi dengan ahli diet Menentukan makanan yang
yang tepat sesuai dengan pasien
Ukur intake makanan dalam 24 Mengetahui jumlah kalori
jam yang masuk
Buat program latihan untuk Meningkatkan kebutuhan
olahraga energi
Hindari makanan yang banyak Makanan berlemak banyak
mengandung lemak menghasilkan energi
Berikan pengetahuan kesehatan Memberikan informasi
tentang: dan mengurangi
1. Program diet yang benar komplikasi
2. Akibat yang mungkin
timbul akibat
kelebihan berat badan
Mind Mapping GEA

PENATALAKSAAN MANIFESTASI KLINIK


PENCEGAHAN Rehidrasi Muntah
Cuci tangan dengan sabun Diet Badan lemah/lesu
Rebus air hingga mendidih Obat anti diare, antimikroba, antiparasit, absorbsi, antimuntah
Mata cekung
Biasakan BAB ke WC Nyeri abdomen
Tutup makanan rapat-rapat Demam
Jagalah kebersihan Tidak nafsu makan
Muka pucat
Bibir kering
Kaki dan tangan dingin
GASTROENTERITIS AKUT (GEA) Tinja yang sering
ETIOLOGI INFEKSI
Dehhidrasi
1.Infeksi virus, infeksi bakteri dan parasit
Gelisah
NON INFEKSI
Imunodefisiensi
Malabsorbsi Karbohidrat (Disakarida dan monosakrida), lemak, dan protein
Psikologis (Rasa takut dan cemas) KOMPLIKASI
Keracunan Dehidrasi Ringan, sedang atau berat
Kejang
Malnutrisi
Renjatan hipovolemik
Hipokalemia (Dibawah 3,0 mEq/liter)
Hipoglikemia

Tingkat Dehidrasi
Tanpa Dehidrasi PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan tinja
Dehidrasi ringan/sedang (Kehilangan cairan 2-5% atau 5-8% dari BB, turgor kulit kurang elastis)
Dehidrasi Berat (Kehilangan cairan 8-10% dari BB, kesadaran menurun, apatis sampai koma,Darah
otot :kaku
darahsampai
perifersianosis.
lengkap, analisa gas darah da elektrolit
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin
ELISA

DEFINISI
Inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh bakteri virus dan patogen klinik.

Mansjoer, A. 2009. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, jilid 2. Media Aescul apius. Jakarta
Pathway
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.

NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi


2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Repository USU. Chapter II.pdf

Anda mungkin juga menyukai