Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM KESEHATAN YANG

TERKAIT DALAM PENINGKATAN


STATUS PELAYANAN KIA
Kelompok 3

Asa Rahmawati P17324221048


Lulu Aulia Bustomi P17324221062
N.Wulan Sriayu S.PN P17324221063
Putri Handayani P17324221066
Shofiyah Khoirunnisa W P17324221076
Salwa Maghfira P17324221072
Windayani Arifin P17324221085
Gerakan Sayang
Ibu
(GSI)
Gerakan Sayang Ibu
Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan
kualitas perempuan utamanya melalui percepatan penurunan angka
kematian ibu yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan
masyarakat dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dengan
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian dalam upaya
integrative dan sinergis.
3 Unsur Pokok Dalam GSI
Gerakan sayang ibu merupakan
gerakan yang dilaksanakan
oleh masyarakat bersama
01
dengan pemerintah. Gerakan Sayang Ibu bertujuan

03
untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu karena hamil,
melahirkan dan nifas

Gerakan Sayang Ibu mempunyai


tujuan untuk peningkatan dan
perbaikan kualitas hidup
02
perempuan sebagai sumber daya
manusia.
Tujuan Gerakan Sayang Ibu

1 Meningkatkan
Menurunkan pengetahuan ibu
angka kematian atau kaum
ibu karena perempuan
Meningkatkan 3 mengenai
hamil, pengetahuan
melahirkan dan perawatan
ibu atau kaum
nifas serta 2 perempuan
kehamilan, proses
Memantapkan
menurunkan melahirkan yang
mengenai sehat, pemberian komitmen dan
angka kematian
Penyakit ASI Ekslusif dan dukungan
bayi. terhadap
menular perawatan
Seksual (PMS). Gerakan
bayi.
Sayang Ibu.
4
Sasaran Gerakan Sayang Ibu

01 Caten (Calon Penganten), Pasangan Usia Subur (PUS), Ibu hamil, bersalin
dan nifas, Ibu meneteki masa perawatan bayi, pria/suami dan seluruh anggota
keluarga
Langsung

02 Sektor terkait, Institusi kesehatan, Institusi Masyarakat, Tokoh


masyarakat dan agama, Kaum bapak/pria, Media massa

Tidak langsung
Ruang Lingkup
Gerakan Sayang Ibu
1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui
upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi.
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku suami istri
dan masyarakatmengenai hak-hak Reproduksi dan
Kesehatan Reproduksi.
3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang mempengaruhi
upaya peningkatan kualitas hidup perempuan
Strategi GSI
Melalui pendekatan kemasyarakatan, dikembangkan dalam bentuk :

Desentralisasi Keluarga

Kemandirian Kemitraan
Perencanaan
Gerakan Sayang Ibu

1. Identifikasi masalah
2. Penentuan masalah
3. Penentuan tujuan
4. Pengembangan alternatif pemecahan masalah
5. Penentuan rencana operasional, terdiri dari:
• Langkah kegiatan (jadwal kegiatan)
• Tenaga pelaksana
• Dukungan dana dan saran
• Monitoring dan Pelaporan
• Evaluasi kegiatan
Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu
a. Menyusun rencana kerja dalam rangka menurunkan AKI dan AKB
serta mengumpulkan danauntuk ambulance kecamatan dan tabulin.
b. Advokasi kepada TOMA, TOGA dan TOPOL dapat mendukung GSI
wilayah tersebut.
c. Penyuluhan kepada keluarga serta bumil, bulin, bufas dan ibu yang
mempunyai bayi dimasyarakat.
d. Mengumpulkan data informasi bumil, bulin, bufas dan bayi yang
dilakukan.
e. Memberikan tanda pada bumil beresiko tinggi untuk kemudian
dipantau dan di informasikanke bidan puskesmas.
f. Membantu merujuk.
Hambatan
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah baik dengan GSI ataupun Safe Motherhood telah
memungkinkan ditambahnya sarana dan prasarana untuk mengajak ibu hamil dan melahirkan
makin dekat pada pelayanan medis yang bermutu. Akan tetapi GSI juga menemui hambatan
dalam pelaksanaannya, antara lain :

1. Secara Struktural : Berbagai program tersebut masih sangat


birokratis sehingga orientasi yang terbentuk semata-mata
dilaksanakan karena program wajib yang harus dilaksanakan
berdasarkan SK (Surat Keputusan).

2. Secara Kultural : Masih kuatnya anggapan/pandangan


masyarakat bahwa kehamilan dan persalinan hanyalah
persoalan wanita.
Perencanaan Persalinan
& Pencegahan Komplikasi
(P4K)
Pengertian
Suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami,
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi
komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca persalinan dengan
menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.

Tujuan
Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir
melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan
yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu
sehingga bersalin dengan aman dan melahirkan bayi yang sehat
Manfaat P4K

01 03
Percepat fungsi
desa siaga.
02 Tertanganinya kejadian
komplikasi secara dini
04
Meningkatkan cakupan Menurunnya kejadian
pelayanan Antenatal Care kesakitan dan kematian ibu
(ANC) sesuai standar serta bayi
Sasaran P4K
Penanggung jawab dan pengelola
program KIA Provinsi dan Perawat
Kab/Kota

Bidan Koordinator Bidan

Kepala Puskesmas Kader

Dokter Forum peduli KIA


Indikator Keberhasilan P4K

a. Persentase desa melaksanakan P4K dengan stiker.


b. Persentase ibu hamil mendapat stiker.
c. Persentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan ANC sesuai standar.
d. Persentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan.
e. Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi
tertangani.
f. Persentase menggunakan KB pasca salin.
g. Persentase ibu bersalin di tenaga kesehatan mendapatkan pelayanan nifas
Tahapan Kegiatan P4K

01 02 03
Orientasi P4K Operasionalisasi
Sosialisasi P4K dengan
dengan stiker
Stiker di Tingkat
Desa
Rujukan
Rujukan

Sistem rujukan pelayan kesehatan adalah penyelengaraan pelayanan


kesehatan yang mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan
kestrata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam
arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama yang wajib dilaksanakan
oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan seluruh
fasilitas kesehatan.
Tujuan Sistem Rujukan

01
Umum
Untuk memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang pelaksanaan
rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR dan AMR

02 a. Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya


dalam rangka menangani rujukan kasus resiko tinggi dan gawat
Khusus
darurat yang terkait dengan kematian ibu maternal dan bayi.
b. Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan
diwilayah kerja Puskesmas.
Jenis – Jenis Rujukan Di Puskesmas

Menurut tata hubungannya : Menurut lingkup pelayanannya:

a. Rujukan Internal : terjadi antara unit a. Rujukan Medik : upaya penyembuhan


pelayana di dalam institusi, meliputi BP penyakit serta pemulihan Kesehatan.
umum, KIA KB, poli gigi, laboratorium, Rujukan medik ini pada dasarnya berlaku
gizi, dan sanitasi untuk pelayanan kedokteran (medical
b. Rujukan Ekternal : terjadi anatar unit- service)
unit dalam jenjang pelayanan kesehatan b. Rujukan Kesehatan Masyarakat : upaya
baik horizontal (dari puskesmas rawat pencegahan penyakit dan peningkatan
jalan ke puskesmas rawat inap) maupun derajat Kesehatan. Rujukan Kesehatan ini
vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit berlaku untuk pelayanan Kesehatan
umum daerah) masyarakat (public health service)
Manfaat Rujukan

Sudut Pandang
Pemerintah Sebagai
Penentu Kebijakan

Sudut Pandang
Mayarakat
Sebagai Pemakai
Jasa Pelayanan

Sudut Pandang
Kalangan Kesehatan
Sebagai Penyelenggara
Pelayanan Kesehatan
Thanks!
Do you have any question?

Anda mungkin juga menyukai