Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseo
rang yang mengalami kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan horm
on insulin secara absolut atau relatif (Almatsier, 2004). Menurut Perkeni
(2015) diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik denga
n karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, k
erja insulin atau kedua-duanya. Sedangkan menurut Depkes (2014) diab
etes mellitus adalah penyakit menahun yang disebabkan pankreas tidak d
apat memproduksi insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunak
an insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang men
gatur keseimbangan gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsentra
si glukosa didalam darah (hiperglikemia).
Menurut Riskesdas (2018) di Indonesia terdapat sebanyak 2% pe
nduduk dengan umur ≥15 tahun dengan diagnosis medis diabetes mellitu
s. Penderita diabetes mellitus paling banyak adalah usia 55 – 64 tahun de
ngan persentase sebanyak 6,3%. Sedangkan sebaran penderita lebih ba
nyak adalah penduduk perkotaan dibanding pedesaan, yaitu sebanyak 1,
9% diperkotaan dan 1% dipedesaan. Penderita lebih banyak pada jenis k
elamin perempuan sebanyak 1,8% dan laki – laki 1,2%. Sedangkan menu
rut Perkeni tahun 2015 terdapat 8,5% penderita diabetes mellitus di Indon
esia, hal ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebanyak 6
9% penduduk Indonesia yang menderita diabetes mellitus.
Febris atau demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh
diatas normal, yaitu diatas 38°C. Pada prinsipnya demam dapat
menguntungkan dan dapat pula merugikan. Pada tingkat tertentu demam
merupakan bagian dari pertahanan tubuh yang bermanfaat karena timbul
dan menetap sebagai respon terhadap suatu penyakit, namun suhu tubuh
yang terlalu tinggi juga akan berbahaya (Tjahjadi, 2007).
Pada dasarnya terdapat dua kondisi demam yang memerlukan
pengelolaan yang berbeda. Pertama adalah demam yang tidak boleh
terlalu cepat diturunkan karena merupakan respon terhadap infeksi ringan
yang bersifat self limited. Kedua adalah demam yang membutuhkan
pengelolaan segera karena merupakan tanda infeksi serius dan
mengancam jiwa seperti pneumonia, meningitis, dan sepsis. Penyebab
demam menurut Valita (2008) yaitu demam yang berhubungan dengan
infeksi sekitar 29-52% sedangkan 11-20% dengan keganasan, 4%
dengan penyakit metabolik dan 11-12% dengan penyakit lain. Penyebab
demam terbanyak di Indonesia adalah penyakit infeksi, dimana penyakit
infeksi menjadi penyebab demam sebesar 80%, yaitu infeksi saluran
kemih, demam tifoid, bakteremia, tuberkulosis serta otitis media.
Abdominal pain atau nyeri abdomen merupakan salah satu
keluhan yang sangat sering menyebabkan seseorang dibawa berobat ke
dokter. Secara umum, sakit perut yang berlangsung akut lebih sering
dihubungkan dengan kelainan organik, sedangkan sakit perut yang
berlangsung kronis atau berulang lebih merupakan suatu kelainan
fungsional. Walaupun demikian tidak jarang ditemukan keadaan yang
sebaliknya; sakit perut berulang sebagai manifestasi klinis dari suatu
kelainan organik, sedangkan sakit perut akut merupakan suatu episode
awal dari rangkaian sakit perut berulang sebagai akibat kelainan
fungsional (Hegar, 2003).
Nyeri abdomen merupakan keluhan umum pasien di sebagian
besar pusat pelayanan kesehatan. Penanganan nyeri abdomen yang
efektif adalah dengan melakukan penilaian nyeri secara akurat dengan
menggunakan pengukuran yang dapat dipercaya dan valid diantaranya
adalah pengukuran intensitas nyeri dan penilaian prilaku nyeri (Hugueta,
et al., 2010).
Penatalaksaan diet pada pasien diabetes mellitus diperlukan
karena diabetes mellitus merupakan penyakit metabolis yang bersifat
kronis dengan karakteristik hiperglikemia. Berbagai komplikasi juga dapat
timbul jika kadar gula darah tidak terkontrol seperti neuropati, hipertensi,
jantung koroner, retinopati, nefropati dan gangren (Perkeni, 2015).
Asuhan gizi merupakan sarana dalam upaya pemenuhan zat gizi
pasien. Tujuan utama asuhan gizi adalah untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi pasien secara optimal berupa pemberian makanan pada pasien
yang di rawat jalan maupun konseling gizi pada pasien rawat jalan
(PGRS, 2013). Studi kasus merupakan salah satu kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan seorang calon ahli gizi dalam melakukan asuhan gizi pasien
rawat inap.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan
penatalaksanaan asuhan gizi pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II
dengan febris dan abdominal pain di Bangsal Cempaka Atas Kamar 4
bed 5 RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan manajemen asuhan gizi klinik pada pasien
Diabetes Mellitus Tipe II dengan Febris dan Abdominal Pain di
Bangsal Cempaka Atas 4.5 RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan skrining gizi pada pasien Diabetes Mellitus Tip
e II dengan Febris dan Abdominal Pain di Bangsal Cempaka Atas
4.5 RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo
b. Mampu melakukan assessment gizi pada pasien Diabetes Mellitus
Tipe II dengan Febris dan Abdominal Pain di Bangsal Cempaka
Atas 4.5 RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo
c. Mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien Diabetes Mellitus
Tipe II dengan Febris dan Abdominal Pain di Bangsal Cempaka
Atas 4.5 RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo
d. Mampu membuat perencanaan dan intervensi gizi pada pasien
Diabetes Mellitus Tipe II dengan Febris dan Abdominal Pain di
Bangsal Cempaka Atas 4.5 RSUD Ir. Soekarno Kabupaten
Sukoharjo
e. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pada pasien Diabetes
Mellitus Tipe II dengan Febris dan Abdominal Pain di Bangsal
Cempaka Atas 4.5 RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo
f. Mampu melakukan konseling gizi pada pasien Diabetes Mellitus Ti
pe II dengan Febris dan Abdominal Pain di Bangsal Cempaka
Atas 4.5 RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo
C. WAKTU DAN TEMPAT
Pelaksanaan studi kasus berlangsung selama 3 hari yaitu pada
tanggal 21 April sampai dengan 23 April 2019 yang dilaksanakan di
bangsal Cempaka Atas 4.5 RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo

D. JENIS DATA DAN CARA PENGUMPULAN


1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer yang dikumpulkan meliputi data hasil skrining
pasien, antropometri, riwayat makan serta data asupan makan
pasien.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data pemeriksaan fisik
dan klinik, pemeriksaan biokimia, pemeriksaan penunjang, serta
terapi medis.

2. Cara Pengumpulan Data


a. Data Primer
Data primer didapatkan dengan melakukan wawancara serta mel
akukan pengukuran antropometri dengan alat bantu metline
b. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari status (Rekam Medik) pasien, se
perti data biokimia, data klinis/fisik, dan data obat yang diberikan
kepada pasien.
E. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan secara langsung ilmu yang tel
ah dipelajari selama masa perkuliahan
b. Mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan diet pada pasien D
iabetes Mellitus Tipe II dengan Febris dan Abdominal Pain di Bang
sal Cempaka Atas 4.5 RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo
c. Mahasiswa dapat melakukan penatalaksanaan diet pada pasien D
iabetes Mellitus Tipe II dengan Febris dan Abdominal Pain di Bang
sal Cempaka Atas 4.5 RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo
2. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien
a. Pasien dan keluarga pasien mendapatkan pengetahuan dalam
pemberian makan yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan
pasien
b. Pasien dan keluarga pasien mengetahui pemberian makan agar
tidak memperparah kondisi penyakit pasien.
c. Pasien dan keluarga mengetahui terapi yang diberikan kepada pa
sien, serta memotivasi untuk menjalankan diet dan mematuhi diet
yang diberikan rumah sakit sesuai dengan kondisi kesehatan pasi
en
3. Bagi Instalasi Gizi RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo
Memberi informasi bagi Instalasi Gizi Rumah Sakit mengenai
penatalaksanaan diet pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II dengan
Febris dan Abdominal Pain

Anda mungkin juga menyukai