Anda di halaman 1dari 6

PRESENTASI BOKONG

Definisi

Presentasi Bokong merupakan letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah
sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Ada 3
macam presentasi bokong yaitu :

1. Bokong sempurna (complete breech)

Yaitu satu atau kedua lutut lebih banyak dalam keadaan fleksi dari pada ekstensi. Pada presentasi
bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.

2. Bokong murni (frank breech)

Yaitu fleksi ekstremitas bawah pada sendi paha dan ekstensi lutut sehingga kaki terletak
berdekatan dengan kepala. Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki
terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian
pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.

3. Bokong kaki / Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or
footling )

Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping bokong,
sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah
satu atau dua kaki.

Etiologi

1. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada panggul
sempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor-tumor pelvis dan lain-lain.

2. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (prematur).

3. Gemeli (kehamilan ganda)


4. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.

5. Janin sudah lama mati.

6. Sebab yang tidak diketahui.

Komplikasi

Pada letak sungsang yang persisten, meningkatnya komplikasi berikut harus diantisipasi:

1. Morbiditas dan mortalitas perinatal dari persalinan yang sulit.

2. Berat badan lahir yang rendah pada persalinan preterm, hambatan pertumbuhan, atau
keduanya.

3. Prolaps tali pusat.

4. Plasenta previa.

5. Kelainan fetus, neonatus, dan bayi

6. Anomali uterus dan tumor.

7. Multipel fetus

8. Intervensi operatif, khususnya seksio sesarea.

a. Komplikasi ibu

1) Perdarahan

2) Trauma jalan lahir

3) Infeksi

b. Komplikasi anak

1) Sufokasi / aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang menyebabkan
gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas
dalam jalan lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi.

2) Asfiksia :

Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat

3) Trauma intrakranial:

Terjadi sebagai akibat :

a. Panggul sempit

b. Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)

c. Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)

4) Fraktura / dislokasi:

Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif

a. Fraktura tulang kepala

b. Fraktura humerus

c. Fraktura klavikula

d. Fraktura femur

e. Dislokasi bahu

5) Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan pada
pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi dan juga akibat regangan pada
leher saat membebaskan lengan.

Patofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus.
Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak,
sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan
triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena
bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk
menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih
kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan
belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup
bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala,beberapa fetus tidak seperti itu.
Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang. Bayi letak sungsang disebabkan :

1. Hidramnion : anak mudah bergerak karena mobilisasi

2. Plasenta Previa : Menghalangi kepala turun ke panggul

3. Panggul Sempit : Kepala susah menyesuaikan ke jalan lahir

Diagnosa

Pada waktu hamil diagnose letak sungsang atau letak bokong dapat ditegakkan dari :

1. Pada bagian atas rahim teraba kepala, bagian yang keras, bulat dan melenting.

2. Bagian bawah rahim teraba bagian yang lunak, tidak rata dan tidak melenting.

3. Tempat dimana detak jantung paling jelas terdengar berada di atas perut.

4. Gerakan janin teraba di bawah abdomen.

5. Pada pemeriksaan vagina teraba bokong dengan atau kaki.

Persalinan sungsang

1. Bokong sempurna dan frank breech

a. Melahirkan bokong dan kaki

Jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap, suruh ibu mengedan bersama
dengan his. Jika perineum sangat kaku, lakukan episiotomy. Biarkan kobong turun sampai
scapula kelihatan. Pegang bokong dengan hati – hati, jangan lakukan penarikan. Jika kaki tidak
lahir spontan, lakukan satu kaki dengan jalan: tekan belakang lutut, ganggam tumit dan lahirkan
kaki, ulangi untuk melahirkan kaki yang lain.pegang pingggul bayi tetapi jangan tarik dan
lahirkan lengan dengan teknik bracht.

b. Melahirkan lengan

Jika lengan berada di dada bayi, biarkan lengan lahir spontan satu demi satu. Jika perlu berikan
bantuan. Jika lengan pertama lahir, angkat bokong kea rah perut ibu agar lengan kedua lahir
spontan. Jika lengan tidak lahir spontan, tempatkan 1atau 2 jari di siku bayi an tekan, agar tangan
turun melewati muka bayi.

Jika lengan lurus ke atas kepala atau terjungkit dibelakang kepala (nuchal arm), gunakan
perasat / cara lovset. Setelah bokong dan kaki lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua tangan,
putar bayi 180 derajat sambil tarik kebawah dengan lengan bayi yang terjungkit kea rah petunjuk
jari tangan yang terjungjit, sehingga lengan posterior berada di bawah simfisis (depan). Bantu
lahirkan lengan dengan memasukkan satu atau dua jari pada lengan atas serta menarik tangan ke
bawah melalui dada sehingga dada sehingga siku dalam keadaan fleksi dan lengan depan lahir.
untuk melahirkan lengan kedua, putar 180 derajat ke arah yang berlawanan ke kiri / kanan sambil
tarik sehingga lengan belakang menjadi lengan depan dan lahir di depan.

Jika badan bayi tidak dapat berputar, lahirkan bahu belakang / posterior lebih dahulu dengan
jalan: pegang pergelangan kaki dan angkat ke atas, lahirkan bahu belakang, lahirkan lengan dan
tangan, pegang pergelangan kaki dan tarik ke bawah, lahirkan bahu dan lengan depan.

c. Melahirkan kepala

Melahirkan kelapa dengan cara mauriceau smellie veit dengan jalan : masukkan tangan kiri
penolong ke dalam vagina, letakkan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi seolah –
olah menunggang kuda (untuk penolong kidal letakkan badan bayi di atas tangan kanan).
Letakkan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila bayi dan jari tengah di dalam mulut bayu.
Tangan kanan memegang / mencengkram tengkuk bahu bayi, dan jari tengan mendorong
oksipital sehingga kepala menjadi fleksi. Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati –
hati tariklah kepala dengan gerakan memutar sesuai dengan jalan lahir. angkat badan bayi ke atas
untuk melahirkan mulut, hidung dan seluruh kepala.

2. Bokong kaki

Janin dengan presentasi bokong kaki sebaiknya dilahirkan dengan seksio sesarea. Persalinan
janin bokong kaki per vaginam dibatasi pada : dalam fase akhir persalinan dan pembukaan
lengkap, bayi premature yang tidak diharapkan hidup, anak kedua pada persalinan ganda. Cara
persalinan pervaginam yaitu genggam pergelangan kaki, tarik bayihati – hati dengan memegag
pergelangan kaki sampai bokong kelihatan, lanjutkan persalinan dengan melahirkan bahu dan
kepala.

Persalinan spontan pervaginam (spontan Bracht) terdiri dari 3 tahapan :

1. Fase lambat pertama:

Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus (scapula). Disebut fase lambat oleh karena tahapan
ini tidak perlu ditangani secara tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang
mungkin terjadi.

2. Fase cepat:

Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut. Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga
terjadi oklusi pembuluh darah talipusat antara kepala dengan tulang panggul sehingga sirkulasi
uteroplasenta terganggu. Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam 1 –
2 kali kontraksi uterus (sekitar 8 menit).

3. Fase lambat kedua:

Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala. Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini

tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau

cepat yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial

Anda mungkin juga menyukai