a) Persalinan Pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, maka letak
Spontaneous Breech
Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sabagian
a) Spontaneos Breech
Persalinan letak sungsang dengan memakai tenaga hanya dari ibu biasanya hanya
mungkin terjadi pada janin kecil atau janin mati. Oleh karena itu Bracht telah
melakukan modifikasi dari cara spontan ini yang lazim disebut cara dari Bracht dan
mulai diperkenalkan sejak 1937. Pada persalinan spontan kelahiran janin dibagi
menjadi 3 tahap :
fase lambat karena pada fase tersebut hanyalah untuk melahirkan bokong
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
Tahap Ke dua/Fase Cepat
Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk PAP
sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Olek karena itu fase ini harus
segera diselesaikan. Bila mulut sudah lahir, maka bila perlu janin dapat
Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan
maupun penolong. Pada persalinan letak sungsang ini harus selalu disediakan
forceps. Ibu tidur dalam posisi lithotomi sedangkan penolong berdiri didepan
vulva. Ketika timbul his ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua
pangkal paha. Pada waktu bokong mulai membuka vulva (crowing) maka
disuntik 2-5 unit oxytocin intra muskulus yang berfungsi untuk merangsang
setelah bokong lahir bokong dicengkam secara Bracht (ke-2 ibu jari penolong
Setiap ada his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak
sangat teregang, maka tali pusat dikendorkan lebih dulu. Kemudian penolong
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
hyperlordosis ini maka seorang asisten melakukan expresi kristeller pada
fundus uteri sesuai dengan sumbu panggul. Tujuan expresi kristeller adalah :
Agar tenaga mengejan lebih kuat sehingga fase cepat dapat segera
terselesaikan.
Umbilicus, perut bahu dan lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala.
Janin yang baru lahir diletakkan diperut ibu. Seorang asisten segera
menghisap lender dan bersamaan itu penolong memotong tali pusat. Cara
bahaya infeksi.
keadaan :
Panggul sempit
Janin besar
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
b) Partial Bracht Extraction/Manual Aid
Dilakukan jika :
letak sungsang secara manual aid karena mereka menganggap bahwa sejak
umbilicus lahir adalah fase yang sangat berbahaya bagi janin, karena pada
saat itulah kepala masuk ke dalam PAP sehingga kemungkinan tali pusat
terjepit.
Tahap pertama
Ibu sendiri.
Tahap kedua
Lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong. Cara melahirkan
a. Klasik/Deventer
b. Mueller
c. Lovset
d. Bickenbach
Tahap ketiga
a. Mauriceau (Viet-Smellie)
b. Najouks
d. Prague Terbalik
e. Forceps
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
Teknik pimpinan persalina secara manual aid
a. Secara Klasik
Melahirkan lengan belakang lebih dulu, karena lengan belakang berada diruangan
yang lebih luas (sacrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang berada
dibawah symphysis. Tapi bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan
diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu kearah belakang
dan baru kemudian lengan belakang ini dilahirkan. Kedua kaki janin dipegang dengan
tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi keatas sejauh
mungkin, sehingga perut janin mendekati perut ibu. Bersamaan dengan itu tangan kiri
penolong dimasukkkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk
menelusuri bahu janin sampai pada fosacubiti kemudian lengan bawah mengusap
muka janin. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin
diganti dengan tangan penolong yang lain dan ditarik curam kebawah sehingga
punggung janin mendekati punggung ibu, dengan cara yang sama lengan depan
dilahirkan. Bila lengan depan sukar dilahirkan maka harus diputar menjadi lengan
Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkam dengan kedua tangan penolong
sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari tangan penolong terletak dipunggung dan
sejajar dengan sumbu badan janin sedang jari-jari lain mencekam dada. Putaran
diarahkan ke perut dan dada janin sehingga lengan depan terletak di belakang.
Deventer melakukan cara klasik ini dengan tidak merubah lengan depan menjadi
lengan belakang. Cara klasik ini lazim di sebut cara Deventer. Keuntungan cara klasik
adalah umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan letak sungsang. Kerugian
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
cara klasik adalah lengan janin masih relative tinggi didalam panggul sehingga jari
penolong harus masuk kedalam jalan lahir yang dapat menimbulkan infeksi.
b. Secara Mueller
Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi baru kemudian
dilahirkan dengan bahu dan lengan belakang. Bokong janin dipegang secara “Femuro-
pelvik” yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari
telunjuk pada christa illiaca dan jari-jari lain mencekam paha bagian depan. Dengan
pegangan ini badan janin ditarik curam kebawah sejauh mungkin sampai bahu depan
tampak dibawah symphysis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan
bawahnya. Setelah bahu depan dan lengannya depan lahir, maka badan janin yang
masih dipegang secara Femuro pelvic ditarik keatas sampai bahu belakang lahir. Bila
bahu belakang tidak lahir dengan mengait lengan bawah dengan kedua jari penolong.
Tangan penolong tidak masuk jauh kedalam jalan lahir sehingga bahaya infeksi
minimal.
c. Secara Lovset
Memutar badan janin, diputar dalam setengah lingkaran bolak balik sambil dilakukan
traksi curam kebawah sehingga bahu yang sebelumnya berada dibelakang akhirnya
lahir dibawah symphysis. Hal ini berdasar kenyataan bahwa adanya inklinasi antara
PAP dengan sumbu panggul dan bentuk lengkungan panggul yang mempunyai
lengkungan depan lebih pendek dari lengkungan belakang, sehingga setiap saat bahu
belakang selalu dalam posisi lebih rendah dari bahu depan. Badan janin di pegang
secara “Femuro pelvic” dan sambil dilakukan traksi curam ke bawah badan janin
diputar setengan lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan. Kemudian
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
badan janin sambil dilakukan traksi diputar kembali kearah yang berlawanan
setengah lingkaran demikian seterusnya bolak balik sehingga bahu belakang tampak
dibawah symphysis dan lengan dapat dilahirkan. Bila lengan janin tidak dapat lahir
dengan sendirinya maka lengan janin ini dapat dilahirkan dengan mengait lengan
Dapat dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa memperhatikan posisi
lengan.
Tangan penolong tidak masuk kedalam jalan lahir, sehingga bahaya infeksi
minimal
Cara Lovest dianjurkan dalam memimpin persalinan letak sungsang pada keadaan-
Primi gravid
d. Secara Bickenbach’s
Merupakan kombinasi antara Mueller dengan cara klasik. Teknik ini hamper sama
Yang dimaksut menunjuk adalah bila salah satu lengan janin melingkar dibelakang
leher dan menunjuk ke suatu arah. Berhubungan dengan posisi lengan, semacam ini
tidak mungkin dilahirkan. Karena tersangkut dibelakang leher, maka lengan tersebut
harus dapat dirubah sedemikian rupa sehingga terletak didepan dada. Bila lengan
belakang yang menunjuk maka badan atas janin dicengkam dengan kedua tangan
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
penolong, sehingga kedua ibu jari diletakkan pada punggung janin sejajar sumbu
panjang badan. Sedang jari-jari lain mencengkam dada. Badan anak diputar searah
dengan arah lengan menunjuk kearah belakang (sacrum) sehingga lengan tersebut
terletak didepan dada dan menjadi lengan belakang. Kemudian lengan ini dilahirkan
dengan cara klasik. Bila lengan depan yang menunjuk maka dilahirkan cdengan cara
yang sama, hanya cara memegang badan atas dibalik yaitu ibu jari diletakkan didada
Yang dimaksut lengan menjungkit adalah bila lengan dalam posiisi lurus keatas
kesamping kepala. Cara terbaik untuk melahirkan lengan menjungkit adalah dengan
cara Lovest. Perlu diingat bila sedang melakukan pimpinan persalinan secara Bracht,
jika terjadi kemacetan bahu dan lengan maka harus dilakukan pemeriksaan dalam
Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir, jari
tengah di masukkan kedalam mulut dan jari telunjuk, dan jari keempat menengkam
fossa canina, sedang jari lain mencengkam leher. Badan anak diletakkan di atas
lengan bawah penolong, seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari
ketiga tangan penolong yang lain mencengkam leher janin dari arah punggung. Kedua
tangan penolong menarik kepala janin curam kebawah sambil seorang asisten
penolong yang mencekam leher janin, dari arah punggung. Bila sub-occiput tampak
dibawah symphysis maka kepala janin dielevasi keatas dengan sub-occiput sebagai
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
hypomoclion, sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-
b. Secara Naujoks
Teknik ini dilakukan bila kepala masih tinggi sehingga jari penolong tidak dapat
dimasukkan kedalam mulut janin. Kedua tangan penolong mencengkam leher janin dari
arah depan dan belakang. Kedua tangan penolong membalik bahu curam kebawah dan
bersamaan dengan itu seorang asisten mendorong kepala janin kearah bawah. Cara
ini tidak dianjurkan karena menimbulkan trauma yang berat pada sumsum tulang di
daerah leher.
Teknik ini dipakai jika occiput dengan ubun-ubun kecil berada dibelakng dekat
sacrum dan muka janin menghadap symphysis. Satu tangan penolong mencengkam
leher dari arah bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak tangan penolong.
Tangan penolong yang lain memegang kedua pergelangan kaki. Kaki janin ditarik
keatas bersama dengan tarikan pada bahu janin, sehingga perut janin mendekati
perut ibu. Dengan larynx sebagai hypomochlion, maka kepala janin dapat dilahirkan.
d. Secara Forceps
Forceps yang dipakai adalah Forceps Piper. Forceps piper dibuat kusus untuk
melahirkan kepala janin pada letak sungsang, sehingga mempunyai bentuk kusus,
yaitu :
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua lengan janin
punggung anak mendekati punggung ibu. Pemasangan forceps pada “After Coming
Head” teknik sama dengan pemasangan forceps pada letak belakang kepala. Hanya
pada kasus ini forceps di masukkan dari arah bawah, yaitu sejajar dengan pelipatan
lahir dagu, mulut, muka dan dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir.
Persalinan letak sungsang dengan ekstraksi total dibagi menjadi dua cara :
Ekstraksi Kaki
Ekstraksi Bokong
a. Ekstraksi Kaki
Setelah persiapan selesai tangan yang searah dengan bagian kecil janin dimasukkan
secara obstetric kedalam jalan lahir sedang tangan yang lain membuka labia, tangan
yang di dalam mencari kai depan dengan menelusuri bokong, pangkal paha sampai
lutut kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah
menjadi flexi. Tangan yang diluar mendorong fundus uteri kebawah. Setelah kaki
bawah fleksi pergelangan kaki dipegang oleh jari, kedua dan jari ketiga dan dituntun
keluar dari vagina sampai batas lutut. Kedua tangan penolong memegang betis janin
yaitu kedua ibu jari diletakkan dibelakang betis sejajar sumbu panjang betis dan
jari-jari lain didepan betis. Dengan pegangan ini kaki janin ditarik curam kebawah
samapai pangkal paha lahir. Pegangan dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin
dengan kedua ibu jari dibelakangnya paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari
lain didepan paha. Pangkal paha ditarik curam kebawah sampai trochauter depan
lahir, kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi keatas sehingga
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
trochauter belakang lahir. Bila kedua trochauter telah lahir berarti bokong telah
lahir. Sebaiknya jika kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, yang akan lahir lebih
dulu adalah trochauter belakang dan untuk melahirkan trochauter depan maka
pangkal paha ditarik terus curam kebawah. Setelah bokong lahir maka untuk
pegangan ini badan janin ditarik curam kebawah samapai umbilicus lahir. Selanjutnya
untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan cara persalinan yang sama seperti
b. Ektraksi Bokong
Dilakukan jika jenis letak sungsang adalah letak bokong murni (Frank Breech),
dengan bokong sudah berada di depan panggul, sehingga sukar untuk menurunkan
kaki. Jari telunjuk tangan penolong yang searah dengan bagian kecil janin dimasukkan
kedalam jalan lahir dan diletakkan dipelipatan paha depan. Dengan jari telunjuk ini
pelipatan paha dikait dan ditarik curam kebawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan
ini, maka tangan penolong yang lain mencengkam pergelangan tangan tadi, dan turut
menarik curam ke bawah. Bila dengan tarikan ini trochauter depan mulai tampak
dibawah symphysis, maka jari telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan
paha belakang, dan secara bersama-sama kedua pelipatan paha ditarik curam
kebawah sampai bokong lahir. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara Femuro
Pelvix (duimbekken greep), kemudian janin dapat dilahirkan dengan cara manual aid.
Penyulit Ibu :
Perdarahan
Infeksi
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
Penyulit Janin
“ When obstetrician begins with a live baby, but delivers a dead of badly injured
Suffocasi
Bila sebagian besar badan janin sudah lahir, maka terjadi pengecilan rahim,
janin terangsang untuk bernafas. Akibatnya : darah, mucus, cairan amnion dan
meconium akan diaspirasi yang dapat menimbulkan suffocasi. Badan janin yang
sebagian sudah berada diluar ini, juga merupakan rangsangan yang kuat untuk
bernafas.
Asphyxia Fetalis
Selain akibat mengecilnya uterus pada waktu badan janin lahir, yang
terjepitnya tali pusat pada waktu kepala masuk panggul (fase cepat). Waktu
Trauma pada otak janin dapat terjadi, khususnya pada panggul sempit atau
adanya CPD cervik yang belum terbuka lengkap, atau kepala janin yang
(extended)
- Brachial Paralysis
- Dislokasi Bahu
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
- Dislokasi panggul terutama pada waktu melahirkan tungkai yang sangat
- Hematoma otot-otot
Mengingat penyulit pada janin akibat persalinan pervaginam cukup berat maka perlu
dilakukan evaluasi obstetric dengan teliti sebelum memutuskan untuk melahirkan janin
pervaginam. Bila sudah diputuskan melahirkan janin pervaginam, maka penolong dituntut
Cara persalinan secara ekstraksi total (Total Extraction) merupakan cara-cara persalinan
Kematian janin 3 kali lebih banyak di banding persalinan spontan. Oleh karena itu cara
persalinan ini, sekarang sudah tidak dianjurkan lagi dipakai pada janin hidup. Kematian
perinatal pada letak sungsang disbanding dengan letak belakang kepala rata-rata 5 kali
lebih banyak
Persalinan letak sungsang dengan SC sudah tentu merupakan cara yang terbaik, ditinjau
dari outcome janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang pervaginam
member trauma yang sangat berarti bagi janin, yang segala-galanya akan tampak baik pada
waktu persalinan maupun baru di kemudian hari. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua
letak sungsang harus dilahirkan per abdominal. Untuk melakukan penelitian, apakah letak
Beberapa kreteria yang dapat dipakai pegangan bahwa letak sungsang harus dilahirkan per
abdominam, misalnya :
Primigravida Tua
4
“PIMPINAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG”
Janin besar lebih dari 3,5 – 4 kg
Zatuchni dan Andros telah membuat suatu “Prognostic Index” untuk menilai lebih tepat
apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau per abdominam, sebagai berikut :
No Ket 0 1 2
5 VT waktu MKB 2 cm 3 cm ≥ 4 cm
rendah
Ket :
≤3 : persalina perabdominam
4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, Bila nilai tetap
≥5 : Dilahirkan pervaginam
…Selamat Belajar..