2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedangkan penolong berdiri di depan vulva.
Ketika timbul his ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal
paha.
3. Penolong memakai sarung tangan dengan benar.
4. Pada waktu bokong mulai membuka vulva (crowning) disuntikkan 2-5 unit
oksitosin IM. Pemberian oksitosin ini ialah untuk merangsang kontraksi rahim
sehingga fase cepat dapat diselesaikan dalam 2 his berikutnya.
5. Melakukan infiltrasi perineum dengan lidokain 1%.
6. Episiotomi dikerjakan pada saat bokong membuka vulva.
7. Segera setelah bokong lahir, bokong dipegang secara Bracht, yaiutu kedua ibu
jari penolong sejajar sumbu panjang paha, sedangkan jari-jari lain memegang
panggul.
8. Pada setiap his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusar lahir dan tampak
sangat teregang, tali pusat dikendorkan terlebih dahulu (jangan sekali-kali
melakukan tarikan pada tali pusat).
9. Setelah ujung tuylang belikat lahir kemudian penolong melakukan
hiperlordosis pada badan janin guna mengikuti rotasi aterior, yaitu punggung
janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa
melakukan tarikan, sehingga gerakan tersebut hanya disesuaikan dengan gaya
berat badan.
10. Bersamaan dengan dimulainya gerakan hiperlordosis ini, seorang asisten
melakukan ekspresi Kristeller pada fundus uteri, sesuai dengan sumbu panggul.