Nama kelompok:
1. Auliya Putri Arlynda J310150060
2. Dinda Agil Swastika J310150127
3. Afifah Asy Syahidah J310150135
4. Kupita Debi Yensi J310150143
5. Chusnul Dwi Nuur Ariffah J310150051
Salah satu ciri kependudukan abad tahun 21 adalah meninkatnya pertumbuhan lansia yang
sangat cepat. Pada tahun 2000 jumlah penduduk lansia di seluruh dunia mencapai 426 juta atau
sekitar 6,8% total populasi dan pada tahun 2029 diperkirakan akan meningkat hingga 828 lansia
atau sekitar 9,7% dari total populasi. Menurut UU No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang
kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas. Pada usia tersebut kemampuan yang dimiliki pun berkurang dan hamper
semua organ dalam tubuh kehilangan fungsinya kira-kira 1 % setiap tahun mulai dari usia 30
tahun (HS, Ibrahim, 2012).
Menurut ahli gerontology dan geriatric diperkirakan 30-50% factor gizi berperan penting
dalam mecapai dan mempertahankan kesehatan usia lanjut yang optimal. Kebutuhan unsur gizi
tertentu pada lansia mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh terjadinya proses degradasi
(perusakan) yang terjadi sangat cepat. Lansia merupakan salah satu kelompok yang rawan
menderita permasalahan gizi. Kekurangan gizi dapat diakibatkan oleh penurunan selera makan,
penurunan sensitivitas indra perasa dan penciuman akibat meningkatnya usia. Sedangkan
kelebihan gizi dapat disebabkan oleh perubahan gaya hidup serta kadar lemak yang banyak (HS,
Ibrahim, 2012).
Kebutuhan gizi individu dipengaruhi juga oleh pola konsumsi dan infeksi. Sedangkan
didalam tubuh seorang lansia terdapat interaksi sinergis antara gizi dan infeksi yang disebabkan
oleh beberapa factor diantaranya berkurangnya konsumsi makan karena nafsu makan yang
berkurang, penurunan zat gizi, diare, dan meningkatnya kebutuhan karena status fisiologi (HS,
Ibrahim, 2012).
Bagi usia lanjut pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu
dalam proses beradaptasi atau penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya.
Selain itu juga dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat
memperpanjang usia. Semua proses pertumbuhan memerlukan zat gizi yang terkandung dalam
makanan. Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para lanjut usia. Orang yang berusia 70
tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat berusia 50 tahun, namun nafsu makan mereka
cenderung terus menurun. Oleh karena itu diperlukannya upaya konsumsi makanan penuh gizi
(Batubara, dkk, 2012).
BAB II
ISI
1. Kebutuhan gizi pada lanjut usia bersifat spesifik, karena terjadinya perubahan proses
fisiologi dan psikososial sebagai akibat proses menua.
2. AKG dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu usia, jenis kelamin, berat badan (BB), aktivitas
fisik dan keadaan fisiologis seperti hamil atau menyusui.
3. Faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia adalah usia, jenis kelamin,
aktivitas fisik, postur tubuh, iklim/suhu udara, kondisi kesehatan (stress fisik dan
psikososial), dan lingkungan.
4. Gizi seimbang pada lansia terdiri dari 7 prinsip, yaitu makanan yang beragam, memenuhi
kebutuhan energy, batasi konsumsi lemak dan minyak, mengkonsumsi makanan sumber zat
besi, biasakan sarapan pagi, minum air bersih dan aman dalam jumlah yang cukup, lakukan
aktivitas fizik dan olahraga secara teratur, serta tidak minum alcohol dan membaca label
makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, Maulida Br; Nasution, Ernawati; dan Aritonang, Evawany Y. 2012. Gambaran
Perilaku Konsumsi Pangan dan Status Gizi Lanjut Usia di Kelurahan pecan Tanjung
Pura Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012. Dapartemen Gizi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU: Sumatra Utara
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga: Jakarta.
HS, Ibrahim. 2012. Hubungan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Dengan
Status Gizi Lanjut Usia Di UPTD Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang Banda Aceh.
Ilmu Keperawatan Jiwa dan Komunitas PSIK-FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh:
Banda Aceh.
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. ISBN: 978-602-235-039-2.
Kementrian Kesehatan RI: Jakarta.