Anda di halaman 1dari 18

DISTOSIA BAHU

Firda Ayu Nurmala P17324221017


Iffa Rizki Annisa P17324221018
Refa Febriani P17324221069
DEFINISI

Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin


dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin
dilahirkan. Nilai normal interval waktu antara
persalinan kepala dengan persalinan seluruh tubuh
adalah 24 detik, pada distosia bahu 79 detik.
Dicetuskan bahwa distosia bahu adalah bila interval
waktu tersebut lebih dari 60 detik.
DIAGNOSIS

Tanda distosia bahu yang harus diamati penolong


persalinan adalah :
❑ Kesulitan melahirkan wajah dan dagu
❑ Kepala bayi tetap melekat erat di vulva atau bahkan
tertarik kembali (turtle sign)
❑ Kegagalan paksi luar kepala bayi
❑ Kegagalan turunnya bahu
FAKTOR RESIKO

✔ Obesitas
✔ Multiparitas
✔ Diabetes pengaruhnya pada
peningkatan berat lahir
✔ Riwayat distosia bahu sebelumnya
FAKTOR PREDISPOSISI 2. Identifikasi dan obati diabetes pada
ibu. Tawarkan persalinan elektif dengan
1. Waspadai terjadinya distosia bahu pada persalinan berisiko: induksi maupun seksio sesarea pada
- Antepartum ibu dengan jabetes yang usia
o Riwayat distosia bahu sebelumnya
kehamilanhya mencapai 38 minggu dan
o Makrosomia >4500 g
bayinya tumbuh normal.
o Diabetes melitus
o IMT >30 kg/m2 3. Selalu bersiap bila sewaktu-waktu
o Induksi persalinan terjadi distosia bahu.
- Intrapartum 4. Kenali adanya distosia seawal
o Kala 1 persalinan memanjang
mungkin. Upaya mengejan, menekan
o Secondary arrest
suprapubis atau fundus, dan traksi
o Kala II persalinan memanjang
o Augmentasi oksitosin
berpotensi meningkatkan risiko cedera

o Persalinan pervaginam yang ditolong pada janin.


ETIOLOGI

1. MATERNAL

⮚ Kelainan bentuk panggul


2. FETAL
⮚ Diabetes gestasional
⮚ Dugaan makrosomia
⮚ Kehamilan postmature
⮚ Riwayat persalinan dengan
distosia bahu
⮚ Ibu yang pendek
PATOFISIOLOGI TANDA GEJALA

1. Saat kepala ekstensi, kepala akan


Setelah kelahiran kepala, akan terjadi
tertarik kedalam dan tidak dapat
putaran paksi luar, posisi kepala berada pada
mengalami putar paksi luar yang
sumbu normal (oblique) di bawah ramus
normal.
pubis. Dorongan meneran meyebabkan bahu
2. Ukuran kepala dan bentuk pipi
anterior berada di bawah pubis. Jila bahu
menunjukkan bahwa bayi gemuk dan
gagal berputar dan tetap di posisi
besar.
anteroposterior, maka akan terjadi benturan
3. Usaha untuk melakukan putar paksi
bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu
luar, fleksi lateral dan traksi tidak
tidak bisa lahir mengikuti kepala.
berhasil melahirkan bahu.
KOMPLIKASI

1. Komplikasi pada Ibu


❑ Perdarahan postpartum (Karena atonia
uteri/rupture uteri/laserasi jalan lahir)
2. Komplikasi pada Bayi
❑ Kecacatan pleksus brachialis transien
❑ Fraktur klavikula
❑ Fraktur humerus
❑ Morbiditas dan mortalitas janin.
PENANGANAN 3. Dengan memakai sarung tangan yang telah
didisinfeksi tingkat tinggi :
✔ Melakukan tarikan yang kuat dan terus-menerus ke
1. Membuat episiotomi yang cukup luas
arah bawah pada kepala janin untuk menggerakkan
untuk mengurangi obstruksi jaringan
bahu depan dibawah simfisis pubis.
lunak dan memberi ruangan yang cukup
Catatan: hindari tarikan yang berlebihan pada kepala
untuk tindakan.
yangdapat mengakibatkan trauma pada fleksus
2. Meminta ibu untuk menekuk kedua
brakhialis.
tungkainya dan mendekatkan lututnya
✔ Meminta seorang asisten untuk melakukan tekanan
sejauh mungkin ke arah dadanya dalam
secara simultan ke arah bawah pada daerah
posisi ibu berbaring terlentang, Meminta
suprapubis untuk membantu persalinan bahu.
bantuan 2 asisten untuk menekan fleksi
Catatan: jangan menekan fundus karena dapat
kedua lutut ibu ke arah dada
mempengaruhi bahu lebih lanjut dan dapat
mengakibatkan ruptur uteri.
5. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan :
4. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan: ✔ Masukkan tangan ke dalam vagina.
✔ Pakailah sarung tangan yang telah ✔ Raih humerus dari lengan belakang dan dengan
didisinfeksi tingkat tinggi, masukkan menjaga lengan tetap fleksi pada siku, gerakkan
tangan ke dalam vagina. lengan ke arah dada. Ini akan memberikan ruangan
✔ Lakukan penekanan pada bahu yang untuk bahu depan agar dapat bergerak dibawah

terletak di depan dengan arah sternum simfisis pubis.

bayi untuk memutar bahu dan 6. Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat
melahirkan bahu, pilihan lain:
mengecilkan diameter bahu.
✔ Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu
✔ Jika diperlukan, lakukan penekanan
dan bebaskan bahu depan.
pada bahu belakang sesuai dengan
✔ Lakukan tarikan dengan mengait ketiak untuk
arah sternum.
mengeluarkan lengan belakang
Metode
Persalinan
Distosia Bahu
1. Manuver Mc. Roberts

⋅ Posisi Walcher
⋅ Hiperfleksi kaki kearah perut sehingga
terjadi pelebaran jalan lahir dan
mengubah sudut inklinasi dari 25
derajat menjadi 10 derajat.
⋅ Kepala janin tarik curam kebawak
sehingga memudahkan persalinan bahu
depan
2. Manuver Hibbard dan Resnick 3. Manuver Woods Cork Screw

1) Lakukan episiotomi luas untuk 1) Fundus uteri didorong kebawah


melebarkan jalan lahir sehingga lebih menekan bagian
2) Kepala ditarik curam kebawah,
terendah janin, untuk masuk
sehingga bahu depan lebih
PAP.
mudah masuk PAP.
3) Tekan bahu depan diatas 2) Bahu belakang diputar menjadi
simfisis, sehingga dapat masuk bahu depan sehingga secara
PAP spontan lahir
4. Manuver Schwartz Dixon 5. Manuver Zevanelli

1) Kepala janin sudah berada

1) Dilakukan persalinan tangan diluar, dimasukkan kembali

belakang sehingga volume kedalam vagina.


2) Diikuti dengan persalinan
bahu mengecil.
seksio sesarea.
2) Selanjutnya persalina bahu 3) Bahaya besar karena akan
dapat dilakukan terjadi ekstensi luka operasi di
SBR dan menimbulkan trauma
jalan lahir lebih besar.
6. Teknik Kleidotomi 7. Simfisiotomi

1) Dilakukan pemotongan tulang


klavikula bawah sehingga Untuk melebarkan jalan lahir

berlangsung volume bahu sehingga bahu dapat lahir. Komplikasi

mengecil dan selanjutnya simfiotomi:

persalinan dapat 1) Ketidaknyamanan yang

2) Bila diperlukan dapat berkepanjangan dan nyeri.

dilakukan pemotongan tulang 2) Ruptura vesika urinaria

klavikula depan
VIDEO DISTOSIA
BAHU

Anda mungkin juga menyukai