DI SUSUN OLEH :
1. Definisi
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh
kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (>37 minggu) (Prawirohardjo,
2010).
Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan kelainan dalam polaritas.
Panggul janin merupakan kutub bawah. Penunjuknya adalah sacrum. Sacrum kanan
depan (RSA= Right Sacrum Anterior) adalah presentasibokong dengan sacrum janin
ada dikuadran kanan depan panggul ibu dan diameter bitrochanterica janin berada
pada diameter obliqua dextra panggul ibu (Oxorn, H & William, RF. 2010).
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam,
persalinan pervaginam dibagi menjadi 3 yaitu
a. Persalinan spontan (spontaneous breech). Janin dilahirkan dengan
kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut dengan Brecht.
b. Manual aid (partial breench extraction; assisted breench delivery). Janin
dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi
dengan tenaga penolong.
c. Ekstrasi sungsang (total breench extraxtion). Janin dilahirkan seluruhnya
dengan memakai tenaga penolong (Wiknjosastro, H. 2005)
2. Diagnosis
a. Palpasi
Kepala teraba di fundus, bagian bawah bokong dan punggung dikiri atau dikanan.
b. Auskultasi
DJJ paling kjelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
c. Pemeriksaan dalam
Dapat diraba os sacrum, tuber ischii, dan anus kadang-kadang kaki (Norma, N &
Mustika, DS. 2013).
3. Etiologi
a. Fiksasi kepala pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada,misalnya pada panggul
sempit hidrosefalus,anensefali,plasenta brevia, tumor-tumor pelvis
b. Janin mudah bergerak,seoerti pada hidromnion, multipara,janin kecil
c. Gemeli (kehamilan ganda)
d. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatur, bikornis,miorna uteri
e. Janin sudah lama mati
f. Sebab yang tidak diketahui (Norma, N & Mustika, DS. 2013)
4. Indikasi
Indikasi:presentasi bokong (letak sungsang), presentasi bahu (letak lintang).
Syarat: umur kehamilan setua mungkin; nulipara: kehamilan lebih dari 36 Minggu,
Multipara: umur kehamilan lebih dari 38 minggu (pendapat lain: dapat dimulai pada
kehamilan lebih dari 28 minggu atau lakukan kapan saja).
Ketuban utuh, tidak ada disproporsi kepala panggung, janin (pembukaan kurang dari
3cm, pembukaaan lengkap (versi luar dalam keadaan steril, jika ketuban pecah
lakukan tindakan) (Feryanto, FA. 2013).
5. Kontraindikasi
Ketuban sudah pecah, hipertensi dalam kehamilan, pembukaan sama atau
lebih dari 3cm, ruptur uteri iminens, cacat rahim (sikatriks uterus), disproporsi kepala
panggung tumor jalan lahir, perdarahan anterpartum, hamil ganda, gawat
janin,hidramnion hidrosefalus/ anensefalus (Feryanto, FA. 2013).
6. Peyulit
Penyulit: sulit, perasaan nyeri, kulit perut tebal (banyak lemak), dinding perut
tegang terutama nulipara, air ketuban sedikit, kaki janin menjungkit ke atas, lilitan tali
pusat/tali pusat pendek, his sering,kelainan uterus (bentuk pendek/uterus
septus/mioma uteri).
a. Bahaya untuk ibu: ketuban pecah dapat terjadi infeksi, tali pusat pendek (dapat
mengakibatkan solusio plasenta), ruptur uteri, perdarahan.
b. Bahaya untuk janin: ketuban pecah dapat terjadi penumbangan tali
pusat/ekstremitas, partus prematurus, janin mati dalam rahim, lilitan tali pusat,
plasenta (solusio plasenta), letak defleksi (Feryanto, FA. 2013).
Menurut (Mochtar, R. 2012)
a. Bagi ibu: kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan
tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah
terkena infeksi.
b. Bagi janin : karena adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong
lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul,
anak bisa terkena asfiksia. Oleh karena itu setelah pusat lahir bayi harus dilahirkan
dalam waktu 8 menit.
8. Penatalaksanaan
a. Spontan branch
1) Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang
sekitar 5 cm.
2) Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his berikutnya
fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan terselesaikan.
3) Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah, bokong
janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada
bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong
janin (gambar 1)
Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht
MELAHIRKAN KEPALA
Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat
dilakukan dengan berbagai cara :
1. Cara MOURICEAU ( Viet – Smellie)
9. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih
besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas
di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. (Winkjosastro. 2007. Hal:
611)
pathway kehamilan sungsang
b.Anencefalus sakrum
d.Hidramnion
e.Prematur
Penatalaksanaan :
1.Sujud 2x/ 10 menit/hari
Bagan pathway kehmilan sungsang
Sumber :Oxorn, H dan Forte, W, 2010; winkjosastro, 2008 2.Versi luar
3.Sectio cessarea
10. Komplikasi persalinan letak sungsang
a. Tes pranatal : Dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi multiple
b. Ultrasound atau pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis,presentasi janin
posisi dan formasi.
DAFTAR PUSTAKA
Norma, DN & Mustika, DS. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan Khusus.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Oxorn, H & William, RF. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: C.V ANDI.
Aminin, F. 2013. Panduan Praktikum Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Salemba Medika.