PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan. Kecenderungan peningkatan
kasus penyakit yang terkait gizi (nutrition-related disease) pada semua kelompok rentan
mulai ibu hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (lansia), memerlukan
penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang
bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal dan mempercepat
penyembuhan
Resiko kurang gizi dapat timbul pada keadaan sakit, terutama pada pasien dengan
anoreksia, kondisi mulut dan gigi-geligi yang buruk, gangguan menelan, penyakit saluran
cerna disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, lansia dengan penurunan kesadaran
dalam waktu lama, dan yang menjalani kemoterapi. Asupan energi yang tidak adekuat, lama
hari rawat, penyakit non infeksi, dan diet khusus merupakan faktor yang mempengaruhi
terjadinya malnutrisi di rumah sakit (Kusumayanti. et all, JICN 2004)
Pengalamam dinegara maju membuktikan bahwa hospotal malnutrition (malnutrisi di
RS) merupakan masalah yang kompleks dan dinamik. Malnutrisi pada pasien di RS,
khususnya pasien rawat inap berdampak buruk terhadap proses penyembuhan penyakit dan
penyembuhan pasca bedah. Selain itu, pasien yang mengalami penurunan status gizi akan
mempunyai resiko kekambuhan yang signifikan dalam waktu yang singkat. Semua keadaan
ini dapat dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta penurunan kualitas hidup.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan pelayanan gizi yang efektif dan efisien
melalui Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT), sehingga diperlukan sebuah panduan
sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses penyembuhan
pasien, memperpendek lama hari rawat dan menghemat biaya perawatan.
B. Tujuan
a. Tersedianya pedoman bagi tenaga gizi dalam melakukan PAGT di fasilitas pelayanan
kesehatan sehingga terlaksana pelayanan gizi yang berkualitas
b. Memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara optimal baik berupa pemberian makanan
pada pasien yang dirawat maupun konseling gizi pada pasien rawat jalan.
c. Memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh asupan
makanan yang sesuai kondisi kesehatanya dalam upaya mempercepat proses
penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi.
BAB II
PENGERTIAN
Tahapan pelayanan gizi rawat jalan dimulai dari pengkajian status gizi, penentuan
kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakitnya, penenentuan macam atau jenis diet
sesuai dengan status gizi dan penyakitnya serta cara pemberian makanan, konseling gizi dan
pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut terapi gizi (kunjungan ulang/kunjungan rumah bila
diperlukan).lembar asuhan gizi rawat jalan anak pada lampiran 1, sedang lembar asuhan gizi
rawat jalan dewasa pada lampiran 2.
Sedangkan tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisangiz
oleh perawat ruangan dan order diat awal (preskripsi diet awal) oleh dokter. Skrining gizi
bertujuan untuk mengidentifikasi pasien /klien yang beresiko, tidak beresiko malnutrisi atau
kondisi khusus.
Tujuan pemberian asuhan gizi adalah mengembalikan pada status gizi baik dengan
mengintervensi berbagai faktor penyebab, keberhasilan PAGT ditentukan oleh efektifitas
intervensi gizi melalui edukasi dan konseling gizi yang efektif, pemberian dietetik yang sesuai
untuk pasien dirumah sakit dan kolaboresi dengan profesi lain sangat mempengaruhi
keberhasilan PAGT. Monitoring dan evaluasi menggunakan indikator asuhan gizi yang terukur
dilakukan untuk menunjukkan keberhasilan penanganan asuhan gizi dan perlu
pendokumentasian semua tahapan proses asuhan gizi. Contoh pedokumentasian mengenai
faktor penyebab masalah gizi adalah sebagai berikut:
1. Pendapat dan tindakan yang salah mengenai gizi
2. Perilaku
3. Kultur budaya
4. Kurangnya tingkat pemahaman mengenai makanan dan kesehatan atau informasi dan
petunjuk mengenai gizi
5. Riwayat personal (usia, gender, merokok,kemampuan mobilisasi, serta riwayat sosial dan
sebagainya)
6. Kondisi medis/kesehatan yang berdampak pada gizi
7. Terapi medis bedah atau terapi lainya yang berpengaruh pada gizi
8. Kemampuan fisik melaksanakan aktivitas tertentu
9. Masalah psikologis (body image, kesepian dan sebagainya)
10. Ketersediaan, suplai dan asupan makanan yang sehat dan air
Dalam praktek asuhan gizi, diperlukan keseragaman bahasa (terminologi) untuk berkomunikasi
dan mendokumentasikan PAGT. 4 langkah Proses Asuhan Gizi terstandar dapat di lihat pada
gambar 2
Adapun pasien yang mendapat asuhan dan monitoring gizi adalah pasien yang
padaassesment awal saat di ruang rawat inap pada Pemeriksaan Status Nutrisi (MUST)
mendapatskor > 2 dan pasien anak yang mempunyai nilai pediatric >2 . Assessment awal
dilakukanoleh petugas keperawatan yang selanjutnya akan dilakukan pengkajian gizi lanjutan
olehpetugas gizi klinik. Contoh lembar Pengkajian Gizi Lanj utan terdapat pada Lampiran 3.
Contoh Tabel Pemeriksaan Status Nutrisi pada Lembar Assesment Awal Rawat Inap
Tabel 1. Pemeriksaan Status Nutrisi Pada Lembar Assesmen Awal Rawat Inap
Contoh Tabel Assesmen Gizi Anak
Tabel 2 Assesmen Gizi Anak
BAB IV
TATA LAKSANA
(2) cara pemberian makan dan zat gizi yaitu menggali mengenai dietsaat ini dan
sebelumnya, adanya modifikasi diet, dan pemberianmakanan enteral dan
parenteral, sehingga tergambar mengenai:
a). Order diet saat ini,
b). Diet yang lalu,
c) Lingkungan makan,
d) Pemberian makan enteral dan parenteral.
(7) Aktivitas dan fungsi fisik yaitu menggali mengenai aktivitas fisik,kemampuan
kognitif dan fisik dalam melaksanakan tugas spesifikseperti menyusui atau
kemampuan rnakan sendiri sehingga tergambar mengenai :
a) Kemampuan menyusui
b) Kemampuan kognitif dan fisik dalam melakukan aktivitas
c) makan bagi orang tua atau orang cacat
d) Level aktivitas fisik yang dilakukan
e) Faktor yang mempengaruhi akses ke kegiatan aktivitas fisik
2) Antropometri (A/AD)
Pengukuran tinggi badan, berat badan, perubahan berat badan, indeksmasa
tubuh pertumbuhan dan komposisi tubuh. Pedoman pengukuranAntropometri
terdapat pada Lampiran 4.
3) Laboratorium (B/BD)
Keseimbangan asam basa, profil elektrolit dan ginjal, profil asam lemakesensial,
profil gastrointestinal, profile glukosa/endokrin, profilinflamasi,profil laju metabolik,
profil mineral, profil anemia gizi, profil protein, profil urine, dan profil vitamin.
3) Domain Perilaku-Lingkungan
Berbagai problem gizi yang terkait dengan pengetahuan,
sikaplkeyakinan,lingkungan fisik, akses ke makanan, air minum, atau persediaan
makanan,dan keamanan makanan. Problem yang termasuk ke dalam
kelornpokdomain perilaku-lingkungan adalah:
(1) Problem pengetahuan dan keyakinan
(2) Problern aktivitas fisik dan kemampuan mengasuh diri sendiri
(3) Problem akses dan keamanan makanan
d). Etiologi Diagnosis Gizi
Etiologi mengarahkan intervensi gizi yang akan dilakukan. Apabila intevensigizi tidak
dapat mengatasi faktor etiologi, maka target intervensi giziditujukanuntuk mengurangi
tanda dan gejala problem gizi.Berbagai faktor etiologi yang dapat menyebabkan
masalah gizi adalah:
1 Etiologi keyakinan sikap Etiologi berkaitan dengan pendirian yang
diyakininya benar mengenai gizi, perasaan dan
emosi terhadap kebenaran tadi dan melakukan
aktivitasnya
2 Etiologi kultur Etiologi berkaitan dengan nilai, norma sosial,
kebiasaan, keyakinan agama dan sistem politik
3 Etiologi pengetahuan Faktor sebagai dampak tingkat pemahaman
mengenai makanan dan kesehatan atau
informasi dan petunjuk mengenai gizi
4 Etiologi fungsi fisik Etiologi berkaitan dengan kemampuan fisik
melaksanakan aktifitas tertentu
5 Etiologi fisiologi-metabolik Etiologi berkaitan dengan kondisi medis/
kesehatan yang berdampak pada gizi
6 Etiologi psikologis Etiologi berkaitan dengan masalah psikologis
7 Etiologi sosial-personal Etiologi berkaitan dengan riwayat personal atau
sosial pasien
8 Etiologi terapi Etiologi berkaitan dengan terapi medis, bedah
atau terapi lainya
9 Etiologi akses Faktor yang berkaitan dengan kesediaan dan
asupan makanan yang sehat, air, suplai
makanan
10 Etiologi perilaku Etiologi berkaitan dengan perilaku yang
mempengaruhi pencapaian tujuan asuhan gizi
1)Perencanaan
Langkah langkah perencanaan sebagai berikut :
(1) Tetapkan pdoritas diagnosis gizi berdasarkan derajat kegawatanmasalah,
keamanan dan kebutuhan pasien. Intervensi diarahkan untukmenghilangkan
penyebab (etiologi dari problem), bila etiologi tidakdapat ditangani oleh ahli
gizi maka intervensi direncanakan untukmengurangi tanda dan gejala
masalah (signsisimptoms).
(2) Pertimbangkan panduan Medical Nutrition Theraphy (MNT),penuntun diet,
konsensus dan regulasi yang berlaku.
(3) Diskusikan rencana asuhan dengan pasien , keluarga atau pengasuhpasien.
(4) Tetapkan tujuan yang berfokus pada pasien
(5) Buat stmtegi intervensi, misalnya modifikasi makanan, edukasi, konseling
(6) Merancang Preksripsi diet. Preskripsi diet adalah rekomendasikebutuhan zat
gizi pasien secara individual, mulai dari menetapkankebutuhan energi,
komposisi zat gizi yang mencakup zal gizi makrodan mikro, jenis diet, bentuk
makanan, frekuensi makan, dan rutepemberian makanan. Preskripsi diet
dirancang berdasarkanpengkajian gizi, komponen diagrosis gizi, rujukan
rekomendasi,kebijakan dan prosedur serta kesukaan dan nilai- nilai yang
dianut oleh pasien /klien.
(7) Tetapkan waktu dan frekuensi intervensi
(8) Identifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan
2) Implementasi
Langkah langkah implementasi meliputi :
(1) Komunikasi rencana intervensi dengan pasien, tenaga kesehatan atautenaga
lain
(2) Melaksanakan rencana intervensi
3) Konseling (C)
Konseling gizi merupakan proses pemberian dukungan pada pasien/klienyang
ditandai dengan hubungan kerjasama antara konselor denganpasienlklien dalam
menentukan prioritas tujuan/target,merancang rencanakegiatan yang dipahami,
dan membimbing kemandirian dalam merawatdiri sesuai kondisi dan menjaga
kesehatan. Tujuan dari konseling giziadalah untuk meningkatkan motivasi
pelaksanaan dan penerimaan dietyang dibutuhkan sesuai dengan kondisi pasien.
a) Preskripsi Diet
Preskripsi diet merupakan rekomendasi asupan energi, makanan atau zat gizi
secara individual yang sesuai dengan pedoman yang dijadikan acuan. Misalnya
asupan energi hasil recall 24 jam dibandingkan dengan kebutuhan energi dari
preskripsi diet untuk individu berdasatkan pedoman acuannya, Pedoman
perhitungan kebutuhan energi, protein dan air.(Lampiran 8).
b) Target
Sebagai contoh : target perubahan perilaku (kebiasaan gemar mengkonsumsi
makanan camilan menjadi tidak melakukan kebiasaan tersebut). Untuk perilaku
tidak ada preskripsi gizi.
c) Rujukan standar
Standar yang digunakan dapat berupa rujukan intemasional maupun nasional.
Misalnya untuk pembanding data antropometrik (WHO) atau laboratorium
(standar kadar gula darah mengikuti Konsensus Diabates Mellitus).
BAB V
DOKUMENTASI
Masalah gizi klinis adalah masalah gIzi yang ditinjau secara individual mengenai
apayang terjadi dalam tubuh seseorang, yang seharusnya ditanggulangi secara
individu.Demikian pula masalah gizi pada berbagai keadaan sakit yang secara langsung
ataupun tidaklangsung mempengaruhi proses penyembuhan, harus diperhatikan secara
individual. Adanyakecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait dengan gizi,
nutrition relatedcliseose pada semua kelompok rentan dari ibu hamil, bayi, anak, remaja,
dewasa dan usialanjut, semakin dirasakan perlunya penanganan khusus. Semua ini
memerlukan pelayanangizi yang bermutu untuk mempertahankan status gizi yang optimal,
sehingga tidak terjadikurang gizi dan untuk mempercepat penyembuhan. Oleh karena itu
pelayanan gizi dirumahsakit yang merupakan hak setiap orang, memerlukan adanya sebuah
panduan agar diperolehhasil pelayanan yang bermutu.
Panduan PAGT ini diharapkan dapat menjadi pegangan atau acuan bagi rumah
sakitterutama tenaga gizi dan tim asuhan gizi untuk melaksanakan kegiatan pelayanan gizi
sesuaidengan indikator yang telah ditetapkan. Oleh karena itu agar PAGT dapat
diimplementasikandengan baik, perlu koordinasi dan keterlibatan semua pihak, serta dukungan
dari tenagamedis dan paramedis lainnya.
Dalam proses penyusunan panduan ini tidak menutup kemungkinan
adanyaketidaksempurnaan, sehingga dukungan dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.Semoga panduan ini dapat bermanfaat dalam upaya peningkatan pelayanan gizi di
fasilitaspelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
lnstalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2AAS,
Penuntun Diet Edisi Baru, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang, 2011, Perhitungan Kebutuhan Gizi,Malang
Moehyi, S, 1992, Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga,Bhiatara Niaga Media,
Jakarta
Soekirman dkk, 2006, Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia,
Primamedia Pustaka, Jakarta
Lampiran 1 : Lembar Asuhan Gizi Rawat Jalan Anak
RSIA MUHAMMADIYAH MALANG
ASUHAN GIZI RAWAT JALAN ANAK
RSIA MUHAMMADIYAH MALANG
ASUHAN GIZI RAWAT JALAN DEWASA
DPJP AHLI GIZI
(...........................................) (...........................................)
Lampiran 4: Pedoman Pengukuran Antropometri
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
A. BERAT BADAN
Timbangan merupakan salah satu alat ukur antropometri yang sudah tidak asinglagi bagi
sebagian besar orang. Dengan alat ini seseorang dapat mengetahui berat badan aktual mereka
yang kemudian dapat digunakan untuk menilai apakah berat badanseseorang dikatakan normal
atau tidak.
C. TINGGI BADAN
Mikrotoise adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan seseorang. Dalam
menggunakan mikrotoise seseorang perlu berhati-hati dan teliti saat memasangalat sebelum
digunakan. Selain itu perlu diperhatikan pula prosedur pelaksanaanpengukuran tinggi bada
yang tepat untuk mendapatkan hasil yang benar. Berikut adalah
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mikrotoise, antara lain:
Gambar 2. microtoise
Hasil pengukuran LILA < 23,5 cm biasanya dipakai untuk menunjukkan bahwaseorang
wanita usia subur atau wanita hamil beresiko menderita KEK (Kurang EnergiKronis). Selain
digunakan untuk menilai resiko KEK seorang wanita, hasil pengukuranLILA juga dapat dipakai
untuk mencari tahu nilai BMI. Dalam sebuah penelitian yangdilakukan oleh Powell dan
Hennessy (2003) terhadap 156l pasien emergensi di suaturumah sakit didapatkan hasil bahwa
terdapat hubungan yang cukup dekat antaraBMl dan
LILA yang dinyatakan dalam persamaan:
E. TINGGI LUTUT
Pengukuran tinggi badan menggunakan tinggi lutut digunakan untuk pasien yangtidak
dapat berdiri dengan tegak seperti Lansia ataupun yang sedang tirah baring (bed rest)
sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukannya pengukuran tinggi badan secaranormal.
adapun langkah- langkahnya sebagai berikut :
1. Pasien terlentang pada tempat tidur dengan posisi tempat tidur rata
2. Paha dan betis kiri membentuk sudut siku-siku (90 derajat). Hal ini dapat dibantudengan
diberikan penyangga diantara paha dan betis pasien
3. Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki bagian tumit dan lutut. Jika tidak adadapat
menggunakan meteran
4. Baca dan catat hasil pengukuran tersebut
Selain dalam kondisi terlentang, pasien juga dapat diukur dalam posisi duduk.adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Pasien dalam kondisi duduk siap (badan tegak, tangan bebas kebawah dan
wajahmenghadap kedepan)
2. Lutut kaki membentuk sudut 90 derajat
3. Tempatkan alat pengukur tinggi lutut pada kaki sebelah kiri
4. Baca dan catat hasil pengukuran tersebut
Catatan :
1. lebih tepat untuk lansia
2. Digunakan bila px tidak dapat ditimbang dan harus bed rest total
3. Bisa untuk mencari BB ideal berdasar TB (sementara)
Jika Anda telah selesai menghitungnya, maka yang Anda peroleh adalah berat badanideal
yang seharusnya Anda miliki. Tapi jangan takut jika berat badan Anda tidak masukhitungan
ideal karena hasil hitungan rumus ini adalah angka relatif, sebab range beratbadan normal
yang dimiliki setiap orang adalah plus/minus l0% berat idealnya,Jika data TB tidak diketahui
maka harus menggunakan cara pengukuran yang lain.Misalnya pada pasien ascites atau
eudeme anasarka, Berat badan aktual (selain juga bisakonversi -30% dari BB aktual), atau
pada pasien pasca bedah, tidak mungkin di ukurtingginya, jadi dilakukan konversi dari nilai
antropomentri Tinggi lutut atau rantanglengan.
LLA untuk menentukan status gizi pasien yang tidak bisa ditimbang
KRITERIA IMT :
Tabel BMI-nya
Keterangan :
Warna biru kurang berat
Wama hijau sehat
Warna kuning kelebihan berat
Warna oranye obesitas
Wama merah obesitas berlebih
Jelliffe, Bistrian and Blackbum dalam pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi
I. STATUS GIZI ANAK
Menggunakan persentil median
Status Gizi : (BBA/BBI) X 100%
Dengan kriteria menurut Waterlow (1972)
Etiologi
a. Keadaan fisiologis yang menyebabkan peningkatan kebutuhan zat gizi seperti penyakit
katabolik dalam jangka waktu yang lama
b. Penurunan kemampuan untuk mengonsumsi energi yang cukup seperti
peningkatankebutuhan gizi selama penyakit katabolik dalam jangka waktu yang lama
c. Kurangnya atau terbatasnya akses terhadap makanan, misalnya keterbatasan
ekonomi,pembatasan makanan yang diberikan kepada manula dan atau anak-anak.
d. Terbatasnya daya terima makanan akibat faktor fisiologis atau prilaku, keengganandan
atau sikap perilaku yang tidak mendukung.
e. Budaya yang dapat mempengaruhikemampuan untuk mengakses makanan
f. Kurang pengetahuan gizi dan makanan terutama asupan makanan dan minumanmelalui
oral yang tepat
g. Penyebab psikologis misalnya depresi dan gangguan makan
Tanda/Gelaja
Indikator potensial diagnosa gizi ( harus ada satu atau
Kategori Asesmen gizi
lebih)
Data biokimia, tes dan prosedur
medis
Pengukuran antropometri Kehilangan/penurunan berat badan, kecepatan
pertumbuhan yang tidak sesuai
tanda-tanda fisik terkait gizi - Kulit kering, membran mukosa, turgor kulit rendah
- Anorexia, mual, muntah
- Perubahan indera pengecap dan perasa
- Adanya tanda klinis defisiensi vitamin/ mineral
Riwayat makan/nutrisi Hasil pengamatan dari :
- Perkiraan asupan energi atau protein berkualitas tinggi
yang tidak mencukupi bila dibandingkan dengan kebutuhan
- Keterbatasan ekonomi yang menghambat
ketersediaanmakanan
- Konsumsi alkohol atau obat-obatan lainnya yang
berlebihan yang mengurangi rasa lapar
- Obat-obatan yang menyebabkan anorexia
- Keterbatasanasupan makanan dan minuman yang
tidakkonsisten dengan standar rujukan gizi berdasarkan
jenis.
macam dan kualitas diet
- Kepercayaan yang tidak tepat terhadap makanan,
kelompok makanan, suplemen atau dukungan gizi.
Riwayat personal - Kondisi yang berkaitan dengan diagnosisatau penanganan
penyakit katabolik seperti AIDS,TB,anorexia
nervosa.sepsis/infeksi akibat pembedahan,depresi, nyeri
akut atau kronis.
- Malabsorbsi protein dan atau zat gizi.
2. NI.5.2. Malnutrisi
Definisi
Asupan protein dan atau energi yang tidak adekuat dalam jangka waktu yang lama
danmenyebabkan hilangnya cadangan lemak tubuh dan atau pengerutan otot
termasukmalnutrisi yang berkaitan dengan kelaparan, malnutrisi terkait penyakit kronis
danmalnutrisi terkait penyakit akut atau injury.
Etiologi
a. Kondisi fisiologis akibat penyakit akut atau kronis atau injury/ trauma yangmenyebabkan
peningkatakan kebutuhan gizi
b. Perubahan dalam struktur dan atau fungsi saluran cerna.
c. Kurangnya atau terbatasnya akses terhadap makanan, misalnya keterbatasan ekonomi,
pembatasan makanan yang diberikan kepada manula dan atau anak-anak,orang-orang
terlantar
d. Agama dan budaya yang mempengaruhi kemampuan untuk mengakses makanan
e. Kurangnya Pengetahuan tentang makanan dan zat gizi terutama mengenai jumlah energi
dan jumlah sertajenis protein
f. Penyebab psikologis, misalnya depresi atau gangguan makan
Tanda/Gelaja(mendefinisikan karakteristik)
Kategori Asesmen gizi Indikator potensial diagnosa gizi ( harus ada satu atau lebih)
Data Biokimia, Tes dan
Prosedur Medis
Pengukuran Malnutrisi yang dapat dilihat dari berat badan BMI/IMT IMT
antropometri <18,5 menunjukkan underweight, IMT untuk lansia (>65 tahun)
<22,lMT anak-anak IMT <5 persentil
Gagal tumbuh misalnya kegagalan percepatan pertumbuhanatau
keterlambatan perkembangan
Pertambahan berat badan ibu hamil yang tidak adekuat .
Kehilanagn berat badan, dewasa >20% dalam I tahun, >l0%
dalam 6 bulan, > 7,5 % dalam 3 bulan, >5% dalam Ibulan, > 1
sampai 2 % dalam I minggu .
Pertumbuhan anak-anak, tidak mencapai berat badan
yangdiharapkan dan atau penurunan kurva pertumbuhan,
melewatidua atau lebih persentil pada grafik pertumbuhan
Underweight dengan kehilangan lemak tubuh dan atau otot.
Tanda tanda fisik terkait Hilang lemak subkutan misalnya. Orbitall, trisep, lemakdiatas
gizi tulang rusuk.
Kehilangan otot seperti Pengecilan otot teporalis,
klavikula(pectoralis dan punggung), bahu (punggung), otot
interoseus.tulang belikat (latissimus dorsi, trapezious, deltoids),
paha(paha depan) dan betis (gastrocnemius).
Akumulasi cairan general atau terlokalisir (
ekstremitas,vulvar/scrotal, asites)
Perubahan indikator fungsional misalnya kekuatan
menggenggam
Riwayat makan/nutrisi Hasil pengamatan dari:
Perkiraan asupan energi<50%-75% dari perkiraan RMR atau
RMR yang terukur
Tidak dapat atau tidak mau mangonsumsi energi / protein yang
cukup untuk mempertahankan berat badan yang ideal
Menghindari makanan dan atau tidak tertarik untuk makan
Konsumsi alkohol yang berlebihan atau obat obatan lain yang
mengurangi nafsu makan
Perubahan indikator fungsional, misalnya kekuatan
menggenggam atau ukuran lain dari aktivitas fisik dan atau
kekuatan
Riwayat personal Infeksi mayor seperti, sepsis, pneumonia, peritonitis,infeksi
akibat luka, Iuka bakar berat, trauma, cedera kepala tertutup,
cedera paru akut, sindrom gangguan pernapasan pada orang
dewasa, dan operasi mayor yang berhubungan dengan
malnutrisi pada penyakit atau cedera akut
Diagnosis medis dari malnutrisi termasuk malnutrisipenyakit
atau cedera akut, malnutrisi pada penyakitkondisi kronis dan
malnutrisi akibat kondisi sosiallingkungan
Etiologi
a. penyebab mekanik: inflamasi, pembedahan, struktur alau tumor mulut,kerongkongan dan
esophagus, pasien yang menggunakan ventilator
b. Gangguan motorik Sclerosis, Sclerodema, atau permaturitas, gangguan
mengisap,menelan, gangguan pola nafas dan sebagainya.
Etiologi
Craniofacial malformations Bedah mulut (Oral surgery)
Disfungsi otot saraf ( Neuromuscular disfunction)
Kehilangan gigi sebagian atau total Manifestasi atau oral dari penyakit
Sistemik Mulut kering (Xerostomia)
Etiologi
a. Perubahan struktur dan atau fungsi saluran pencernaan
b. Perubahan motilitas saluran pencernaan
c. Perubahan fungsi eksokrin berkaitan dengan manifestasi saluran cerna misalnya pankreas,
hati
d. Penurunan fungsional ukuran saluran cerna misalnya Short bowel syndrome
Tanda dan gejala karakter penentu
Kategori Asesmen gizi Indikator potensial diagnosa gizi ( harus ada satu atau lebih)
Data Biokimia, Tes dan Hasil pemeriksaan enzim pencernaan dan lemak fesesabnormal
Prosedur Medis Test hydrogen bernafas, test d-xylose, kultur feses,
tespengosongan lambung, dan atau walctu transit usus
besarabnormal
Hasil pemeriksaan endoskopi dan kolonoskopi, biopsyabnormal
Profil anemia abnormal
Hasil laboratorium vitamin, mineral, asam lemak, trace element
dan PTH abnormal
Pengukuran Kehilangan BB > 5 % dalam 1 bulan atau ≥ 10% dalam 6 bulan
antropometri Stunted atau gagal tumbuh pada anak anak
Tanda-tanda fisik terkait Distensi abdomen
gizi Bising ususmeningkat (atau terkadang menurun)
"wasting" akibat malnutrisi pada kasui kasus beiat
Anoreksia, mlal, muntah, diarem steatorrhea, konstipasi.sakit
perut, reflux, gas
adanya defisiensi vitamin, mineral seperti glositis,cheilosis, lesi
mulut, skin rash dan rambut rontok
Riwayat makan/nutrisi Adanya informasi atau hasil observasi
menunjukkan:
Menghindari atau membatasi jumlah makanan yang dikonsumsi
atau makanan tertentu dari beberapa kelompok bahan makanan
karena gangguan GI seperti kembung, kram, sakit, diare,
steatorrhea terutama setelah mencerna makanan
Riwayat personal Kondisi yang berkaitan dengan diagnosis medis atau
pengobatan : Malnutrisi atau malabsorbsi,maldisesti,
steatorrhea, ostruksi, konstipasi, divericulitis, penyakit crohn's,
inflammatory bowel disease
Prosedur bedah seperti esophagectomy, dilatasi, fundoplication,
gastrectomy, vagatomy, gastric by pass, reseksi usus besar
Etiologi
a. Perubahan fungsi endokrin yang terkait dengan organ gastrointestinal ( misalnyapancreas,
hati, pituitary dan paratiroid)
b. Gangguan metabolik termasuk inborn error metabolism
c. Obat obatan yang dapat mempengaruhi metabolisme zat gizi
d. Kecanduan alkohol atau obat obatan
Tanda dan Gejala – Karakter penentu
Kategori Asesmen gizi Indikator potensial diagnosa gizi ( harus ada satu atau lebih)
Data Biokimia, Tes dan Test Inborn error metabolism menunjukkan abnormal
Prosedur Medis Test Fungsi ginjal abnormal
Profil anemia abnormal
Honnon pituitory abnormal
Defisiensi vitamin dan atau mineral
Hipoglikemia, hiperglikemia
Tes densitas mineral tulang, PTH abnormal
Pengukuran Kehilangan BB ≥ 5 % dalam 1 bulan atau ≥ l0 % dalam 6bulan
antropometri Pada anak anak : stunted atau gagal tumbuh
Tanda-tanda fisik terkait Adanya difisiensi vitamin dan mineral misalnya glossytis,
gizi cheilosis, lesi pada mulut
Kurus, berpenampilan wasted
Riwayat makan/nutrisi adanya informasi atau hasil observasi menunjukkan Menghindari
atau membatasi konsumsi makanan tertentu/dari kelompok bahan
makanan tertentu karena adanya gejala - gejala fisiologis
Riwayat personal kondisi yang berkaitan dengan diagnosis medis atau pengobatan
misalnya cystic fibrosis, celiac disease, Corhn,sdisease, infeksi,
terapi radiasi, inborn error of meiabolism,kecanduan alkohol atau
obat, gangguan endokiin, gangguanpituitary, gagal ginjal atau
gagat hati
Etiologi
a. Perilaku dan kepercayaan yang tidak mendukung mengenai makanan, zat gizi
danmasalah yang berhubungan dengan gizi
b. Kurang terpapar edukasi yang berhubungan dengan gizi
c. Kurangnya pemahaman terhadap tanda tanda kelaparan pada bayi/ anak
d. Adat yang memhambat untuk mendapatkan dan menerapkan informasi
e. Kemampuan kognitif yang terganggu, termasuk ketidak mampuan belajar,gangguan
syaraf atau sensor dan atau dimensia
f. Terpapar informasi yang tidak benar
g. Tidak ingin atau tidak tertarik untuk mempelajari atau menerapkan informasi
h. Ketidakpastian dalam menerapkan informasi
Tanda dan Gejala – Karakter penentu
Kategori Asesmen gizi Indikator potensial diagnosa gizi ( harus ada satu atau lebih)
Data Biokimia, Tes dan
Prosedur Medis
Pengukuran
antropometri
Tanda-tanda fisik terkait
gizi
Riwayat makan/nutrisi Laporan atau pengamatan mengenai .
Informasi secara verbal tidak akurat atau tidak lengkap
Jawaban pertanyaan dari kuesioner tertulis tidak akurat atau
tidak lengkap atau tidak dapat membaca pertanyaan .
Tidak merasa membutuhkan pengetahuan mengenai
rekomendasi berkaitan dengan makanan dan zat gizi
Tidak mengutamakan pendidikan yang mendukungpenerapan
informasi makanan danzat gizi,
Ketidakmampuan mendemonstrasikan penerapan
informasimakanan dan gizi misalnya memilih makanan sesuai
dengan terapi gizi atau mempersiapkan makanan bayisesuai
petunluk
Minat untuk mempelajari informasi yang didapat
Secaraverbalmenunjukkanketidakinginan dan tidak tertarikuntuk
mempelajari informasi
Riwayat personal Kondisi yang berkaitan dengan diagnosis medis dan pengobatan
Diagnosis medis baru atau perubahan diagnosis atau kondisi
etnis atau budaya yang berdampak pada penerapan informasi
Etiologi
a. Keluarga, lingkungan sosial, genetisfuiologis dan/atau lingkungan berkaitandengan
keinginan untuk kurus
b. Pengaturan berat badan / pre okupasl dipengaruhi kepercayaan diri
Etiologi
a. Kurangnya dukungan social untuk menerapkan perubahan
b. Kurangnya nilai untuk perubahan perilaku atau kompetisi
c. Kurangnya keyakinan untuk berubah
d. Persepsi atas kurangnya sumberdaya (misalnya waktu, keuangan, hubungansocial) yang
menghambat perubahan
e. Sebelumnya tidak berhasil membuat perubahan kearah hidup yang lebih sehat
f. Kurangnya pengetahuan makanan dan gizi, terutama bagaimana membuatperubahan
terkait gizi dan makanan
g. Tidak mau atau tidak tertarik untuk mempelajari/ menerapkan informasi
h. Kepercayaan atau prilaku yang tidak mendukung masalah yang berhubungandengan
makanan dan gizi
Tanda dan Gejala – Karakter penentu
Kategori Asesmen gizi Indikator potensial diagnosa gizi ( harus ada satu atau lebih)
Data Biokimia, Tes dan Hasil laboratorium yang diharapkan tidak tercapai
Prosedur Medis
Pengukuran Hasil pengukuran antropometri tidak sesuai yang diharapkan
antropometri
Tanda-tanda fisik terkait Bahasa tubuh yang negative misalnya mengerutkan dahi, tidak
gizi mau kontak mata, postur tubuh yang devensive, kurang fokus,
gelisah, menangis(catatan kultur dan budaya mempengaruhi
bahasa tubuh)
Riwayat makan/nutrisi Keluaran (outcomes) yang diharapkan dari makanan dan gizi
tidak tercapai
Tidak mampu merinci perubahan yang sudah disepakat
sebelumnya
Tidak dapat melengkapi ',pekerjaan rumah" yang sudah
disepakati
Kurang mematuhi atau tidak konsisten dengan rencana yang
sudah disepakati
Tidak dapat memenuhi janji untuk pertemuan atar jadwal
pertemuan tindak lanjut
Kurang menghargai pentingnya membuat perubahan terkait
makanan dan gizi sesuai dengan anjuran
Tidak yakin atas kedisiplinannya dalam menerapkan informasi
terkait makanan dan gizi
Terlihat prustasi secara verbal untuk mengusahakan penerapan
informasi makanan/ gizi
Secara verbal terlihat gagal secara efektif merubah perilaku
sesuai target
Adanya kekurangan keyakinan dan kepercayaan diri untuk
melakukan perubahan
Adanya hambatan internal dan ekstemal untuk berubah
Riwayat personal Kurangnya dukungan social dan/atau keluarga
Lampiran 6. Terminologi Diagnosis Gizi
Dalam menyusun kaidah diagnosis gizi petugas gizi mengacu pada prinsip - prinsip taksonomi
diagnosis gizi yang terdin dari :
1. Tiga (3) domain (domain asupan/Intake, domain Klinik dan domain perilaku/Behavior
dan Lingkungan)
2. Kelas
3. Sub kelas
4. Tiga (3) unsur ini sampai saat ini tersusun dalam 62 masalah gizi.
NI.4.Substansi Bioaktif
Asupan substansi bioaktif yang aktual atau yang diamati meliputi komponen, komposisi,
makanan fungsional tunggal atau suplemen makanan, alkohol.
NI.4.1. Asupan substansi bioaktif Tidak adekuat
NI.4.2. Kelebihan asupan subtansi bioaktif
NI.4.3. Kelebihan asupan alkohol
NC.2. Biokimia
Perubahan kemampuan metabolisme zat gizi akibat (sebagai dampak) pemberian obat obatan,
pernbedahan, atau seperti yang ditunjukkan dalam perubahan nilai-nilai laboratorium
NC.2.1. Gangguan utilisasi zat gizi
NC.2.2. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (sebutkan)
NC.2.3. Interaksi makanan dan obat (sebutkan)
NC.2.4. Prediksi interaksi makanan dan Obat (sebutkan)
Sumber :
Academy of nutrition and Dietetics, 2013. International Dietetics & N*rrtion Terminologt
Reference Manual- Standardized Language for Nutrition Core Process, 1th ed. Chicogo:
Academy of nutritktn and dietetics. Hal 77-81.
B. DEWASA
HARRIS BENEDICT
Basal Energi expenditur (BEE)
BEE Perempuan = 655 + (9,6 BB) + (1,7 TB) - (4,7 U)
BEE Laki-laki = 66 + (13,5 BB) + (5 TB) - (6,8 U)
Total kebutuhan energy TEE
a. Penggunaan berat badan (kg)
a). Berat badan aktual, bila status gizi normal (menurut IMT)
b). Berat badan ideal, digunakan bila terjadi :
Malnutrisi pada kasus combustion (handbook australia), hamil, tumor,
cyste,ascites
Underweight
Overweight
Pasien tidak dapat di timbang
Pasien pre dan pos operasi
b. Tinggi badan (cm)
c. Umur (tahun)
FA (Faktor Aktivitas) :
1,05 : total bed rest, CVA-ICH
1,1 : mobilisasi ditempat tidur
1,2 : jalan disekitar kamar
1,3 : aktifitas ringan seperti pegawai kantor, ibu rumah tangga, pegawai toko,dll
1,4 : aktivitas sedang seperti mahasiswa, pegawai pabrik,dll
1,5 : aktivitas berat seperti sopir, kuli, tukang becak, tukang bangunan dll
FS (Faktor Stres):
1,1 – 1,2 : gagal jantung, bedah minor
1,13 : kenaikan suhu tubuh 10C
1,15 - 1,35 : trauma skeletal, curettage, PEB
1,3 - 1,5 : operasi besar abdomen/thorax, SCTP
1,35 - 1,55 : trauma multiple
1,5 : gagal hati, kanker
1,5 – 1,8 : sepsis
1,1 – 1,5 : pasca operasi selectif
1,1 – 1,25 : luka bakar 10 %
1,25 – 1,5 : luka bakar 25 %
1,5 – 2 : luka bakar 50%
Pada pasien dengan kehamilan dan menyusui mendapat tambahan energy dan protein
sebagai berikut :
C. LUKA BAKAR/COMBOSTIO
ENERGI (RUMUS CURRERI)
PROTEIN (R DAVIES & LILIJEDAHL)
Faktor Stress
l0 % : DM murni
10 - 20 % : CHF, bedah minor, CVA (kasus neuro)
13% : febris, kenaikan suhutubuh loC
20 – 40 % : infeksi
50 % : CH, Ca
50 - 80 % : Sepsis
10 - 50 % : post operasi elektif
10 – 25 % :lukabakar l0%
25 - 50 % :Iuka bakar 25 %
50 - 100 % :luka bakar 50 %
Koreksi Umur
5% : 40 - 49 tahun
l0 % : 50 - 59 tahun
15 % : 60 - 69 tahun
20 % : > 70 tahun
F. NEPROPATI DIABETIK
Kebutuhan energy dan zat gizi lainnya
G. PASTEN GGK/CKD/CRF (MNU,2006)
I. KEBUTUHAN AIR