Anda di halaman 1dari 8

A.

PERTOLONGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG “

1. Pengertian :
 Letak sungsang adalah letak janin dimana presentasi bukan kepala
 Posisi janin :
- Frankbreach : bokong murni
- Inkomplit breacht : bokong + salah satu tangan /kaki
- Komplit breacht : bokong + kaki/tangan
- Letak kaki
- Letak lutut
2. Cara pertolongan persalinan sungsang :
 Bracht ( spontan )
 Manual Aid : - Muller : untuk mengeluarkan bahu depan.
- Deventer : Untuk melahirkan bahu belakang
- Lovset : Memutar bahu depan 180 ° menjadi bahu belakang
- Mauriceau : melahirkan kepala janin
 Versi Ekstraksi
 Seksio Saesaria ini wewenang dr SpOG.

3. Siap alat, siap tempat, siap ibu & bayi, siap diri ( APD)
4. Cara mendiagnosa letak Sungsang :
 Anamnese : - ibu hamil .... mgg anak ke ....
- Mengeluh sakit/sesak didaerah ulu hati/ epigastrium
- Pergerakan janin banyak diarasakan diperut bagian bawah ( atas
symplhisis )
 Palpasi :
- Leopolt 1 : TFU ..... cm, teraba benda bulat, keras, melenting,
- Leopolt 2 : Teraba benda keras sepeti papan di sebelah kiri/kanan
bagian kecil teraba di arah berlawanan ( kanan/kiri )
- Leopolt 3 : Teraba benda kurang bulat urang melenting dan lunak
- Leopolt 4 : bagian terendah janin ( bokong ? ) berada pada
 station ( per 5 an, : 5/5, 4/5, 3/5, 2/5, 1/5,0/5 ) cari ini
 Hodge/bidang hayalan : hodge1,2, 3, 4 artinya
 Konvergen, devergent apa ?
 Auskultasi : Djj terdengar sepusat/ diatas pusat
 Periksa dalam ( PD ) :
- V/V Tak
- Portio : teraba lunak/ tipis/ kaku/ tidak tera
- Selaput ketuban : utuh/sudah pecah (bila selaput sudah robek bagaimana
sisa air ketuban : darah, putih/ keruh, mekoneal ?
- Pembukaan : lengkap ?/ belum berapa cm
- Teraba 3 tonjolan tulang yi : 1 os sacrum dan 2 tulang Tuberum Osis ischii
5. Incomed consent pada ibu & keluarga.
6. Cek ulang kelengkapan persiapan persalinan
7. Langkah-langkah Pertolongan :

a. Secara Bracht ( spontan )


1. Posisi ibu tidur terlentang, litotomi dengan bokong di ujung TT/meja
Tindakan.
2. Pimpin ibu meneran sampai bokong didepan vulva
3. Lakukan efisiotomi b/p.
4. Pimpinan ibu meneran lagi sampe kedua kaki lahir
5. Bila talipusat lahir longgarkan agar talipusat tidak terjepit antara badan
janin & jalan lahir.
6. Pimpin ibu meneran sampai dada bayi lahir
7. Cengkeram bokong bayi sedemikian rupa
8. Pimpin meneran ibu sampai anggulus scapula inferior dibawah simphisis
9. Lakukan hiperlordosis badan janin kearah perut ibu sampai lahirlah kepala
janin seluruhnya.

b. Pertolongan secara manual Aid

1. Muller ( melahirkan bahu depan / yang berada dibawah simpisis )


1. Pegang pergelangan kaki bayi dengan jari telujuk diantaranya,
2. Bawa kedua kaki bayi kearah bawah agar bahu mengungkit kedepan
3. Keluarkan bahu dan lengan bayi dengan tangan penolong yang sama dg
tangan bayi yang akan dikeluarkan ( bahu bayi kiri keluarkan oleh
tangan kiri penolong begitu juga sebaliknya )
4. Telusuri punggung , scapula, bahu, lengan atas sampai siku
5. Lakukan penekanan pada siku ke arah bawah sampai lahirlah bahu dan
lengan bayi seluruhnya seolah-olah tangan bayi mengusap mukanya
sendiri.
2. Deventer/ klasik ( melahirkan bahu belakang/ yang dekat dengan
perinieum)
1. Pegang pergelangan kaki bayi oleh tangan yg berlawanan tadi dengan
jari telunjuk diantaranya.
2. Bawa kaki bayi kearah atas
3. Keluarkan bahu dan lengan belakang bayi oleh tangan penolong yang
sama dg tangan bayi yang akan dikeluarkan )
4. Telusuri punggung, scapula, bahu depan, lengan atas sampai siku
5. Lakukan penekanan pada siku kearah bawah sampai bahu dan lengan
bayi lahir seluruhnya seolah – olah tangan bayi mengusap muka nya
sendiri.
6. Tunggu kepala bayi putar paksi luar.
3. Lahirkan kepala bayi dengan cara MAURICEAU
1. Letakkan badan janin pada tangan kiri penolong seolah-olah bayi
menunggang kuda.
2. Masukan jari tengan tangan kiri penolong letakkan di mandibula
( rahang bawah ) dan dua jari lain ( telunjuk + jari manis ) dimaxila
( rahang atas)
3. Letakan tangan kanan penolong diantara leher dengan jari tengah di os
ocsiput
4. Pimpin meneran ibu sampai angulus scapula inferior bayi berada di
bawah simpisis.
5. Lakukan hiperlordosis badan janin kearah perut ibu sampai lahirlah
kepala bayi seluruhnya.

4. LOVCET
1. Letakkan ke dua ibu jari penolong diatas os sacrum, jari-jari yang lain
berada di pangkal paha depan kaki bayi
2. Putar bahu depan ( yang berada di bawah simphisis ) 180 ° menjadi bahu
belakang ( putaran bayi karah perut bayi )
3. Keluarkan bahu dan lengan bayi secara muller/ deventer
a. Muller :
1. Pegang pergelangan kaki bayi dengan jari telujuk diantaranya,
2. Bawa kedua kaki bayi kearah bawah agar bahu mengungkit kedepan
3. Keluarkan bahu dan lengan bayi dengan tangan penolong yang sama dg
tangan bayi yang akan dikeluarkan ( bahu bayi kiri keluarkan oleh tangan
kiri penolong begitu juga sebaliknya )
4. Telusuri punggung , scapula, bahu, lengan atas sampai siku
5. Lakukan penekanan pada siku ke arah bawah sampai lahirlah bahu dan
lengan bayi seluruhnya seolah-olah tangan bayi mengusap mukanya
sendiri.
b. Deventer/ klasik
1. Pegang pergelangan kaki bayi oleh tangan yg berlawanan tadi dengan jari
telunjuk diantaranya.
2. Bawa kaki bayi kearah atas
3. Keluarkan bahu dan lengan belakang bayi oleh tangan penolong yang sama
dg tangan bayi yang akan dikeluarkan )
4. Telusuri punggung, scapula, bahu depan, lengan atas sampai siku
5. Lakukan penekanan pada siku kearah bawah sampai bahu dan lengan bayi
lahir seluruhnya seolah – olah tangan bayi mengusap muka nya sendiri.
6. Tunggu kepala bayi putar paksi luar
c. Melahirkan kepala bayi dengan cara MAURICEAU
1. Letakkan badan janin pada tangan kiri penolong seolah-olah bayi
menunggang kuda.
2. Masukan jari tengan tangan kiri penolong letakkan di mandibula ( rahang
bawah ) dan dua jari lain ( telunjuk + jari manis ) dimaxila ( rahang atas)
3. Letakan tangan kanan penolong diantara leher dengan jari tengah di os
ocsiput
4. Pimpin meneran ibu sampai angulus scapula inferior bayi berada di
bawah simpisis.
5. Lakukan hiperlordosis badan janin kearah perut ibu sampai lahirlah kepala
bayi seluruhnya.

B. “PERTOLONGAN PERSALINAN DISTOSIA BAHU “

a. MASALAH : Kepala sudah lahir tapi bahu tersangkut & tidak dapat dilahirkan

b. PENANGANAN UMUM:
1. Distosia bahu tidak bisa diprediksi
2. Setiap penolong persalinan harus siap menghadapi persalinan dengan
distosia bahu terutama pada bayi besar
3. Siapkan beberapa orang untuk membantu
c. DIAGNOSIS :
1. distosia bahu tidak dapat diprediksi
2. kepala janin sudah lahir tapi tetap di depan vulva
3. Dagu tertarik dan menekan perineum
4. Tarikan pada kepala gagal untuk melahirkan bahu yg terperangkap di
belakang simpisis.

d. PENANGANAN :
1. Buat episiotomi yang luas untuk mengurangi obstruksi jaringan lunak dan
memberi ruang yang cukup untuk tindakan.
2. Ibu posisi Mc Robert
a. Posisi ibu terlentang,
b. Minta ibu untuk mendekatkan kedua tungkainya kearah bokong ibu dan
mendekatkan lututnya sejauh mungkin kearah dadanya
c. Minta 2 asisten untuk menekan kedua lutut ibu agat tetap fleksi.
3. Manuver Hibbard & Resnick :
a. Pakai sarung tangan DTT
b. Lakukan tarikan pada kepala bayi kearah bawah dan terus menerus untuk
menggerakan bahu depan dibawah simpisis pubis
 Hindari tarikan yang berlebihan pada kepala bayi karena dapat
menimbulkan trauma pada fleksus brachialis.
c. Minta seorang asisten untuk menekan suprapubis secara simultan kearah
bawah untuk membantu persalinan bahu.
 Jangan lakukan penekanan pada Funfus Uteri → karena dapat
mengakibatkan bahu lebih masuk + terjadi ruptur uteri.
4. Manuver Wods Cork Screw
Jika bahu belum lahir :
1. Pakai sarung tangan DTT masukan kedalam vagina
2. Lakukan penekanan pada bahu depan kearah sternum bayi untuk
mengecilkan diameter bahu b/p menekan pada bahu belakang kearah
sternum.

5. Manuver Schwart Dixon :


Jika belum lahir juga
1. Masukan tangan kedalam vagina
2. Raih humerus dari lengan belakang dan menjaga lengan tetap Fleksi pada
siku gerakkan lengan kearah dada.

6. Manuver Massantii :
Jika belum lahir juga
 Konsul dr SpOG ( tindakan dilakukan oleh dr Sp.OG )
 Patahkan tulang klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan
bahu depan
 Lakukan tarikan dengan mengait ketiak bayi untuk mengeluarkan
lengan belakang.

C. MANUAL PLACENTA
1. Prosedur Manual Placenta
a. Persiapan
- Pasien - Privodium - Diasepam /petidin
- Tempat - Kateter - Sulfas Atropin
- Oxitosin - Nier beken - Antalgin/ceterolac
- ergometrin - Abocat no 20 - APD.
- Lidokain - kasa steril
- Cairan infus Rl/Nacl 0.9% - Sarung tangan
- Disposible 3 cc, 5 cc - Tempat plasenta
b. Incomed consent → persetujuan tindakan
c.. Beri sedativa, antibiotik dosis tunggal ( prifilaksis )

d. Teknik :
1. Bersihkan ibu dari darah ,cairan dan kotoran
2. Pakai APD
3. Pindahkan klem tali pusat 5-10 cm didepan vulva.
4. Tali pusat tegangkan oleh tangan kiri penolong dan sejajarkan lantai
5. Tangan kanan penolong memakai sarung tangan panjang masukan ke
dalam vagina secara obstetri sampai ke ostium uteri dg menyelusuri
talipusat bagian bawah.
6. Minta asisten untuk memegang klem tali pusat
7. Tangan kiri penolong pindah ke fundus uteri (untuk mencegah inversio
uteri)
8. Tangan yg di dalam masuk ke cavum uteri, tangan lateral mencari sisi
plasenta buka tangan seperti bersalaman jari-jari dirapatkan
9. Tentukan implantasi plasenta & tentukan sisi plasenta yg sudah lepas.
10. Gerakan tangan yg di dlm ke arah kiri-kanan, atas-bawah sampai
permukaan maternal plasenta lepas.
→ bila plasenta sulit dilepas berarti plasenta akreta

11. Eksplorasi ulang untuk memastikan tidak ada bagian placenta yg


tertinggal,
12. Pegang plasenta tangan kiri pindah ke suprapubis
13. Lakukan dorsokranial sa’at plasenta dikeluarkan
14. Setelah plasenta lahir lakukan dorsokranial ulang untuk mencegah
prolaps uteri.
 Beri oxitosin 10 UI dalam infus Rl/Nacl 0,9 % 500 mg + masase
uterus
 Ergometrin 0,2 mg IM/ Prostaglandin
 Periksa kelengkapan plasenta, robekan jalan lahir.
 Observasi KU,TTV, kontraksi uterus, TFU, perdarahan
→ tiap 10 menit dalam 2 jam pasca tindakan
 Teruskan infus/ transfusi bila PERLU
 Lengkapi partograp & dokumentasi ibu.

D. PENATALAKSANAAN KBI / KBE / KBA


1. KBI ( Kompresi Bimanual Interna )
a. Tahap Persiapan :
1. Kaji ulang indikasi
2. Berikan dukungan emosional
3. Cegah infeksi
4. Kosongkan KK
5. Siap :ibu, alat, obat, tempat , diri ( APD)
6. Lakukan KBI selama 5 menit bila k/i atonia
b. Penatalaksanaan :
1. Bersihkan perut, simphisis, vulva dan vagina ibu
2. Masukan tangan penolong yg sdh pkai hand scoon DTT/steril ke dlm
vagina secara obstetri sampai ostium uteri.
3. Kepalkan tangan yg di dlm simpan pada fornik anterior dan dorong
segmen bawah uterus ke kranio-anterior.
4. Tangan luar ( kiri ) penolong mencakup sebanyak mungkin bagian
belakang korpus uteri
5. Lakukan tekanan/ kompresi dg mendekatkan telapak tangan luar kearah
tangan yg di dalam sampe perdarahan berhenti.
Jika uterus mulai berkontraksi :
6. Pertahankan posisi tsb hgg uterus berkontraksi dg baik dan perlahan
lepaskan tangan
7. Observasi ketat.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit KBI :
8. Lakukan KBE oleh keluarga/ asisten
9. Berikan Ergometrin 0,2 mg IM.
10. Berikan cairan infus Nacl/Rl 500 mg+10 UI oxitosin IV 60 tts/ mnt
11. Berikan Metilergometin 0,4 mg
12. Misoprostol 300-1000 mg/ rectal bila diperlukan

2. Kompresi Bimanual Eksterna ( KBE )


1. Minta asisten / keluarga untuk membantu
2. Letakan tangan kiri asisten/keluarga di dinding belakang uterus dan corpus
uteri bag.Luar & tangan kiri diletakan di depan uterus/supra pubis
3. Dekatkan tangan yg di atas ke tangan yg dibawah, lakukan kompresi.
4. Pertahankan posisi tsb sampai kontraksi baik &perdarahan berhenti
5. Bila belum berhasil lakukan KBA ( kompresi aorta)

3. Kempresi Bimanual Aorta ( KBA )


1. Kepalkan tangan kiri penolong letakan pada umbilikus kearah kolumna
vertebralis (atas pusat ke arah arah kiri ) dengan arah tegak lurus
2. Tangan kanan meraba pulpasi arteri femoralis untuk mengetahui
cukup/tdknya tekanan :
3. jika pulsasi masih teraba → tekanan kompresi belum cukup
4. Jika tekanan sampai aorta abdominalis, maka pulsasi femoralis akan
berkurang/terhenti
 Jika perdarahan berhenti pertahankan kompresi → masase uterus sampai
kontraksi baik
 Jika perdarahan masih RUJUK.

4. Prosedur Alternatif
a. Pemasangan tampon utero vaginal :
1. Pasang speculum
2. Jepit bibir portio dg klem ovum, minta asisten untuk menekan fundus
uteri dengan telapak tangan.
3. Pegang klem ovum dg tangan kiri masukan ujung kasa gulung steril ke
dalam uterus hingga mencapai F.Uteri.
4. Lakukan sampai seluruh cavum uteri & vagina dipenuhi kasa ( sambung
b/p) sisihkan ±15 cm bagian ujung untuk ekstraksi
5. Bila kasa mengganggu Kandung Kemih → pasang DC
6. Pasang Gurita pada perut
7. Keluarkan tampon bila :
b. Perdarahan berhenti/kurang
1. Pemberian infus + uterotonika
2. Antibiotik ampi 3x1 gr + metro 3x500 mg
c. Tampon jangan lebih 24 jam

“ SELAMAT BELAJAR “

Anda mungkin juga menyukai