Anda di halaman 1dari 20

1.

Kelengkapan Asesmen Awal Medis dalam 24 jam


Standar
Judul Indikator Kelengkapan asesmen awal medis dalam 24 jam

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan Pasien.


2. Kelengkapan asesmen awal medis 24 jam menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin Kelengkapan asesmen awal medis 24 jam pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan
pemberi pelayanan dalam melakukan proses pengisian Kelengkapan asesmen
awal medis 24 jam. Dengan adanya indikator tersebut diharapkan pemberi
pelayanan akan menjadikan Kelengkapan asesmen awal medis 24 jam sebagai
proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Pemeriksaan awal oleh DPJP sebelum 24 jam sejak pasien dinyatakan dirawat inap
adalah sangat penting untuk mempercepat proses penegakan diagnose medis se-
hingga penatalaksanaan pasien menjadi yang lebih tepat, meningkatkan kepuasaan
pelanggan, meningkatkan efektifitas dan efisiensi lama hari rawat pasien, serta ke-
mungkinan komplikasi / risiko klinis lainnya dapat diantisipasi lebih dini.

Tujuan Peningkatan Mengidentifikasi kualitas pelayanan kepada pasien baru di ruang rawat inap yang
Mutu dihubungkan dengan penanganan/ pemeriksaan pasien oleh Dokter Penanggung-
jawab Pelayanan (DPJP) setelah pasien dinyatakan harus rawat inap

Definisi Operasional Pasien baru di ruang rawat inap adalah pasien yang baru baik dari UGD maupun dari rawat
jalan, yang telah dinyatakan MRS (masuk rumah sakit) sebelumnya. Asesmen awal
adalah pemeriksaan awal oleh DPJP mencakup evaluasifaktor fisik, psikologis, sosial, dan
ekonomi termasuk pemeriksaan fisik danriwayat. Asesmen awal dilaksanakan pada
semua pasien di ruang rawat inap dalam waktu selambat-lambatnya 24 jam sejak pasien
dinyatakan MRS yang di maksud adalah rentang waktu sejak dokter umum UGD atau
dokter spesialis di rawat jalan menyatakan pasien untuk MRS sampai format assesmen
awal terisi dengan lengkap dan benar khusus untuk pasien di ruang rawat inap (sampai
dirumuskan diagnosa kerja).

Jenis indikator Proses


Satuan pengukur Persentase
Numerator Jumlah pasien baru rawat inap yang telah mendapat pemeriksaan pertama DPJP
(visite pertama) < 24 jam sejak dinyatakan rawat inap oleh dokter UGD & rawat
jalan

Denumerator Jumlah seluruh pasien baru rawat inap yang telah berada selama 24 jam dirawat
inap dihitung sejak saat ditetapkan menjalani rawat inap oleh dokter UGD atau
Rawat Jalan
Target pencapaian 100%
 Kriteria Inklusi: Seluruh pasien baru rawat inap yang telah berada selama 24
Kriteria jam di rawat inap dihitung sejak saat ditetapkan menjalani rawat inap oleh dokter
UGD atau Rawat Jalan
 Kriteria Eksklusi :
- Pasien pulang atas permintaan sendiri
- Pasien meninggal < 24 jam dari sejak masuk UGD atau rawat jalan
Formula Jumlah pasien baru rawat inap yang telah mendapat pemeriksaan
pertama DPJP (visite pertama) < 24 jam sejak dinyatakan rawat inap
oleh dokter UGD& rawat jalan
_______________________________________________________ x 100%
Jumlah seluruh pasien baru rawat inap yang telah berada selama 24 jam
di rawat inap dihitung sejak saat ditetapkan menjalani rawat inap
oleh dokter UGD atau Rawat Jalan
Metode Formulir harian Assesmen awal medis 24 jam
pengumpulan Data
Sumber data Rekam Medis
Instrumen  Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Pengambilan Data  Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Besar Sample Non Probability Sampling- Consecutive sampling

Cara pengambilan Pencatatan Setiap hari oleh Perawat Ruangan di Form Monitorng
Sample
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart

Periode Analisa dan Bulanan, Triwulan, Tahunan


pelaporan Data

Penanggung Jawab  Ka. Unit masing-masing ruangan


 Koordinator masing-masing ruangan
2. Kepatuhan Identifikasi Pasien
Standar
Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan Pasien.


2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan
pasien selama proses pelayanan dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka diperlukan indikator
yang mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan pemberi pelayanan
dalam melakukan proses identifikasi. Dengan adanya indikator tersebut
diharapkan pemberi pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai proses
rutin dalam proses pelayanan.

Dimensi Mutu Keselamatan

Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan identifikasi pasien


dalam melakukan tindakan pelayanan.
Tujuan Peningkatan 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesehatan.
Mutu 2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang dilakukan
pemberi pelayanan dengan menggunakan minimal dua penanda identitas
seperti: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai dengan
yang ditetapkan di Rumah Sakit.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan atau verbal (lisan).
Definisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang dilakukan
pemberi pelayanan dengan menggunakan minimal dua penanda identitas
seperti: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai dengan
yang ditetapkan di Rumah Sakit.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan atau verbal (lisan)
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara benar pada setiap
keadaan terkait
tindakan intervensi pasien seperti :
 Pemberian pengobatan : pemberian obat, pemberian cairan intravena,
pemberian darah dan produk darah, radioterapi, dan nutrisi.
 Prosedur tindakan : tindakan operasi atau tindakan invasif lainnya sesuai
kebijakan yang ditetapkan rumah sakit.
 Prosedur diagnostik : pengambilan sampel, pungsi lumbal, endoskopi,
kateterisasi jantung, pemeriksaan radiologi, dan lain-lain.
 Kondisi tertentu : pasien tidak dapat berkomunikasi (dengan ventilator),
pasien bayi, pasien tidak sadar, bayi kembar.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan melakukan
identifikasi seluruh tindakan intervensi yang dilakukan dengan benar.

Jenis indikator Proses

Satuan pengukur Persentase

Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien secara benar
dalam periode observasi

Denumerator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode observasi

100%
Target pencapaian
Kriteria Inklusi:
Kriteria Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan kesehatan.
Kriteria Eksklusi : Tidak ada

Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien


Formula secara benar dalam periode observasi
--------------------------------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
dalam periode obeservasi

Metode Observasi
pengumpulan Data
Sumber data Hasil observasi

Instrumen Formulir observasi kepatuhan identifikasi pasien


Pengambilan Data
Besar Sample  Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
 Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Cara pengambilan Non Probability Sampling- Consecutive sampling


Sample
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisa dan Bulanan, Triwulan, Tahunan
pelaporan Data

Penanggung Jawab Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan

3. Presentasi Instruksi Dokter telah ditandatangani dalam waktu


1 x 24 jam
Standar
Judul Indikator Presentase instruksi dokter telah ditandatangani dalam waktu 1 x 24 jam

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan Pasien.


2. Presentase instruksi dokter telah ditandatangani dalam waktu 1 x 24 jam
menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan pasien selama proses
pelayanan dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin kelengkapan Presentase instruksi dokter telah ditandatan-
gani dalam waktu 1 x 24 jam pasien maka diperlukan indikator yang
mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses Presentase instruksi dokter telah ditandatangani dalam
waktu 1 x 24 jam . Dengan adanya indikator tersebut diharapkan pemberi
pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai proses rutin dalam proses
pelayanan
Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Peningkatan Tergambarnya proses read back, write back sampai ditandatangani oleh Pemberi In-
Mutu struksi
Definisi Operasional Instruksi lisan dokter via telepon di luar jam kerja adalah instruksi yang disam-
paikan via telepon berupa terapi atau tindakan delegatif yang diberikan oleh dokter
penanggungjawab pasien (DPJP) kepada perawat sebagai respon dari pelaporan
kondisi pasien, meliputi :
a. Perubahan keadaan umum pasien (kondisi kritis)
b. Perubahan hasil pemeriksaan penunjang (hasil kritis laboratorium dan radi-
ologi)
c. Konsultasi pasien pasien baru di luar jam kerja

Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap instruksi lisan agar
dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan membacakan kembali
instruksi; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dengan dibaca
ulang dan/atau dengan ejaan huruf alphabet instruksi obat sound a like.

Jenis indikator Proses

Satuan pengukur Presentase

Numerator Jumlah dokumentasi read back, write back yang ditandatangani dlm waktu 1 X 24
jam sejak instruksi

Denumerator Jumlah seluruh read back, write back instruksi verbalyang terdokumentasi
100%
Target pencapaian
Kriteria Inklusi: Seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi
Kriteria Kriteria Eksklusi : Tidak ada

Formula Jml read back, write back yang ditandatangani dlm waktu 1X24 jam sejak instruksi
X 100
Jumlah seluruh read back instruksi verbalyang terdokumentasi

Metode Formulir harian Presentase instruksi dokter telah ditandatangani dalam waktu 1 x
pengumpulan Data 24 jam

Sumber data Rekam Medis


Instrumen  Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Pengambilan Data  Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Besar Sample Non Probability Sampling- Consecutive sampling

Cara pengambilan Pencatatan Setiap hari oleh Perawat Ruangan di Form Monitoring
Sample
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisa dan Bulanan, Triwulan, Tahunan
pelaporan Data

Penanggung Jawab
 Ka. Unit masing-masing ruangan
 Koordinator masing-masing ruangan
4. Rata-rata pasien yang Kembali keperawatan intensif dengan kasus
yang sama < 72 jam

Standar
Judul Indikator Rata-rata pasien yang kembali keperawatan intensif dengan kasus yang sama< 72
jam

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan Pasien.


2. Presentase Rata-rata pasien yang kembali keperawatan intensif dengan kasus yang
sama< 72 jam menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan pasien selama
proses pelayanan dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk mengetahui Rata-rata pasien yang kembali keperawatan intensif dengan kasus
yang sama< 72 jam maka diperlukan indikator yang mencatat dan memonitor pasien
yang kembali keperawatan intensif dengan kasus yang sama< 72 jam. Dengan adanya
indikator tersebut diharapkan pemberi pelayanan dapat meningkatkan mutu proses
pelayanan

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Peningkatan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif


Mutu
Definisi Operasional Pasien kembali keperawatan intensif dari ruang rawat inap dengan
kasus yang sama dalam waktu< 72 jam

Jenis indikator Proses

Satuan pengukur Presentase

Numerator Jumlah pasien yang kembali keperawatan intensif dengan kasus yang
sama< 72 jam dalam 1 bulan
Denumerator Jumlah seluruh pasien yang dirawat diruang intensif dalam periode
yang sama

Target pencapaian 100%

Kriteria Inklusi: Pasien yang dirawat di ruang ICU kemudian boleh pindah rawat
Kriteria inap lalu masuk kembali ke ruang ICU < 72 jam dengan diagnose atau kasus yang
sama
Kriteria Eksklusi : Pasien yang dirawat di ruang ICU kemudian boleh pindah
rawat inap, lalu < 72 jam dilakukan operasi kem,udian Kembali ke ruang ICU

Formula Jumlah pasien yang kembali keperawatan intensif dengan kasus yang
sama< 72 jam dalam 1 bulan
x 100%
Jumlah seluruh pasien yang dirawat diruang intensif dalam periode
yang sama

Metode Formulir harian Rata-rata pasien yang kembali keperawatan intensif dengan kasus
pengumpulan Data yang sama< 72 jam

Sumber data Rekam Medis

Instrumen  Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)


Pengambilan Data  Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Besar Sample Non Probability Sampling- Consecutive sampling

Cara pengambilan Pencatatan Setiap hari oleh Perawat Ruangan di Form Monitoring
Sample
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisa dan Bulanan, Triwulan, Tahunan
pelaporan Data

Penanggung Jawab Komite medik


5. Kepuasan Pelanggan

Standar
Judul Indikator Kepuasan pelanggan yang dirawat di ICU

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan Pasien.


2. Presentase Kepuasan pelanggan menjadi sangat penting untuk menjamin keber-
hasilan staf dalam melakukan perawatan
3. Untuk mengetahui presentase kepuasan pelanggan maka diperlukan indikator yang di-
pakai untuk mencatat dan memonitor kepuasan pelanggan . Dengan adanya indikator
tersebut diharapkan pemberi pelayanan dapat meningkatkan mutu proses pelayanan

Dimensi Mutu Efektifitas dan mutu pelayanan

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam peningkatan mutu pelayanan adalah
kepuasan pelanggan Kepuasan pelanggan

Tujuan Peningkatan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan ICU/ICCU


Mutu
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan ICU/ICCU

Jenis indikator Proses

Satuan pengukur Presentase

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei

Denumerator Jumlah total pasien yang disurvei

Target pencapaian 90%


Kriteria Inklusi: Pasien rawat inap yang telah dirawat inap 2 x 24 jam
Kriteria Kriteria Eksklusi : Pasien dengan gangguan jiwa, tidak sadar dan pasien anak
yang belum mengerti survey

Formula Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
x 100%
Jumlah total pasien yang disurvei

Metode Formulir survei kepuasan pelanggan


pengumpulan Data
Sumber data Hasil survey kepuasan pelanggan di Ruang ICU

Instrumen  Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)


Pengambilan Data  Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Besar Sample Non Probability Sampling- Consecutive sampling

Cara pengambilan Pencatatan Setiap bulan dari seluruh kuisioner kepuasan pelanggan di ruang ICU
Sample
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisa dan Bulanan, Triwulan, Tahunan
pelaporan Data

Penanggung Jawab Ka. Unit masing-masing ruangan


 Koordinator masing-masing ruangan
 Ka Humas
6. Kejadian Pasien Jatuh di Ruang ICU/ICCU
Standar
Judul Indikator Kejadian Pasien Jatuh di Ruang ICU/ICCU

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan Pasien.


2. Pencatatan Kejadian pasien jatuh diruang ICU/ICCU menjadi sangat penting
untuk menjamin keselamatan pasien selama proses pelayanan dan mencegah
insiden keselamatan pasien.
3. Untuk mencatat kejadian pasien jatuh di ruang ICU/ICCU maka diperlukan
indikator yang mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan petugas dalam
menjalankan prosedur pencegahan pasien jatuh. Dengan adanya indikator
tersebut diharapkan pemberi pelayanan akan menjadikan prosedur pencega-
han pasien jatuh sebagai proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan pasien

Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien yang beresiko jatuh dan
membuat suatu rencana perawatan untuk meminimalkan resiko. Salah satu upaya
untuk mengurangi resiko pasien jatuh adalah dengan menempatkan perawat profe-
sional pada bangsal-bangsal tempat perawatan pasien.

Tujuan Peningkatan Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di Ruang ICU/ICCU dapat
Mutu
menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam keselamatan
banyak pasien.
Definisi Operasional Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara cepat dan tiba-tiba
berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian
tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan
sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.
Jenis indikator Proses
Satuan pengukur Persentase

Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah pasien
yang jatuh dan berakibat kecacatan atau kematian
Denumerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Target pencapaian 100%
 Kriteria Inklusi: Pasien jatuh yang terjadi saat berada di unit perawatan
Kriteria Klasifikasi Perlukaan;
 Minor(1)– menyebabkan perawatan luka, pembersihan luka, penggunaan
obat topical, memar atau lecet
 Moderate (2) – menyebabkan luka robek yang perlu dijahit, splinting, dan
keseleo pada sendi atau otot
 Major (3) – menyebabkan pembedahan, insisi, traksi, terjadi patah tulang,
atau membutuhkan konsultasi untuk neurological atau luka internal
 Death (4) – pasien meninggal karena luka akibat jatuh
 UTD – ’Unable to Determine’ Tidak dapat ditentukan dari dokumentasi
yang ada

 Kriteria Eksklusi :
Kejadian jatuh oleh:Pengunjung, Staf rumah sakit, Pasien saat sedang tidak
berada pada unit perawatan pasien tersebut (mis. Pasien jatuh di unit radiologi),
Pasien yang jatuh dengan kategori’none’

Formula Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah pasien yang
jatuh dan berakibat kecacatan atau kematian
x 100
Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut

Metode Formulir harian


pengumpulan Data
Sumber data Rekam Medis
Instrumen  Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Pengambilan Data  Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Besar Sample Non Probability Sampling- Consecutive sampling

Cara pengambilan Pencatatan Setiap hari oleh Perawat Ruangan di Form Monitorng
Sample
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisa dan Bulanan, Triwulan, Tahunan
pelaporan Data
Penanggung Jawab  Ka. Unit masing-masing ruangan
 Koordinator masing-masing ruangan

7. Perawat Ruang Intensif tersertifikasi pelatihan ICU/ICCU


Standar
Judul Indikator Perawat Ruang Intensif tersertifikasi pelatihan ICU/ICCU

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan Pasien.


2. Presentase Perawat Ruang Intensif tersertifikasi pelatihan ICU/ICCU menjadi sangat
penting untuk menjamin keselamatan pasien selama proses pelayanan dan
mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Presentase Perawat Ruang Intensif tersertifikasi pelatihan ICU/ICCU maka diperlukan
indikator yang mencatat dan memonitor . Dengan adanya indikator tersebut diharapkan
pemberi pelayanan dapat meningkatkan mutu proses pelayanan

Dimensi Mutu Pengembangan SDM dan keselamatan pasien

Terwujudnya peningkatan kompetensi dan kapabilitas staf

Tujuan Peningkatan Tersedianya Pelayanan Intensif oleh tenaga yang kompeten dalam
Mutu bidang perawatan kritis dan berkinerja tinggi

Definisi Operasional Tenaga kompeten adalah tenaga pelayanan Intensif yang sudah
memiliki sertifikat pelatihan ICU/ICCU yang masih berlaku

Jenis indikator Proses

Satuan pengukur Presentase

Numerator Jumlah tenaga yang bersitifikat ICU/ICCU yang masih berlaku,

Denumerator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan Intensif

Target pencapaian 100%


Kriteria Inklusi: Jumlah tenaga yang bersitifikat ICU/ICCU yang masih berlaku,
Kriteria Kriteria Eksklusi : -

Formula Jumlah tenaga yang bersertifikat ICU/ICCU yang masih berlaku


x 100%
Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan intensif

Metode Sertifikat pelatihan ICU/ICCU


pengumpulan Data
Sumber data a. Data kepegawaian unit kerja area kritis
b. Daftar/agenda diklat tahunan
c. Data staf yang ikut pelatihan
d. Laporan evaluasi kinerja staf

Instrumen  Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)


Pengambilan Data  Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Besar Sample Non Probability Sampling- Consecutive sampling

Cara pengambilan Pencatatan dari data yang ada di kepegawaian


Sample
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart

Periode Analisa dan Bulanan, Triwulan, Tahunan


pelaporan Data

Penanggung Jawab  Kabid SDM


 Ka. Unit ICU
8. Kejadian Dekubitus ICU
Standar
Judul Indikator Kejadian Decubitus ICU

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan Pasien.


2. Kejadian decubitus di ICU menjadi sangat penting untuk menjamin
keselamatan pasien selama proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien.
3. Untuk mencatat Kejadian decubitus di ICU maka diperlukan indikator yang
mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses pencegahan Kejadian dekubitus di ICU. Dengan adanya
indikator tersebut diharapkan pemberi pelayanan akan menjadikan pencega-
han kejadian decubitus di ICU sebagai proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu dan


keselamatan pasien

Tujuan Peningkatan Terhindarnya pasien dari kejadian Dekubitus


Mutu
Definisi Operasional Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area
secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
Jenis indikator Proses

Satuan pengukur Persentase


Numerator Jumlah Pasien yang mengalami Dekubitus

Denumerator Jumlah seluruh Pasien yang tirah baring


Target pencapaian 0%
 Kriteria Inklusi: Semua pasien rawat inap tirah baring
Kriteria  Kriteria Eksklusi : Pasien yang masuk rawat inap RS sudah mengalami dekubi-
tus

Formula Jumlah pasien yang mengalami decubitus


__________________________________________ x 100%
Jumlah seluruh pasien yang tirah baring

Metode Formulir harian Kejadian dekubitus


pengumpulan Data
Sumber data Survei dan observasi

Instrumen  Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)


Pengambilan Data  Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Besar Sample Non Probability Sampling- Consecutive sampling

Cara pengambilan Pencatatan Setiap hari oleh Perawat Ruangan di Form Monitorng
Sample
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisa dan Bulanan, Triwulan, Tahunan
pelaporan Data

Penanggung Jawab  Ka. Unit masing-masing ruangan


 Koordinator masing-masing ruangan
9. Kepatuhan pemberian Label Obat high alert di ICU
Standar
Judul Indikator Kepatuhan pemberian label obat high alert di ICU

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan Pasien.


2. Kepatuhan pemberian label obat high alert di ICU menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin Kepatuhan pemberian label obat high alert di ICU maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan
pemberi pelayanan dalam melakukan proses pengisian Kepatuhan pemberian
Label obat high alert di ICU. Dengan adanya indikator tersebut diharapkan
pemberi pelayanan akan menjadikan Kepatuhan pemberian Label obat high
alert di ICU sebagai proses rutin dalam proses pelayanan.

Dimensi Mutu Keamanan

Kesalahan pemberian obat High Alert sangat fatal akibatnya terhadap pasien, dapat
mengakibatkan terjadinya kematian (sentinel event) maupun Kejadian yang Tidak
Diharapkan (KTD)

Tujuan Peningkatan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien
Mutu untuk labelisasi obat high alert dan Mencegah kesalahan cara pemberian obat

Definisi Operasional Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi yang dimaksud adalah
ketepatan pemberian label obat high alert sesuai dengan standar yang ditetapkan
rumah sakit dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang ser-
ing menyebabkan terjadi Kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang beresiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
(adverse event)
Yang termasuk obat high alert adalah sebagai berikut:
1. Heparin 10. Midazolam inj
2. Ca Gluconas 11. Narkotikinj, oral, transdermal
3. Epinefnn 12. Vecuronium
4. Norepmephrin
5. Propofol, ketamine 13. NaCL3%
6. Amiodarone (Tyarit) 14. MgSO4inj
15. KC1 7,46% inj
7. GHbenklamid
8. Digoxin inj 16. lopamidol
17. Dextrose 40%
9. Insulin
injeksi(Novorapid,no vomix,Levemir)
Jenis indikator Proses

Satuan pengukur Persentase

Numerator Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi
dalam satu bulan
Denumerator Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam bulan yang sama
Target pencapaian 100%
 Kriteria Inklusi: Seluruh prosedur pemberian obat high alert yang dilaksanakan
Kriteria  Kriteria Eksklusi : -

Formula Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh
farmasi dalam satu bulan
__________________________________________________ x 100%
Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam bulan yang sama

Metode Formulir harian Kepatuhan pemberian label obat high alert di ICU
pengumpulan Data
Sumber data Survei

Instrumen  Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)


Pengambilan Data  Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Besar Sample Non Probability Sampling- Consecutive sampling

Cara pengambilan Pencatatan Setiap hari oleh Perawat Ruangan di Form Monitorng
Sample
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisa dan Bulanan, Triwulan, Tahunan
pelaporan Data
Penanggung Jawab  Ka. Unit ICU
 Ka. Unit Farmasi
 Koordinator ICU

10. Kejadian Plebitis


Standar
Judul Indikator Kejadian Plebitis

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan Pasien.


2. Kejadian Plebitis menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan pasien
selama proses pelayanan dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin berkurangnya Kejadian phlebitis di Ruang ICU maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan
pemberi pelayanan dalam melakukan proses pencegahan kejadian phlebitis di
Ruang ICU. Dengan adanya indikator tersebut diharapkan pemberi pelayanan
akan menjadikan pencegahan Kejadian phlebitis sebagai proses rutin dalam
proses pelayanan.

Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien

Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu dan


keselamatan pasien dalam pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit

Tujuan Peningkatan Tergambanya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien. Kejadian
Mutu phlebitis dapat menyebabkan komplikasi yang serius bagi pasien. Menurunnya keja-
dian infeksi aliran darah.
Definisi Operasional Plebitis adalah iritasi vena oleh alat IV,obat-obatan atau infeksi yang ditandai dengan
kemerahan,bengkak,nyeri tekan pada sisi IV. (Weistein,2001). Plebitis merupakan
inflasi vena yang disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik yang sering
disebabkan oleh komplikasi dari terapi intravena ( La Rocca,1998)

Jenis indikator Proses

Satuan pengukur Persentase

Numerator Jumlah pasien yang mengalami plebitis

Denumerator Jumlah seluruh pasien yang terpasang infus


Target pencapaian 100%
 Kriteria Inklusi : Jumlah seluruh pasien yang terpasang infus
Kriteria  Kriteria Eksklusi : -

Formula Jumlah pasien yang mengalami plebitis


_____________________________________________________ x 100%
Jumalah seluruh pasien yang terpasang infus

Metode Formulir harian Kejadian plebitis


pengumpulan Data
Sumber data Hasil surveilen infeksi ruang ICU

Instrumen  Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)


Pengambilan Data  Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Besar Sample Non Probability Sampling- Consecutive sampling

Cara pengambilan Pencatatan Setiap hari oleh Perawat Ruangan di Form Monitorng
Sample
Periode Bulanan
pengumpulan data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisa dan Bulanan, Triwulan, Tahunan
pelaporan Data

Penanggung Jawab  Ka. Unit masing-masing ruangan


 Koordinator masing-masing ruangan

Anda mungkin juga menyukai