Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu perlu pelayanan gizi yang
berkualitas pada individu dan masyarakat. Pelayanan gizi merupakan salah satu sub-
sistem dalam pelayanan kesehatan paripurna, yang berfokus kepada keamanan pasien.
Dengan demikian pelayanan gizi wajib mengacu kepada standar yang berlaku.
Mengingat masih dijumpai kejadian malnutrisi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, maka perlu upaya pendekatan yang lebih strategis. Asupan zat gizi
yang tidak sesuai kebutuhan sangat berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit
maupun komplikasinya. Selain itu terdapat kecenderungan peningkatan kasus yang
terkait gizi baik, pada individu maupun kelompok. Hal ini memerlukan asuhan gizi
yang bermutu guna mempertahankan status gizi yang optimal dan untuk mempercepat
penyembuhan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keselamatan pasien maka dilakukan pendekatan modern di bidang pelayanan kesehatan
yang berfokus kepada pasien, dimana kebutuhan terbaik pasien yang diutamakan.
Sejalan dengan itu pelayanan asuhan gizi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan juga
dituntut untuk selalu meningkatkan kualitasnya melalui pelayanan gizi yang
berfokus pada keselamatan pasien, yang disebut dengan pelayanan gizi berbasis
patient safety dan sejalan dengan standar akreditasi. Sebagai upaya untuk
menstandarkan kualitas asuhan gizi seperti tersebut di atas, maka petugas gizi
membuat buku pedoman gizi sebagai acuan bagi tenaga gizi di fasilitas pelayanan
kesehatan, khususnya di Puskesmas Tangeban.
B. TUJUAN
Tersedianya pedoman bagi tenaga gizi dalam melakukan tugas di Puskesmas
Tangeban, sehingga terlaksana pelayanan gizi yang berkualitas.
C. SASARAN
Sasaran pada pedoman ini adalah tenaga gizi Puskesmas Tangeban
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup yang dibahas dalam buku pedoman ini mencakup:
1. Pelayanan gizi rawat jalan
2. Pelayanan gizi rawat inap
3. Pelayanan gizi masyarakat
E. BATASAN PEDOMAN
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang
memungkinkan untuk identikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.

1
2. Berpikir Kritis adalah kemampuan menganalisis masalah gizi, merumuskan dan
mengevaluasi pemecahan masalah dengan mendengarkan dan mengamati fakta
serta opini secara terintegrasi. Karakteristik dan cara berpikir kritis adalah
kemampuan untuk berpikir konseptual, rasional, kreatif, mandiri, dan memiliki
keinginan untuk tahu lebih dalam.
3. Dietetik adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, dan keilmuan dasar untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi yang optimal secara individual melalui pengembangan, penyediaan dan
pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di berbagai area/lingkungan/latar
belakang praktek pelayanan.
4. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah
yang dilaksanakan oleh Tenaga Gizi untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.
5. Kolaborasi yaitu proses dimana individu, kelompok dengan kepentingan yang
sama bergabung untuk menangani masalah yang teridentikasi. Mengkomunikasikan
rencana, proses, dan hasil monitoring evaluasi kegiatan asuhan gizi kepada pasien
dan petugas kesehatan lain yang menangani masalah gizi tersebut.
6. Membuat keputusan yaitu proses kritis dalam memilih tindakan yang terbaik dalam
proses asuhan gizi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
7. Memecahkan masalah yaitu proses yang terdiri dari identikasi masalah gizi,
formulasi pemecahan masalah, implementasi dan evaluasi hasil.
8. Monitoring dan Evaluasi Gizi adalah kegiatan untuk mengetahui respon pasien/
klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.
10. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan,
dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan,
anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
11. Rujukan Gizi adalah sistem dalam pelayanan gizi puskesmas yang memberikan
pelimpahan wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi, baik
secara vertikal maupun horizontal.
12. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
F. DASAR HUKUM
1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualikasi Nasional

2
Indonesia
6. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 23
/KEP/M.PAN/4/2001 tanggal 4 April 2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis
dan Angka Kreditnya
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1306/Menkes/SK/XII/2001 tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Nutrisionis
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/PER/VII/2011 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2013 tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)

3
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA


Di Puskesmas Tangeban untuk program gizi terdapat, satu tenaga S1 gizi Kesmas di
pelayanan :
1. Rawat jalan
2. Rawat inap (dengan di bantu dua tenaga pemasak lulusan SLTP)
3. Gizi masyarakat
Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 26 tahun 2013, Bab III pasal 17
dan 18 ayat 3, tenaga gizi Nutrisionis Registered (NR) mempunyai kewenangan
sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan konseling, edukasi gizi dan dietetik;
2. Pengkajian gizi, diagnosis gizi dan intervensi gizi meliputi perencanaan,
preskripsi diet, implementasi, konseling dan edukasi serta fortikasi dan suplementasi zat
gizi mikro dan makro, pemantauan dan evaluasi gizi, merujuk kasus gizi, dan dokumentasi
pelayanan gizi;
3. Pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan pelayanan gizi dan
4. Melaksanakan penyelenggaraan makanan untuk orang banyak atau kelompok
orang dalam jumlah besar.
Tenaga gizi Nutrisionis Registered (NR) dalam melaksanakan kewenangan sesuai
dengan standar profesi. selain itu tenaga gizi Nutrisionis Registered (NR) hanya dapat
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Apabila rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan belum memiliki tenaga gizi Registered Dietisien (RD) tetapi memiliki tenaga
gizi Nutrisionis Registered (NR), maka tenaga gizi Nutrisionis Registered (NR) dapat
diberi kewenangan sebagai Registered Dietisien (RD) dan segera diberi kesempatan
untuk memenuhi kualikasi sebagai tenaga gizi Registered Dietisien (RD).

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan gizi di Puskesmas Tangeban, tenaga gizi sebagai
koordinator dan pelaksana pelayanan gizi di :
1. Rawat jalan
2. Rawat inap
3. Gizi masyarakat

4
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN GIZI


1. Pelayanan gizi rawat jalan, meliputi :
a. Konsultasi gizi pasien rawat jalan, rujukan dari poli lain (KIA, BP, MTBS,
imunisasi)
b. Menerima rujukan dari posyandu balita dan posyandu lansia
2. Pelayanan gizi rawat inap
a. Konsultasi gizi pasien rawat inap
b. Penyelenggaraan makan dan minum pasien rawat inap
3. Pelayanan gizi masyarakat
N Kegiatan
o
1 Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita
2 Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
3 Pemberian tablet Fe (90 tablet) pada ibu hamil
4 PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada ibu hamil KEK
(Kekurangan
Energi Kronik)
5 PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada balita gizi buruk
6 Pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping – Air Susu Ibu) pada anak
usia
6-24 bulan Gakin (Keluarga Miskin)
7 Penanganan pada balita BGM (Bawah Garis Merah) melalui PMT
penyuluhan dan PMT pemulihan
8 Memantau balita naik berat badannya (N/D) melalui proses
penimbangan
setiap bulan di Posyandu
9 Penyulugan dan konseling gizi
10 Pemeriksaan garam beryodium pada masyarakat
11 Survey KADARZI (Keluarga Sadar Gizi)
12 Pemantauan ASI eksklusif

B. METODE
Metode pelayanan gizi yang dilakukan di Puskesmas Tangeban, dengan cara:
1. Konseling gizi atau konsultasi gizi
Untuk kegiatan konseling atau konsultasi gizi ini dilakukan pada pasien rawat

5
jalan dan rawat inap yang ada di Puskesmas Tangeban
2. Penyuluhan
Untuk kegiatan penyuluhan dilakukan, pada kegiatan gizi masyarakat.
Biasanya kegiatan ini dilakukan pada:
a. Posyandu balita
b. Posyandu lansia
c. Kelas ibu hamil
d. Kelas ibu menyusui
e. Pertemuan- pertemuan yang ada di empat desa di wilayah Puskesmas
3. Pemberian materi atau bahan yang ada di poli gizi (PMT atau suplemen gizi)
Untuk kegiatan pemberian materi atau bahan yang ada di poli gizi (PMT atau
suplemen gizi) biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan, pasien rawat inap dan
pelayanan gizi masyarakat, misalnya :
a. Pemberian vitamin A
b. Pemberian tablet Fe
c. Pemberian vitamin penambah nafsu makan
d. Pemberian lancar ASI
e. PMT pada balita gizi kurang
f. PMT pada balita gizi buruk
g. PMT ibub hamil KEK
4. Konsultasi via SMS
Semua sasaran pada waktu bertemu dengan ptugas gizi selaludiberikan kontak
telfon petugas gizi, sehingga apabila ada masalah gizi lebih lanjut, bisa
dikonsultasikan dengan menggunakan via SMS

6
BAB V
LOGISTIK

Logistik yang ada di pelayanan gizi meliputi:

NO LOGISTIK KONDISI
1 PMT untuk ibu hamil KEK Baik
2 PMT untuk balita gizi buruk Baik
3 PMT untuk balita gizi kurang Baik
4 Lancar ASI untuk ibu menyusui Baik
5 Leaflet pelayanan gizi Baik
6 ASI kit Baik
7 KMS ASI Baik
8 Media penyuluhan DDTK Baik
9 Media penyuluhan KADARZI Baik
10 Food model Baik
11 Antropometri kit Baik
12 Form laporan bulanan Baik
13 Form pemantauan tumbuh kembang Baik
balita
14 Bahan makanan dan minuman untuk Baik
pasien rawat inap
15 Peralatan masak untuk dapur rawat Baik
inap
16 Almari es untuk dapur rawat inap Baik

7
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Keselamatan sasaran pada kegiatan atau program gizi meliputi :

NO SASARAN ALAT KESEKAMATAN


1 Pasien rawat inap 1. Makanan dan minuman harus tertutup
rapat pada waktu di sajikan
2. Makanan dan minuman yang disajikan
harus bebas dari bahaya fisik dan kimia
2 Pasien rawat jalan 1. Memperhatikan tanggal kadaluarsa pada
PMT pemulihan
2. Memperhatikan tanggal kadaluarsa pada
suplemen gizi yang diberikan
3 Pasien pada kegiatan gizi 1. Memperhatikan tanggal kadaluarsa pada
masyarakat PMT pemulihan
2. Memperhatikan tanggal kadaluarsa pada
suplemen gizi yang diberikan

8
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

NO PEKERJA ALAT PELINDUNG


1 Tenaga lapangan 1. Motor dalam kondisi baik
2. Alat pengaman berkendara (Helm,
jaket dan sepatu)
2 Tenaga pemasak 1. Celemek
2. Sarung tangan
3. Masker

9
BAB VIII PENGENDALIAN
MUTU
Indikator keberhasilan dalam program gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Pelaksanaan pelayanan sesuai jadwal
2. Pelaksanaan pelayanan sesuai SOP
3. Ketepatan dalam pembuatan dan penyerahan laporan
4. Tercapainya indikator kinerja program gizi

N Kegiatan Prosentase Pencapaian


o Indikator (%)
1 Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 100
2 Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas 100
3 Pemberian tablet Fe (90 tablet) pada ibu hamil 100
4 PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada ibu hamil 100
KEK (Kekurangan Energi Kronik)
5 PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada balita gizi 100
buruk
6 Pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping – Air Susu 100
Ibu) pada anak usia 6-24 bulan Gakin (Keluarga Miskin)
7 Penanganan pada balita BGM (Bawah Garis Merah) 100
melalui PMT penyuluhan dan PMT pemulihan
8 Memantau balita naik berat badannya (N/D) melalui 73
proses penimbangan setiap bulan di Posyandu
9 Penyulugan dan konseling gizi 71
10 Pemeriksaan garam beryodium pada masyarakat 100
11 Survey KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) 84
12 Pemantauan ASI eksklusif 80,4

10
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini di gunakan sebagai penunjang kinerja program gizi dan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan gizi yang ada di Puskesmas Tangeban. Apabila
terdapat revisi dalam pelayanan gizi, maka isi dari pedoman ini aka menyesuaikan.

11

Anda mungkin juga menyukai