TINJAUAN PUSTAKA
A. Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muaris. H,
2012). Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), balita adalah istilah
umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat
usia balita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara
dan berjalan sudah bertambah baik, namun kemampuan lain masih terbatas.
pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya.
Anak balita ini justu merupakan kelompok umur yang paling sering menderita
akibat kekurangan zat gizi karena masih dalam taraf perkembangan dan kualitas
untuk penyakit kurang energi protein (KEP) dan defisiensi vitamin A serta
anemia defesiensi Fe.Kelompok umur ini sulit dijangkau oleh berbagaaai upaya
kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan laiinnya, karena tidak dapat datang
1. Pengertian Gizi
keadaan sehat dan baik secara fisik atau mental. Serta mampu
prosesnya secara alamiah dengan kesan tubuh yang sehat (Marmi, 2013).
keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang
dan lainnya) (Suyanto, 2009). Status gizi dapat pula diartikan sebagai
energi yang masuk dan yang dikeluarkan oleh tubuh (Marmi, 2013).
a. Energi
b. Protein
lemak esensial dan nutrien yang larut dalam lemak, serta terjadinya
tak jenuh tak tunggal (minyak olive), asam lemak tak jenuh ganda
d. Karbohidrat
e. Serat
pengeluaran dari tubuh. Sumber yang baik dari diet adalah, produk
f. Mineral
zat besi, dan seng, khususnya penting pada masa pertumbuhan dan
vitamin A yang baik adalah, karoten (sayur daun hijau tua, buah dan
A dan susu.
remaja usia 11-14 tahun pada laki-laki, dan 60 mg/hari untuk usia
buahan segar seperti jeruk, tomat, kentang, sayur hijau tua dan
baik.
(Soetjiningsih, 2004).
3. Klasifikasi dan Indikator Status Gizi
a. Gizi Baik
Status gizi baik yaitu keadaan dimana asupan zat gizi sesuai
b. Gizi Kurang
seseorang, status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh
setinggi mungkin.
Gizi kurang merupakan suatu keadaan yang terjadi akibat
yang kurang mengenai gizi dan perilaku belum sadar akan status
c. Gizi Lebih
2004).
(Suyono, 2012).
4. Kelompok Rentan Masa Gizi
2004) :
menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi
a. Penilaian Langsung
1) Antropometri
tertentu
kelemahan yaitu :
a) Tidak sensitif
pengukuran antropometri.
jaringan.
pengukuran.
Malang, 2010).
3) Metode telpon
b) Metode Kuantitatif
umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar dada, lingkar
satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur dan
tingkat gizi.
terdiri dari :
a. Berat Badan
meningkat, dan protein otot menurun. Berat badan adalah salah satu
besar badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari
berat badan dan catat berat badan yang didapat dengan teliti.
status gizi akut atau kronis, berat badan dapat berkualitas, sangat
(Supariasa, 2012).
dibaca.
b. Tinggi Badan
(Supariasa, 2012).
dengan paku pada dinding yang harus datar setinggi 2 meter. Angka
0 (nol) pada lantai yang datar rata, sepatu atau sandal dilepas,
dinding, baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam
status gizi masa lalu, ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah
adalah tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun,
saat ini (saat diukur) karena mudah berubah. Untuk anak pada
pada masa balita adalah sama dengan seperti pada masa sudah
(Beaton dan Bengoa, 2004). Oleh karena itu, indeks TB/U selain
masyarakat.
indikator yang baik untuk menanyakan status gizi saat ini, terlebih
bila data umur akurat sulit diperoleh, oleh karena itu indeks BB/TB
Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Berdasarkan Indeks
Kategori Status Ambang Batas (Z-
Indeks
Gizi score)
Sumber:
Gizi Buruk < - 3 SD
(WHO-NCHS) Berat Badan - 3 SD sampai dengan –
Gizi Kurang
Menurut Umur 2 SD
2010.
(BB/U) Anak - 2 SD sampai dengan 2
Gizi Baik
Umur 0-60 Bulan SD
Gizi Lebih > 2 SD
Panjang Badan Sangat Pendek < - 3 SD
Menurut Umur - 3 SD sampai dengan –
Pendek
(PB/U) atau 2 SD
Tinggi Badan - 2 SD sampai dengan 2
Menurut Umur Normal
SD
(TB/U) Anak
Tinggi > 2 SD
C. Umur 0-60 Bulan
Berat Badan Sangat Kurus < - 3 SD
Faktor Menurut Panjang - 3 SD sampai dengan –
Kurus
Badan (BB/PB) 2 SD
atau Berat Badan - 2 SD sampai dengan 2
Menurut Tinggi Normal
SD
Badan (BB/TB)
Anak Umur 0-60 Gemuk > 2 SD
Bulan
Sangat Kurus < - 3 SD
Indeks Massa
- 3 SD sampai dengan –
Tubuh Menurut Kurus
2 SD
Umur (IMT/U)
- 2 SD sampai dengan 2
Anam Umur 0-5 Normal
SD
tahun
Gemuk > 2 SD
Sangat Kurus < - 3 SD
- 3 SD sampai dengan –
Indeks Massa Kurus
2 SD
Tubuh Menurut
- 2 SD sampai dengan 2
Umur (IMT/U) Normal
SD
Anam Umur 5-18
- 1 SD sampai dengan 2
tahun Gemuk
SD
Obesitas > 2 SD
1. Asupan makan
Asupan makanan merupakan faktor utama untuk memenuhi
a. Asupan Energi
b. Asupan Karbohidrat
Sumber energi terbesar tubuh adalah karbohidrat yang
(Irianto, 2007).
glikogen dalam hati dan jaringan otot dan sebagian diubah menjadi
c. Asupan Lemak
densitas energi lebih tinggi dibandingkan zat gizi makro lain. Satu
gizi secara langsung. Konsumsi yang kurang dari makanan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas akan memberikan kondisi keadaan gizi yang
2. Penyakit Infeksi
a. PengertianPenyakit Infeksi
2) TBC (Tuberculosis)
3) HIV / AIDS
alveoli.
5) Diare
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau
buang air besar encer lebih dari 3 kali/hari. Buang air besar
encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare akut adalah
dalam beberapa jam atau hari. Diare akut yaitu diare yang
6) Malaria
dan ginjal.
7) Tetanus
saraf pusat dan sistem saraf autonom dan tidak pada sistem
3. Ketersediaan Pangan
adalah bahan makanan yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
kondisi ketika semua orang pada segala waktu secara fisik, sosial
dan ekonomi memilki akses pada pangan yang cukup, aman dan
2018).
(WNPG, 2018).
sungai
mesin pertanian
kemitraan.
lahan pertanian
2) Mengembangkan cadangan pangan
Pangan Pasal 5
pangan).
(PMTAS)
local
Tanziha (2005) dapat diukur melalui tingkat ketidak cukupan energi yang
70% dan tidak disertai penurunan berat badan, bila tingkat kecukupan
<4 kali sebulan dan konsumsi telur <4 kali seminggu dapat dimasukkan
dalam ketegori sebagai orang miskin. Rupanya secara sosial ikan asin
35 – 40%.
Akibat yang terjadi bila status gizi tidak didukung oleh ketersediaan
tangga tidak ada pangan atau makanan untuk dimakan adalah kelaparan.
Kelaparan adalah Rasa “tidak enak” dan sakit akibat kurang atau
tidak makan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja diluar
Kennedy, 2002).
dari pola konsumsi dan ketersediaan pangan yang ada. Kelompok Gizi
memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik. Pada kelompok gizi kurang ini
biasanya didominasi oleh masyarakat dengan pendapatan golongan
terpenuhi.
2) Tingkat Pendapatan
perikanan)
a. Pengertian
Pola asuh tersusun atas dua kata yaitu pola dan asuh. Pola
(Habibi, 2015).
Pola asuh yang baik dapat mendorong orang tua dan anak
terjalin kepercayaan dan kedekatan antara orang tua dan anak. Salah
sesuai dengan usia balita, kepekaan seorang ibu saat anak ingin
Makanan
anak harus memperoleh yang terbaik agar dapat tumbuh sesuai dengan
tidak cukup dengan memberinya makan, asal memilih menu makanan dan
apa saja yang diberikan ibunya. Sekalipun yang ditelannya itu tidak
cukup dan kurang bergizi. Demikian pula sampai anak sudah mulai
disapih. Anak tidak tahu mana makanan terbaik dan mana makanan yang
Wanita yang bekerja di luar rumah biasanya dalam hal menyusun menu
lainnya yang biasanya adalah nenek, saudara perempuan atau anak yang
sudah besar bahkan orang lain yang diberi tugas untuk mengasuh anaknya
(Sunarti, 1989).
c. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping Pada Anak
ASI dirangsang oleh isapan bayi dan keadaan ibu yang tenang.Disamping
itu perlu diperhatikan kesehatan ibu pada umumnya, status gizi dan
setiap saat terutama ASI eksklusif (As’ad, 2002). ASI eksklusif adalah
bayi yang diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur, biskuit dan tim. Pemberian ASI secara
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun
(Roesli, 2000).
5. Kesehatan lingkungan
2000) :
(Soetjiningsih, 1995).
terhadap penyakit.
1990).
c. Sanitasi
1) Pengertian sanitasi
2006).
bidang air bersih, ahli kimia, ahli biologi, ahli teknik dan
2007).
1986).
hidup manusia.
air.
f) Hygiene makanan.
h) Pengendalian radiasi.
j) Pengendalian kebisingan.
k) Perumahan dan pemukiman, terutama aspek kesehatan
dan darat.
n) Pencegahan kecelakaan.
gangguan kesehatan.
1986).
3) Sanitasi dasar
masyarakat.
Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per
beracun.
2002).
5) Pengelolaan sampah
sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang
pembakaran (incenerator).
(Kusnoputranto, 2000):
baik.
- Irigasi (irrigation)
tanaman.
2012):
dan lain-lain).
musim.
b. Sumber Pendapatan Keluarga
Tsao, 2009).
c. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita
pertama pada kondisi yang umum. Hal ini harus mendapat perhatian
Salomon, 2006).
Dalam penelitian I. Ozguven, Ersoy, A.Y. Ozguven, & Erbay
7. Pengetahuan ibu
a. Pengertian Pengetahuan
b. Tingkatan Pengetahuan
1) Tahu (Know)
diterima.
2) Memahami (Comprehension)
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
3) Ekonomi
kebutuhan sekunder.
4) Hubungan Sosial
5) Pengalaman
perkembangannya.
1) Cara Tradisional
pengetahuan.
lalu.
kategori, yaitu :
dengan lingkungannya.
disuapi, makan dengan duduk dalam satu meja sejak dini, dan
(Judarwanto, 2004).
a) Penyusunan Menu
(Karyadi,E.dan Kolopaking,R.,2007).
Dalam praktek, keanekaragaman bahan
anak.
Besar porsi makanan setiap kali makan harus
b) Pengolahan
digoreng.
c) Penyajian
2016).
Balita
(Kusumawati, 2004).
balitanya.
4) Pendidikan
bahan pangan.
dengan jalan dinilai dengan uang atas dasar harga saat itu
2007 naik 17% menjadi US$ 1.946 atau sekitar 17,9 juta
rupiah.
6) Besar Keluarga
7) Kebiasaan Makan
waktu dari pagi sampai sore di tempat kerja sudah tentu tidak
dengan benar maka hal itu akan terbawa hingga anak dewasa.
Sp
𝑁= × 100 %
Sm
Keterangan:
9) Perilaku
a) Pengertian
Dewi, 2010).
(Notoatmodjo,2003):
c) Bentuk Perilaku
pengetahuan.
- Bentuk Aktif yaitu apabila perilaku tersebut jelas
d) Perilaku Kesehatan
2003).
a. Pengertian
b. Tujuan PHBS
c. Manfaat PHBS
1) Bagi rumah tangga: semua anggota keluarga menjadi sehat
dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas dan
d. Sasaran PHBS
dalam:
PKK3.
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan dimasyarakat.
rumah singgahan.
yakni:
matahari langsung.
4) Lubang asap dapur lebih besar 10% dari luas tanah lantai.
rumah.
dibuang setiap hari pada sampah besar yang akan dibawa oleh
Asupan makanan
Penyakit infeksi
Ketersediaan pangan
Kesehatan lingkungan
Tingkat pendapatan
Pengetahuan ibu
Nama
No. Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel
1. Status Gizi Status gizi yaitu Antropometri Timbangan BB/U : Ordinal
ekspresi dari dan Gizi Buruk :
keadaan microtoa <-3 SD
keseimbangan Gizi Kurang :
asupan makanan -3SD sampai
balita dalam <-2SD
bentuk indeks Gizi Baik:-2SD
BB/U, TB/U, sampai 2SD
BB/TB. Gizi Lebih :
>2SD
TB/U :
Sangat Pendek:
<-3SD
Pendek : -3SD
sampai -2SD
Normal : -2SD
sampai 2SD
Tinggi : >2SD
BB/TB :
Sangat Kurus :
<-3SD
Kurus : -3SD
sampai <-2SD
Normal : -2SD
sampai 2SD
Gemuk : >2SD
2 Asupan Asupan makanan Recall 24 jam Form recall Baik : 100 % Ordinal
Makanan adalah konsumsi 24 jam AKG
makan balita Sedang : 80-99%
dalam satu hari AKG
yang meliputi Kurang : 70-80 %
asupan zat gizi AKG
energi, protein, Deficit : < 70%
vitamin A, Fe. AKG
3. Penyakit Merupakan memeriksa Wawancara “Ya” apabila Ordinal
Infeksi penyakit yang catatan di menderita infeksi 3
disebabkan oleh buku KIA bulan terakhir.
masuknya bibit “ Tidak “ apabila
penyakit pada tidak menderita
balita dalam 3 infeksi 3 bulan
bulan terakhir. terakhir.
Nama
No. Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel
4. Ketersediaa Kondisi Pencatatan Formulir Baik : ≥ 100% Ordinal
n Pangan terpenuhinya makanan Food AKG
pangan bagi (food Account Sedang :80–
rumah tangga account) 99% AKG
yang tercermin Kurang: 70–
dari ketersediaan 80% AKG
yang cukup, baik Defisit : < 70%
dalam jumlah AKG
maupun mutunya,
aman, merata dan
terjangkau yang
dikumpulkan
selama 3 hari.
5. Pola Asuh Suatu tindakan Wawancara Kuesioner Baik = 76-100% Ordinal
ibu dalam
mengasuh dan Sedang = 56-
merawat balita 75%
meliputi
pemberian makan Kurang = 40-
dan perawatan 55%
kesehatan.
6. Kesehatan Kesehatan Wawancara Kuesioner 1. Baik yaitu hasil Ordinal
Lingkungan lingkungan adalah persentasi :
kondisi kesehatan >80%
lingkungan 2. Cukup yaitu
keluarga yang hasil persentasi
meliputi : 60-80%
penyediaan air 3. Kurang yaitu
bersih, hasil skor :
pembuangan <60%
kotoran manusia,
pengelolaan
sampah, dan
pengelolaan air
limbah.
7. Pendapatan Pendapatan wawancara kuesioner a. Pendapatan Nominal
keluarga Keluarga adalah tinggi :≥Rp
jumlah 2.454.000.
pendapatan tetap b. Pendapatan
dan sampingan rendah :< Rp
dari kepala 2.454.000.
keluarga, ibu, dan (UMP Kalsel,
anggota keluarga 2018)
lain dalam 1
bulan.
Nama
No. Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel
8. Tingkat Hasil dari wawancara kuesioner Kategori: Ordinal
pengetahuan pemahaman ibu a. Baik: 76-100%
ibu tentang cara b. Cukup: 56-75%
pengolahan c. Kurang: < 55%
makanan, sumber
zat gizi, dan cara
pemberian makan
anak.
9. PHBS PHBS adalah Wawancara Kuesioner Kategori : Nominal
(perilakuhid perilaku keluarga BerPHBS : 100
up bersih dalam tidak BerPHBS :
dan sehat) menjalankan <100
hidup bersih dan
sehat yang
meliputi 10
indikator PHBS.