Anda di halaman 1dari 14

DISTOSIA BAHU

Oleh :
Ineke Romadina Evi N
21801101060

LABORATORIUM ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
Distosia Bahu

Distosia Bahu  Dengan tarikan biasa ke arah belakang pada kepala bayi tidak berhasil untuk melahirkan bayi,
bahu tidak dapat dilahirkan dengan cara pertolongan biasa dan tidak didapatkan sebab lain

Insiden  0,2 – 0,3 % dari seluruh persalinan vagina presentasi kepala


Distosia Bahu
Pada persalinan normal  ketika kepala dilahirkan 
bahu memasuki panggul dalam poisi oblik. Bahu posterior
memasuki panggul lebih dulu sebelum bahu anterior.

Apabila bahu berada dalam posisi antero – posterior 


memasuki pintu atas panggul  bahu posterior tertahan
promontorium dan bahu anterior tertahan pubis  kepala
tidak dapat melakukan putar paksi luar  tertahan
(turtle sign)
Faktor Resiko
- Bayi cukup bulan

- Makrosomia  Evaluasi faktor resiko bayi makrosomia  D O P E ( Diabetes, Obesity,


Prolonged Pregnancy, Excessive fetal size or maternal weight loss)
Pencegahan

- Menawarkan SC  janin luar biasa besar (>5kg), janin sangat besar (>4,5kg) dengan ibu
diabetes, janin besar (>4kg) dg riwayat distosia bahu pada persalinan sebelumnya, kala II
yang memanjang dengan janin besar.
- Mengenali adanya distosia seawal mungkin
- Memerhatikan dan segera meminta pertolongan begitu distosia diketahui
Penegakan Diagnosis

- Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat dilahirkan
- Kepala bayi sudah lahir, tetapi ttap menekan vulva dengan kencang
- Dagu tertarik dan menekan perineum
- Traksi kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang tertahan di kranial simfisis pubis.
Tatalaksana
Diagnosis

Menghentikan traksi pada kepala, segera memanggil bantuan

Manuver McRobert
(Posisi McRobert, episiotomy bila perlu, tekanan suprapubic, tarikan kepala)

Manuver Rubin
(Posisi tetap McRobert, rotasikan bahu, tekanan suprapubic, tarikan kepala)

Melahirkan bahu posterior atau posisi merangkak atau manuver wood


Langkah I : Manuver McRobert
◦ Memosisikan ibu dalam posisi McRobert
( ibu terlentang  memfleksikan kedua paha  lutut menjadi sedekat
mungkin dengan dada  merotasikan kedua kaki ke arah luar (abduksi) )

◦ Menekan suprapubic menggunakan pangkal tangan

◦ Episiotomi  Gabungan episiotomi dengan posisi McRobert 


mempermudah bahu masuk ke dalam panggul

◦ Melakukan tarikan pada kepala janin ke arah posterokaudal

◦ Menghindari tarikan berlebihan agar tidak mencederai pleksus brachialis


Langkah II : Manuver Rubin
◦ Jangan melakukan putaran pada kepala atau leher bayi untuk
mengubah posisi

◦ Masih dalam posisi McRobert

◦ Memasukkan tangan pada bagian posterior vagina  menekan


daerah ketiak bayi  bahu berputar
menjadi posisi oblik / transvesa

◦ Menekan suprasimfisis ke arah posterior  melakukan tarikan


kepala ke arah posterokaudal dengan mantap untuk mengeluarkan
bahu anterior
Langkah III : Melahirkan bahu posterior atau posisi merangkak atau
manuver wood
Melahirkan bahu posterior

◦ Identifikasi posisi punggung bayi terlebih dahulu

◦ Memasukkan tangan penolong yang berseberangan dengan punggung bayi


ke vagina

◦ Menelusuri menemukan bahu posterior , lengan atas  membuat sendi


siku menjadi fleksi. Langkah ini membuat bahu posterior keluar dan
memberi ruang cukup bahu anterior masuk ke bawah simfisis

◦ Menekan suprasimfisis dan menarik kepala ke arah posterokaudal dengan


mantap untuk mengeluarkan bahu anterior
Langkah III : Melahirkan bahu posterior atau posisi merangkak atau
manuver wood

Posisi Merangkak

Manfaat  fleksibilitas sendi sakroiliaka dapat meningkatkan diameter


sagittal pintu atas panggul sebesar 1 - 2 cm dan pengaruh graviatsi
membantu bahu posterior melewati promontorium.

Pada posisi ini bahu posterior dilahirkan terlebih dahulu , bahu berputar
seperti uliran sekrup
Langkah III : Melahirkan bahu posterior atau posisi merangkak atau
manuver wood
Manuver Wood

◦ Menggunakan 2 jari dari tangan yang


berseberangan dengan punggung bayi yang
diletakkan di bagian depan bahu posterior

◦ Bahu posterior dirotasi 180 derajat  bahu


posterior menjadi bahu anterior  bahu
anterior menjadi mudah dilahirkan
Komplikasi
Pada bayi
◦ Fraktur Klavikula
◦ Fraktur Humerus
◦ Dislokasi os cervicalis
◦ Cedera Plexus Brachialis
◦ Hipoksia

Pada ibu
◦ Perdarahan akibat laserasi jalan lahir
◦ Episiotomi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai