Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN ASUHAN GIZI

RS. MARDI WALUYO METRO


TAHUN 2015

RUMAH SAKIT MARDI WALUYO


JL. JENDRAL SUDIRMAN NO 156
KOTA METRO
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ i


Daftar Isi ......................................................................................................................... ii

BAB I. Definisi ……........................................................................................................ 1


1.1. Pengertian……….......................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ….................................................................................................................... 1
BAB II. Tata Laksana ..................................................................................................... 2
2.1. Asuhan Gizi Rawat Jalan …………….................................................................... 2
2.2. Asuhan Gizi Rawat Inap ..……………………………........................................... 4
BAB III. Dokumentasi .................................................................................................... 8
BAB IV. Penutup ............................................................................................................ 9
BAB I
DEFINISI

1.1 Pengertian
Asuhan gizi merupakan sarana dalam pemenuhan zat gizi pasien. Pelayanan
gizi rawat inap sering disebut juga dengan Terapi Gizi Medik. Pelayanan kesehatan
paripurna seorang pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan, secara teoritis
memerlukan tiga jenis asuhan yang pada pelaksanaannya dikenal sebagai pelayanan.
Ketiga jenis asuhan tersebut adalah asuhan medik, asuhan keperawatan, dan asuhan gizi.

1.2 Tujuan

Tujuan utama Asuhan Gizi adalah memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara optimal
baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat maupun konseling gizi pada
rawat jalan.
BAB II

TATA LAKSANA ASUHAN GIZI

2.1 Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan


Pengertian dari Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan adalah serangkaian proses kegiatan
pelayanan gizi yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet, pelaksanaan
konseling diet hingga evaluasi rencana diet kepada klien/pasien rawat jalan
Tujuannya adalah memberikan pelayanan gizi kepada klien/pasien rawat jalan agar
memperoleh asupan makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Kegiatannya meliputi:
2.1.1 Pengkajian status gizi
a) Antropometri
Dilakukan dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Bila pasien
tidak dapat dilakukan pengukuran tersebut, dapat dilakukan pengukuran lingkar
lengan atas (LiLa) maupun tinggi lutut
b) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang
berhubungan dengan gangguan gizi atau untuk menentukan hubungan sebab akibat
antara status gizi dengan kesehatan, serta menentukan terapi obat dan diet.
Pemeriksaan fisik meliputi: tanda-tanda klinis kurang gizi (sangat kurus, pucat, atau
bengkak) atau gizi lebih (gemuk atau sangat gemuk/obesitas); sistem kardiovaskuler;
sistem pernapasan, sistem gastrointestinal; sistem metabolik/endokrin dan sistem
neurologik/psikiatrik
c) Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan biokimia
dalam rangka mendukung diagnosa penyakit serta menegakkan masalah gizi
klien/pasien. Pemeriksaan ini dilakukan juga untuk menentukan intervensi gizi dan
memonitor/mengevaluasi terapi gizi
2.1.2 Riwayat gizi
Anamnesis riwayat gizi pasien ada dua macam, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
Anamnesis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola
makan sehari-hari berdasarkan frekuensi penggunaan bahan makanan, sedangkan
anamnesis kuantitatif dilakukan utnuk mendapat gambaran asupan
zat gizi sehari, dengan menggunakan recall 24 jam yang diukur dengan food model.
Analisis asupan gizi menggunakan Daftar Penukar Bahan Makanan, maupun
menggunakan software tertentu.
2.1.3 Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakitnya.
Penentuan kebutuhan gizi diberikan kepada klien/pasien atas dasar status gizi,
pemeriksaan klinis, dan data laboratorium. Selain itu perlu juga memperhatikan
kebutuhan untuk penggantian zat gizi, kebutuhan harian, kebutuhan tambahan karena
kehilangan serta tambahan untuk pemulihan jaringan atau organ yang sedang sakit.
2.1.4 Menentukan macam atau jenis diet sesuai dengan status gizi dan penyakitnya serta
cara pemberian makanan.
Jenis diet disesuaikan dengan keadaan/penyakit yang diderita serta kemampuan pasien
untuk menerima makanan dengan memperhatikan Prinsip Menu Seimbang (energi,
protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, air, dan serat) dan kebiasaan/pola makan.
2.1.5 Konseling gizi
Sebelum melaksanakan kegiatan konseling gizi, terlebih dahulu dibuat rencana
konseling, yang mencakup penetapan tujuan, sasaran, strategi, materi, metode,
penilaian, dan tindak lanjut. Tujuan konseling gizi adalah membuat perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku makan, serta pola makan sesuai dengan kebutuhan
klien/pasien. Hal ini akan terlihat dari seberapa jauh kepatuhan untuk melaksanakan
diet yang telah ditentukan dan pemecahan masalah yang timbul dalam melaksanakan
rencana diet tersebut.
2.1.6 Pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut terapi gizi (kunjungan ulang/kunjungan
rumah bila diperlukan).
Evaluasi terhadap pelayanan asuhan gizi rawat jalan diperoleh melalui kunjungan ulang
pasien ke Poli Gizi. Evaluasi tersebut mencangkup rencana diet yang diberikan
dan kepatuhan menjalankan rencana diet, klinis dan laboratorium, dan status gizi.
Tindak lanjut yang dibutuhkan tergantung hasil evaluasi pelayanan gizi yang diperoleh
dirumah, bila perlu dilakukan perubahan rencana diet atau kunjungan rumah.

2.2 Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap


Pengertian dari asuhan gizi pasien rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan
gizi yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet hingga evaluasi rencana diet
pasien di ruang rawat inap. Tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada pasien rawat
inao agar memperoleh gizi yang sesuai dengan kondisi penyakit, dalam upaya
mempercepat proses penyembuhan. Rangkaian kegiatannya:
2.2.1 Pengkajian status gizi
a) Antropometri
Setiap pasien diukur data antropometri, berupa tinggi badan atau panjang badan dan
berat badan. Bila tidak memungkinkan pasien diukur tinggi badan atau panjang
badan dan berat badan, dapat dilakukan pengukuran lingkar lengan atas (LiLa) dan
tinggi lutut.
b) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang
berhubungan dengan gangguan gizi atau untuk menentukan hubunhan sebab akibat
antara status gizi dengan kesehatan, serta menentukan terapi obat dan diet.
Pemeriksaan fisik meliputi: tanda-tanda klinis kurang gizi (sangat kurus, pucat, atau
bengkak) atau gizi lebih (gemuk atau sangat gemuk/obesitas); sistem kardiovaskuler;
sistem pernapasan, sistem gastrointestinal; sistem metabolik/endokrin dan sistem
neurologik/psikiatrik
c) Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan biokimia
dalam rangka mendukung diagnosa
penyakit serta menegakkan masalah gizi klien/pasien. Pemeriksaan ini dilakukan juga
untuk menentukan intervensi gizi dan memonitor/mengevaluasi terapi gizi
2.2.2 Riwayat gizi
Setiap pasien rawat inap dianalisis kebiasaan makan sebelum dirawat yang meliputi
asupan zat gizi, pola makan, bentuk dan frekuensi makan, serta pantangan makan.
Asupan zat gizi diukur dan selanjutnya dianalisis zat gizinya dengan menggunakan
Daftar Bahan Makanan Penukar. Analisis asupan gizi memberikan informasi
perbandingan antara asupan dengan kebutuhan gizi dalam sehari. Setiap pasien
rawat inap akan dianamnesus untuk mengetahui asupan makanan sebelum dirawat
yang meliputi asupan zat gizi, pola makan, bentuk dan frekuensi makan, serta
pantangan makan. Semua data antropometri, klinis dan biokimia yang didapat
dicatat dalam formulir pencatatan gizi. Kajian riwayat gizi hasilnya akan
dibandingkan dengan perhitungan kebutuhan gizi dan saran diet sesuai kondisi pada
saat melakukan konseling.
2.2.3 Penentuan kebutuhan gizi
Penentuan kebutuhan gizi diberikan kepada klien/pasien atas dasar status gizi,
pemeriksaan klinis, dan data laboratorium. Selain itu perlu juga memperhatikan
kebutuhan untuk penggantian zat gizi, kebutuhan harian, kebutuhan tambahan karena
kehilangan serta tambahan untuk pemulihan jaringan atau organ yang sedang sakit.
2.2.4 Penentuan macam dan jenis diet
Setelah dokter menentukan diet pasien, ahli gizi akan mempelajari dan menyusun
rencana diet dan bila sudah sesuai, selanjutnya akan menterjemahkan ke dalam menu
dan porsi makanan serta frekuensi makan yang akan diberikan. Makanan diberikan
dalam berbagai bentuk,/ konsistensi (biasa, lunak, maupun cair) sesuai dengan
kebutuhan dengan memperhatikan zat gizi yang dibutuhkan serta macam dan jumlah
bahan makanan yang digunakan. Apabila dari rencana diet tersebut diperlukan
penyesuaian, maka ahli gizi akan mengkonsultasikan kepada dokter.
2.2.5 Konseling dan Penyuluhan gizi
Sebelum melakukan kegiatan konseling gizi, terlebih dauhu dibuat rencana konseling
yang mencakup penetapan tujuan, sasaran, strategi, materi, metode, penilaian, dan
tindak lanjut. Tujuan konseling gizi adalah membuat perubahan perilaku makan pasien.
Hal ini diwujudkan melalui penjelasan diet yang perlu dijalankan oleh pasien, yang
diperlukan untuk proses penyembuhan, kepatuhan pasien untuk melaksanakan diet
yang ditentukan, dan pemecahan masalah yang timbul dalam melaksanakan diet
tersebut.
2.2.6 Pemantauan, Evaluasi dan Tindak lanjut
Aktivitas utama dari proses evaluasi pelayanan gizi pasien adalah memantau
pemberian makanan secara berkesinambungan untuk menilai proses penyembuhan
dan status gizi pasien. Pemantauan tersebut mencangkup antara lain perubahan diet,
bentuk makanan, asupan makanan, toleransi terhadap makanan yang diberikan,
mual, muntah, keadaan klinis defekasi, hasil laboratorium, dan lain-lain.
Tindak lanjut yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan sesuai dengan hasil evaluasi
pelayanan gizi antara lain perubahan diet, yang dilakukan dengan mengubah perskripsi
diet sesuai kondisi pasien. Apabila perlu, dilakukan kunjungan ulang atau kunjungan
rumah. Untuk pasien yang dirawat walaupun tidak memerlukan diet khusus tetapi
tetap perlu mendapatkan perhatian agar tidak terjadi ”Hospital Malnutrition” terutama
pada pasien-pasien yang mempunyai masalah dalam asupan makanannya seperti
adanya mual, muntah dan penurunan nafsu makan.
Tabel Prosedur Kerja Asuhan Gizi Ruang

N UNSUR PENANGGUNG
O KEGIATAN MEKANISME TERKAIT JAWAB
urine lengkap, feses Analis
e. Anamnesis Wawancara Dietisien/ Dietisien/
riwayat gizi Nutrisionis Nutrisionis

2 Intervensi
a. Klinis Mengatasi semua gejala Dokter/ Dokter
penyakit (Hipogikeia, perawat
hipotermia, dehidrasi,
infksi, dll)
b. Diet • Menentukan diet Dietisien/ Dietisien/
• Pemantauan Nutrisionis Nutrisionis
• Konsumsi makanan
• Status gizi
• Penyuluhan gizi

• Pemberian diet

• Persiapan pulang
3 Pelaporan Berdasarkan rekam Dietisien/ Dietisien/
medis: Nutrisionis Nutrisionis
• Ruang rawat jalan
• Ruang rawat inap
BAB III DOKUMENTASI

Pencatatan asuhan gizi rawat jalan dan rawat inap:

1. Form assessment gizi


2. Form skrining gizi
3. Form permintaan konsultasi gizi
BAB IV PENUTUP

Demikian buku panduan Asuhan Gizi dibuat sebagai panduan ahli gizi di Rumah
Sakit Mardi Waluyo dalam melaksanakan asuhan gizi, agar pelayanan dapat
berjalan secara terstruktur dan sesuai dengan panduan yang ada. Sehingga pelayanan
yang maksimal dapat dirasakan oleh semua pasien yang membutuhkan.

Metro, 10 Januari 2015 Mengetahui,


Ketua Tim Akreditasi Direktur RS. Mardi Waluyo

Dr. Suwardiman, M.Kes Dr. Paran Bagionoto, Sp.B

Anda mungkin juga menyukai