NPM : 19.22.022
Kelas : S.Keb 3b
Asuhan persalinan normal adalah tindakan mengeluarkan janin yang sudah cukup usia
kehamilanya, dan berlangsung spontan yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi.
PROSEDUR
tanda gejala persalinan kala ll adalah Ibu merasakan ingin meneran bersamaan terjadinya
kontraksi, Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya, perineum terlihat
menonjol , vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lendir darah.
2.Menyiapkan peralatan.
- sarung tangan yang terdiri dari sarung tangan bersih, sarung tangan steril, dan sarung tangan
panjang steril untuk manual plasenta
- kateter urin
- cairan antiseptik (iodophors atau chlorhexidine)
- partus set, terdiri dari klem arteri, gunting, gunting episiotomi, gunting tali pusat, klem tali
pusat, setengah koher, duk steril.
b.Mencuci tangan yang brtujuan untuh membersihkan tangan dari bakteri dan
mikroorganisme yang berbahaya yang terbukti efektif untuk mencegah penyebaran
penyakit dan juga mengendalikan infeksi.
c.Memakai sarung tangan DTT dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi
silang dan penyebaran/penularan penyakit baik dari bidan ke kliemaupun sebaliknya.
d.Vulva hygiene yang bertujuan untuk membersihkan vagina ibu yang dapat
mencegah terjadinya infeksi pada vagina ,perinium maupun uterus ibu .
e.Vagina touch,tujuannya :
4.Menyiapkan diri dan keluarga untuk bimbingan meneran,jika belum ada his untuk
meneran,anjurkan ibu untuk berjalan,berjongkok dan mengambil posisi yang
senyaman mungkin,jika ibu belum meneran dalam waktu 60 menit ,anjurkan ibu
untuk meneran di puncak kontraksi dan beristirahat dipuncak kontraksi.Jika kelahiran
bayi belum terjadi setelah 60 menit meneran ,rujukibu segera.
Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi dan dengan kekuatan his dan kekuatan
mengedan maksimal,kepala janin dilahirkan denan suboksiput di bawah simpisis dan
dahi,muka dan dagu melewati perinium.
1.Kepala memasuki PAP dimana sutura sagitalis melintang atau oblik (sinklitismus).
2.Dengan adanya his dan dorongan otot dasar panggul,sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietal depan lebih tinggi os parietal belakang
9sinklitismus anterior).
3.Dengan adanya his dan dorongan ibu meneran,sutura sagitalis mendekati pinggir
atas simpisis dimana os parietal belakang lebih tinggi os parietal depan (asinklitismus
posterior).
4.Dengan adanya his dan dorongan ibu meneran,kepala turun keruang tengah panggul
dimana sutura sagitalis melintang atau oblik (sinklitismus kembali).
5.Dengan adanya his dan dorongan ibu meneran,kepala turun ke dasar panggul
(descen).
6.Dengan adanya his dan dorongan ibu meneran kepala bayi fleksi dimana dagu
mendekati dada lalu kepala bayi melakukan putar faksi dalam dimana ubun ubun kecil
berada dipinggir bawah simpisis sebagai sumber putar (hipomoglion).
7.Dengan adanya his dan dorongan ibu meneran kepala bayi menjauhi dada.
8.Dengan adanya his dan dorongan ibu meneran kepala bayi maju mundur di depan
vulva ,dima tangan kanan bidan menahan perinium ibu dengan dialasi kain steril yang
berada di bawah bokong ibu untuh menghindari terjadinya ruptur pada vagina dan
perinium ibu dan tangan kiri menahan puncak kepala bayi untuk menghindsari
terjadinya defleksi terlalu cepat pada kepala bayi yang dapat menyebabkan
ruptur/laserasi pada perinuim ibu.dan perlahan lahan lahirlah ubun ubun kecil,ubun
ubun besar,dahi,mata,hidung,mulut dan dagu,kemudian bayi melakukan putar faksi
luar dan wajah bayi menghadap ke salah satu paha ibu lalu membersihkan jalan nafas
bayi menggunakan kasa dan kapas steril dan menghisap lendir pada mulut dan hidung
bayi menggunakan bola penghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas bayi agar
bayi dapat bernafas dengan baik..Kemidian melakukan pemeriksaan pada lilitan tali
pusat,jika tali pusat melilit leher bayi dengan longgar maka lepaskan dan apabila tali
pusat melilit leher bayi dengan ketat maka klem tali pusat pada kedua sisi dan potong
tali pusat dan bidan melakukan pertolongan pada kepala bayi dengan pegangan secara
biparietal.
9.Selanjutnya,untuk melahirkan bahu anterior manuver ke bawah dan untuk
melahirkan bahu posterior manuver ke bawah kemudian lakukan sanggah dan susur
dan bayi lahir secara keseluruhan yang disebut dengan ekspulsi total.
8.Menyuntikkan oksitosin pada 1/3 paha atas bagian distal lateral tujuannya agar uterus
berkontraksi dengan baik.
14.pemantauan kontraksi ,perdarahan dan pemeriksaan TTV pada ibu pasca bersalin.
Pemantauan ini bertujuan untuk melihat apakah ada komplikasi yang muncul setelah proses
persalinan, mengingat infeksi maupun perdarahan pasca melahirkan sering terjadi dalam
rentang waktu ini.