Anda di halaman 1dari 16

Malpresentasi partus

lama
Muhammad Fadlan
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam
pada primigravida, dan lebih dari 18 jam pada multigravida.

Secara umum, persalinan yang abnormal terjadi apabila terdapat


permasalahan disproporsi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir.
Partus lama juga merupakan perlambatan kecepatan dilatasi serviks atau
penurunan janin.

Malpresentasi adalah bagian terendah janin bukan verteks,


contohnya presentasi dahi, wajah, dan bokong. Janin dalam keadaan
malpresentasi sering menyebabkan partus lama.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan partus lama

Beberapa faktor yang berhubungan dengan partus lama antara


lain :
 Disproporsi Sefalopelvik  Merupakan kondisi dimana jika kepala
bayi lebih besar dari pelvis, hal ini menjadi penyebab janin kesulitan
melewati pelvis.
 Malpresentasi dan malposisi  Mal presentasi adalah bagian
terendah janin yang berada disegmen bawah rahim bukan belakang
kepala. Sedangkan malposisi adalah penunjuk (presenting part) tidak
berada di anterior. Dalam keadaan normal presentasi janin adalah
belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil dalam posisi
transversal (saat masuk PAP), dan posisi anterior (setelah melewati
PAP) dengan presentasi tersebut, kepala janin akan masuk panggul.
 Kerja uterus yang tidak efisien Disfungsi uterus mencakup kerja
uterus yang tidak terkoordinasikan, inersia uteri, dan
ketidakmampuan dilatasi serviks menyebabkan partus menjadi lama
dan kemajuan persalinan mungkin terhenti sama sekali
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL

Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadaan yang timbul karena


tidak adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin
disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar sehingga tidak dapat
melewati panggul ataupun kombinasi keduanya.

Faktor risiko yang menyebabkan disproporsi kepala panggul, yaitu :


- Taksiran berat janin yang besar
- BMI sebelum kehamilan dan sebelum kelahiran ≥ 25 kg/m2
- Kenaikan berat badan selama kehamilan ≥ 16 kg
- Nullipara
- Tidak ada pelvimetri yang memadai
- Malpresentasi kepala janin
Pemeriksaan

 Anamnesis  Menanyakan kepada pasien riwayat kehamilan dan


persalinan sebelumnya untuk mengetahui risiko disproporsi kepala
panggul.
 Inspeksi  Ibu terlihat pendek, skoliosis, kifosis, kelainan panggul, dll.

Tampak kontur kepala janin menonjol di atas simfisis apabila


belum memasuki pintu atas panggul. Ibu dengan
tinggi badan kurang dari 145 cm dapat digunkan untuk
mendiagnosis tinggi badan rendah dan berisiko untuk terjadinya
partus macet.
 Palpasi  Menentukan bagian terbawah janin, pemeriksaan panggul
luar
dan dalam. Ketiganya digunakan untuk perhitungan pelvimetri
klinik .
 Pelvimetri rongent  Pelvimetri rontgen digunakan untuk
mengetahui arsitektur panggul, baik dalam bentuk, ukurannya, jenis
panggul, maupun
turunnya bagian terbawah janin (kepala, bokong, atau bahu). Ini
dapat dilakukan untuk memastikan adanya kelainan panggul atau
disproporsi kepala panggul setelah dilakukan evaluasi secara klinis.

 Magnetik Resonance Imaging (MRI)  Dalam pemeriksaan disroporsi


kepala panggul, MRI digunakan untuk pencitraan janin, mengevaluasi
adanya distosia jaringan lunak, mengukur kapasitas pelvis dan untuk
mengukur dimensi kepala.
Tindakan

 Partus Percobaan  Untuk menilai kemajuan persalinan dan


memperoleh bukti ada atau tidaknya disproporsi kepala panggul,
dapat dilakukan dengan partus percobaan. Ini merupakan suatu tes
terhadap kekuatan his dan daya akomodasi, termasuk molase kepala
janin. Partus dikatakan maju apabila partus berjalan fisiologis, terjadi
perubahan pada pembukaan serviks, tingkat turunnya kepala, dan
posisi kepala (rotasi). Jika tidak terjadi perubahan tersebut maka
disebut partus tidak maju. Apabila terjadi kegagalan, partus
dihentikan dengan indikasi dan harus dilakukan seksio sesarea.
KELAINAN LETAK JANIN SETELAH 36 MINGGU

LETAK SUNGSANG
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni :
- Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech)  Fetus berada
dalam posisi duduk dalam jalan lahir tetapi bokong masih
merupakan presenting part. Seluruh anggota gerak janin fleksi
sempurna (tungkai dan lutut fleksi).
- Presentasi bokong murni (frank breech)  Pada presentasi bokong
akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas
sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan
demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.
- Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki
(incomplete or footlink)
Tanda dan gejala :
- Leopold I : akan teraba bagian yang keras dan bulat, yakni kepala.
- Leopold II : teraba punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain.
- Leopold III - IV : teraba bokong dibagian bawah uterus. Kadang-
kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-
olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.
- Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi pusat atau
sedikitlebih tinggi daripada umbilicus, yang pada keadaan normal
berada di bawah umbilicus

Pemeriksaan penunjang : Tatalaksana :


- USG - Persalinan pervaginam
- MRI - Sectio sesaria
LETAK LINTANG
Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang
(dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).

Diagnosis letak lintang :


Letak lintang dapat diduga hanya dengan inspeksi. Uterus tampak
lebih lebar dan fundus uteri lebih rendah tidak sesuai dengan umur
kehamilannya. Pada palpasi fundus uteri kosong, kepala janin berada di
samping, dan di atas simfisis juga kosong, kecuali bila bahu turun ke
dalam panggul. Denyut jantung janin ditemukan di sekitar umbilikus.
Tatalaksana :
Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung
pada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetric wanita yang
bersangkutan baik, tidak didapatkan kesempitan panggul, dan janin
tidak seberapa besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan
serviks lengkap untuk kemudian melakukan versi ekstrasi.
Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat
prolaps funikuli, harus dilakukan seksio sesarea. Dan apabila ketuban
pecah, tetapi tidak terjadi prolaps funikuli, maka bergantung kepada
tekanan, dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian
dilakukan versi ekstrasi atau dengan seksio sesarea.
DISTOSIA

Distosia bahu, suatu komplikasi persalinan pervaginam dimana


bahu janin gagal untuk di lahirkan secara spontan setelah kepala
muncul, jarang terjadi tetapi berpotensi berbahaya.

Distosia dapat disebabkan oleh :


- Kelainan presentasi
- Kelainan posisi janin
- Kelainan tenaga/ his
- Kelainan jalan lahir
- Kelainan janin
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan
komplikasi antara lain :
1. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat
sementara kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat
mengakibatkan terjadinya fistula karena nekrosis pada jalan lahir
2. Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami
hipoksia dan perdarahan
Tatalaksana
Beberapa ahli menyarankan untuk melakukan episiotomi luas dan
idealnya diberikan analgesi yang adekuat. Tahap selanjutnya adalah
membersihkan mulut dan hidung bayi. Setelah menyelesaikan tahap-
tahap ini, dapat diterapkan berbagai teknik untuk membebaskan bahu
depan dari posisinya yang terjepit di bawah simfisis pubis :
1. Dilakukan tekanan ringan pada daerah suprapubik dan secara
bersamaan, dilakukan traksi curam bawah pada kepala janin, ini
disebut sebagai disimpaksi bahu anterior atau manuver Massanti.
2. Manuver McRobert dimulai dengan memosisikan ibu dalam posisi
McRobert, yaitu terlentang, memfleksikan kedua paha sehingga lutut
menjadi sedekat mungkin ke dada, dan rotasikan kedua kaki ke arah
luar (abduksi). Lakukan episiotomy yang cukup lebar. Gabungan
episiotomy dan posisi McRobert akan mempermudah bahu posterior
melewati promontorium dan masuk ke dalam panggul.

Anda mungkin juga menyukai