Anda di halaman 1dari 14

HANDOUT

Mata Kuliah : ASKEB II


Topik : DETEKSI ADANYA KOMPLIKASI PERSALINAN
Sub Topik : Inersia uteri danDistosia Bahu
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Pemeriksaan
4. Penatalaksanaan
Waktu : 120 menit
Sasaran : Semester III
Dosen : Hartinah
OPS :
Setelah membaca handout ini diharapkan mahasiswa mengetahui dan mengerti tentang:

1. Konsep dasar inertia uterus

2. Penatalaksanaanya tentang inertia uterus

3. Konsep dasar distosia dengan benar

4. Penatalaksanaan tentang distosia bahu

Macam macam kelainan his

1. Inertia uteri

Adalah his yang sifatnya lebih lemah,lebih singkat,dan lebih jarang dibandingkan

dengan yang normal.

1
2. Tetania uteri

Adalah his yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga rahim tidak sempat

rileksasi, hal ini dapat menyebabkan partus dikendaraan, kamar mandi dan

sebagainya

3. Hypertonik uteri adalah his yang terlampau kuat

4. Incoordinate uterie action

Tonus otot meningkat juga diluar his,kontraksi tidak berlangsung seperti biasa

karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi bagian bagiannya.

Inertia uteri dibagi 2

1. Inertia uteria primer

Kelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan.Hal ini harus dibedakan

dengan his pendahuluan yang juga lemah dan menghilang.

2. Inertia uteri sekunder

Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat dan teratur dan dalam
waktu yang lama , inertia uterus menyebabkan persalinan akan berlangsung lama
dan mempunyai akibat untuk ibu dan janin.

Etiologi

Kelainan his terutama ditemukan pada primi gravida,Khususnya primigravida tua .Pada

multi gravida lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri.

Faktor faktor yang mungkin mempengaruhi his :

Faktor herideter mungkin memegang peranan dalam kelainan his

Faktor emosi (para ahli belum sepaham)

2
Gangguan dalam pembentukan uterus misalnya uterus bikornis

Salah satu penyebab kelainan his khususnya ineria uterus adalah apabila bagian
bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah rahim seperti misalnya
pada
kelainan letak janin atau pada disproposi sefalopelvik. Peregangan rahim yang

berlebihan pada kehamilan ganda ataupun hidramnion juga dapat merupakan

penyebab dari inersia uteri yang murni..Akan tetapi sebagian besar kasus ,penyebab

inersia uteri tidak diketahui sebabnya

Penanganan inersia uterus

 Dahulu selalu menunggu selama ketuban masih utuh

 Sekarang setelah diagnosa inersia ditetapkan harus segera diperiksa keadaan

servik,presentsi,posisi janin,turunnya kepala janin dalam panggul, dan keadaan

panggul.

 Apabila ada disproposi sefalopelvik berarti ambil keputusan secsio sesaria.

 Bila tidak ada disproposi sefalopelvik atau ada tapi ringan diambil sikap lain.

 Keadaan umum diperbaiki,kandung kencing serta rektum dikosongkan

 Apabila kepala/bokong sudah masuk kedalam panggul ibu suruh jalan

jalan,tindakan sederhana ini kadang kadang menyebabkan his menjadi kuat dan

persalinan berjalan lancar

 Bila his masih tidak adekuat pecahkan ketuban dengan menggunakan pemecah

ketuban

3
 Dan percepat persalinan dengan menggunakan oksitosin drip 5 unit dalam 500 cc

Dekstrose 5% mulai 12 tetes permenit,dinaikan setiap 10- 15 menit sampai 40-50

tetes permenit

 Jika tidak terjadi kemajuan persalinan dalam beberapa kali pemeriksaan,lahirkan

janin melalui seksio sesaria.

 Jika kemajuan persalinan terjadi,lanjutkan infus oksitosin dan periksa kembali

setelah 2 jam.

Uraian Materi
Konsep Dasar Distosia

Distosia adalah persalinan yang sulit,istilah ini dapat disamakan dengan persalinan
disfungsional dan mencirikan persalinan tidak berjalan secara normal.Masalah ini dapat
disebabkan oleh irkekuatan rahim yang tidak efektif,letak presentasi,posisi atau
struktur janin maupun disproporsi antara ukuran janin dan panggul meyebabkan
gangguan mekanis terhadap janin dan jalan lahir hal yang penting bahwa penyebab
dari persalinan abnormal ditentukan seteliti mungkin sehingga rencana penanganan yang
efektifdan aman dapat dikembangkan

Distosia Bahu

Definisi

Distosia bahu adalah :

 Impaksi bahu depan diatas simpisis

 Ketidak mampuan melahirkan bahu dengan mekanisme cara biasa

Faktor risiko

4
 Kehamilan lewat waktu

 Obesitas maternal

 Riwayat distosia bahu sebelumnya

 Persalinan pervaginam dengan tindaka

 Partus lama

 DM yang tidak terkontrol

Diagnosa

 Kala II yang memanjang

 Turtel Sign

 Traksi pada kepala gagal untuk melahirkan bahu yang terjepit dibelakang

simpisis pubis.

Penatalaksanaan

 Berteriak minta bantuan. Segera mobilisasi semua personal yang tersedia

 Minta ibu untuk memfleksikan kedua pahanya dengan mengangkat

lututnya setinggi mungkin kearah dada( Mc Robert)

 Lakukan traksi kebawah yang kuat dan berkelanjutan pada kepala janin

untuk memindahkan bahu anterior kebawah simpisis pubis

5
Catatan: Hindari traksi yang berlebihan pada kepala janin karena tindakan ini

dapat menyebabkan cedera pleksus brachialis

 Minta asisten untuk memberikan tekanan pada suprapubik kebawah secara

bersamaan untuk membantu pelahiran bahu

Catatan : Jangan memberikan tekanan pada fundus. Tindakan ini berdampak

pada bahu dan dapat menyebabkan ruptur uteri

 Massanti Manuver

Penekanan pada suprapubis oleh asisten

Tidak menekan /mendorong fundus

 Bila tidak berhasil, Lakukan manuver Rubin


Masukkan tangan kedalam jalan lahir hingga mencapai bahu depan bayi, lakukan

penekanan pada bagian belakang bahu sehingga bahu terdorong kearah dada bayi

akan menyebabkan bahu depan dapat melewati simfisis

6
Bila tidak berhasil, Lakukan woods corkscrew
- masukkan 2 jari tangan kanan ke arah anterior bahu belakang bayi
- putar 180o (ke arah punggung bayi) bahu belakang bayi dengan kedua jari tangan
sehingga bahu belakang lahir
- lakukan putaran berlawanan dengan arah putaran pertama sehingga akan
menyebabkan bahu depan dapat melewati simfisis.

Bila tidak berhasil, lakukan manuver Shwartz


- Masukkan tangan mengikuti lengkung sakrum sampai jari
penolong mencapai fossa antecubiti

7
- Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan bawah kearah dada
- Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari vagina
(menggunakan jari telunjuk untuk melewati dada dan kepala bayiatau seperti
mengusap muka bayi), kemudian tarik hingga bahu belakang dan seluruh lengan
belakang dapat dilahirkan
- Bahu depan dapat dilahirkan dengan mudah setelah bahu dan
lengan belakang lahir

Tindakan lain

- Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan membebaskan bahu anterior

- Simpisiotomi

Komplikasi

Fetal / neonatal

1. Kematian

2. Asfeksia

3. Fraktur humerus atau klavikula

4. Brachial plexus palsy

Ibu

1. Perdarahan post partum

2. Ruptur uteri

Setelah tindakan

8
1.Waspada terhadap perdarahan post partum

2. Inspeksi adanya laserasi dan trauma maternal

3. Periksa bayi adakah jejas

4.Terangkan tindakan yag telah dilakukan

Macam macam kelainan his

5. Inertia uteri

Adalah his yang sifatnya lebih lemah,lebih singkat,dan lebih jarang dibandingkan

dengan yang normal.

6. Tetania uteri

Adalah his yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga rahim tidak sempat

rileksasi, hal ini dapat menyebabkan partus dikendaraan, kamar mandi dan

sebagainya

7. Hypertonik uteri adalah his yang terlampau kuat

8. Incoordinate uterie action

Tonus otot meningkat juga diluar his,kontraksi tidak berlangsung seperti biasa

karena tidak ada sinkonisasi antara kontraksi bagian bagiannya.

Inertia uteri dibagi 2

3. Inertia uteria primer

Kelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan.Hal ini harus dibedakan

dengan his pendahuluan yang juga lemah dan menghilang.

4. Inertia uteri sekunder

9
Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat dan teratur dan dalam
waktu yang lama , inertia uterus menyebabkan persalinan akan berlangsung lama
dan mempunyai akibat untuk ibu dan janin.

Etiologi

Kelainan his terutama ditemukan pada primi gravida,Khususnya primigravida tua .Pada

multi gravida lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri.

Faktor faktor yang mungkin mempengaruhi his :

Faktor herideter mungkin memegang peranan dalam kelainan his

Faktor emosi (para ahli belum sepaham)

Gangguan dalam pembentukan uterus misalnya uterus bikornis

Salah satu penyebab kelainan his khususnya ineria uterus adalah apabila bagian
bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah rahim seperti misalnya
pada kelainan letak janin atau pada disproposi sefalopelvik. Peregangan rahim yang
berlebihan pada kehamilan ganda ataupun hidramnion juga dapat merupakan
penyebab dari inersia uteri yang murni..Akan tetapi sebagian besar kasus ,penyebab
inersia uteri tidak diketahui sebabnya

Penanganan inersia uterus

 Dahulu selalu menunggu selama ketuban masih utuh

10
 Sekarang setelah diagnosa inersia ditetapkan harus segera diperiksa keadaan

servik,presentsi,posisi janin,turunnya kepala janin dalam panggul, dan keadaan

panggul.

 Apabila ada disproposi sefalopelvik berarti ambil keputusan secsio sesaria.

 Bila tidak ada disproposi sefalopelvik atau ada tapi ringan diambil sikap lain.

 Keadaan umum diperbaiki,kandung kencing serta rektum dikosongkan Apabila

kepala/bokong sudah masuk kedalam panggul ibu suruh jalan jalan,tindakan

sederhana ini kadang kadang menyebabkan his menjadi kuat dan persalinan

berjalan lancar

 Bila his masih tidak adekuat pecahkan ketuban dengan menggunakan pemecah

ketuban

 Dan percepat persalinan dengan menggunakan oksitosin drip 5 unit dalam 500 cc

Dekstrose 5% mulai 12 tetes permenit,dinaikan setiap 10- 15 menit sampai 40-50

tetes permenit

 Jika tidak terjadi kemajuan persalinan dalam beberapa kali pemeriksaan,lahirkan

janin melalui seksio sesaria.

 Jika kemajuan persalinan terjadi,lanjutkan infus oksitosin dan periksa kembali

setelah 2 jam.

KELAINAN HIS

Inertia uteri
Tetania uteri
Hypertonic uteri
Incoordinate uteri

11
Macam-macam inertia uteri :
Inertia uteri primer
Inertia uteri sekumder

Faktor faktor yang mungkin mempengaruhi his :

Faktor herideter mungkin memegang peranan dalam kelainan his

Faktor emosi (para ahli belum sepaham)

Gangguan dalam pembentukan uterus misalnya uterus bikornis

Distosia bahu adalah :

 Impaksi bahu depan diatas simpisis

 Ketidak mampuan melahirkan bahu dengan mekanisme cara biasa

Faktor risiko

 Kehamilan lewat waktu

 Obesitas maternal

 Riwayat distosia bahu sebelumnya

 Persalinan pervaginam dengan tindaka

 Partus lama

 DM yang tidak terkontrol

Penanganan :
Mc. Robert
Massanti
Rubin
Corkscrew Wood
Schwart

12
EVALUASI

MENJODOHKAN

Kiri Kanan

1.Distosia a. Penekanan suprapubis

2. Distosia bahu b. Tanda distosia bahu

3.Faktor risiko c. Partus lama

4. Kala II memanjang d. Rubin

5. Massanti manuver e. Ruptur uteri

f.. Persalinan yang sulit

g. Impaksi bahu depan

Pilih yang benar

1. inersia uteri adalah


a. His yang kuat
b. His yang kuat sehingga rahim tidak sempat rileksasi
c. Tonus otot yang meningkat diluar his
d. His yang lemah
e. Tida ada his

2. Faktor yang mempengaruhi his


a. Faktor herideter
b. Faktor emosi
c. Gangguan dalam pembentukan uterus
d. Betul semua
e. Salah semua

3. Penanganan inersia
a. Langsung secsio sesaria
b. Diperiksa dulu keadaan ibunya
c. Dibiarkan
d. Dipulangkan
e. Betul semua

4. Bila bokong sudah masuk ke PAP pada inersia


a. Disuruh jalan jalan dulu
b. Di istirahatkan

13
c. Di Secsio cesaria
d. Dipulangkan
e. Di pitosin drip

5. Obat apa dipakai untuk merangsang kontraksi


a. Metergin
b. Ampisilin
c. Oksitosin
d. Cortison
e. Metronidasol

14

Anda mungkin juga menyukai