Anda di halaman 1dari 14

“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”

“ Breech presentation including breech delivery is one of the greatest test of an

obstetrician’s skill on the art of obstetrics”

A. Pembagian Pimpinan Persalinan Letak Sungsang Berdasar Jalan yang Dilalui

a) Persalinan Pervaginam

Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, maka letak

sungsang dibagi menjadi 3 :

Spontaneous Breech

Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri.

Partial Breech Extration/Manual Aid/Assisted Breech Deliveri

Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sabagian

dengan tenaga penolong.

Total Breech Extraction

Janin dilahirkan dengan seluruhnya memakai tenaga penolong.

b) Persalinan Perabdominal (Secti Caesaria)

B. Teknik Pimpinan Persalinan Pervaginam

a) Spontaneos Breech

Persalinan letak sungsang dengan memakai tenaga hanya dari ibu biasanya hanya

mungkin terjadi pada janin kecil atau janin mati. Oleh karena itu Bracht telah

melakukan modifikasi dari cara spontan ini yang lazim disebut cara dari Bracht dan

mulai diperkenalkan sejak 1937. Pada persalinan spontan kelahiran janin dibagi

menjadi 3 tahap :

 Tahap Pertama/Fase Lambat

Yaitu mulainya lahirnya bokong sampai umbilicus (scapula anterior). Disebut

fase lambat karena pada fase tersebut hanyalah untuk melahirkan bokong

yaiti bagian janin yang tidak berbahaya.

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
 Tahap Ke dua/Fase Cepat

Yaitu mulai lahirnya umbilicus sampai lahirnya mulut.

Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk PAP

sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Olek karena itu fase ini harus

segera diselesaikan. Bila mulut sudah lahir, maka bila perlu janin dapat

bernafas lewat mulut.

 Tahap Ke Tiga/Fase Lambat

Yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.

Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan

tinggi(uterus), kedunia luar yang tekanannya lebih rendah sehingga kepala

harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya

INTRACRANIAL BLEEDING. Sebelum melakukan pimpinan persalinan

penolong harus memperhatikan sekali lagi persiapan-persiapan untuk ibu, janin

maupun penolong. Pada persalinan letak sungsang ini harus selalu disediakan

forceps. Ibu tidur dalam posisi lithotomi sedangkan penolong berdiri didepan

vulva. Ketika timbul his ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua

pangkal paha. Pada waktu bokong mulai membuka vulva (crowing) maka

disuntik 2-5 unit oxytocin intra muskulus yang berfungsi untuk merangsang

kontraksi rahim sehingga fase cepat dapat diselesaikan dalam 2 his

berikutnya. Episiotomy dikerjakan pada saat bokong membuka vulva. Segera

setelah bokong lahir bokong dicengkam secara Bracht (ke-2 ibu jari penolong

sejajar sumbu panjang paha sedangkan jari lainnya memegang panggul).

Setiap ada his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak

sangat teregang, maka tali pusat dikendorkan lebih dulu. Kemudian penolong

melakukan hyperlordosis pada badan janin guna mengikuti gerakan rotasi

anterior yaitu punggung janin didekatkan keperut ibu. Penolong hanya

mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan, sehingga gerakan tersebut

hanya disesuaikan dengan berat badan janin. Bersamaan dimulainya gerakan

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
hyperlordosis ini maka seorang asisten melakukan expresi kristeller pada

fundus uteri sesuai dengan sumbu panggul. Tujuan expresi kristeller adalah :

 Agar tenaga mengejan lebih kuat sehingga fase cepat dapat segera

terselesaikan.

 Menjaga agar kepala janin tetap dalam posisi flexi.

 Menghindari terjadinya ruang kosong antara fundus uteri dan kepala

janin, sehingga tidak terjadi lengan menyungkit.

Dengan gerakan hyperlordosis maka berturut-turut lahir :

Umbilicus, perut bahu dan lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala.

Janin yang baru lahir diletakkan diperut ibu. Seorang asisten segera

menghisap lender dan bersamaan itu penolong memotong tali pusat. Cara

persalinan menurut Bracht banyak dipakai di negara-negara Eropa kecuali

dinegara Inggris dan Amerika.

 Keuntungan cara Bracht :

 Tangan penolong tidak masuk kedalam jalan lahir sehingga mengurangi

bahaya infeksi.

 Cara ini cara paling mendekati persalinan fisiologi, sehingga

mengurangi trauma pada janin.

 Kerugian cara Bracht :

5-10 % persalinan secara Bracht mengalami kegagalan sehingga tidak semua

persalinan letak sungsang dapat di pimpin dengan cara Bracht.

Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan terutama dalam keadaan-

keadaan :

 Panggul sempit

 Janin besar

 Jalan lahir kaku, misalnya pada primi gravid

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
b) Partial Bracht Extraction/Manual Aid

Dilakukan jika :

a. Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan misalnya bila terjadi

kemacetan baik pada waktu melahirkan bahu atau kepala.

b. Dari semula memang hendak mengerjakan pertolongan secara manual aid. Di

Negara Amerika sebagian besar ahli kebidanan cenderung untuk melahirkan

letak sungsang secara manual aid karena mereka menganggap bahwa sejak

umbilicus lahir adalah fase yang sangat berbahaya bagi janin, karena pada

saat itulah kepala masuk ke dalam PAP sehingga kemungkinan tali pusat

terjepit.

Persalinan manual aid terdiri dari 3 tahap :

 Tahap pertama

Lahirnya bokong sampai umbilicus yang dilahirkan dengan kekuatan tenaga

Ibu sendiri.

 Tahap kedua

Lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong. Cara melahirkan

bahu dan lengan adalah secara :

a. Klasik/Deventer

b. Mueller

c. Lovset

d. Bickenbach

 Tahap ketiga

Lahirnya kepala. Kepala dapat dilahirkan dengan cara :

a. Mauriceau (Viet-Smellie)

b. Najouks

c. Wigand Martin Winckel

d. Prague Terbalik

e. Forceps

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
Teknik pimpinan persalina secara manual aid

 Tahap pertama : Dilakukan persalinan secara Bracht samapai umbilicus lahir.

 Tahap kedua : Melahirkan bahu dan lengan oleh penolong.

a. Secara Klasik

Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini adalah :

Melahirkan lengan belakang lebih dulu, karena lengan belakang berada diruangan

yang lebih luas (sacrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang berada

dibawah symphysis. Tapi bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan

diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu kearah belakang

dan baru kemudian lengan belakang ini dilahirkan. Kedua kaki janin dipegang dengan

tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi keatas sejauh

mungkin, sehingga perut janin mendekati perut ibu. Bersamaan dengan itu tangan kiri

penolong dimasukkkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk

menelusuri bahu janin sampai pada fosacubiti kemudian lengan bawah mengusap

muka janin. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin

diganti dengan tangan penolong yang lain dan ditarik curam kebawah sehingga

punggung janin mendekati punggung ibu, dengan cara yang sama lengan depan

dilahirkan. Bila lengan depan sukar dilahirkan maka harus diputar menjadi lengan

belakang tekniknya adalah sebagai berikut :

Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkam dengan kedua tangan penolong

sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari tangan penolong terletak dipunggung dan

sejajar dengan sumbu badan janin sedang jari-jari lain mencekam dada. Putaran

diarahkan ke perut dan dada janin sehingga lengan depan terletak di belakang.

Kemudian lengan belakang ini dilahirkan dengan teknik diatas.

Deventer melakukan cara klasik ini dengan tidak merubah lengan depan menjadi

lengan belakang. Cara klasik ini lazim di sebut cara Deventer. Keuntungan cara klasik

adalah umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan letak sungsang. Kerugian

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
cara klasik adalah lengan janin masih relative tinggi didalam panggul sehingga jari

penolong harus masuk kedalam jalan lahir yang dapat menimbulkan infeksi.

b. Secara Mueller

Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller adalah :

Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi baru kemudian

dilahirkan dengan bahu dan lengan belakang. Bokong janin dipegang secara “Femuro-

pelvik” yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari

telunjuk pada christa illiaca dan jari-jari lain mencekam paha bagian depan. Dengan

pegangan ini badan janin ditarik curam kebawah sejauh mungkin sampai bahu depan

tampak dibawah symphysis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan

bawahnya. Setelah bahu depan dan lengannya depan lahir, maka badan janin yang

masih dipegang secara Femuro pelvic ditarik keatas sampai bahu belakang lahir. Bila

bahu belakang tidak lahir dengan mengait lengan bawah dengan kedua jari penolong.

Keuntungan Teknik Mueller adalah :

Tangan penolong tidak masuk jauh kedalam jalan lahir sehingga bahaya infeksi

minimal.

c. Secara Lovset

Prinsip persalinan secara Lovset adalah :

Memutar badan janin, diputar dalam setengah lingkaran bolak balik sambil dilakukan

traksi curam kebawah sehingga bahu yang sebelumnya berada dibelakang akhirnya

lahir dibawah symphysis. Hal ini berdasar kenyataan bahwa adanya inklinasi antara

PAP dengan sumbu panggul dan bentuk lengkungan panggul yang mempunyai

lengkungan depan lebih pendek dari lengkungan belakang, sehingga setiap saat bahu

belakang selalu dalam posisi lebih rendah dari bahu depan. Badan janin di pegang

secara “Femuro pelvic” dan sambil dilakukan traksi curam ke bawah badan janin

diputar setengan lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan. Kemudian

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
badan janin sambil dilakukan traksi diputar kembali kearah yang berlawanan

setengah lingkaran demikian seterusnya bolak balik sehingga bahu belakang tampak

dibawah symphysis dan lengan dapat dilahirkan. Bila lengan janin tidak dapat lahir

dengan sendirinya maka lengan janin ini dapat dilahirkan dengan mengait lengan

bawah dengan jari penolong.

 Keuntungan cara Lovest adalah :

 Teknik yang sederhana dan jarang gagal.

 Dapat dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa memperhatikan posisi

lengan.

 Tangan penolong tidak masuk kedalam jalan lahir, sehingga bahaya infeksi

minimal

Cara Lovest dianjurkan dalam memimpin persalinan letak sungsang pada keadaan-

keadaan dimana diharapkan akan terjadi kesukaran, misalnya :

 Primi gravid

 Janin yang besar

 Panggul yang sempit

d. Secara Bickenbach’s

Prinsip persalinan secara Bickenbach’s adalah :

Merupakan kombinasi antara Mueller dengan cara klasik. Teknik ini hamper sama

dengan cara klasik.

e. Melahirkan lengan menunjuk (Nuchal Arm)

Yang dimaksut menunjuk adalah bila salah satu lengan janin melingkar dibelakang

leher dan menunjuk ke suatu arah. Berhubungan dengan posisi lengan, semacam ini

tidak mungkin dilahirkan. Karena tersangkut dibelakang leher, maka lengan tersebut

harus dapat dirubah sedemikian rupa sehingga terletak didepan dada. Bila lengan

belakang yang menunjuk maka badan atas janin dicengkam dengan kedua tangan

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
penolong, sehingga kedua ibu jari diletakkan pada punggung janin sejajar sumbu

panjang badan. Sedang jari-jari lain mencengkam dada. Badan anak diputar searah

dengan arah lengan menunjuk kearah belakang (sacrum) sehingga lengan tersebut

terletak didepan dada dan menjadi lengan belakang. Kemudian lengan ini dilahirkan

dengan cara klasik. Bila lengan depan yang menunjuk maka dilahirkan cdengan cara

yang sama, hanya cara memegang badan atas dibalik yaitu ibu jari diletakkan didada

dan jari lain mencengkam punggung.

f. Melahirkan Lengan Menjungkit

Yang dimaksut lengan menjungkit adalah bila lengan dalam posiisi lurus keatas

kesamping kepala. Cara terbaik untuk melahirkan lengan menjungkit adalah dengan

cara Lovest. Perlu diingat bila sedang melakukan pimpinan persalinan secara Bracht,

jika terjadi kemacetan bahu dan lengan maka harus dilakukan pemeriksaan dalam

apakah kemacetan tersebut karena kelainan posisi lengan tersebut diatas.

 Tahap Ke Tiga : Melahirkan kepala yang menyusul (after coming head)

a. Secara Mourceau (Viet-Smellic)

Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir, jari

tengah di masukkan kedalam mulut dan jari telunjuk, dan jari keempat menengkam

fossa canina, sedang jari lain mencengkam leher. Badan anak diletakkan di atas

lengan bawah penolong, seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari

ketiga tangan penolong yang lain mencengkam leher janin dari arah punggung. Kedua

tangan penolong menarik kepala janin curam kebawah sambil seorang asisten

melakukan expresi Kristeller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh tangan

penolong yang mencekam leher janin, dari arah punggung. Bila sub-occiput tampak

dibawah symphysis maka kepala janin dielevasi keatas dengan sub-occiput sebagai

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
hypomoclion, sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-

ubun besar dan akhirnya lahirlah seluruh kepala janin.

b. Secara Naujoks

Teknik ini dilakukan bila kepala masih tinggi sehingga jari penolong tidak dapat

dimasukkan kedalam mulut janin. Kedua tangan penolong mencengkam leher janin dari

arah depan dan belakang. Kedua tangan penolong membalik bahu curam kebawah dan

bersamaan dengan itu seorang asisten mendorong kepala janin kearah bawah. Cara

ini tidak dianjurkan karena menimbulkan trauma yang berat pada sumsum tulang di

daerah leher.

c. Secara Prague Terbalik

Teknik ini dipakai jika occiput dengan ubun-ubun kecil berada dibelakng dekat

sacrum dan muka janin menghadap symphysis. Satu tangan penolong mencengkam

leher dari arah bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak tangan penolong.

Tangan penolong yang lain memegang kedua pergelangan kaki. Kaki janin ditarik

keatas bersama dengan tarikan pada bahu janin, sehingga perut janin mendekati

perut ibu. Dengan larynx sebagai hypomochlion, maka kepala janin dapat dilahirkan.

d. Secara Forceps

Forceps yang dipakai adalah Forceps Piper. Forceps piper dibuat kusus untuk

melahirkan kepala janin pada letak sungsang, sehingga mempunyai bentuk kusus,

yaitu :

 Daun forceps Berfenestra, yang mempunyai lengkungan panggul yang agak

mendatar (baik untuk pemasangan yang tinggi).

 Tangkainya panjang, melengkung keatas dan terbuka, keadaan ini dapat

menghindari kompresi yang berlebihan pada kepala janin.

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua lengan janin

diletakkan dipunggung janin kemudian badan janin dielefasi keatas sehingga

punggung anak mendekati punggung ibu. Pemasangan forceps pada “After Coming

Head” teknik sama dengan pemasangan forceps pada letak belakang kepala. Hanya

pada kasus ini forceps di masukkan dari arah bawah, yaitu sejajar dengan pelipatan

paha belakang. Setelah sub-occiput tampak dibawah symphysis maka forceps

dielevasi keatas dan dengan sub-occiput sebagai hypomoclion, maka berturut-turut

lahir dagu, mulut, muka dan dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir.

c) Total Breech Extraktion

Persalinan letak sungsang dengan ekstraksi total dibagi menjadi dua cara :

 Ekstraksi Kaki

 Ekstraksi Bokong

a. Ekstraksi Kaki

Setelah persiapan selesai tangan yang searah dengan bagian kecil janin dimasukkan

secara obstetric kedalam jalan lahir sedang tangan yang lain membuka labia, tangan

yang di dalam mencari kai depan dengan menelusuri bokong, pangkal paha sampai

lutut kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah

menjadi flexi. Tangan yang diluar mendorong fundus uteri kebawah. Setelah kaki

bawah fleksi pergelangan kaki dipegang oleh jari, kedua dan jari ketiga dan dituntun

keluar dari vagina sampai batas lutut. Kedua tangan penolong memegang betis janin

yaitu kedua ibu jari diletakkan dibelakang betis sejajar sumbu panjang betis dan

jari-jari lain didepan betis. Dengan pegangan ini kaki janin ditarik curam kebawah

samapai pangkal paha lahir. Pegangan dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin

dengan kedua ibu jari dibelakangnya paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari

lain didepan paha. Pangkal paha ditarik curam kebawah sampai trochauter depan

lahir, kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi keatas sehingga

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
trochauter belakang lahir. Bila kedua trochauter telah lahir berarti bokong telah

lahir. Sebaiknya jika kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, yang akan lahir lebih

dulu adalah trochauter belakang dan untuk melahirkan trochauter depan maka

pangkal paha ditarik terus curam kebawah. Setelah bokong lahir maka untuk

melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan Femuro Pelvik. Dengan

pegangan ini badan janin ditarik curam kebawah samapai umbilicus lahir. Selanjutnya

untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan cara persalinan yang sama seperti

pada manual cid.

b. Ektraksi Bokong

Dilakukan jika jenis letak sungsang adalah letak bokong murni (Frank Breech),

dengan bokong sudah berada di depan panggul, sehingga sukar untuk menurunkan

kaki. Jari telunjuk tangan penolong yang searah dengan bagian kecil janin dimasukkan

kedalam jalan lahir dan diletakkan dipelipatan paha depan. Dengan jari telunjuk ini

pelipatan paha dikait dan ditarik curam kebawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan

ini, maka tangan penolong yang lain mencengkam pergelangan tangan tadi, dan turut

menarik curam ke bawah. Bila dengan tarikan ini trochauter depan mulai tampak

dibawah symphysis, maka jari telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan

paha belakang, dan secara bersama-sama kedua pelipatan paha ditarik curam

kebawah sampai bokong lahir. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara Femuro

Pelvix (duimbekken greep), kemudian janin dapat dilahirkan dengan cara manual aid.

c. Penyulit Persalinan Letak Sungsang Pervaginam

Penyulit Ibu :

 Perdarahan

 Trauma jalan lahir

 Infeksi

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
Penyulit Janin

“ When obstetrician begins with a live baby, but delivers a dead of badly injured

baby, he has pesformed poor obstetrics”.

 Suffocasi

Bila sebagian besar badan janin sudah lahir, maka terjadi pengecilan rahim,

sehingga terjadi gangguan sirkulasi dan meenimbulkan anixia janin, sehingga

janin terangsang untuk bernafas. Akibatnya : darah, mucus, cairan amnion dan

meconium akan diaspirasi yang dapat menimbulkan suffocasi. Badan janin yang

sebagian sudah berada diluar ini, juga merupakan rangsangan yang kuat untuk

bernafas.

 Asphyxia Fetalis

Selain akibat mengecilnya uterus pada waktu badan janin lahir, yang

menimbulkan anoxia, maka anoxia ini diperberat lagi dengan bahaya

terjepitnya tali pusat pada waktu kepala masuk panggul (fase cepat). Waktu

yang harus diselesaikan dalam fase cepat adalah 1-3 menit.

 Intra Cranial Injury

Trauma pada otak janin dapat terjadi, khususnya pada panggul sempit atau

adanya CPD cervik yang belum terbuka lengkap, atau kepala janin yang

dilahirkan secara mendadak.

 Frakture pada Tulang-Tulang Janin

- Frakture tulang-tulang belakang

- Fracture humerus : ketika mendadak melahirkan lengan yang menjungkit

(extended)

- Frakture clavicula : Ketika melahirkan secara Mauriceau

- Brachial Paralysis

- Frakture dari Femur

- Dislokasi Bahu

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
- Dislokasi panggul terutama pada waktu melahirkan tungkai yang sangat

extensi (flexi maximal)

- Hematoma otot-otot

Mengingat penyulit pada janin akibat persalinan pervaginam cukup berat maka perlu

dilakukan evaluasi obstetric dengan teliti sebelum memutuskan untuk melahirkan janin

pervaginam. Bila sudah diputuskan melahirkan janin pervaginam, maka penolong dituntut

untuk menguasai teknik persalinannya secara terampil.

Cara persalinan secara ekstraksi total (Total Extraction) merupakan cara-cara persalinan

dengan aoutcome janin yang sangat buruk, yaitu :

Kematian janin 3 kali lebih banyak di banding persalinan spontan. Oleh karena itu cara

persalinan ini, sekarang sudah tidak dianjurkan lagi dipakai pada janin hidup. Kematian

perinatal pada letak sungsang disbanding dengan letak belakang kepala rata-rata 5 kali

lebih banyak

Persalinan letak sungsang per Abdominal

Persalinan letak sungsang dengan SC sudah tentu merupakan cara yang terbaik, ditinjau

dari outcome janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang pervaginam

member trauma yang sangat berarti bagi janin, yang segala-galanya akan tampak baik pada

waktu persalinan maupun baru di kemudian hari. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua

letak sungsang harus dilahirkan per abdominal. Untuk melakukan penelitian, apakah letak

sungsang dapat dilahirkan pervaginam atau harus perabdominal kadang-kadang sukar.

Beberapa kreteria yang dapat dipakai pegangan bahwa letak sungsang harus dilahirkan per

abdominam, misalnya :

 Primigravida Tua

 Nilai social janin tinggi (high social value baby)

 Riwayat persalinan yang buruk (bad obstetrics history)

4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
 Janin besar lebih dari 3,5 – 4 kg

 Dicurigai adanya kesempitan panggul

Zatuchni dan Andros telah membuat suatu “Prognostic Index” untuk menilai lebih tepat

apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau per abdominam, sebagai berikut :

No Ket 0 1 2

1 Paritas Primi Multi

2 Umur Kehamilan ≥ 39 mg 38 mg < 37 mg

3 Taksiran Berat Janin ≥ 3630 gr 3629-3176 < 3176 gr

4 Perna Letak Sungsang (2500 gr) Tidak 1 kali ≥ 2 kali

5 VT waktu MKB 2 cm 3 cm ≥ 4 cm

6 Station waktu MKB < -3 -2 -1 atau lebih

rendah

Ket :

≤3 : persalina perabdominam

4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, Bila nilai tetap

dapat dilahirkan pervaginam

≥5 : Dilahirkan pervaginam

…Selamat Belajar..

Anda mungkin juga menyukai