Anda di halaman 1dari 22

ITSK RS DR.

SOEPRAOEN

KEGAWATDARURATAN MATERNAL
NEONATAL

LETAK SUNGSANG
POKOK BAHASAN : Letak sungsang
SUB POKOK BAHASAN :

• Pengertian letak sungsang,


• Bentuk-bentuk letak sungsang,
• Etiologi letak sungsang
• ,Cara menegakkan diagnosa letak sungsang,
• Mekanisme persalinan letak sungsang,
• Asuhan kehamilan letak sungsang,
• Pendokumentasian asuhan kebidanan pada kehamilan letak
sungsang.
PENGERTIAN

Letak sungsang merupakan suatu letak


dimana bokong bayi merupakan
bagian rendah dengan atau tanpa kaki
(keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri.
BENTUK – BENTUK LETAK SUNGSANG
• Letak Bokong Murni
Next...........
• Teraba bokong
• Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi ..
• Kedua kaki bertindak sebagai spalk
• Letak Bokong Kaki Sempurna
• Teraba bokong
• Kedua kaki berada di samping bokong
• Letak Bokong Sempurna
• Teraba bokong
• disamping bokong teraba satu kaki
• Letak Kaki
• Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut
• Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ; letak bila lutut terendah.
• Prematuritas karena bentuk rahim relative
kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan
kepala anak relative besar,
• Hidramnion karena anak mudah bergerak,
• Plasenta previa karena menghalangi turunnya
ETIOLOGI kepala kedalam pintu atas panggul,
• Panggul sempit,
• Kelainan bentuk kepala: hydrocephalus,
anencephalus, karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSA

• PEMERIKSAAN ABDOMINAL
• DENYUT JANTUNG JANIN
(AUSKULTASI)
• PEMERIKSAAN VAGINAL
MEKANISME
PERSALINAN

1. Persetujuan tindakan medik


2. Persiapan Pasien :
a. Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan,
b. Mengosongkan kandung kemih,rektum serta
membersihkan daerah perenium dengan antiseptik.
MEKANISME
3. Peralatan : PERSALINANl
a. Perangkat untuk persalinan
b. Perangkat untuk resusitasi bayi
c. Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d. Anastesi lokal (Lidokain 2%)
e. Cunam piper, jika tidak ada sediakan cunam panjang
f. Semprit dan jarum no.23 (sekali pakai)
g. Alat-alat infush. Povidon Iodin 10%
i. Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
MEKANISME
PERSALINANl
4. Persiapan Penolong
a. Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca
mata pelindung
b. Cuci tangan hingga siku dengan di bawah air mengalir
c. Keringkan tangan dengan handuk DTT
d. Pakai sarung tangan DTT / steril
e. Memasang duk (kain penutup)
MEKANISME
PERSALINANl
5. Tindakan Pertolongan Partus Sungsang
a. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan,
selaput ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya
penyulit.
b. Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
c. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul,
lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah
tipis.
MEKANISME
6. 1) Cara Bracht PERSALINANl
a. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu
jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang
daerah panggul).
b. Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
c. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
d. Lakukan hiperlordosis janin pada saat anguluc skapula inferior tampak di
bawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin
didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya
badan bayi.
e. Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
f. Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat,
bersihkan jalan nafas bayi, tali pusat dipotong.
2) Cara Klasik (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal,2002)Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan
Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.

a. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong
dan kaki lahir.
b. Tali pusat dikendorkan.
c. Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas.
d. Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk melahirkan
bahu kiri bayi yang berada di belakang.
e. Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu untuk melahirkan
bahu kanan bayi yang berada di belakang.
f. Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar
dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi.
g. Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra
lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan
dengan cara yang sama.
3) Cara Muller Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika
dengan cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
a. Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan
cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu
depan.
b. Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk
melahirkan bahu dan lengan belakang.
c. Cara Lovset (Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang
kepala / nuchal arm).
d. Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua tangan.
e. Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah penunjuk jari
tangan yang muchal.
f. Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau ke kanan
beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara Klasik atau
Muller.
4) Ekstraksi Kaki
Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi.
Keadaan bayi / ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan.
a. Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong, pangkal paha
sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga
kaki bawah menjadi fleksi,tangan yang lain mendorong fundus ke bawah.
Setelah kaki fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan dituntun
keluar dari vagina sampai batas lutut.
b. Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari
diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di
depan betis, kaki ditarik turun ke bawah sampai pangkal paha lahir.
c. Pegangan dipindah ke pangkal paha sehingga mungkin dengan kedua ibu jari
di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.
d. Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter
depan lahir kemudian pangkal paha dengan pegangan yang
sama dievaluasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila
kedua trokhanter lahir berarti bokong telah lahir.
e. Sebealiknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu,
maka yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang dan
untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik
terus cunam ke bawah.
f. Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara Clasik , atau Muller
atau Lovset.
5) Teknik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan bila presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar
panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin lebih dari ibu
yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.Jari penunjuk penolong yang
searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan kedalam jalan lahir dan
diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha atau
krista iliaka dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga
tarikan ini, maka tangan penolong yang lain menekam pergelangan tadi
dan turut menarik curam ke bawah.Bila dengan tarikan ini trokhanter
depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telujuk penolong yang
lain mengkait lipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong
lahir.Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara Clasik , atau Muller atau
Lovset.Cara Melahirkan Kepala Bayi Cara Mauriceu (dilakukan bila bayi
dilahirkan secara manual aid bila dengan Bracht kepala belum lahir).
a. Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-
olah memegang kuda (Untuk penolong kidal meletakkan badan bayi
di atas tangan kanan).
b. Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
c. Tangan kanan memegang atau mencekam bahu tengkuk bayi.
d. Minta seorang asisten menekan fundus uteri.
e. Bersama dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri,
penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu
jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu atau
mulut.
6) Manajemen Kala III
a. Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila ada indikasi.
b. Luka episiotomi atau robekan perenium dijahit.
c. Beri Uterustonika atau medikamentosa yang diperlukan.
d. Awasi kala IV.
e. Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas.
f. Dokumentasi.
g. Cuci tangan pasca tindakan.
h. Periksa kembali tanda vital pasien, segera buat intruksi bila diperlukan.
i. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan dalam kolom yang tersedia.
j. Beri tahu pada pasien pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah
selesai dilakukan dan masih memerlukan perawatan.
k. Jelaskan pada petugas tentang perawatan, jadwal pengobatan dan
pemantauan sejak gejala-gejala yang harus diwaspadai.(Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002).
KONSEP ASKEB DAN
SOAP
VIDEO PERSALINAN
SUNGSANG

https://youtu.be/q8zWhdN8MW0?si=5gQo9wZP5Esv9_Or
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai