Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA IBU HAMIL NY.S


DENGAN PRESENTASI BOKONG

DI SUSUN OLEH :

KRISTIAN MIKA WIJAYA


NIM: 2014901118

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020
Laporan Pendahuluan

1. Definisi
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh
kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (>37 minggu) (Prawirohardjo,
2010).
Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan kelainan dalam polaritas.
Panggul janin merupakan kutub bawah. Penunjuknya adalah sacrum. Sacrum kanan
depan (RSA= Right Sacrum Anterior) adalah presentasibokong dengan sacrum janin
ada dikuadran kanan depan panggul ibu dan diameter bitrochanterica janin berada
pada diameter obliqua dextra panggul ibu (Oxorn, H & William, RF. 2010).
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam,
persalinan pervaginam dibagi menjadi 3 yaitu
a. Persalinan spontan (spontaneous breech). Janin dilahirkan dengan
kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut dengan Brecht.
b. Manual aid (partial breench extraction; assisted breench delivery). Janin
dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi
dengan tenaga penolong.
c. Ekstrasi sungsang (total breench extraxtion). Janin dilahirkan seluruhnya
dengan memakai tenaga penolong (Wiknjosastro, H. 2005)

2. Diagnosis
a. Palpasi
Kepala teraba di fundus, bagian bawah bokong dan punggung dikiri atau dikanan.
b. Auskultasi
DJJ paling kjelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
c. Pemeriksaan dalam
Dapat diraba os sacrum, tuber ischii, dan anus kadang-kadang kaki (Norma, N &
Mustika, DS. 2013).
3. Etiologi
a. Fiksasi kepala pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada,misalnya pada panggul
sempit hidrosefalus,anensefali,plasenta brevia, tumor-tumor pelvis
b. Janin mudah bergerak,seoerti pada hidromnion, multipara,janin kecil
c. Gemeli (kehamilan ganda)
d. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatur, bikornis,miorna uteri
e. Janin sudah lama mati
f. Sebab yang tidak diketahui (Norma, N & Mustika, DS. 2013)

4. Indikasi
Indikasi:presentasi bokong (letak sungsang), presentasi bahu (letak lintang).
Syarat: umur kehamilan setua mungkin; nulipara: kehamilan lebih dari 36 Minggu,
Multipara: umur kehamilan lebih dari 38 minggu (pendapat lain: dapat dimulai pada
kehamilan lebih dari 28 minggu atau lakukan kapan saja).
Ketuban utuh, tidak ada disproporsi kepala panggung, janin (pembukaan kurang dari
3cm, pembukaaan lengkap (versi luar dalam keadaan steril, jika ketuban pecah
lakukan tindakan) (Feryanto, FA. 2013).

5. Kontraindikasi
Ketuban sudah pecah, hipertensi dalam kehamilan, pembukaan sama atau
lebih dari 3cm, ruptur uteri iminens, cacat rahim (sikatriks uterus), disproporsi kepala
panggung tumor jalan lahir, perdarahan anterpartum, hamil ganda, gawat
janin,hidramnion hidrosefalus/ anensefalus (Feryanto, FA. 2013).

6. Peyulit
Penyulit: sulit, perasaan nyeri, kulit perut tebal (banyak lemak), dinding perut
tegang terutama nulipara, air ketuban sedikit, kaki janin menjungkit ke atas, lilitan tali
pusat/tali pusat pendek, his sering,kelainan uterus (bentuk pendek/uterus
septus/mioma uteri).
a. Bahaya untuk ibu: ketuban pecah dapat terjadi infeksi, tali pusat pendek (dapat
mengakibatkan solusio plasenta), ruptur uteri, perdarahan.
b. Bahaya untuk janin: ketuban pecah dapat terjadi penumbangan tali
pusat/ekstremitas, partus prematurus, janin mati dalam rahim, lilitan tali pusat,
plasenta (solusio plasenta), letak defleksi (Feryanto, FA. 2013).
Menurut (Mochtar, R. 2012)
a. Bagi ibu: kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan
tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah
terkena infeksi.
b. Bagi janin : karena adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong
lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul,
anak bisa terkena asfiksia. Oleh karena itu setelah pusat lahir bayi harus dilahirkan
dalam waktu 8 menit.

7. Mekanisme Persalinan Sungsang


Persalinan hampir sama dengan letak kepala, hanya saja disini yang memasuki
pintu atas panggul (PAP) adalah bokong. Persalinan berlangsung agak lama karena
bokong dibandingkan dengan kepala agak lembek yang kurang kuat menekan,
sehingga pembukaan agak lama. Bokong masuk PAP dengan garis pangkal paha
melintang atau miring. Dengan turunnya bokong, terjadi putar paksi sehingga didasar
panggul garis pangkal paha letaknya menjadi muka belakang dengan trochanter depan
sebagai hipomoklion (disamping shympisis), terjadi laterofleksi tubuh janin
(punggung), sehingga trochanter belakang melewati perineum. Setelah bokong lahir,
diikuti kedua kaki,kemudia terjadi sedikit rotasi untuk memungkinkan bahu masuk
(PAP) dalam posisi melintang atau miring. Lalu bahu depan dibawah syhmpisis dan
bahu belakang lahir, kemudian kepala dilahirkan (Aminin, F. 2013).

8. Penatalaksanaan
a. Spontan branch
1) Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang
sekitar 5 cm.
2) Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his berikutnya
fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan terselesaikan.
3) Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah, bokong
janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada
bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong
janin (gambar 1)
Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht

4) Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke


perut ibu ( gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
5) Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari
sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari
berada pada pinggang janin(gambar 2)

Gambar 2 Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht


6) Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan
( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri atau
kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.
7) Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-
hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
8) Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah
jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin
9) Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti
pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala
b. Manual aid
Terdiri dari 3 tahapan :
Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
Persalinan kepala dibantu oleh penolong.
1) Persalinan bahu dan lengan

Gambar 3 Pegangan “Femuro Pelvic” pada pertolongan persalinan


sungsang pervaginam
i. Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong
berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka
anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada
didepan pangkal paha (gambar 3) .
ii. Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan)
jalan lahir.
iii. Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari
cara-cara berikut:
A. Lovset.
B. Klasik.
C. Mueller

A. Persalinan bahu dengan cara LOVSET.


Gambar 4 Tubuh janin dipegang dengan pegangan
femuropelvik.Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan traksi
curam kebawah sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dibawah
arcus pubis dan dapat dilahirkan

Gambar 5 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh


janin diputar 1800  kearah yang berlawanan sehingga bahu
depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat
dilahirkan

Gambar 6 Tubuh janin diputar kembali 1800  kearah


yang berlawanan sehingga bahu belakang kembali menjadi
bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
B. Persalinan bahu dengan cara KLASIK

Gambar 7 Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu


cara KLASIK

Gambar 8 Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara


KLASIK

1. Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan


penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian
di elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak
pada perut ibu.
2. Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan
dan telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa
cubiti dan kemudian dengan gerakan “mengusap mukajanin ”,
lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
3. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki
janin diubah.Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki
janin dipegang dan sambil dilakukan traksi curam bawah
melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung janin pada
punggung ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara
yang sama.

C. Persalinan bahu dengan cara Mueller


Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis
melalui ekstraksi ; disusul melahirkan lengan belakang di belakang
( depan sacrum )
Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul

Gambar 9 (atas) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi


pada bokong dan bila perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan
untuk mengeluarkan lengan depan

Gambar 10 (bawah) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait


lengan atas dengan telunjuk jari tangan kiri penolong)
Tehnik pertolongan persalinan bahu cara Muller

1. Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.


2. Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh
janin sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis dan
selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian
bawah.
3. Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan
tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),, traksi
dan elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan
sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya, dilakukan kaitan
untuk melahirkan lengan belakang anak (inset pada gambar 10)

MELAHIRKAN KEPALA
Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat
dilakukan dengan berbagai cara :
1. Cara MOURICEAU ( Viet – Smellie)

Gambar 11 Tehnik Mouriceau

Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya


muka janin, jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk
serta jari manis diletakkan pada fosa canina.
1. Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang
kuda”.
2. Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan
yang lain
3. Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis
untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin
4. Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.

9. Patofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih
besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas
di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. (Winkjosastro. 2007. Hal:
611)
pathway kehamilan sungsang

Etiologi: Kehamilan Sungsang Diagnosa :


1.Faktor ibu 1.Palpasi : bagan bulat, keras,
a.Plasenta previa melenting (kepala) dibagian
b.Bntuk rahim abnorma fundus
c.Panggul sempit 2.DJJ : setinggi/sedikit lebih
d.Multiparitas tinggi dari pada umbilical
e.Tumor pada rahim 3.Gerakan terasa lebih banyak
2.Faktor janin Bokong Bokong Bokong Tidak dibagian bawah

a.Hidrosefalus Murni Sempurna Sempurna 4.Pemeriksaan dalam: teraba

b.Anencefalus sakrum

c.Kehmilan kembar 5.USG

d.Hidramnion
e.Prematur

Penatalaksanaan :
1.Sujud 2x/ 10 menit/hari
Bagan pathway kehmilan sungsang
Sumber :Oxorn, H dan Forte, W, 2010; winkjosastro, 2008 2.Versi luar
3.Sectio cessarea
10. Komplikasi persalinan letak sungsang

a. Komplikasi pada ibu


1) Perdarahan
2) Robekan jalan lahir
3) Infeksi

b. Komplikasi pada bayi


1) Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :
a) Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir)
b) Perdarahan atau edema jaringan otak
c) Kerusakan medula oblongata
d) Kerusakan persendian tulang leher
e) kematian bayi karena asfiksia berat.
2) Trauma persalinan
a) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas
b) Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung
c) Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang dasar kepala; fraktur
tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau telinga ; kerusakan pada
jaringan otak.
3) Infeksi, dapat terjadi karena :
a) Persalinan berlangsung lama
b) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
c) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam.

11. Pemeriksaan Diagnosis

a. Tes pranatal : Dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi multiple
b. Ultrasound atau pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis,presentasi janin
posisi dan formasi.
DAFTAR PUSTAKA

Feryanto, FA. 2013. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.

Norma, DN & Mustika, DS. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan Khusus.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Oxorn, H & William, RF. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: C.V ANDI.

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT BINA PUSTAKA SARWONO


PRAWIROHARDJO.

Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: YAYASAN BINA PUSTAKA


SARWONO PRAWIROHARDJO.

Mochtar, R. 2012. Obstetri Fisiologi Obstetri PATOLOGI Edisi 3. Jakarta: IKAPI.

Aminin, F. 2013. Panduan Praktikum Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Salemba Medika.

Jurnal : THE MANAGEMENT OF BREECH PRESENTATION


(https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwis-
vfIs83LAhXRCo4KHUEaA_IQFghTMAY&url=https%3A%2F
%2Fthewomens.r.worldssl.net%2Fimages%2Fuploads%2Fdownloadable-records
%2Fclinical-guidelines%2Fbreech-management-of.pdf&usg=AFQjCNGeBucJY-
DWoVn_ODA08-SdO23xfA&sig2=6SpOT6nbdjHXMaEfpkN-
CQ&bvm=bv.117218890,d.c2E) diakses pada tanggal 20 Maret 2016 jam : 02.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai