Traksi
Maternal (tenaga uterus)
Bisa terjadi sebelum kelahiran
Pada bayi makrosomia, 51% cedara brachial plexus
tidak berhubungan dengan distosia
75% dari bayi sembuh komplit
Panic (Panik)
Pulling (menarik kepala)
Pushing (mendorong fundus)
Pivoting (menggunakan coccyx sebagai
titik tumpu)
4. Pada presentasi kaki bagian paling rendah ialah satu atau dua
kaki.
Etiologi
Prematuritas
Kelainan
letak Multiparitas
plasenta
Panggul
Sempit Hidrosefalus
polihidramn
ion
Diagnosis
a. Anamnesis : Seringkali wanita menyatakan lebih terasa
penuh di sebelah atas dan gerakan terasa lebih banyak di
bagian bawah.
b. Pemeriksaan Fisik:
Palpasi abdomen :
• Leopold I ditemukan kepala pada fundus uteri.
• Leopold II ditemukan punggung pada salah satu sisi
abdomen dan bagian-bagian kecil janin pada sisi yang
lain.
• Leopold III menunjukkan tidak terjadinya engagement.
Denyut jantung umumnya terdapat setinggi atau
sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.
Pemeriksaan luar
Di bagian bawah uterus tidak dapat diraba kepala janin, kepala
teraba di fundus uteri. Kadang – kadang bokong janin teraba bulat dan
dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala.
Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah dapat lebih jelas adanya bokong yang
ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuberositas iskii dan jika janin
telah turun dan memasuki rongga pelvis kemungkinan alat kelamin
janin dapat diraba.
• Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki
dapat diraba di samping bokong
• Presentasi bokong tidak sempurna hanya teraba satu
kaki disamping bokong.
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan ultrasonografik
presentasi janin, sikap, ukuran kepala, diameter biparietal, derajat fleksi
janin, adanya anomali janin, jumlah air ketuban, letak plasenta, adanya
kehamilan ganda atau jumlah kehamilan, malformasi jaringan lunak atau tulang
janin, abnormalitas uterus, serta berat janin dan usia gestasi. USG juga dapat
untuk mencari kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
MRI
jenis pemeriksaan radiologis yang relatif tidak membahayakan untuk
janin maupun ibu.
Mekanisme Persalinan
• Mekanisme persalinan letak sungsang yang terbagi atas 3 tahap yaitu
persalinan bokong, persalinan bahu dan persalinan kepala dapat dilihat
dalam gambar berikut:
Skor 0 1 2 3
Station -3 -2 -1 +1,+2
Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.
B. Dalam persalinan
Persalinan pervaginam Sectio caesar
Presentasi “Frank Breech” Presentasi “footling”
Usia kehamilan ≥ 34 minggu Janin preterm (25-34 minggu)
TBJ 2000-3500 gram TBJ > 3500 gr atau < 1500 gr
Kepala fleksi Kepala janin defleksi atau hiperekstensi
Ukuran panggul adekuat (berdasarkan X-ray Panggul sempit atau ukuran dalam nilai “borderline “
pelvimetry)
Diameter transversa PAP 11,5 cm dan diameter
anteroposterior 10,5 ; Diameter tranversal panggul
tengah 10 cm, dan diameter anteroposterior 11,5 cm.
Tidak ada indikasi sectio caesar pada ibu atau anak Bagian terendah janin belum engage
Partus lama
Janin previable (usia kehamilan <25 minggu & < 700 Primi tua
gr) Infertilitas atau Riw. Obstetric buruk
Kelainan kongenital + Letak kaki pada kehamilan 25 minggu tanpa disertai
Proses persalian berlangsung normal mekipun sudah kelainan kongenital (mencegah prolaps tali pusat)
direncanakan section Caesar (persalian per vaginam Ketuban pecah dini
masih merupakan pilihan dibandingkan SC )
Persalinan pervaginam
5. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan
nafas dan rawat tali pusat.
Prosedur Manual Aid
• Indikasi :
Dilakukan jika pada persalinan dengan cara Bracht mengalami kegagalan,
misalnya terjadi kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala. Dan memang
dari awal sudah direncanakan untuk manual aid.
• Tahapan :
1. Tahap pertama : lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan
kekuatan dan tenaga ibu sendiri.
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.
Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :
a. Klasik (Deventer)
b. Mueller
c. Lovset
d. Bickenbach.
3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dapat dengan, cara
a. Mauriceau (Veit-Smellie)
b. Najouks
c. Wigand Martin-Winckel
d. Parague terbalik
e. Cunam piper
• Teknik :
• Tahap pertama persalinan secara Bracht sampai pusat lahir. Tahap kedua
melahirkan bahu dan langan oleh penolong yang dapat dilakukan dengan
teknik:
1. Cara klasik
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini melahirkan lengan
belakang lebih dulu karena lengan belakang berada di ruang yang luas
(sacrum), kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawaah
simpisis.
2.Cara Mueller
• Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan
bahu dan lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi, baru kemudian
melahirkan bahu dan lengan belakang.
3. Cara Lovset
Prinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah
memutar badan janin dalam setengah lingkaran
bolak-balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah
sehingga bahu yang sebelumnya berada di
belakang akhirnya lahir dibawah simpisis dan
lengan dapat dilahirkan.
4.Cara Bickhenbach
• Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara
klasik.
• Tahap ketiga : melahirkan kepala yang menyusul (after
coming head)
1. Cara Mauriceau (Veit-Smellie)
2. Cara Prague Terbalik
Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil
berada di belakang dekat sacrum dan muka janin
menghadap simpisis.
3. Cunam Piper
Penggunaan cunam Piper dapat dilakukan bila terdapat
kesulitan melahirkan kepala dengan cara Mauriceau.
4.Cara Naujoks
Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari
penolong tidak dimasukkan ke dalam mulut janin. Kedua
tangan penolong yang mencengkeram leher janin menarik
bahu curam kebawah dan bersamaan dengan itu seorang
asisten mendorong kepala janin kearah bawah. Cara ini
tidak dianjurkan lagi karena menimbulkan trauma yang
berat
Prosedur Ekstraksi Sungsang
• kelainan pada pelvis ibu, disproporsi feto pelvic, bayi besar, His tidak adekuat atau skor
Zachtuchni Andros ≤ 3.
4. Didapatkan distosia
5. Umur kehamilan:
Skor 0 1 2
Paritas Primigravida Multigravida -
Masa Gestasi ≥ 39 minggu 38 minggu ≤ 37 minggu
TBJ > 3630 gr 3176-3630 gr < 3176 gr
Riwayat Presbo
- 1x 2x
BB >2500 gr
Station -1 atau lebih
-3 -2
rendah
Pembukaan serviks
≤ 2 cm 3 cm ≥4 cm
• Angka kematian bayi akibat persalinan sungsang lebih tinggi daripada persalinan
dengan letak kepala.
• Sebab kematian utama adalah akibat prematuritas dan penanganan persalinan
yang kurang sempurna dengan akibat hipoksia atau perdarahan dalam tengkorak.
• Hipoksia akibat terjepitnya tali pusat antar kepala dan panggul dapat
menyebabkan lepasnya plasenta.
Eklamsia
Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat
hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan
timbulnya kejang, dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala preeclampsia (Wirjoatmodjo,
2000: 49).
Preeclampsia dan Eklampsia saat ini masih belum
sepenuhnya dipahami, masih banyak ditemukan
kontroversi.
• Perubahan Hemodinamika
• Teori lama:
Perubahan hemodinamika hipertensi pulmoner akut berat pada
emboli cairan ketuban disebabkan penyumbatan kritis pembuluh-
pembuluh darah paru-paru oleh bahan-bahan fetus asfiksia akut,
cor pulmonale dan kematian mendadak atau kerusakan neurologis
berat
PATOFISIOLOGI
• Teori baru:
– Model dua fase (Clark):
• Fase I:
– Vasospasme arteri pulmonalis + hipertensi pulmoner +
peningkatan tekanan ventrikel kanan hipoksia
– Hipoksia kerusakan miokardium, kapiler paru-paru, gagal
jantung kiri gagal pernapasan akut
• Fase II:
– Perdarahan masif + atonia uteri + DIC
PATOFISIOLOGI
• Hipotesis baru:
– Cairan amnion mengandung Endothelin depresan miokard
menurunkan kemampuan kontraksi miokardium
– Faktor humoral lain enzim proteolitik, histamin, serotonin,
prostaglandin, dan leukotrien mungkin mempunyai andil
– Clark emboli cairan ketuban diganti “sindroma anafilaktoid
kehamilan”
Ringkasan Patofisiologi
hemodinamika
emboli cairan ketuban
Embolus cairan ketuban
•Wiknjosastro H prof, dr , Saifuddin AB, Rachimhadi T. Ilmu Bedah Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2007 : 104 – 122
•Wiknjosastro, H prof,dr, et all. Ilmu kebidanan Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta 2002 : 595 – 622
•Cunningham FG et al. Dystocia due to Abnormalities in Presentation, Position or Development of the Fetus,
Chapter 20. in William Obstetrics. 20th ed. Connecticut : Appleton & Lange, 1993 : 493 – 500
•Dutta DC, Malposition, malpresentation, cord prolapse. In Text Book of Obstetrics, Calcutta : New Central
Book Agency, 1998 : 390 – 431
•Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Malpresentation. In: Obstetrics normal and problem pregnancies. 3rd ed.
New York: Churchill Livingstone. Ltd. 2000:478-90.
•Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery and outcome of 699 term singleton breeech
deliveries at a single center. Am J Obstet Gynecol 2002;187:1694-8.
•Jeremy Oats and Suzanne Abraham. 2005. Llewellyn-Jones Fundamentals of Obstetrics and Gynaecology 8th
Edition. Elsevier Mosby, Edinburgh: 168-171