DEFINISI
A. Pengertian
Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit atau
kondisi klinis yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi
kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi
harus selalu disesuaikan dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien
harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya
peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar
rumah sakit, merupakan tugas dan tanggu jawab tenaga kesehatan, terutama
tenaga gizi.
Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan
pengkajian gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi, dan atau pemberian
makanan khusus dalam rangka penyembuhan penyakit pasien. (Nutrition and Diet
Therapy Dictionary, 2004)
1
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna sebagai
bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Tujuan Khusus :
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
TATALAKSANA
4
Hasil food Recall yang diperoleh, di analisis/ dihitung nilai gizinya
dengan menggunakan Daftar Bahan Makanan Penukar/Software.
2. Intervensi
a. Penentuan preskripsi diet awal/sementara, dokter menentukan diet
pasien baru, bila tidak ditentukan dokter dapat dilakukan oleh perawat
atau ahli gizi
b. Penentuan preskripsi diet defenitif, setelah pasien diobservasi dan
dievaluasi dokter menentukan diet pasien berdasarkan hasil observasi
tersebut
c. Menerjemahkan preskripsi diet, Ahli gizi menentukan kebutuhan dan
menyusun kebutuhan gizi pasien dalam bahan makanan dan menu
d. Perubahan preskripsi diet, Bila ada kendala-kendala dalam pemberian
makan dan dari hasil evaluasi diet, bila perlu diet diubah sesuai
kebutuhan dan kemampuan pasien
5
6. Penyuluhan/Edukasi
Penyuluhan/edukasi diet pada pasien dan keluarga pada saat kunjungan
ulang dan evaluasi kepatuhan pasien dalam menjalankan dietnya
6
Analisis Diet
Hasil food Recall yang diperoleh, di analisis/ dihitung nilai
gizinya dengan menggunakan Daftar Bahan Makanan Penukar
2. Intervensi
a. Penentuan preskripsi diet awal/sementara, dokter menetukan diet
pasien baru, bila tidak ditentukan dokter dapat dilakukan oleh
perawat atau ahli gizi
b. Penentuan preskripsi diet defenitif, setelah pasien diobservasi dan
dievaluasi dokter menentukan diet pasien berdasarkan hasil
observasi tersebut
c. Menerjemahkan preskripsi diet, Ahli gizi menentukan kebutuhan
dan menyusun kebutuhan gizi pasien dalam bahan makanan dan
menu
d. Pengadaan dan Distribusi Makanan, Makanan disediakan sesuai
dengan standar makanan RS yang disajikan pada alat makan dan
diantar ke ruang rawat inap dengan menggunakan stiker sebagai
identitas pasien yang berisi ( Nama. Tanggal lahir dan Nomor
rekam medik )
e. Pemberian Makanan, Makanan diberikan pada pasien dan bila
perlu petugas dapat membantu bila kesulitan makan
f. Perubahan preskripsi diet, Bila ada kendala-kendala dalam
pemberian makan dan dari hasil evaluasi diet, bila perlu diet diubah
sesuai kebutuhan dan kemampuan pasien
g. Perencanaan diet khusus, Rumah Sakit melayani bila pasien
memerlukan diet yang bervariasi dan individual sesuai kelas
perawatan serta memberikan edukasi bila keluarga menyediakan
makanan sendiri agar makanan sesuai dengan kebutuhan dan diet
pasien
h. Perencanaan dan Pemberian Makanan Enteral Rumah Sakit,
Apabila setelah evaluasi pasien tidak dapat makan melalui mulut,
7
maka dapat dituliskan di buku permintaaan diet pasien tentang jenis
diet pengganti, volume dan frekuensi pemberian makanan,
misalnya sonde 1700 kkal/ 6 x pemberian
i. Perencanaan dan Pemberian Makanan Parenteral, Bila pasien tidak
dapat makan per oral, dokter menetapkan dan perawat memberikan
makanan dan mengevaluasinya.
3. Penyuluhan/Edukasi pada pasien dan keluarga tentang diet
pasien dan perencanaan kunjungan ulang.
Hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan konsultasi/edukasi diet
perorangan sesuai dengan penyakitnya
4. Pemantauan Konsumsi Makan
Mencatat habis atau tidaknya makanan, kesesuaian diet dan bila ada
efek samping dari makanan
5. Pemantauan Status Gizi
a. Berat badan, Tinggi Badan dan Panjang badan
b. Pemeriksaan klinis, setiap visite oleh dokter
c. Pemeriksaan laboratorium, apabila diperlukan
6. Penyuluhan/Edukasi
Penyuluhan/edukasi diet pada pasien dan keluarga pada saat
kunjungan ulang dan evaluasi kepatuhan pasien dalam menjalankan
dietnya
8
BAB IV
DOKUMENTASI