Anda di halaman 1dari 26

DISTOSIA BAHU

Muhammad Fikri Fauzi


226100802001

Pembimbing :
dr. Mikko Uriamappas Ludjen, Sp.OG., M.Kes
DEFINISI
● Distosia bahu 🡪 Suatu keadaan diperlukannya
tambahan manuver obstetrik dikarenakan
dengan tarikan biasa kearah belakang pada
kepala bayi tidak berhasil untuk melahirkan bayi.

● Persalinan kepala umumnya diikuti


oleh persalinan bahu dalam waktu 24 detik 🡪
jika persalinan bahu ≥ 60 detik dianggap
sebagai distosia bahu.

● Merupakan keadaan dimana setelah kepala


dilahirkan, bahu anterior tidak dapat lewat
dibawah simfisis pubis

● Kondisi ini merupakan kegawatdaruratan


obstetri karena bayi dapat meninggal jika tidak
segera dilahirkan.
Anatomi Panggul
Selama persalinan🡪jaringan lunak dan tulang kepala yang
mobile dapat mengalami molauge🡪menyebabkan kepala janin dapat masuk dan
melewati pintu panggul ibu.
Anatomi Panggul

● Distosia bahu juga dapat terjadi pada bahu


posterior yang terperangkap pada tulang sacrum
ibu.

● Terdapat beberapa kondisi yang dapat


menyebabkan distosia bahu yaitu ukuran axis
bahu yang lebih besar dibandingkan diameter
terbesar dari kepala. Risiko tersebut lebih sering
terjadi pada bayi makrosimia atau bayi dengan
ibu penderita diabetes.
INSIDENSI
• Distosia bahu adalah kegawatdaruratan obstetrik
• Kegagalan untuk melahirkan bahu secara spontan menempatkan
ibu dan bayi berisiko untuk terjadinya trauma
• Insidensi berkisar antara 0.3-1%
• Pada BB bayi diatas 4,000 g insidensi meningkat menjadi 5-7%
• Pada BB bayi lebih dari 4,500 g insidensinya menjadi antara 8-10%.
• Insiden distosia bahu dilaporkan meningkat dalam beberapa dekade
terakhir ini.
• Kejadian dengan distosia bahu terjadi 1 : 200 kelahiran.
• Hal itu menyebabkan morbiditas dan mortalitas perinatal yang tinggi
dan sering dihubungkan dengan komplikasi meskipun sudah dikelola
dengan tepat.
FAKTOR RISIKO
• Kehamilan lewat waktu
• Obesitas pada ibu
• Bayi makrosomia
• Riwayat distosia bahu sebelumnya
• Persalinan lama
• Diabetes yang tidak terkontrol
• Usia Ibu
• Multiparitas
• Berat Badan Ibu
• Intrapartum🡪 Instrumen Persalinan,Pengalaman Penolong
Persalinan,Oksitosin dan Anestesi
Patofisiologi
Pada mekanisme persalinan normal, ketika kepala dilahirkan,
maka bahu memasuki panggul dalam posisi oblik

Bahu posterior memasuki panggul lebih dahulu sebelum bahu anterior 🡪Ketika kepala
melakukan putaran paksi luar🡪bahu posterior berada di cekungan tulang sacrum atau
disekitar spina isikhiadika dan memberikan ruang yang cukup bagi bahu untuk
memasuki panggul melalui belakang tulang pubis atau berotasi dari foramen obturator.

Apabila bahu berada dalam posisi antero–posterior ketika hendak


memasuki pintu atas panggul, maka bahu posterior dapat tertahan promontorium dan
bahu anterior tertahan tulang pubis. Dalam keadaan demikian kepala yang sudah
dilahirkan akan tidak dapat melakukan putar paksi luar, dan tertahan akibat adanya tarikan
yang terjadi antara bahu posterior dengan kepala (disebut dengan turtle sign).
Manifestasi Klinis
Distosia bahu dapat dikenali apabila didapatkan adanya :

a) Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat
dilahirkan.
b) Kepala bayi sudah lahir, tetapi tetap menekan vulva dengan
kencang.
c) Dagu tertarik dan menekan perineum.
d) Traksi pada kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap
tertahan dikranial simfisis pubis.
KOMPLIKASI
Pada Ibu :
● Perdarahan post partum
● Laserasi derajat III-IV
● Pemisahan simfisis (akibat simfisiotomi), dengan atau tanpa neuropati
femoral transien
● Fistula rekto-vaginal
● Ruptur uterus

Pada Fetus :
● Palsi pleksus brakialis
● Kematian fetus
● Hipoksia fetus, dengan atau tanpa kerusakan neurologis
● Fraktur klavikula ddan humerus
DIAGNOSIS
• Kepala bayi melekat pada
perineum, Vulva atau bahkan
tertarik kembali (‘turtle’ sign)

• Kala II persalinan yang


memanjang, Kesulitan
melahirkan wajah dan dagu

• Kegagalan Paksi Luar bayi

• Kegagalan turunnya bahu


PENANGANAN
DISTOSIA
BAHU
Tatalaksana
(ALARMER)
● Ask for help
● Lift (The buttoks, the legs) Mc Roberts maneuver
● Anterior disimpaction of shoulder
-suprapubic pressure (Masanti)
-rotate oblique (Rubin)
● Rotation of the posterior shoulder
-woodscrew maneuver
● Manual removal of posterior arm (Schwatz)
● Episiotomy + consider
● Roll over onto 2-4 or knee chest (Gaskin)

Roll over (Maneuver Gaskin) = ibu diposisikan dalam posisi


menungging/merangkak
TATALAKSANA
Penolong tambahan 🡪 manuver McRoberts dan penekanan suprapubic
maneuver Masanti.

Menyiapkan penolong untuk resusitasi neonatus.


• Lift / hyperflexion Legs
Hiperfleksi kedua kaki (Manuver McRobert).
Anterior shoulder disimpaction (disimpaksi bahu depan)

● Penekanan suprapubik (Manuver Massanti). Meminta seorang asisten untuk


melakukan tekanan secara simultan ke arah lateral bawah pada daerah supra
simfisis untuk membantu persalinan bahu.

● Dengan menggunakan sarung tangan DTT, lakukan tarikan yang mantap dan
terus-menerus ke arah aksial (searah tulang punggung janin) pada kepala janin
untuk menggerakkan bahu depan dibawah simfisis pubis
Episiotomi
Prosedur ini secara tidak langsung membantu penanganan distosia bahu, dengan
memungkinkan penolong untuk meletakkan tangan penolong ke dalam vagina untuk
melakukan manuver tertentu.

Manuver Rubin
• Pakai sarung tangan DTT, masukkan tangan kedalam vagina pada sisi punggung
bayi.
• Lakukan penekanan di sisi belakang pada bahu anterior untuk mengadduksikan
bahu dan mengecilkan diameter bahu
Rotation of the posterior shoulder (Pemutaran bahu belakang)

Manuver ini dilakukan dengan memutar 180 derajat bahu posterior sehingga
menjadi bahu anterior (Manuver Woodscrew).
● Dilakukan dengan menggunakan 2 jari tangan yang diletakkan dibagian depan
bahu posterior. Lalu bahu dirotasi 180 derajat sehingga dengan demikian bahu
anterior dapat dilahirkan.
● Dapat dilakukan bersamaan dengan penekanan simphisis pubis
Manual removal posterior arm (Manuver Jacquemier)

● Masukkan tangan kedalam vagina


● Raih humerus dari lengan posterior, kemudian dengan menjaga lengan tetap
fleksi pada siku (dengan menekan fossa antecubital) pindahkan lengan kearah
dada
● Raih pergelangan tangan bayi dan keluarkan dengan arah menuju muka dan
membasuh muka, maneuver ini akan memberikan ruangan untuk bahu anterior
agar dpat melewati bawah simphisis pubis
Manuver Hibbard

• Dilakukan dengan menekan dagu dan leher janin ke arah rektum ibu, dan seorang
asisten menekan kuat fundus saat bahu depan dibebaskan .
• Perlu diingat bahwa penekanan kuat pada fundus yang dilakukan pada saat yang
salah akan mengakibatkan semakin terjepitnya bahu depan.
• Penekanan fundus yang salah, yang tanpa disertai manuver lain justru dapat
memperberat komplikasi terutama berkaitan dengan kerusakan ortopedik dan
neurologik (janin).
Manuver Zavanelli

Bertujuan untuk mengembalikan kepala ke dalam rongga panggul dan kemudian


melahirkan secara sesar.
• Bagian pertama dari manuver ini adalah mengembalikan kepala ke posisi oksiput
anterior atau oksiput posterior bila kepala janin telah berputar dari posisi tersebut.
• Langkah selanjutnya adalah memfleksikan kepala dan secara perlahan
mendorongnya masuk kembali ke vagina, yang diikuti dengan pelahiran secara
sectiocaesarea. (Terbutaline (250 mg, subkutan) dapat diberikan untuk
menghasilkan relaksasi uterus.
Pematahan os clavicula,

• Dilakukan secara sengaja dengan cara menekan klavikula anterior terhadap ramus
pubis dapat dilakukan untuk membebaskan bahu yang terjepit.
• Fraktur klavikula biasanya akan sembuh dengan cepat, dan tidak seserius cedera
nervus brakhialis, asfiksia atau kematian.

Kleidotomi, yaitu memotong klavikula dengan gunting atau benda tajam lain.
(Biasanya dilakukan pada janin mati)

Simfisiotomi, sebuah operasi untuk memperbesar kapasitas pelvis dengan memotong


jaringan ikat tulang pubis dibagian depan pelvis
Bila distosia bahu telah berhasil ditangani, maka dilakukan :

• Penilaian bayi untuk mengetahui adanya trauma.


• Analisa gas darah tali pusat.
• Penilaian ibu untuk tears pada saluran genital.
• Manajemen aktif kala III untuk mencegah perdarahan postpartum.
• Mencatat manuver yang telah dilakukan.
• Menjelaskan semua langkah yang telah dilakukan kepada ibu dan keluarga yang
mungkin ada pada saat dilakukan penanganan.
Pencegahan
Upaya pencegahan distosia bahu dan cedera yang dapat ditimbulkannya dapat dilakukan
dengan cara :

1. Tawarkan untuk dilakukan bedah section caesarea pada persalinan vaginal berisiko
tinggi : janin luar biasa besar ( >5 kg), janin sangat besar ( >4,5 kg)dengan ibu
diabetes, janin besar ( >4 kg) dengan riwayat distosia bahu pada persalinan
sebelumnya, kala II memanjang dengan jalan lahir besar.
2. Identifikasi dan obati diabetes pada ibu.
3. Kenali adanya distosia seawal mungkin. Upaya mengejan, menekan suprapubic atau
fundus, dan traksi berpotensi meningkatkan risiko cedera pada janin.
4. Perhatikan waktu dan segera minta pertolongan begitu distosia diketahui.Bantuan
diperlukan untuk membuat posisi McRoberts, pertolongan persalinan, resusitasi bayi,
dan tindakan anesthesia (bila perlu).
Komplikasi
● Kompresi tali pusat
● Kerusakan pleksus brakhialis
● Duchene palsy (Kerusakan pada nervus CV servikal V dan VI )
● Paralisis klumpke(Paralisis nervus CV servikal VIII dan thorakal I)
● Fraktur (Klavikula, dan humerus)
● Asfiksia Janin
● Kematian Bayi
Daftar Pustaka
● Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat Tahun 2014.
Penerbit PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
● Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan Edisi 1 oleh Kementrian Kesehatan republik Indonesia. Tahun
2013.
● Buku Acuan pelatihan Klinik Pelayanan Obstetri Emergency Dasar oleh
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR).Depkes
RI 2008
● Bahan Presentasi Pelatihan Obstetri Emergensi Dasar "Distosia Bahu" oleh
JNPK-KR. 2008
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai