Anda di halaman 1dari 20

Distosia Bahu

dr. Essy Octavia, Sp. OG


Definisi
Distosia bahu
adalah salah satu kegawatdaruratan dalam obstetri dimana tersangkutnya
bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.

Ketika bahu anterior terjepit oleh simpisis pubis atau bahu posterior terjepit
oleh sacral promontorium sehingga terjadi kegagalan dalam pengeluaran
bahu. Persalinan kepala umumnya diikuti oleh persalinan bahu dalam wakt
u 24 detik, sedangkan jika persalinan bahu lebih dari 60 detik dianggap
sebagai distosia bahu.
Faktor Resiko dan Pencegahan
Pencegahan distosia bahu dilakukan dengan:

• Menawarkan pilihan dilakukan seksio sesaria pada rencan


a persalinan pervaginam dengan janin luar biasa besar
(>5 kg), janin sangat besar (>4,5 kg) dengan ibu diabetes, j
anin besar (>4 kg) dengan riwayat distosia bahu pada persa
linan sebelumnya.
• Identifikasi dan obati diabetes pada ibu.
• Selalu bersiap-siap bila sewaktu-waktu terjadi
• Kenali adanya distosia seawal mungkin. Upaya mengejan,
menekan suprapubis atau fundus dan traksi berpotensi me
ningkatkan risiko cedera pada janin.
Manifestasi Klinis
• Tubuh bayi tidak muncul setelah ibu meneran dengan
baik

• Turtle sign, yaitu ketika kepala bayi tertarik kembali ke


perineum ibu setelah keluar dari vagina. Pipi bayi
menonjol keluar, seperti seekor kura-kura yang menarik
kepala kembali ke cangkangnya.
Diagnosis

Distosia bahu juga dapat dikenali bila didapatkan


keadaan:

• Kepala bayi telah lahir, tetapi bahu tertahan dan


tidak dapat dilahirkan
• Kepala bayi telah lahir, tetapi tetap menekan
vulva dengan kencang
• Dagu tertarik dan menekan perineum
• Traksi pada kepala bayi tidak berhasil melahirkan
bahu yang tetap berada di cranial simfisis pubis.
Penanganan
Manajemen ALARMER:

Ask for help (Minta bantuan)


Diperlukan penolong tambahan untuk melakukan Manuver McRoberts
dan penekanan suprapubik (Manuver Massanti)
Menyiapkan penolong untuk resusitasi neonatus.

Lift / hyperflexion Legs


Hiperfleksi kedua kaki (Manuver McRobert), 70% kasus distosia bahu
teratasi dengan manuver ini.

Anterior shoulder disimpaction (disimpaksi bahu depan)


Penekanan suprapubik (Manuver Massanti) dan pendekatan pervaginam
dengan adduksi bahu depan (yaitu dengan mendorong ke arah dada) seh
ingga akan menghasilkan diameter terkecil (Manuver Rubin)
Rotation of the posterior shoulder (pemutaran bahu belakang)
Memutar180 derajat bahu posterior sehingga menjadi bahu anterior
(Manuver Woodscrew)

Manual removal posterior arm (Manuver Jacquemier)


Siku lengan posterior bayi difleksikan dengan tekanan pada fossa
antecubital sehingga tangan bayi dapat dipegang. Tangan tersebut kemu
dian ditarik hingga melewati dada bayi sehingga keseluruhan lengan
dapat dilahirkan.

Episiotomi
Melakukan insisi daerah perineum untuk membantu mengeluarkan bayi
.

Roll over onto ‘all fours’ (knee-chest position / Manuver Gaskin)


Langkah ini memungkinkan posisi bayi bisa bergeser dan terjadi disimpa
ksi bahu anterior.
Hindari 4 P :
a. Panic
b. Pulling (menarik kepala bayi)
c. Pushing (mendorong fundus)
d. Pivot (angulasi kepala)
Manuver McRoberts
Ditemukan oleh William A. McRoberts pada tahun 1983

• Posisikan ibu terlentang


• Fleksikan kedua paha kearah abdomen
• Rotasikan kedua kaki kearah luar (abduksi)
• Sudut inklinasi pelvis berkurang
• Membutuhkan asisten
Manuver Massanti

Dilakukan tekanan ringan pada daerah


suprapubik dan secara bersamaan dilakukan
traksi curam bawah pada kepala bayi
Manuver Rubin

1. Pertama, kedua bahu janin


diayun dari satu sisi ke sisi
lain dengan memberikan
tekanan pada abdomen.

2. Bahu yang paling mudah


dijangkau ditekan kedepan
menuju dada bayi,
menyebabkan abduksi
kedua bahu, sehingga
diameter bahu mengecil
dan impaksi bahu depan
terbebas
Manuver Woods Corkscrew

Dilakukan dengan memutar bahu posterior


secara progresif sebesar 180 derajat kearah
anterior, sehingga impaksi bahu anterior
terbebas.
Manuver Jacquimer

Penyusuran lengan belakang janin hingga mencapai


dada, yang diikuti dengan pelahiran lengan tersebut.
Cingulum pektorale kemudian diputar ke arah salah
satu diameter oblik panggul yang diikuti pelahiran
bahu depan.
Manuver Gaskin
Langkah ini memungkinkan posisi bayi bisa bergeser
dan terjadi disimpaksi bahu anterior. Hal ini juga
memungkinkan akses yang lebih mudah untuk
memutar bahu posterior atau bahkan melahirkannya
langsung.
Jika cara tersebut sudah dilakukan dan distosia bahu tetap
belum teratasi maka dapat dilakukan:
1. Manuver Zavanelli
Mengembalikan kepala ke dalam pelvis dan kemudian melahirkan secara sesar.
Ada 2 tahap:
• Mengembalikan kepala ke posisi oksiput anterior atau oksiput posterior bila
kepala janin telah berputar dari posisi tersebut.
• Memfleksikan kepala dan secara perlahan mendorongnya masuk kembali ke
vagina, yang diikuti dengan pelahiran secara sesar. Dapat diberikan terbutaline
untuk menghasilkan relaksasi uterus.
2. Kleidotomi, yaitu memotong klavikula dengan gunting atau
benda tajam lain, dan biasanya dilakukan pada janin mati.

3. Simfisiotomi, ialah tindakan untuk memisahkan tulang panggul


kiri dari tulang panggul kanan pada simfisis agar rongga panggul
menjadi lebih luas.
Bila distosia bahu telah berhasil ditangani, maka
dilakukan:

• Penilaian bayi untuk mengetahui adanya


trauma.
• Analisa gas darah plasenta.
• Penilaian ibu untuk tears pada saluran genital.
• Manajemen aktif kala III untuk mencegah
perdarahan postpartum.
• Mencatat manuver yang telah dilakukan.
• Menjelaskan semua langkah yang telah
dilakukan kepada ibu dan keluarga yang
mungkin ada pada saat dilakukan penanganan.
Komplikasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai