Anda di halaman 1dari 35

KALA II

PERUBAHAN FISIOLOGIS KALA II

 TD menigkat 15-25 mmHg selama kontraksi kala II


 Peningkatan metabolisme (adanya peningkatan otot rangka
karena meneran)
 Nadi meningkat
 Suhu meningkat 0,5-1 C
 Pernafsan
 Penurunan mortalitas lambung (mual, muntah)

2
TANDA GEJALA KALA II
DORAN-TEKNUS-PERJOL-VULKA

 Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi;


 Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya
 Perineum terlihat menonjol
 Vagina dan sfingter ani terlihat membuka
 Peningkatan pengeluaran lendir darah

3
ASUHAN KALA II
 Sebaiknya dibiarkan spontan tanpa struktur, lakukan sesuai dengan
instink ibu
 Sebaiknya tidak ada pembatasan waktu bila kesejahteraan ibu dan janin
baik
 Rutin Valsava atau meneran dengan cara menahan napas dapat
membahayakan ibu dan janin
 Ibu seharusnya didukung dan dianjurkan untuk meneran spontan
kadang sering diikuti dengan suara
 Pendekatan fleksibel terhadap keinginan meneran lebih awal, tergantung
pada pembukaan serviks dan tanda lain
4
 Anjurkan ibu didampingi keluarga
 Anjurkan keluarga terlibat dalam asuhan
 Penolong memberikan dukungan dan semangat
 Tentramkan hati ibu
 Bantu ibu untuk memilih posisi
 Anjurkan ibu untuk minum
 Berikan rasa aman
 dll

5
 Pada Persalinan Kala II

 Posisi Ibu dapat Berdiri, Jongkok, Duduk, Dalam Air, Supine – Lateral, sesuai
kenyamanan
 Ibu meneran sesuai dengan keinginannya
 Bidan mendampingi ibu selama proses kelahiran dan menolong kelahiran bayi

6
• Macam – macam posisi meneran
TANDA BAHAYA KALA II
Distosia Bahu
▫ Suatu keadaan dimana setelah kepala
dilahirkan, bahu anterior tidak dapat lewat
di bawah simfisis pubis.
▫ Diagnosis
1. Kesulitan melahirkan wajah dan dagu
2. Kepala bayi tetap melekat erat di vulva atau bahkan
tertarik kembali (turtle sign)
3. Kegagalan paksi luar kepala bayi
4. Kegagalan turunnya bahu
Distosia Karena His
▫ Kesulitan dalam jalannya persalinan.
▫ Inersia uteri (His yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat, dan
lebih jarang dibandingkan dengan his yang normal)
▫ Tetania uteri (His yang terlampau kuat dan terlalu sering
sehingga tidak ada relaksasi rahim)
▫ Aksi Uterus Inkoordinasi (Incoordinate Uterine Action) = Sifat his
yang berubah-ubah, tidak ada koordinasi dan sinkronasi antar
kontraksi dan bagian-bagiannya
Kala II Memanjang
▫ Primi > 2 jam
▫ Multi >1 jam

▫ Penyebab : panggul sempit, bayi besar


DETEKSI DINI PENYULIT KALA II
1. LETAK SUNGSANG
Keadaan dmn janin terletak memanjang dgn kepala di fundus uteri &
bokong dibag.bawah kavum uteri.

▫ Presentasi bokong sempurna (Complete)  2 kaki fleksi pd panggul &


lutut
▫ Presentasi bokong murni (Frank breech)  2 kaki fleksi pd panggul &
ekstensi pd lutut
▫ Presentasi bokong kaki (Incomplete breech)  sebuah kaki ekstensi pd
panggul & lutut.

11
Presentasi bokong
2. LETAK LINTANG
▫ Suatu keadaan dmn janin
melintang di dlm uterus dgn
kepala pd sisi yg 1, sedangkan
bokong berada pd sisi yg lain.
▫ Keadaan sumbu panjang janin
tegak lurus thd sumbu panjang
ibu.
3. GEMELLI

▫ Satu kehamilan dg dua


janin atau lebih.
▫ Jenis kehamilan ganda :
a. Kehamilan ganda monozigotik (1
ovum yg dibuahi & membelah scr
dini hingga membentuk 2 embrio
yg sama)
b. Kehamilan ganda dizigotik ( 2/lebih
ovum yg telah dibuahi)
4. Presentasi Oksiput Posterior Persisten (OPP)

▫ Malposisi karena kegagalan kepala melakukan fleksi shg sinsiput


menjadi bagian terpenting.
▫ Oksiput disakrum ibu, muka menghadap simfisis pubis.
5. Presentasi Puncak Kepala
▫ Presentasi sisiput, shga UUB
bagian terendah
▫ Kepala bayi defleksi
▫ Mekanisme persalinan hampir
sama dg OPP
6. Presentasi Muka
▫ Kepala mengalami hiperfleksi
shg oksiput bersentuhan dg
punggu bayi & mentum sbg
denominator.
7. Presentasi Dahi

▫ Presentasi kepala dg defleksi


yg sedang sehingga dahi
mnjadi bagian terendah.
▫ Bag.kepala janin yg berada
di antara tonjolan orbita dg
UUB tampak di PAP.
AMNIOTOMI

 Pemecahan selaput ketuban jika ketuban belum pecah


dan pembukaan sudah lengkap.
 Lakukan evaluasi cairan amnion

20
ANASTESI DAN EPISIOTOMI
 Mengiris atau menggunting perineum menurut arah irisan.
 Dilakukan jika ada indikasi (gawat janin, penyulit persalinan, perineum kaku)
 Medialis : dibuat digaris tengah
 Mediolateralis : dari garis tengah kesamping menuju anus
 Lateralis : 1-2 cm di atas komisura posterior kesamping
 Sekunder : epis dilakukan ketika ada ruptur perineum/epis medialis yg
melebar

21
O EPISIOTOMI MEDIALIS
1. Mudah dijahit
2. Anatomis maupun fungsionil dpt sembuh dg baik
3. Tidak terlalu nyeri pada saat nifas
4. Dapat menyebabkan ruptur perineum totalis

O EPISIOTOMI MEDIO LATERALIS


1. Luka lebih sulit dijahit
2. Penyembuhan anatomis maupn fungsionil kurang sempurna
3. Nyeri pd hari-hari pertama nifas
4. Jarang menjadi ruptur perineum totalis
O Tujuan Episiotomi :
Epis membuat luka lurus dg pinggir yg tajam,
sedangkan ruptur yg spontan bersifat luka koyak dg
dinding luka bergerigi.
Mengurangi tekanan pada kepala anak
Mempersingkat kala II
Epis lateralis dan medioteralis mengurangi
kemungkinan ruptur perineum totalis.
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
 Definisi : asuhan kebidanan pada persalinan normal yang mengacu kepada asuhan
yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya
pencegahan komplikasi
 Tujuan : menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang
tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya terintegrasi dan lengkap tetapi
dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).

25
LANGKA-LANGKAH APN (60 LANGKAH)
1. Mendengar dan meliat adanya tanda persalinan kala II
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat esensial untuk menolong persalinan
dan menatalaksanaan komplikasi segera pada ibu dan BBL
3. Pakai celemek plastik/baham yg tidak tembus
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yg dipakai, cuci tangan, lalu keringkan
dg handuk
5. Memakai sarung tangan DTT sebelah kanan untuk periksa dalam
6. Memasukkan oksitosis ke dalam tabung suntik (pastikan tdk terkontaminasi)
7. Membersikan vulva dan perineum, menyeka dg hati-hati dari depan kebelakang

26
Lanjutan…
8. Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan sdh lengkap
9. Dekontaminasi sarung tangan
10. Periksa DJJ
11. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, bantu ibu
menemukan posisi yg nyaman
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin
meneran
13. Laksanakan bimbingan meneran pd saat ibu merasa inginmeneran
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman
15. Letakan handuk bersih di perut bawah ibu (untuk mengeringkan bayi)

27
Lanjutan…
16. Letakkan kain bersih 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
17. Bukaa tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pd kedua tangan
19. Setelah tampak kepala bayi diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dg satu tangan yg dilapisi dg kain bersih dan kering. Tangan yg lain
(kanan) menahan kepala untuk mempertahankan posisi defleksi dan membantu
lairnya kepala. Anjuran ibu meneran secara eektif dan dangkal
20. Periksa kemunginan adanya lilitan tali pusat
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar

28
Lanjutan…
22. Pegang kepala bayi secara biparietal. Anjurkan ibu meneran. Gerakkan kepala ke
arah bawah untuk melahirkan bahu atas, gerakan ke atas untuk melahirkan bahu
bawah
23. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan meyangga kepala dan bahu belakang,
tangan lain menyusuri lengan dan siku atas
24. Setelah tubuh bayi lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
25. Melakukan penilaian (selintas) : apaka bayi cukup bulan dan menangis
26. Keringan tubuh bayi
27. Periksa kembali uterus memastikan janin ke dua
28. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
29
Lanjutan…
29. Suntikan oksi 1/3 paha luar
30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, jepit tapi pusat d klem 2-3 cm dari pusat bayi
dan klem lagi 2 cm klem dari pertama
31. Potong dan ikat tali pusat
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu secara skin to skin (IMD)
33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34. Tangan kiri di atas perut ibu, diatas simfisis, tangan kanan melakukan
peregangan tali pusat
35. Saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah (tangan lain
melakukan dorso kranial). Jika tidak lepas, berhenti 30-40 detik, kemudian ulangi
kembali.
30
Lanjutan…
36. Bila ada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah dorsal, lanjutkan
dorongan ke arah kranial hingga plasenta dpt dilahirkan
37. Saat plasenta mucul di introitus vagina, lahirkan plasenta dg kedua tangan. Pegang &
putar hingga selaput ketuban terpilin, letakkan plasenta pada wadah (jika ada yg
robek, laukan eksplorasi sisa selaput ketuban)
38. Setela plasenta lair, massase uterus telapak tangan di fundus dengan gerakan
melingkar hingga uterus berkontraksi
39. Ealuasi kemungkinan perdarahan & laserasi pd vagina & perineum.
40. Periksa kedua sisi plasenta (harus lengkap) masukan ke dalam tempat khusus
41. Pastikan uterus berkontraksi dg baik & tdk terjadi perdarahan

31
Lanjutan…
42. Pastikan kandung kemih kosong, jika penuh lakukan katerisasi
43. Celupkan tangan yg masi pakai sarung tangan ke dalam klorin, bersihkan noda dara,
cairan tubuh & bilas dg DTT tanpa melepas hhandscoon
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keaddaan umum ibu
46. Evaluasi dan estimasi jumla kehilangan darahh
47. Pantau keaaan bayi & pastikan bayi bernafas dg baik (40-60x/mnt)
48. Bersihkan ibu dari paparan darah & cairan tubuh dg DTT-air klorin-air DTT. Ganti
pakaian ibu
49. Pastikan ibu merrasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI, anjurkan klg memberikan
makan minum yg diinginkan
32
Lanjutan…
50. Tempatkan semua alat dalam larutan klorin (10 mnt). Cuci dan bilas
51. Buang bahan yg terkontaminasi ke tempat sampah
52. Dekontaminasi tempat bersalin dg klorin
53. Celupkan tangan yg masih menggunakan handscoon dlm larutan klorin, lepaskan
secara terbalik, rendam 10 menit
54. Cuci tangan dg sabun
55. Pakai handscoon untuk memberikan vit.K (1 mg) IM di paha kiri dan salep mata
profilaksis 1 jam pertama kelahiran
56. Lakukan pemeriksaan fisik bayi lanjutan (nafas, suhu)
57. Setelah 1 jam, berikan HB di paha kanan
58. Lepaskan sarung tangan terbalik, rendam 10 menit
59. Cuci tangan
60. Lengkapi partograf 33
PERTOLONGAN PERSALINAN PADA
MASA COVID
 Untuk mengurangi transmisi udara, dapat menggunakan deliery camber
untuk pelayanan persalinan peraginam
 Melakukan tindakan di ruang operasi dengan tekanan negatif bila ada, atau
melakukan modifikasi aliran udara
 Memeliki ketersediaan APD sesuai standar bagi tenaga kesehatan pemberi
pelayanan maternal dan neonatal

34
TERIMAKASIH

35

Anda mungkin juga menyukai